pengukuran.
A. FUNGSI PENGUKURAN
Secara sederhana sebenarnya kegiatan pengukuran yang kita lakukan itu
berfungsi sebagai alat komunikasi. Komunikasi disini bisa juga diartikan
secara luas, contohnya komunikasi antara penjual dengan pembeli.
Di
dalam
suatu
perusahaan
manufakture,pengukuran
sangatlah
penting, karena segala sesuatu yang menjadi parameter dari suatu produk
yang kita hasilkan tidak lepas dari angka angka yang hanya bisa di dapatkan
melalui proses pengukuran.
Pengukuran yang dilakukan dengan benar akan memberikan manfaat antara
lain sebagai berikut :
1. Membuat gambaran melalui karakteristik dari suatu object yang kita teliti.
2. Dalam industri dapat digunakan sebagai alat komunikasi dari mulai riset,
operator, pengujian sampai dengan jaminan mutu terhadap produk yang
dihasilkan.
3. Dapat digunakan sebagai dasar melakukan prediksi terhadap sesuatu
yang akan terjadi.
4. Sebagai pengendalian serta jaminan mutu.
B. KLASIFIKASI PENGUKURAN
Geometris obyek ukur mempunyai bentuk yang beracam-macam. Oleh
karena
itucara
mengukur
pun
bisa
bermacam-macam.
Agar
hasil
cara
pengukuran
yang
bisa
dilakukan
untuk
mengukur
1. Pengukuran langsung
Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari
alat ukur yang digunakan disebut dengan pengukuran langsung. Misalnya
mengukur diameter poros dengan jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran Tak Langsung
Bila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan satu alat ukur saja
dan tidak bisa dibaca langsung dari hasil pengukurannya, maka
pengukuran yang deikian ini disebut pengukuran tak langsung. Kadangkadang untuk mengukur satu benda ukur diperlukan dua atau tiga buah
alat ukur standar, alat ukur pembanding dan alat ukur pembantu.
Misalnya: Pengukuran ketirusan poros dengan menggunakan senter sinus
(sine center) yang harus dibantu dengan jam ukur(dial indikator) dan blok
ukur.
3. Pengukuran dengan Kaliber Batas
harus diketahui:
konsep dasar tentang besaran yang dilakukan
dalil fisika tentang besaran tersebut
spesifikasi peralatan yang harus digunakan pengukuran
proses pengukuran yang dilakukan
uruturut an langkah yang harus dilakukan
kualifikasi operator
kondisi lingkungan
Terminologi dan metodologi pengukuran yang standarkan meliputi
sbb:
a. Metode pengukuran fundamental
Pengukuran berdasarkan besaranbesaran dasar (panjang, massa, waktu
dsb)
yang dipakai untuk mendifinisikan besaran yang diukur. Misal pengukuran
gravitasi dengan cara bola jatuh, diukur massa benda yang jatuh, jarak yang
ditempuh dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Disini
nilai percepatan gravitasi langsung ditentukan dengan mengukur besaran
dasar massa, panjang dan waktu.
b. Metode pengukuran langsung
Metode pengukuran dimana nilai besaran langsung terbaca pada alat ukur
tanpa memerlukan pengukuran besaranbesaran lain yang mempunyai
hubungan fungsional dengan besaran yang diukur. Contoh:
pengukuran panjang dengan memakai mistar.
pengukuran massa dengan neraca sama lengan
c. Metode pengukuran tidak langsung
Pengukuran yang diukur ditentukan dengan jalan mengukur besaran lain
yang mempunyai hubungan funsional dengan besaran yang diukur, Contoh:
pengukuran tekanan dengan mengukur tingginya kolom cairan didalam
suatu tabung
pengukuran suhu dengan mengukur tahanan listrik kawat platina (
temometer tahanan platina).
d. Metode perbandingan
Membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang telah
diketahui nilainya. Contoh:
. mengukur tegangan dengan pontensio meter. Disini tegangan yang akan
diukur dibandingkan dengan tegangan sel standar
. mengukur tahanan listrik dengan jembatan Wheatstone.
e. Metode subtitusi
Metode pengukuran dimana besaran yang diukur diganti oleh besaran yang
sejenis yang nilainya telah diketahui dan dipilih sedemikian rupa sehingga
menimbulkan efek yang sama terhadap penunjukkan alat ukur.
f. Metode deferensial
Metode dimana besaran yang diukur dibandingkan dengan besaran yang
sejenis yang telah diketahui yang nilainya hanya berbeda sedikit dengan
yang
diukur adalah perbedaan itu. Contoh:
Pengukuran panjang dengan menggunakan komparator
Pengukuran distribusi suhu didalam ruangan yang suhunya hampir
seragam
dengan memakai termokopel differinsial.
g. Metode nol
Metode pengukuran dimana nilai besaran yang diukur ditentukan dengan
menyetimbangkan, mengatur satu atau lebih besaran yang telah diketahui
yang dengan besaran ini mempunyai hubungan tertentu dan dalam keadaan
setimbang diketahui bentuknya. Contoh:
pengukuran impendansi dengan memakai rangkaian jembatan impendansi
Pencatat.
Rantai Kalibrasi
kecil)
perbedaan
penunjuk
Pergeseran
(merasakan
perubahan
ukuran
benda
ukur)
Kestabilan nol (benda ukur dilepas penunjuk kembali
ke posisi nol)
6. Kesalahan Pengukuran
Syarat Pengukuran: Benda ukur, Alat Ukur, Orang yang mengukur
Penyebab pengukuran tidak teliti:
Alat Ukur
Benda Ukur
Posisi Pengukuran
Lingkungan
Pengukur
7. Sistem Kualitas
Ketelitian dimensional merupakan suatu hal yang sangat penting di
dalam suatu proses manufacturing. Penggunaan toleransi pada suatu
komponen
mesin
secara
sistematik
dapat
dibahas
dengan
memperhatikan, selain dari segi fungsional juga dari segi lain yang erat
hubungannya dengan proses dan biaya pembuatan.
Semakin kecil toleransi yang diberikan pada ukuran pada suatu
komponen mesin maka biaya pembuatannya akan semakin mahal.
Konfigurasi Permukaan
a. Permukaan dan profil
b. Parameter kekasaran permukaan
c. Pembahasan harga parameter kekasaran permukaan
d. Penulisan spesifikasi permukaan pada gambar teknik
e. Pengafilkasian benda kerja terhadap mobilisasi pekerjaan masyaraka
Pemilihan Suaian
a. Pemilihan basis suaian
b. Pemilihan kualitas suaian
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kalibrasi
Jenis Mikrometer
o
10.
Selang
1,001 1,009
1,010 1,490
0,50 24,50
25 - 100
1,0005
Kenaikan
Jumlah
0,001
0,010
0,50
25
-
Blok
9
49
49
4
1
Kelas 3 *
Pemerikasaan
Digunakan sebagai
Kualitas
dengan
Komparator,
Bagian Produksi
dibandingkan
blok ukur kelas
1
Komparator
Kelas 2
peka,
dibandingkan
blok ukur kelas
Kelas 1
0
Komparator
Kamar
peka,
Metrologi
Ukur
atau
Lab
dibandingkan
blok
Kelas 0**
ukur
kelas0
Komparator
peka,
dibandingkan
blok ukur kelas
Kelas 01***
01
Inferometer
Lab
Metrologi
(Nasional)
Industri
Standart kualifikasi dari mekanik itu sendiri yang lebih diutanmakan dari
pada hal yang harus dilakukan oleh sang pekerja kemudian yang lebih
penting lagi yaitu adalah cara dimana kita harus bisa mematenkan produk
terhadap benda kerja yang akan kita buat nantinya ,
Blok ukur berbentuk persegi panjang, bulat atau persegi empat,
mempunyai dua sisi sejajar dengan ukuran yang tepat. Dibuat dari baja
perkakas, baja khrom, baja tahan karat, khrom karbida atau karbida
tungsten.
Digunakan sebagai pembanding pengukur yang teliti untuk meng
ukur perkakas, pengukur, die dan sebagai standar laboratorium induk
untuk mengukur ukuran selama produksi. Ketelitian berlaku hanya pada
suhu 20 oC.
Contoh ukuran dari set blok ukur karbida yang terdiri dari 88 buah, sbb:
3 blok : 0,5; 1,0; 1,0005 mm.
9 blok dg imbuhan sebesar 0,001 mm mulai dari 1,001-1,009.
49 blok dg imbuhan sebesar 0,01 mm mulai dari 1,01 hingga 1,49 mm
17 blok dg imbuhan sebesar 0,5 mm mulai dari 1,5 hingga 9,5 mm
10 blok dengan imbuhan sebesar 10 mm mulai dari 10 hingga 100
mm.
Blok ukur dengan ukuran lebih panjang (lebih dari 250 mm)
14. Pupitas
15. Komparator
hasil ukur alat uji akan menentukan klasifikasi dari alat uji.
Mampu Telusur: Semua peralatan ukur dan uji yan mempengaruhi
ketelitian atau keabsahan pengujian harus dikalibrasi dan/atau
dilakukan verifikasi dan keabsahan peralatan harus didesain dan
dilaksanakan sebagai mana mestinya sehingga menjamin pengukuran
yang dilakukan oleh laboratorium kalibrasi yang dapat ditelusuri ke
standar nasional. Atau mengikuti progran uji banding antara
laboratorium atau program uji profesiensi yang sesuai. Standar
pembanding pengukuran yang memiliki laboratorium harus dipakai
untuk kalibrasi saja, kecuali jika dapat dibuktikan bahwa standar
pembanding pengukuran wajib dikalibrasi ulang dan dilakukan oleh
instansi yang berwewenang.
Klasifikasi Alat Ukur dan Pengukuran
Ada banyak macam alat-alat ukur dan pengukuran dalam dunia teknik, untuk itu ada beberapa
klasifikasi dari alat ukur dan pengukuran yang memudahkan untuk pengelompokan alat-alat ukur
tersebut. Menurut Wibowo. W (2012) alat ukur bisa dibedakan menjadi 3 yaitu berdasarkan sifat
aslinya, berdasarkan turunannya dan berdasarkan prinsip kerjanya. Berikut adalah klasifikasi
alat-alat ukur tersebut
Klasifikasi Alat Ukur Berdasarkan Sifat Aslinya
1. Alat Ukur Langsung
Alat ukur langsung adalah alat ukur yang sudah dilengkapi dengan skala yang dapat
dibaca secara langsung sehingga apabila mengukur menggunakan alat ukur langsung ini data
hasil pengukuran bisa langsung diperoleh. Contoh dari alat ukur langsung ini adalah mistar,
jangka sorong, mikrometer dan lain-lain.
2. Alat Ukur Pembanding
Menurut Wibowo. W (2012) alat ukur yang berfungsi untuk mengukur beda ukuran
suatu produk dengan ukuran dasar produk yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan blok
ukur. Contoh dari alat ukur pembanding ini adalah dia indikator
Ada banyak sekali macam-macam alat ukur dan pengukuran, namun kesemuanya alat ukur
tersebut memiliki beberapa sifat umum yang sama. Selain itu dalam pengukuran juga terdapat
beberapa sifat-sifat.
2.3.1 Sifat Umum Alat Ukur
1. Kalibrasi
Adalah kemampuan alat ukur tersebut untuk di kalibrasi atau disetel ulang.
2. Ketelitian
Menurut Santoso H. A (2013) Penyimpangan dari harga yang diamati, dibandingkan dengan
harga sebenarnya.
3. Kesetabilan
Adalah kemampuan alat ukur untuk kembali ke titik nol
4. Presisi
Adalah Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil pengukuran yang sama pada pengukuran
berulang yang singkat.
5. Kemampuan Baca
Adalah kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil pengukuran oleh penunjuk.
2.3.2 Sifat Umum Pengukuran
1. Ketelitian (Accuracy)
Adalah kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil pengukuran yang mendekati ukuran
sebenarnya.
2. Ketepatan (Precision)
Kemampuan alat ukur untuk menunjukkan hasil yang sama pada pengulangan pengukuran
berkali-kali.
3. Kecermatan (Resolution)
Yaitu skala terkecil yang mampu ditunjukkan oleh sebuah alat ukur.
Kesalahan dalam Pengukuran
Banyak sekali kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam melakukan sebuah pengukuran,
baik kesalahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor manusia ataupun faktor dari alat
ukur tersebut. Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi saat melakukan pengukuran.
Kesalahan Akibat Faktor Lingkungan
MESIN BUBUT
OLEH
KELOPOK 1
NAMA : M.NUR SYAH PUTRA(1407230248)