DI PUSKESMAS TIBAWA
Limbah yang berada di puskesmas Tibawan digolongkan menjadi dua macam yakni
limbah cair dan limbah padat. Limbah cair dapat berupa darah, dahak, dan reagen dari
laboratorium, sedangkan limbah padat dibedakan lagi menjadi dua macam yakni limbah
medis
yang
suntik),
botol
vaksin,
kapas,
pot
dahak
serta bandage (perban) dan limbah non medis berupa kertas dan plastik.
Limbah- limbah puskesmas tersebut sebelum diolah akan dikumpulkan dan
dikelompokkan menurut jenis limbahnya.
Untuk limbah padat seperti spuit (jarum suntik) dimasukkan ke dalam safety box, sedangkan
botol vaksin, kapas, dan pot dahak dimasukkan ke dalam plastik berwarna merah sebagai
penanda bahwa limbah tersebut termasuk limbah berbahaya. Setelah dipisahkan menurut
jenisnya masing-masing, limbah tersebut diletakkan di gudang khusus limbah sebelum
nantinya di bakar.
Cara pengolahan antara limbah padat dan limbah cair memiliki perbedaan. Untuk limbah
padat medis, setelah dikelompokkan berdasarkan jenisnya dan diletakkan di gudang khusus
limbah. Kemudian, limbah medis akan di bakar di incenerator.
Berbeda halnya dengan limbah non medis berupa kertas dan plastik yang
pengolahannya lebih sederhana, dengan hanya membuang limbah tersebut ke TPS (Tempat
Pembuangan Sampah) di dekat Puskesmas. Sedangkan, cara untuk pengolahan limbah cair
dengan melalui alat yang dinamakan sebagai IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang
terdiri dari bak sedimentasi, bak aerasi, bak desinfeksi, serta bak kontrol yang kemudian di
buang ke badan air penerima. Instalasi Pengolahan Air Limbah ini mampu mereduksi atau
menurunkan kandungan pencemar air limbah yang berpotensi mencemari lingkungan ke taraf
baku mutunya (sampai batas yang disyaratkan oleh pemerintah) sehingga dapat mengurangi
dampak buruk polutan didalam air limbah, mengendalikan pencemaran lingkungan, serta
menjamin kelestarian fungsi ekosistem.
Meskipun biaya pengolahan limbah puskesmas yang dikeluarkan cukup besar hingga
mencapai jutaan, namun pihak puskesmas tetap melaksanakan pengolahan limbah secara
rutin. Hal ini dilakukan karena sebagai upaya pencegahan timbulnya pencemaran pada
lingkungan sekitar puskesmas dan aliran air serta memutus mata rantai penyebaran penyakit
pada masyarakat.
Pengolahan limbah puskesmas yang dilakukan sudah diupayakan dengan sebaik
mungkin. Pengolahan limbah ini dilakukan secara tepat, terpadu dan rutin untuk
meminimalisir virus penyakit dan sebagai bentuk usaha penghindaran adanya dampak buruk
seperti pencemaran pada lingkungan sekitar.
Selain itu, pihak Puskesmas juga mempunyai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengajak
masyarakat sekitar agar lebih peduli pada kesehatan dan penghindaran pencemaran. Dengan
cara melalui seksi promosi kesehatan melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat
melalui simpul- simpul masyarakat seperti para kader posyandu, kader jumantik maupun
kader kesehatan keliling.
Dengan mengetahui tentang adanya pengolahan limbah secara benar dan baik oleh
pihak puskesmas maka masyarakat sebaiknya tidak perlu takut dengan adanya limbah
puskesmas tersebut. Namun, masyarakat juga harus bekerja sama dengan adanya pengolahan
limbah tersebut dengan cara tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta aliran air yang
ada. Jadi, jika pihak puskesmas serta masyarakat sudah mampu untuk menjaga lingkungan
maka pencemaran dan penyakit akan lebih kecil peluangnya untuk tersebar.
TUGAS MANDIRI
MATA KULIAH : PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI
SATPEL (CARA MENYIKAT GIGI)
DOSEN PENGAMPU : NOVARITA M KOCH, S.ST
DISUSUN OLEH :
RISNAWATY R. ANGIO
NIM : PO 717125071012078
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI