Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
1.
Apakah faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan SMA Negeri
Jayaloka?
2.
Apakah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman SMA Negeri
Jayaloka?
3.
Apakah faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di SMA Negeri Jayaloka?
1.3
Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah:
1.
Untuk Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan
kelemahanSMA Negeri Jayaloka
2.
Untuk Mengetahui faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancamanSMA
Negeri Jayaloka
3.
Untuk Mengetahui faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Negeri Jayaloka
2.
2.1
PEMBAHASAN
Definisi Perencanaan, Manajemen, dan Pendidikan
2.2
2.3
Secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu
manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata
dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar
dan mengajar, serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan
makna leksikal tersebut maka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat
diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu
sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Condoli memandang
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai alat untuk menekan sekolah
mengambil tanggung jawab apa yang terjadi terhadap anak didiknya. Dengan
kata lain, sekolah mempunyai kewenangan untuk mengembangkan program
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak didik di sekolah tersebut.
Sedangkan pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut E. Mulyasa
adalah pemberian otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa
mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai
dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap dengan kebutuhan setempat.
Dalam konteks manajemen menurut Manajemen Berbasis Sekolah (MBS),
berbeda dari manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari
pemerintah pusat. Sebaliknya, manajemen pendidikan model Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) ini berpusat pada sumber daya yang ada di sekolah itu
sendiri. Dengan demikian, akan terjadi perubahan paradigma manajemen
sekolah, yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar sekolah menuju
pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu sendiri.
2.4
Analisis SWOT
Profil Sekolah
Nama dan Alamat Sekolah
Nama Sekolah
NIS
: 301110601037
Nilai Akreditasi : B
Alamat Sekolah : Jalan Sunan Manjuran Kampung 6 Desa Purwodadi
Kecamatan
: Jayaloka
Kabupaten
: Musi Rawas
Provinsi
: Sumatera Selatan
Luas Lahan
: 2.5 Ha
Jumlah Rombel
: 13 Rombel
2.5.2
Status Sekolah
2.5.3
SMA Negeri Jayaloka didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Musi Rawas
Nomor: 377/ KPTS/ Diknas/ 2004, tentang Penetapan SMA Negeri di Kabupaten
Musi Rawas, tanggal 16 Desember 2004.
2.5.4
Visi Sekolah:
Jati diri yang teguh sebagai manusia, kompetitif dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terampil dan arif dalam menjawab tantangan masa
depan
Misi Sekolah:
2.5.5
Tujuan Sekolah
2.5.6
1.
Data Sekolah
Data Siswa 3 (Tiga) Tahun Terakhir
Jml
Pendaft
ar
Th.
Pelajara
n
2.
(Cln
Siswa
Baru)
Jumlah
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Jml
Sisw
a
Jml
Romb
el
Jml
Sisw
a
Jml
Romb
el
Jml
Sisw
a
Jml
Romb
el
Sisw
a
Romb
el
2011/20
12
322
133
123
81
337
10
2012/20
13
335
134
119
115
368
12
2013/20
14
356
162
129
116
407
13
Kepemilikan Tanah
Status Tanah
: Pemerintah
: Hibah
: 2,5 Ha
: 1 Ha
: 2 Ha
3.
(Kls. X+ XI +
XII)
No.
Tahun Ajaran
1.
2011/2012
2.
2012/2013
2.6
Bobot
Peringk
at
Bobot x
Penilaia
n
0,05
0,20
Etos kerja
0,05
0,15
0,15
0,60
0,15
0,30
0,15
0,75
N
o
Faktor Penilaian
Kekuatan (Strength)
Total kekuatan
Kelemahan (Weakness)
2,00
0,10
0,20
0,10
0,40
0,10
0,30
0,05
0,28
0,10
0,30
Total kelemahan
1,48
1,00
Bobot
Peringk
at
Bobot x
Peringk
at
0,15
0,60
0,10
0,30
Budaya Masyarakat
0,10
0,40
0,10
0,30
0,10
0,20
N
o
Faktor Penilaian
Peluang (Opportunity)
A
B
Total peluang
1,80
Tantangan (Threat)
0,15
0,60
0,10
0,40
0,05
0,15
Kualitas lulusan
0,15
0,60
0,05
0,20
Total tantangan
1,95
1,00
Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah berada di
Kuadran II (positif, negatif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat
namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Keterangan:
Analisis Faktor Internal
Strength (kekuatan) :
1.
Kondisi sekolah yang kondusif karena jauh dari kebisingan lalu lintas serta
memiliki lahan yang luas 2.5 Ha
2.
Etos Kerja
No.
Guru
1.
Biologi
2.
Fisika
3.
Kimia
4.
Matematika
5.
Bahasa Indonesia
6.
Bahasa Inggris
7.
Pendidikan Agama
8.
Geografi
9.
Sejarah
10.
Ekonomi
11.
Penjasorkes
12.
Seni Budaya
13.
PKn
14.
KWU
15.
TIK/Keterampilan
16.
BK
17.
Lainnya: B.ARAB
Jumlah
4.
Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite
sekolah, masyarakat dan peserta didik. Hal ini ditandai dengan kerjasama dalam
bentuk gotong royong dalam setiap kegiatan yang diperuntukkan bagi
kepentingan bersama yang merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan
dikalangan peserta didik.
5.
Kualitas peserta didik. Prestasi yang diukir peserta didik SMA Negeri
Jayaloka tidak hanya di bidang pendidikan, melainkan di bidang ekstrakurikuler.
Diantaranya bulan Oktober lalu ektrakurikuler PMR meraih juara ke-II di tingkat
Kabupaten, ekstrakurikuler PRAMUKA mendapat juara ke-III di tingkat Propinsi,
sedangkan di bidang olahraga yaitu LOMPAT JAUH mendapat juara pertama di
tingkat kabupaten dan TAEKWONDO mendapat juara pertama di tingkat Propinsi.
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
No.
Nama Lomba
PRAMUKA
TAEKWONDO
PMR
LOMPAT JAUH
Weakness (kelemahan) :
1.
Lokasi sekolah yang kurang strategis. Akses menuju SMA Negeri Jayaloka
Jauh dari keramaian, jalan yang dilalui memiliki 2 jalur ada yang masih
berupa hotmix dan ada yang sudah di aspal. Selain itu kiri kanan jalan masih
berupa perkebunan karet dan rawan terjadinya tindakan penodongan yang
mengakibatkan pada keselamatan diri.
2.
Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK.
Dewasa ini TIK menjadi hal yang wajib digunakan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran, dan penilaian oleh sebab itu sangat disayangkan apabila masih
ada guru yang tidak memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran karena
dapat membantu siswa untuk dapat lebih banyak dan lebih cepat menyerap
materi pembelajaran sehingga dapat mengefisiensikan waktu sehingga
pembelajaran dapat lebih efektif.
3.
Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK.
Hal ini menyebabkan Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran
berbasis TIK padahal tuntutan zaman yang kini telah menggunakan teknologi
berbasis komputer.
4.
Sarana dan Prasarana sekolah. Seperti jumlah ruang praktik laboratorium
beserta peralatan dan perlengkapannya, jaringan internet
5.
Kurangnya tenaga pendidik. Diharapkan dapat menambah tenaga
pendidik karena jumlah rombel yang tiap tahunnya mengalami kenaikan
sehingga dirasakan tidak cukup dalam pembagian mengajar. Khususnya tenaga
laboran dan lain sebagainya.
Oportunity (peluang):
1.
Dukungan dari orang tua. Suatu peluang bagi lembaga SMA Negeri
Jayaloka bahwa masyarakat menginginkan kemajuan kesejahteraan baik
ekonomi, pendidikan maupun kesehatan, perlu didukung dengan upaya
pemberian kesempatan pendidikan yang layak sehingga dapat membina pola
fikir yang lebih maju dan mengolah sumber daya alam yang ada secara
maksimal, hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat pada pendaftaran calon
siswa ke SMA Negeri Jayaloka.
2.
Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan
prasarana. Hal ini terlihat dari bantuan yang datang dari pemerintah pusat dan
daerah pada tahun ini (2013), yakni bantuan pembuatan 3 lokal untuk ruang
belajar.
3.
Budaya Masyarakat. Masyarakat Jayaloka terdiri dari penduduk asli dan
pendatang (transmigran) asal Jawa yang telah bermukim sejak tahun 1980-an.
Kehidupan masyarakat yang rukun memungkinkan melakukan akselerasi
(percepatan) pembangunan. Salah satu indikasi adanya kerukunan warga adalah
belum pernah terjadinya perselisihan yang mengakibatkan perkelahian dan
keributan secara missal yang menyebabnya terhambatnya kegiatan
pembangunan. Kultur masyarakatnya yang suka kerjasama dalam bentuk gotong
royong dalam setiap kegiatan yang diperuntukkan bagi kepentingan bersama
maupun perorangan yang merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan
dikalangan peserta didik.
4.
Hubungan Kerjasama Dengan Universitas. Terdapatnya beberapa
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia seperti UNIB, UNSRI, UNNES yang
melakukan proses penseleksian mahasiswa melalui program bidik misi, PMDK
kepada siswa SMA kelas XII SMA Negeri Jayaloka.
5.
Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas. Masyarakat
mengharapkan setelah selesai menempuh pendidikan di SMA Negeri Jayaloka ini
diharapkan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan
menjadi outcome berkualitas. Dengan adanya penambahan mata pelajaran
Kewirausahaan di maksudkan agar siswa mampu menganalisa dan
memanfaatkan peluang usaha yang ada, sehingga para lulusan diharapkan
mampu mengembangkan diri di bidang kewirausahaan dan menciptakan
lapangan kerja sendiri dan mengurangi ketergantungan lulusan terhadap
lowongan kerja yang semakin sedikit yang tersedia.
Threat (tantangan):
1.
Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang mendaftar. Dari data
keadaan murid SD/MI dan SMP/MTS tahun 2012/2013 di Kecamatan Jayaloka
dapat diproyeksikan perkembangan jumlah siswa SMA Negeri sampai tahun 2016
masih terus meningkat sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang
SMA Negeri Jayaloka yang harus disiasati dalam Rencana Strategi Perkembangan
Sekolah dan Program-program kerja jangka panjang, jangka menengah, dan
jangka pendek (tahunan).
Proyeksi Perkembangan Jumlah Siswa SMA Negeri Jayaloka Sampai Dengan
Tahun 2016
Jumlah
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
Jml
Sisw
a
Jml
Romb
el
Jml
Sisw
a
Jml
Romb
el
Jml
Sisw
a
Jml
Romb
el
Sisw
a
Romb
el
2012/20
13
173
143
123
439
12
2013/20
14
176
164
136
476
12
2014/20
15
171
167
156
496
12
2015/20
16
215
162
159
536
13
Th.
Pelajara
n
(Kls. X+ XI +
XII)
2.
Persaingan memasuki PTN. Terbatasnya kuota yang tersedia pada setiap
PTN mengakibatkan Persaingan masuk SMPTN menjadi diidolakan, sehingga
memotivasi sekolah untuk meningkatkan berbagai kebijakan yang berpihak pada
siswa.
3.
Akses menuju sekolah yang dirasakan jauh, masih sepi dan kurang
strategis menyebabkan kesempatan tindakan penodongan yang mengakibatkan
pada keselamatan diri.
4.
Kualitas lulusan. Yang menjadi tantangan disini adalah lulusan yang
melanjutkan studi hingga perguruan tinggi tidaklah 100%. Perekonomian
orangtua yang masih menengah ke bawah, memicu lulusan berfikiran untuk
segera bekerja sehingga dapat membantu perekonomian orang tua nya.
Angka Kelulusan dan Melanjutkan
No.
Tahun Ajaran
1.
2011/2012
2.
2012/2013
Transportasi sulit/mahal
Daerahnya terpencil
Bekerja
Menikah
5.
Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah. Karena masih minimnya jumlah
guru yang ada saat ini diharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan
kepada sekolah untuk menyediakan tenaga pendidik baik PNS maupun Honorer.
Analisis Visi
Visi adalah pernyataan tentang kondisi yang diinginkan yang dapat dicapai
dalam kurun waktu tertentu. Visi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
Specific (mengacu/fokus)
2.
3.
4.
Realistic (realistis/nyata)
5.
Dari data yang didapat mengenai visi SMA Negeri Jayaloka hendak memberikan
penegasan terhadap jangka waktu untuk pencapaian kondisi yang diinginkan.
3.
3.1
PENUTUP
Simpulan
Dari kegiatan analisis SWOT di SMA Negeri Jayaloka, dapat disimpulkan bahwa
perumusan manajemen strategi di SMA Negeri Jayaloka masuk pada kategori
baik. Hal ini terlihat pada hasil analisis meskipun menunjukkan SMANegeri
Jayaloka berada pada kuadran II. Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang
kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi
mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan
roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
3.2
Saran
Dari hasil analisis visi/ misi sekolah, pengukuran jangka waktu dalam pencapaian
kondisi yang akan dicapai masih menjadi kekurangan dan hendaknya jangka
waktu (timeframe) sangat perlu diperhatikan karena merupakan salah satu
syarat perumusan visi.
