Anda di halaman 1dari 3

GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.

id

RELATIONSHIP BETWEEN INTENSITY


WATCHING ROMANTIC DRAMA MOVIES
WITH PRE-MARTIAL SEX TRENDS IN
ADOLESCENT
Ardhi Pratama Putra (10507023)
AbstractRELATIONSHIP BETWEEN INTENSITY
WATCHING ROMANTIC DRAMA MOVIES WITH
PRE-MARTIAL SEX TRENDS IN ADOLESCENT Ardhi
Pratama Putra Undergraduate Program, 2011 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Key
Words: Watching the intensity, Trends in premarital sex,
Teens ABSTRACT : Mass media have a positive or negative
influence that may affect the behavior of adolescents. One
of the negative influence of mass media on adolescent premarital sex is a tendency in teenagers. Several theories explaining the relationship between the intensity of romantic
drama movies with premarital sex trend which means that
ideally if the intensity of the high romantic drama movie is
also a high tendency of premarital sex, and yet in reality not
everyone watching the film with the intensity of the high romantic drama has a tendency sex the higher the prenuptial.
This study aims to test empirically the relationship is there
between the intensity of romantic drama movies with adolescent premarital sexual tendencies. The population in this
study is that a student late adolescent psychology degree beginning of the semester in Gunadarma University, Depok.
Selected sample is late teens who have an age range of 18
to 21 years who loves romantic drama film and television
more than 4 hours in a day as many as 60 people. The purposive sampling using sampling techniques. Validity test is
done by calculating the correlation between scores on each
item with total score of the item using engineering formulas korela the Pearson Product Moment. In the reliability
testing using Cronbach Alpha technique. Methods of data
analysis was done by using one-tailed Pearson Bivariate correlation. From the results of data analysis known tendency
of premarital sex and the intensity of romantic drama movie
on the test for correlation of 0.658 with a significant level
of 0.000 (p 0.0 /), is thus seen a very significant positive
relationship between the intensity of watching a romantic
drama with a tendency premarital sex among adolescents.
Penamaan File: 10507023

I. Chapter 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak unsur seni. Beragam seni dan budaya terdapat di Indonesia. Salah satunya seni perfilman. Film adalah gambar
hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya. Jenis film sangatlah beragam, masing masing jenis
film memiliki komposisi yang berbeda dilihat dari bermacam segi. Kalau dilihat dari isinya film dibedakan menjadi jenis film fiksi dan non fiksi. Sebagai contoh, untuk film non fiksi adalah film dokumenter yang menjelaskan tentang dokumentasi sebuah kejadian alam, flora,

fauna maupun manusia, sedangkan untuk kelompok fiksi,


dalam dunia perfilman kita mengenal jenis - jenis film yang
berupa drama, action, science fiction, horror dan Film
Musikal. Film saat ini identik dengan kalangan remaja,
karena rata-rata remaja gemar menonton film, ditambah
lagi sekarang ini mulai muncul film-film yang berhubungan dengan kehidupan remaja zaman sekarang. Film dapat mempengaruhi perilaku dalam kehidupan remaja ditinjau dari intensitas menonton film tersebut. Merujuk
pada penelitian Sulistyadewi (1995), intensitas menonton
didefinisikan sebagai Derajat prilaku menonton yang dilakukan dalam menonton acara yang sedang ditayangkan
di televisi. Intesitas menonton dapat dihitung menggunakan parameter-parameter baku seperti frekuensi, durasi,
dan tingkat atensi pemirsa. Dampak televisi berbanding
lurus dengan jumlah waktu dan terpaan yang diterima
pemirsa, artinya semakin banyak mereka menonton televisi, semakin besar pengaruh yang diperoleh pemirsa lewat
televisi. Film drama romantis, salah satu film yang digemari oleh kalangan remaja saat ini dikarenakan isi dari film
tersebut. Film drama romantis merupakan film 1
2 drama yang berhubungan dengan percintaan. Kata
drama itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti
to do atau to act (berbuat). Kata.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
II. Chapter 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menonton Film 1.
Pengertian Menonton Televisi Tindakan menonton televisi
adalah sesuatu yang menarik yang tidak lepas dari dorongan emosional perasaan dari masing-masing individu untuk menikmati apa yang ditayangkan oleh televisi, atau
dengan kata lain tindakan menonton televisi adalah kesadaran seseorang terhadap sesuatu yang berhubungan
dengan dorongan yang ada dalam diri individu sehingga
seseorang memusatkan perhatiannya terhadap acara yang
ditayangkan televisi dengan senang hati serta dengan
perasaan puas sehingga pemirsa dapat menikmati apa
yang ditayangkan oleh televisi tersebut Menonton berarti
aktivitas melihat sesuatu dengan tingkat perhatian tertentu (Danim, 1995). Menonton televisi, sebagaimana halnya aktivitas konsumsi yang lain, adalah sebuah proses
aktif, baik antar partisipan maupun antara partisipan dan
televisi, yang di dalamnya audiens tidak sekedar mengambil peran sebagai pihak yang secara aktif memilih aneka

GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY : http://library.gunadarma.ac.id

material media yang tersedia bagi mereka, melainkan juga


aktif memakai, menafsir, serta mengawasi (decoding) materialmaterial yang dikonsumsinya (Morley,1995). Artinya
, menonton televisi bukanlah sekedar aktivitas menyorotkan mata kearah layar kaca, melainkan bersifat multi
faset dan kaya dimensi. Jadi tindakan menonton televisi
merupakan tindakan menikmati tayangan yang ada di televisi dengan cara memusatkan perhatiannya terhadap acara
yang ditayangkan di televisi. 2. Teori Menonton Film
a.Teori kultivasi Teori tentang menonton film ini dimasukan kedalam teori kultivasi. Teori kultivasi pertama kali
diperkenalkan oleh Gerbner (1976). Ia menguraikan sebuah 5
6 proses dimana isi media mempengaruhi informasi,
keyakinan, sikap, dan nilai para penonton, dan selanjutnya dapat mempengaruhi perilaku penonton. Ia menemukan bahwa kekerasan yang digambarkan di televisi
membentuk harapan penonton, antara lain persepsi atas
frekuensi keterlibatan dengan kekerasan, ketakutan untuk berjalan sendirian pada malam hari, persepsi atas
kegiatan polisi, dan ketidakpercayaan pada orang-orang
secara umum. Teori kultivasi menganggap bahwa televisi
tidak hanya disebut sebagai jendela atau refleksi kejadian
sehari-hari di sekitar kita, tetapi dunia itu sendiri. (McQual Windahl dalam Shrum,.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
III. Chapter 3
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi
Variabel-variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan dianalisis, yaitu : 1. Variabel Terikat : Kecenderungan seks pranikah 2. Variabel Bebas : Intensitas menonton film drama romantis ditelevisi B. Definisi Operasional Penelitian Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Kecenderungan seks pranikah Merupakan suatu perilaku yang
menuju pada hubungan seksual yang dilakukan antara
pria dan wanita di luar ikatan pernikahan. Perilaku seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan
tanpa melalui proses pernikahan yang Kecenderungan
resmi seks menurut pranikah hukum diukur maupun dengan menurut menggunakan agama. skala kecenderungan
seksual yang disusun berdasarkan dimensi seks pranikah
menurut Walker (1996) yaitu sentuhan, ciuman, bercumbu
dan hubungan seksual/sexual intercourse. Semakin tinggi
skor semakin tinggi pula kecenderungan seks pranikah. 2.
Intensitas menonton televisi Intensitas merupakan suatu
tingkatan kekuatan suatu pendapat atau sikap yang dapat
diukur. Merujuk pula pada penelitian Sulistyadewi (1995)
yang menyatakan bahwa intensitas menonton dapat diukur
menggunakan parameterparameter baku seperti frekuensi,
durasi dan atensi pemirsa. Langkah ini juga termasuk
serangkaian pernyataan skala Likert yang dirancang untuk menunjukan seberapa lama para penonton menonton
televisi dan sejauh mana kegiatan menonton telah diintegrasikan ke dalam kegiatan sehari-hari. 28
29 C. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam

penelitian ini adalah remaja akhir yang berstatus mahasiswa fakultas psikologi tingkat awal semester 1 di Universitas Gunadarma yang menyukai film drama romantis
dan menonton televisi lebih dari 4 jam dalam sehari, dimana responden memiliki rentang usia antara 18 sampai
21 tahun sehingga peneliti bisa mendapatkan jumlah responden yang lebih banyak pada rentang usia tersebut.
Menurut Monks, Knoers Haditono (2002), rentang usia remaja akhir antara 18 sampai 21 tahun. Teknik yang digunakan dalam penelitian untuk pengambilan sampel adalah
teknik.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)
IV. Chapter 4
BAB IV PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN HASIL
PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Dalam penelitian ini, persiapan yang dilakukan peneliti adalah mencari sampel yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian ini serta mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan. Adapun persiapan alat ukur tersebut yaitu
penyusunan skala intensitas menonton film drama romantis dan skala kecenderungan seks pranikah yang dikembangkan berdasarkan dimensi-dimensi masing-masing variabel, yaitu dimensi intensitas menonton dan dimensi kecenderungan seks pranikah. Pada skala intensitas menonton film drama romantis peneliti menggunakan 16 item
yang terdiri dari 8 item favorable dan 8 item unfavorable, sementara untuk skala kecenderungan seks pranikah
peneliti menggunakan 34 item yang terdiri dari 21 item
favorable dan 13 item unfavorable. B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, dimana data yang diperoleh dan digunakan didapat
melalui satu kali try out. Proses pengambilan data dilakukan dengan mendatangi mahasiswa fakultas psikologi
semester satu yang berada di Universitas Gunadarma pada
tanggal 4 - 6 Oktober 2011. Waktu yang digunakan untuk
pengambilan data berbeda tiap harinya, tergantung dengan situasi dan kondisi pada saat itu. Dalam penelitian ini
peneliti menyebar sebanyak 130 angket kepada 130 responden, dimana masing-masing responden mendapatkan satu
angket yang didalamnya terdapat dua skala yang berbeda
yaitu satu skala intensitas menonton film drama romantis dan satu skala kecenderungan seks pranikah. Semua
angket yang disebarkan terkumpul kembali dengan jumlah yang sama yaitu 130 angket, sehingga peneliti memiliki 130 angket yang selanjutnya akan dipilah subjek yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti mendapatkan 60
subjek dari 130 subjek 34
35 yang mempunyai tingkat keseringan menonton televisi lebih dari 4 jam dalam sehari dan juga suka menonton film drama romantis, dimana 60 subjek tersebut sesuai
dengan tujuan penelitian yang selanjutnya akan dianalisa. C. Hasil Penelitian 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Pada skala intensitas menonton dan skala kecenderungan.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)

RELATIONSHIP BETWEEN INTENSITY WATCHING ROMANTIC DRAMA MOVIES WITH PRE-MARTIAL SEX TRENDS IN ADOLESCENT3

V. Chapter 5
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil
penelitian, diketahui bahwa hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini diterima, yang artinya terdapat hubungan
positif yang sangat signifikan antara intensitas menonton
film drama romantis dengan kecenderungan seks pranikah
pada remaja. Hal ini menunjukan bahwa tinggi rendahnya kecenderungan seks pranikah pada remaja dapat dijelaskan dengan tinggi rendahnya intensitas menonton film
drama romantis. Pada intensitas menonton film drama romantis dapat diketahui bahwa secara umum subjek penelitian memiliki intensitas menonton film drama romantis
yang rata-rata/sedang. Intensitas menonton film drama
romantis dalam penelitian ini adalah sejauh mana kegiatan
menonton telah diintegrasikan ke dalam kegiatan seharihari dan diketahui pula, subjek penelitian juga secara
umum memiliki kecenderungan seks pranikah yang ratarata/sedang. Kecenderungan seks pranikah dalam penelitian ini adalah perilaku seksual yang dilakukan tanpa
melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum
maupun menurut agama. B. Saran Berdasarkan hasil
penelitian, dengan adanya hubungan yang positif antara
intensitas menonton film drama romantis dengan kecenderungan seks pranikah, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut: 1. Bagi Subjek Penelitian Dari
riset ini didapat bahwa ada keterkaitan antara intensitas menonton film drama romantis dengan kecenderungan seks pranikah. Oleh karena itu, diharapkan penelitian
ini akan memberikan pengetahuan baru bagi para remaja
bahwa secara umum remaja memiliki kecenderungan seks
pranikah yang ratarata/sedang yang dipengaruhi oleh informasi negatif dalam siaran-siaran atau 45
46 film di televisi. Salah satu pencegahan yang dapat
dilakukan yaitu dengan menonton film-film yang berisikan
informasi yang positif dan juga melakukan aktifitas positif lainnya untuk mengalihkan keseringan dalam kegiatan
menonton. Dengan demikian remaja akan lebih dapat terjauh dari dampakdampak negatif yang didapat dari siaransiaran atau film yang ditonton. 2. Saran untuk Penelitian
Lebih Lanjut Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
tentang intensitas menonton film drama romantis dan kecenderungan seks pranikah, diharapkan agar dapat lebih
memfokuskan pada item-item yang.......
For further detail, please visit UG Library
(http://library.gunadarma.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai