A. TINJAUAN TEORITIS
1. Konsep Dasar Persepsi Sensori : Halusinasi
a. Pengertian
Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan
serta pemberdayaan melalui proses mengamati, mengetahuai dan
megartikan panca indranya mendapat rangsangan ( Maramis, 2004,
hal,. 119). Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanay rangsang
apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan
sadar/ bagun, dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun
histerik (Maramis, 2004, hal. 199).
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaftif individu yang
berada dalam rentang respon neurobiology (Stuart & Laraia, 2001).
Sedangkan menurut Kaplan dan Sadock (1998, hal, 267) halusinasi
adalah penginderaan tanpa sumber rangsang eksternal, hal ini
dibedakan dari distosi atau ilusi yang merupakan tanggapan salah dari
rangsangan yang nyata ada. Pasien merasakan halusinasi sebagai
sesuatu yang amat nyata, paling tidak untuk suatu saat tertentu.
Rentan respon perilaku klien diidentifikasikan sepanjnag rentang
respon klien masih adaftif atau maladaftif.
Respon Adaftif
- Pikiran logis
Respon maladaftif
- Distor pikiran
- Gangguan
pkiran/delusi
- Persepsi akurat
- Ilusi
- Halusinasi
- Emosi konsisten
- Reaksi emosional
- Sulit berespon
dgn pengalaman
yang berlebihan
emosi
kurang
- Perilaku sesuai
- Perilaku aneh
- Perilaku
Disorganisasi
- Berhubungan
- Menarik diri
- Isolasi sosial
Social
(Stuart and Sundden, 1998, hal. 302)
Halusinasi dapat dikalifikasikan menjadi sepuluh yaitu (Maramis,
2004, hal. 119)
1). Halusinasi pengelihatan (visual, optic) : stimulus visual dalam
bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartoon,
bayangan
yang
rumit
atau
kompleks.
Bayangan
bias
membiarkan
halusinasinya
menguasai
dirinya.
Isi
peran
yang
bertentangan
dapat
menimbulkan
marah,
ekspresi
wajah
tegang,
Therapi somatik
Pengobatan skizofrenia ditujukan kepada gejala-gejala
yang menonjol. Apabila gejala yang menonjol seperti
gadih, gelisah, agresif, halusinasi, sulit tidur diberikan
antipsikosis dosis efektif seperti chlorpromazine 100 mg
dalam bentuk oal/injeksi sesuai dengan keadaan klien.
Dosis diberikan 100-100 mg/hari dapat dinaikkan sesuai
kebutuhan pada penderita skizofrenia dengan halusinasi
menonjol, tidak ada gangguan tidur dan tidak begitu gaduh
diberikan
trifluoroperazines
sehari)/Haloperidol
2 mg
mg
(1-2
kali
sehari.
kali
Penderita
Terapi modalitas
a)
Therapi aktivitas
(1) Therapi musik
Fokus pada: mendengar, memainkan alat musik,
bernyanyi yaitu menikmati dengan relaksasi jenis
musik yang disukai klien.
(2) Therapi seni
Fokus pada: untuk mengekspresikan perasaan
melalui berbagai pekerjaan seni.
(3) Therapi menari
Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan
tubuh.
(4) Therapi relaksasi
Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok
Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptive/
deskriptif
dan
meningkatkan
partisipasi
Therapi sosial
Klien belajar bersosialisasi dengan klien lain.
serta
c)
Therapi kelompok
(1)
(2)
Therapi lingkungan
Suasana rumah sakit dibuat seperti suasana di dalam
keluarga (home-like atmosphere), (Kasiyo,K.W, 1998,
hal 302).
Pengkajian
Pengkajian merupakanlangkah awal dari proses keperawatan klien
dengan perubahan persepsi sensori: halusinasi dengar dengan data
yang didapatkan diantaranya: bicara, senyum, tertawa sendiri,
mendengar suara-suara yang tidak jelas, merusak diri, orang lain, tidak
dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata, sulit membuat
keputusan, menyalahkan diri sendiri dan orang lain dan tidak mampu
melakukan asuhan sendiri
Pohon masalah
Akibat
Core Problem
Penyebab
b.
Perencanaan
Dalam menyusun rencana keperawatan terlebih dahulu dirumuskan
prioritas diagnosa keperawatan (Keliat, 1998). Prioritas diagnosa
keperawatan dapat ditentukan berdasarkan masalah utama. Hal
tersebut tidak terlepas dari keadaan dan kondisi klien saat menyusun
rencana keperawatan.
Adapun prioritas diagnosa keperawatan adalah:
1)
Risiko
mencederai
perilaku
(verbal
dan
non
verbal)
yang
(1) Bantu klien untuk pastikan bahwa klien minum obat sesuai
dengan program dokter.
Rasional: memastikan bahwa klien minum obat secara teratur.
2) Perubahan persepsi sensori: halusinasi dengar berhubungan dengan
menarik diri.
Tujuan jangka panjang: klien dapat berhubungan dengan orang lain
sehingga dapat mengendalikan halusinasinya.
Tujuan jangka pendek:
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Rencana perawatan
(1) Bina hubungan saling percaya
Rasional:
Kejujuran,
kesediaan,
dan
penerimaan
meningkatkan
pengetahuan
klien
tentang
untuk
mengidentifikasi
hambatan
yang
dirasakan klien.
3) Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan jangka panjang: klien dapat berhubungan dengan orang lain
secara bertahap.
muncul,
klien
dapat
mengenal
dan
mengontrol
b. Analisa Data
TABEL 2.1
ANALISA DATA KEPERAWATAN PADA KLIEN MG
DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DENGAR
DIRUANG ARIMBI BPJ RSJ PROPINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI 2008
NO
1
1.
Data Subyektif
2
Klien masuk
Data Obyektif
Kesimpulan
3
4
rumah Klien tampak glisah dan Resiko mencererai
dan
memukul
diri
tenang
sendiri
dan
dan
kasur
duduk kembali.
berdiri
kadang-kadang
Klien
mengatakan
mendengar
suara
suara
itu
mengatakan kerjaanmu
ngamuk saja
itu saat klien sedang
bengong sendiri dan saat
sedang
sehingga
tertidur
klien
sering
mengatakan
frekuensi
munculnya
bila
suara
merasa
sensori : halusinasi
tenang
Klien
tampak
sering dengar
menyendiri
Klien tampak bengong
ditempat tidurnya
klien
sebentar
mendengar
tersebut
klien
glisah
dan
langsung
3
menutup
telinganya
Klien mengatakan malu
terhadap dirinya sendiri
karena
penyakit
yang
Gangguan konsep :
harga
Klien tampak menyendiri diri
rendah
di ruanagan
diri
orang-orang
dirumahnyan
karena
klien
merasa
dirinya
tidak
berguna,
klien
mengatakan jarang di
4
Kesusakan interaksi
darai perawat
Kadang-kadang
Tatapan
mata
klien
kosong
Klien tampak berdiam
diri
dan
tidur-tiduran
diruangan
1
Klien
mengatakan
Klien
sudah
4
pernah Peatalaksanaan
sakait jiwa
mengatakan
tidak
efektif
di
tidak
ada
yang
memperhataikana klien
dirumah
karena
obatan
yang
dimiliki
klien
ada
mengetahuai
ketika
perawat
oleh
di rumah
Keluarga
kurang
ditanya
mengatakan
bengong
memperhatikan
mengatakan
dirawat
dirumahnya
c. Rumusan Masalah
1) Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain
2) Perubahan persepsi sensori : halusinasi dengar
3) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
4) Kerusakan interaksi social : menarik diri
5) Penatalaksanaan regiemen terapiutik tidak efektif di rumah
6) Kurang pengetahuan keluarga
d. Pohon Masalah
Akibat
Core
Problem
Etiologi
Risiko
Kekmabuhan
Koping individu tidak efektif
Penatalaksanaan
reigemen terapiutuk
tidak efektif di
rumah
Faktor Presposisi
Faktor Presipitasi
- Pengawasan keluarga
- Klien dirumah
sempat putus
Kurang
Pengetahuan
minim obat
Keluarga
ngaben
- Keluarga mengajak klien
pulang untuk dirawat
di rumahnya
e. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan
halusinasi dengar ditandai dengan klien masuk rumah sakit dengan
keluhan mengamuk-ngamuk dan sempat memukul ayahnya serta
membakar kasur, klien tampak gelisah dan tenang, saat diajak bicara klien
kadang-kadang berdiri dan kadang-kadang duduk kembali, nada bicara
klien lambat, tatapan mata kosong, klien mengatakan mendengar suara
ayahnya yang memarahi dirinya, klien mengatakan suara itu terdengar saat
klien sedang bengong sendiri dan saat klien sedang tertidur sehingga klien
sering terbangun dari tidurnya, klien mengatakan frekuensi munculnya
suara itu tidak tertentu, suara yang didengarnya berlangsung sebentar dan
bila mandengar suara tersebut klien merasa gelisah dan pikirannya kacau,
klien tampak sering menyendiri, klien tamapak bengong di temapt
tidurnya, klien tampak cemas.
2) Perubahan persepsi sensori, halusinasi dengan berhubungan dengan
menarik diri ditandai dengan klien mengatakan mendengar suara ayahnya
yang memarahi dirinya, suara itu berkata kerjaanmu mengamuk saja ,
klien mengatakan suara itu terdengar saat klien sedang berbengong sendiri
dan
dideritanya, klien malu dan takut bertemu dengan orang lain dirumahnya
karena merasa dirinya tiak berguna, klien mengtakan jarang dijenguk oleh
keluarga, klien tamapak bengong, klien tampak duduk termenung dengan
tatapan mata yang kosong, klien mengatakan kalau punya masalah tidak
pernah menceritakannya dengan orang lain, klien lebih suka memendam
masalahnya sendiri, tetapi masalah tersebut tidak bias dipecahkan
sehingga membuat klien stress dan bingung, klien tampak bengong, klien
tamapak menyendiri diruangan.
5) Risiko kekembuhan berhubungan dengan penatalaksanaan regiemen
therapiutik tidak efektif di rumah ditandai dengan klien di rumahnya
sempat putus obat karena klien malas minum obat, keluarga mengatakan
klien di rawat diRSJ sudah 3 kali, klien dirawat di RSJ sejak 2007, ada
riwayat kambuh berulang, klien mengatakan sewaktu di rumah sempat
putus obat karena klien malas minum obat, keluarga tidak ada yang
memperhatikan klien saat dirumah karena kesibukan yaitu upacara
ngaben, klien sidah pernah dirawat tiga kali di rumah sakait jiwa, kurang
perhatian dari keluarga tentang obat-obatan yang dimiliki klien.
6) Penatalaksanaan regimen therapiutik tidak efektif berhubungan dengan
kurang pengetahuan dari keluarga ditandai dengan klien mangatakan
sewaktu dirumah sempat putus obat karena klien malas minum obat,
keluarga tidak ada yang memperhatikan klien saat dirumah karena
kesibukan yaitu upacara ngaben, klien sidah pernah dirawat tiga kali di
rumah sakait jiwa, kurang perhatian dari keluarga tentang obat-obatan
yang dimiliki klien, keluarga mengatakan tidak mengetahuai pengertian,
tanda gejala dan cara perawatan klien di rumah, keluarga mengatakan
kurang memperhatikan fungsi dan manfaat obat bagi klien, keluarga
mengajak klien pulang untuk dirawat dirumahnya, saat kunjungan rumah,
keluarga tampak terdiam ketika ditanya oleh perawat, kluarga klien
tampak bengong.
2. Perencanaan
kekembuhan
berhubungan
dengan
penatalaksanaan
Keterangan :
=
laki-laki
perempuan
klien
Meninggal
TABEL 2.2
RENCANA KEPERAWATAN KLIEN MG
DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DENGAR
DI RUANG ARIMBING BPK PROPINSI BALI
TANGGAL 23 JUNI 2008
NO
1
1.
Hari
Tanggal
Jam
2
Senin
23 Juni
2008
Pk.
09.00
Wita
Diagnosa
Keperawatn
3
Risiko
cedera diri
sendiri dan
orang lain
berhubunga
n
dengan
halusinasi
dengar
Tujuan
Perencanaan
Kriteria Evaluasi
4
Tujuan
jangka
panjang : tidak
ada tindakan yang
mencederai diri
sendiri, orang lain
dan lingkungan.
Tujuan
jangka
pendek :
1.Klien dapat
membina
hubungan saling
percaya
5
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama empat kali
pertemuan
masingmasing 15 dalam 4 x 24
jam diharapkan klien :
1.1.Klien
dapat 1.1.1
membina
hubungan saling
percaya
dengan
perawat
dengan
criteria klien mau
membalas salam 1.1.2
perawat,
mau
berjabat
tangan
dan
mau 1.1.3
menyebutkan
nama.
Tindakan Keperawatn
Rasional
Bina
hubungan
saling
percaya : salam terapiutik,
perkenalan diri, jelaskan
tujuan, ciptakan lingkungan
yang tenang, buat kontak
yang jelas,tepat waktu
Dorong dan beri kesempatan
klien untuk mengungkapkan
perasaannya
Dengarkan ungkapan klien
dengan empaty
4
2. Klien dapat
mengenal
halusinasi
3. Klien dapat
mengontrol
halusinasinya
6
7
2.1Klien
dapat 2.1.1. Adakan kontrak sering dan Mengurangi
waktu
membedakan
hal
singkat secara bertahap
kosong
bagi
klien
nyata dan tidak nyata
sehingga
dapat
mengurangi
frekuensi
halusinasi.
2.1.2. Observasi tingkah laku verbal Halusinasi harus dikenal
dan
non
verbal
yang terlebih
dahulu oleh
berhubungan
dengan perawat.
halusinasi denagn :
Tertawa sendiri
Bicara sendiri
orientasi
2.1.3. Terima halisinasi sebagai hal Menigkatkan
yang nyata bagi klien tetapi realita klien dengan rasa
2.2Klien
dapat
percaya klien.
tidak bagi perawat
menyebutkan
isi, 2.2.1.
Bersama
klien Peran serta aktif klien
frekuensi dan waktu
menentukan
mengidentifikasi situasi yang sangat
timbulnya halisinasi
tindakan
menimbulkan
dan
tidak efektifitas
keperawatn
yang
menimbulkan halusinasi :
sifat, isi, waktu dan frekuensi dilakukan.
halusinasi.
2.2.2. Dorong lkien mengungkapkan Upaya untuk memeutus
perlu
perasaanya ketika sedang halusinasi
dilakukan
oleh
klien
berhalusinasi.
sendiri agar halusinasinya
tidak berlanjut
3.1Klien
dapat 3.1.1. Identifikasi bersama klien
Tindakan yang biasanaya
menyebutkan
dilakukan
klien
tindakan apa yang dilakukan
tindakan yang
merupakan upaya
bila sedang berhalusinasi
5
dilakukan bila
sedang berhalusinasi
7
mengatasi halusinasi
4.1Klien meminum
obat secara teratur
sesuai aturan minum
obat
5. Klien dapat
dukungan
keluarga dalam
mengontrol
halusinasinya
5.1Klien dapat
dukungan keluarga
dalam mengontrol
halusinasi setelah di
rumah
1
2.
2
Senin 23
Juni
2008 Pk.
09.00
Wita
3
Perubahan
persepsi
sensori :
halusinasi
dengar
berhubunga
n dengan
menarik diri
4
Tujuan jangka
panjang klien
dapat
berhubungan
dengan orang lain
sehingga
halusinasi dapat
dicegah.
Tujuan jangka
pendek :
1. Klien dapat
membina
hubungan
saling percaya
5
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama empat kali
pertemuan masingmasing 15 menit dalam
4 x 24 jam diharapkan
klien dapat :
2. Klien dapat
menyebutkan
penyebab
menarik diri
7
6
2.1.2. Beri kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan
perasaan penyebab menarik
diri
2.1.3. Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan perasaanya
3. Klien dapat
mengetahuai
keuntungan
berhubungan
dengan orang
Meningkatkan
pengetahuan klien
tentang perlunya
berhubungan dengan
orang lain
Untuk mengetahuai
tingkat pemahaman klien
terhadap informasi yang
telah diberikan
4
4. Klien dapat
berhubungan
dengan orang
lain secara
bertahap
5. Klien dapat
dukungan
keluarga dalam
hubungan
dengan orang
lain
5
4.1 Klien dapat
menyebutkan cara
berhubungan
dengan orang lain
misalnya :
membalas sapaan
perawat, menatap
mata, mau
berinteraksi
5.1 Kluarga
mengunjungi klien
kerumah sakit
setiap minggu
ecara bergantian
6
4.1.1. Dorong dan Bantu klien untuk
berhubungan dengan orang
lain secara bertahap
7
Klien mungkin dapat
memahami perasaan tidak
nyaman, malau dalam
berhubungan sehingga
perlu dilatih secara
bertahap dalam
berhubungan dengan
orang lain.
Untuk mengetahuai
sejauh mana hubungan
interpersonal klien
dengan keluarga.
Membantu klien untuk
meningkatkan hubungan
interpersonal dengan
keluarga
Klien menarik diri
membutuhkan perhatian
yang khusus
3.
Senin 23
Juni
2008 Pk.
09.00
Wita
Kerusakan
interksi
social :
menarik diri
berhubunga
n dengan
harga diri
rendah
Tujuan jangka
panjang : klien
dapat
berhubungan
dengan orang
lain.
Tujuan jangka
pendek :
1. Klien dapat
membina
saling percaya.
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama empat kali
pertemuan masingmasing 15 menit dalam
4 x 24 jam diharapkan
klien dapat :
1.1 Klien dapat
membina
hubungan salaing
percaya dengan
perawat dengan
kriteria klien mau
membalas salam
perawat, mau
Keterlibatan keluarha
sangat membantu klien
dalam mengembangkan
interksi dengan
lingkungannya.
Meningkatkan rasa
percaya klien pada
keluarga dan merasa
diperhatikan.
2. Klien dapat
mengidentifika
si kemampaun
dan aspek
positif
kemampuan
dan aspek
menjabat tangan
5
dan mau
menyebutkan
nama.
2.1 Klien dapat
menyebutkan
kemampuan yang
dimiliki di RS
3. Klien dapat
menilaia
kemampuan
yang
digunakan
4. Klien dapat
menetapkan
dan
merencanakan
kegiatan sesuai
dengan
kemampuan
yang dimiliki
Membangkitkan rasa
percaya diri klien
4
5. Klien dapat
melakuakan
kegiatan sesuai
kondisi sakit
dan
kemapuanya
Senin 23
Juni
2008 Pk.
09.00
Wita
Gangguan
konsep diri :
harga diri
rendah
berhubunga
n dengan
koping
individu
tidak efektif
Tujuan jangka
panjang : koping
individu menjadi
efektif
Tujuan jangka
pendek :
1. Klien dapat
membina
5
5.1 Klien mampu
menlakuakan
beberapa kegiatan
secara mandiri
6
5.1.1. Beri kesempatan kepada klien
untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan
5.1.2. Beri pujian atas keberhasialan
klien
7
Klien dapat menunjukkan
kemampuan yang
dimiliki
Mengkatkan harga riri
klien
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama empat kali
pertemuan masingmasing 15 menit dalam
4 x 24 jam diharapkan
klien dapat :
1.1 Klien dapat
membina
hubungan salaing
2. Klien
mendapat
dukungan dari
keluarga
5
Senin 23
Juni
2008 Pk.
09.00
Wita
Penatalaksa
naan
terapiutik
tidak efektif
dirumah
berhubunga
n dengan
kurang
pengetahuan
keluarga
Tujuan jangka
panjang
penatalaksanaan
rigimen terapiutik
efektif dirumah.
Tujuan jangka
pendek :
1. Kelurga dapat
mengerti
pengertian,
tanda dan
gejala dari
percaya dengan
5
Perawat dengan
kriteria klien mau
membalas salam
perawat, mau
menjabat tangan
dan mampu
menyebutkan
nama.
2.1 Klien mau
menceritakan
perasaanya
kepercayaan hubungan
7
antara klien dan prewat
Menumbuhkan rasa
kekelurgaan kepada klien.
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama empat kali
pertemuan masingmasing 15 menit dalam
4 x 24 jam diharapkan
klien dapat :
1.1 Kelurga dapat
menyebutkan
pengertian
pengertian, tanda
dan gejala dari
Untuk mengetahuai
pengetahuan keluarga
tentang halusinasi
halusinasi
4
2. Keluarga
memperhatuka
n pengobatan
klien
halusinasi
5
3. Keluarga bias
3.1 Keluarga dapat
melakuakan
merawat klien
perawatan pada
dengan baik
klien dengan
halusinsai
6
1.1.2. Beri penjelasan kepada
keluarga tentang pengertian,
dan tanda gejala halusinasi
7
Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan keluarga
tentang halisinasi
Motovasai kepada
keluarga untuk
mendukung pengobatan
klien
Menambah pengetahuan
keluarga dalam hal
perawatan kalien
halisinasi.