DAFTAR PUSTAKA
sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan
melakukan analisis SWOT.
PEMBAHASAN
Sistem adalah sebuah komponen yang terdiri dari beberapa elemen dan
subelemen yang terintegrasi, saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Dalam sebuah konsep sistem, ada
berbagai perilaku dan gejala sosial, ekonomi, politik, hukum, dan
keamanan, dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan
subsistem yang tercakup di dalamnya. Sebagai contoh adalah interaksi
antar komponen dalam sekolah disebut sebagai sistem, sedangkan
komponen di sini dapat disebut dengan warga sekolah (siswa, guru, TU,
karyawan, dan orangtua). Interaksi di dalam kelas pada sekolah
disebut subsistem, dan interaksi antar sekolah sederajat
merupakan suprasistem. Dengan sistem yang tersusun dengan baik,
sebuah organisasi, dalam hal ini adalah lembaga pendidikan seperti
sekolah dapat mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Oleh karena itu,
sistem sangat urgen dan vital keberadaannya demi keberhasilan sebuah
program kerja, apalagi jika tersusun secara sistematis dan dilaksanakan
penuh kredibilitas, tanggung jawab, dan kedisiplinan.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisis situasional yang
menitikberatkan pada identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan, organisasi, atau lembaga. SWOT
sendiri merupkan akronim
dari Strengths(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluan
g), danThreats (ancaman).Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan, organisasi, atau lembaga
tersebut dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut analisis
situasi. Berikut ini definisi lebih rinci tentang elemen SWOT:
Selain itu, jika dilihat dari segi obyek analisis, analisis SWOT memiliki dua
jenis, yaitu:
1)
Model Kuantitatif
Model Kualitatif
Analisa jenis ini tidak jauh berbeda dengan jenis analisis kuantitatif,
perbedaan yang mendasar adalah pada penggunaan penilaian yang
memadukan komponen kekuatan (kelebihan) dengan kekurangan,
cenderung pada hasil yang berupa wujud bukan jumlah nominal yang
dihasilkan. Umumnya bentuk anaisisnya berupa uraian deskriptif.
Jika dianalogikan, analisis SWOT itu seumpama sebuah peta, juga
berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil
membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak
menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan
banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu.
Sebuah peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan dan si
pemegangnya telah merumuskan jalan mana yang harus diambil untuk
mencapai tujuan tersebut.
Dalam kerangka berpikir manajemen strategik, tujuan merupakan targettarget yang bersifat kuantitatif dari suatu organisasi. Pencapaian tujuan
merupakan tolak ukur dari keberhasilan kinerja atas faktor-faktor kunci
keberhasilan suatu organisasi. Oleh karena itu tujuan merupakan bagian
yang penting dalam sistem strategi manajerial yang di dalamnya
mengandung usaha untuk melaksanakan suatu tindakan. Untuk itu tujuan
harus menegaskan tentang apa (what) yang secara khusus harus dicapai
dan kapan (when).
Selanjutnya, setelah sasaran atau tujuan telah ditentukan barulah
dirumuskan program kerja utuk mencapai tujuan tersebut. Program ini
dapat dijabarkan targetnya, segmentasinya dan strategi yang akan
digunakan. Sebuah program kerja dapat dikatakan sebagai sebuah
program yang lengkap apabila telah mampu menerangkan visi, misi,
tujuan serta gambaran pelaksanaan yang berupa target, segmentasi dan
strategi yang dipilih.
Pelaksanaan akan diikuti dengan proses evaluasi. Yang perlu
digarisbawahi disini adalah peran analiss SWOT dalam melakukan
penilaian kesesuaian konsep dan pelaksanaan program saat program
berjalan maupun di akhir program sehingga dapat diambil sebuah
kesimpulan penilaian yang obyektif dan berkesinambungan. Analisis
SWOT itu digunakan sebagai dasar untuk menerjemahkan visi, misi, dan
tujuan sehingga menjadi program kegiatan yang lebih operasional.
Tahap Observasi
Tahap Analisa
4.
Kesimpulan
Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisa yang bersifat
situasional yang digunakan dalam rangka mendalami kondisi internal
maupun eksternal sebuah lembaga, dalam hal ini adalah lembaga
pendidikan. Dengan mengetahui lebih dalam tentang kedua kondisi
tersebut, diharapkan lembaga pendidikan tersebut akan mampu
mengintrospeksi diri atas daa-data yang telah didapatkan dalam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah
satu
ciri
sekolah
yang
bermutu
adalah
dapat
merespon
sarana-prasana
yang
setaraf
dengan
pendidikan
bertaraf
1.3 Tujuan
Mengetahui definisi analisis SWOT
Mengetahui bagaimana penerapan analisis SWOT di SMP Negeri 2 Sidamulih
Mengetahui dan membahas perhitungan analisis SWOT di SMP Negeri 2
Sidamulih
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
ALAMAT
KECAMATAN
KABUPATEN
PROVINSI
TELEPON/FAX
e-mail
: CIAMIS
: JAWA BARAT
: (0265) 630925
:-
2.
3.
4.
5.
mendorong adanya peningkatan ke arah yang lebih baik di bidang Imtaq dan
Ipteks
6.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Meningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah , komite, orang tua siswa
dan masyarakat
9.
tahun
pelajaran
2012/2013 sampai
dengan
tahun
pelajaran
2016/2017 diharapkan :
1.
Memiliki lulusan yang unggul dalam prestasi akademik dan non kademik
2.
3.
4.
5.
6.
Memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan relevan dalam
mendukung PBM
7.
8.
9.
1.
2.
Pengembangan
proses
pembelajaran
secara
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif, danmenyenangkan.
3.
dan
tuntutan global.
4.
5.
6.
7.
8.
adalah
singkatan
dari
Strengths
(kekuatan),
Weakness
Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atauprogram pada saat ini.
W = Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi
atau program pada saat ini.
di
2.
Beri bobot masing masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
3.
Hitung rating (di dalam kolom 3) untuk masing masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi sekolah yang bersangkutan. Pemberian nilai rating
untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating
+4 tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1), sedangkan pemberian rating
untuk ancaman adalah kebalikan dari pemberian rating peluang.
4.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating kolom 3 untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outsatnding) sampai 1,0
(poor).
5.
6.
Jumlahkan
skor
pembobotan
(pada
kolom
4),
untuk
memperoleh
skor
pembobotan bagi sekolah yang bersangkutan. Nilai total ini akan menunjukkan
bagaimana sekolah dalam hal ini SMP Negeri 2 Sidamulih bereaksi terhadap
faktor faktor strategis eksternalnya.
Tabel 1. Perhitungan EFAS SMP Negeri 2 Sidamulih
Faktor Faktor
strategi Eksternal
Bob
ot
Rati
ng
Bobo
t X
Ratin
g
Komentar
PELUANG (O)
1.Dukungan
0,10
pemerintah
daerah
dalam
melengkapi
sarana dan prasarana
0,30
Sekolah
dapat
mengajukan
prososal ke Pemerintah Daerah
Tingkat I dan Tingkat II perlu
dilakukan
untuk
melengkapi
sarana dan prasarana sekolah
2.Kesesuaian
sarana 0,15
dan prasarana sekolah
dengan
tuntutan
potensi daerah dan
per-kembangan IPTEK
serta IMTAK
0,60
3.Tuntutan
0,15
masyarakat terhadap
lulusan
yang
berkualitas
0,45
Masyarakat
mengharapkan
setelah
selasai
dari SMP ini
diharapkan
dapat melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi dan
berkualitas
4.Sponsor/perusahaan/
yayasan
0,10
0,30
Bantuan
sponsor
guna
pengembangan
sekolah tidak
ada.
0,30
Terbukti
dengan orang
tua
yang mendaftarkananaknya test
masukSMP
Negeri
2
Sidamulih sangat banyak
Faktor Faktor
strategi Eksternal
Bobo
t
Ratin
g
Bobot
X
Ratin
g
ANCAMAN (T)
1.Lembaga pendidikan
sejenis
0,10
0,30
2.Lingkungan sosial
sekolah
0,10
0,30
Komentar
3.Pusat Berbagai
kegiatan
4.Persaingan masuk SMP
negeri
0,05
0,15
0,10
0,30
5.Kemajuan Teknologi
Komputer dan
Informatika
0,05
0,15
JUMLAH TOTAL O + T
1,00
3,15
Kesimpulan:
Dapat dilihat dari butir peluang sarana dan prasarana adalah peluang
yang paling besar yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Sidamulih walaupun ini
peluang ini masih jauh dari sekali tertinggi. tetapi haruslah dimanfaatkan secara
maksimal dengan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan pihak diluar
sekolah, dimana peluang ini akan memperkecil ancaman pada butir lima yaitu
persaingan dalam bidang TIK yang belum begitu baik. Ancaman ini dapat
diminimalisir dengan peluang tersebut dengan cara tidak hanya infrastruktur
saja yang di pehatikan tapi tenaga pengajar yang mumpuni juga harus di penuhi.
Tabel 2. Perhitungan IFAS SMP Negeri 2 Sidamulih
Faktor Faktor
strategi Internal
Bobo
t
Ratin
g
Bobot
X
Ratin
g
Komentar
0,15
0,45
KEKUATAN (S)
1. Motivasi guru dan
siswa
2.
Fasilitas
perpustakaan danloborat
orium
0,15
0,45
Selain kondusif,
kelengkapan buku, dan
alat praktik yang
dimanfaatkan siswa
tersedia dengan cukup
baik
3.
Hubungan yang
baik antara guru dengan
guru ataupun guru
dengan siswa
0,10
0,30
4.
Pendekatan,
metode mengajar guru
yang bervariasi
0,10
0,30
Guru menggunakan
pendekatan, metode
pembelajaran yang
bervariasi
5.
0,10
0,30
1. Rekrutmen guru
dan staf
0,15
0,45
2.
0,10
0,30
Sebagian besar
tenagaguru masih
berstatus Honorer
dan mengajar ditempat
lain
Pembiyaan
KELEMAHAN (W)
Keadaan guru
3. Penerimaan siswa
Baru/pindahan
4.
5.
0,10
0,30
Jamsostek
Gedung sekolah
0,10
0,30
0,10
0,30
perbaikan.
JUMLAH S + W
1,00
3,45
Kesimpulan :
Dilihat dari bobot masing masing butir Kekuatan dan kelemahan yang
ada pada matrik diatas dapat disimpulkan bahwa antara kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki SMP Negeri 2 Sidamulih ini seimbang baik dari skor dan
rating. Hal ini bisa dijadikan pelajaran untuk pihak sekolah bahwa kekuatan yang
ada kurang begitu dimaksimalkan untuk meminimalisir kelemahan yang ada.
Diharapkan dengan analisis ini sekolah akan terus berusaha dan meningkatkan
kekuatan sekolah dengan seoptimal mungkin agar kelemahan yang ada dapat
teratasi.
2.4.2 Tahap Analisis Data SWOT
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan
sekolah,
tahap
selanjutnya
adalah
memanfaatkan
semua
2.
3.
4.
Matriks SPACE
5.
IFAS
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
Rekrutmen guru
dan staf
Fasilitas
perpustakaandan laborat
orium
EFAS
Keadaan Guru
Penerimaan siswa
Baru/pindahan
Jamsostek
Gedung Sekolah
Pendekatan, metode
mengajar guru yang
bervariasi
Pembiyaan
OPPORTUNITY (O)
STRATEGI SO
STRATEGI WO
Dukungan pemerintah
daerah dalam
melengkapi sarana dan
prasarana
Diharapkan kepada
pemerintah untuk tidak
hanya memperhatikan
sarana dan prasarana
tetapi pengadaan
tenaga pengajar yang
Mumpuni juga.
Kesesuaian sarana
dan prasarana sekolah
dengan tuntutan
potensi daerah dan perkembangan IPTEK serta
IMTAQ
Tuntutan
masyarakat terhadap
lulusan yang berkualitas
Sponsor/perusahaan/y
ayasan
Dukungan orang tua
tinggi
Terus melanjutkan
hubungan baik guru dan
siswa di iringi dengan
IMTAQ dan IPTEK .
Terus melakukan
pendekatan dan metode
mengajar yang
bervariasi dan berinovasi
dalam mengajar agar
terus akan menghasilkan
lulusan yang berkualitas.
Adanya kemampuan
orang tua siswa untuk
pembiyaaan sekolah
yang lumayan mahal
dapat dijadikan
donatur dalam hal
perbaikan perbaikan
gedung sekolah
THREATS (T)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Lembaga pendidikan
sejenis
Menerima tenaga
guru dengan fair
melalu tes masuk jika
ingin bersaing dengan
dunia luar, baik segi
TIK, lulusan dan
Lingkungan sosial
sekolah
Pusat Berbagai
kegiatan
Persaingan masuk
SMP negeri
Terus berkreatifitas
dan berinovasi dalam
KBM .
Kemajuan Teknologi
Komputer dan
Informatika
ekstrakurikuler,
skarean kualitas guru
adalah cerminan
kualitas Siswa.
3,60
EFAS
3,15
1,80
1,95
1,65
1,20
S W (1,80 1,65)
0,15
OT
0,75
Berdasarkan tabel di atas maka nampak bahwa titik koordinat posisi SMP Negeri
2 Sidamulih pada titik-titik sumbu kekuatan 0,15 dan sumbu peluang 0,75. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram cartesius sebagaimana berikut:
Daerah ST
Daerah SO
Threats (T)1,20
DaerahWO
Opportunity(O)1,95
Daerah WT
KETERANGAN
AFI
1,65 = 0,15)
AFE
0,75)
Penjelasan:
berupa
kekuatan dengan poin 1,80 dari skala 1 s/d 4 (1,80) adalah angka yang masih
kurang untuk kategori kekuatan
Poin kelemahan 1,65 adalah angka yang sangat besar untuk kategori
kelemahan. Selisih S dan T ini tidak jauh hanya 0,15. Hal ini dapat dijadikan
acuan bagi pihak sekolah untuk menetapkan kebijakan kebijakan yang baru dan
lebih kreatif guna meningkatkan poin kekuatan sekolah sehingga jauh diatas poin
kelemahan sekolah.
Pada analisis AFE (analisis faktor eksternal) SMP Negeri 2 Sidamulih ini
mempunyai poin peluang 1,95 angka ini jika dilihat dari skala 1 4 masih belum
bisa dikatakan cukup.. Hal ini adalah dapat dijadikan pelajaran bagi sekolah ini
untuk lebih cerdas dalam memanfaaatkan peluang dan mencari peluang lain
dalam rangka memajukan sekolah
Pada poin ancaman 1,20 poin ini adalah angka yang melebihi standar skala
untuk kategori ancaman yaitu jika poin 1 maka ancaman tersebut besar. Dengan
demikian antara peluang dan ancaman hanya beselisih 0,75 masih banyak hal
hal yang harus diusahakan sekolah agar poin peluang bisa lebih besar daripada
poin ancaman.
Keadaan SMP Negeri 2 Sidamulih ini belum bisa dikatakan baik setelah
dilakukan analisis SWOT masih banyak hal hal yang harus di perbaiki guna
memperoleh keadaan yang stabil sehingga dapat mengambil keputusan yang
tepat untuk kemajuan sekolah.
Berikut Skala yang biasa digunakan dalam menganalisis SWOT skala angka 1-4
(Dalam Rangkuti, 2008 : 22 25)
Kekuatan: Poin 1 = Kecil
Poin 4 = Besar
Peluang :
Poin 1 = Kecil
Poin 4 = Besar
Poin 1 = Besar
Poin 4 = Kecil
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2.
Analisis SWOT di SMP Negeri 2 Sidamulih dilakukan dengan teknik EFAS dan
IFAS yaitu analisis faktor eksternal dan Faktor Internal sekolah. Kemudian
dijabarkan ke dalam matrik analisis SWOT dan dihitung dengan perhitungan AFE
dan IFE yaitu analisis faktor eksternal dan analisis faktor internal.
3.
Hasil dari tahap analisis tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (S = 1.80) dan
(W = 1,65) , (O = 1,95) dan (T = 1,20). Dan poin poin angka ini masih sangat
jauh dari skala tertinggi SWOT dengan Kriteria :
Kekuatan: Poin 1 = Kecil
Poin 4 = Besar
3.2
Poin 4 = kecil
Poin 4 = Kecil
Poin 4 = besar
Saran
Diharapkan kepada pihak sekolah SMP Negeri 2 Sidamulih untuk selalu
bekerja keras dalam meningkatkan kekuatan sekolahnya dengan memanfaatkan
peluang peluang yang ada. terus berinovasi, membangun, memperbaiki diri dan
administrasi agar dapat meningkatkan kualitas sekolah ini lebih baik lagi
BELAJAR
SISWA
SEKOLAH