SYARIA
H
Dasar Hukum
UU NO 10 1998
RIBA
Riba
secara
bahasa
adalah
tambahan,
meningkat, membesar
Riba adalah penambahan, perkembangan,
peningkatan dan pembesaran atas pinjaman
pokok yang diterima pemberi pinjaman dari
peminjam
sebagai
imbalan
karena
menangguhkan atau berpisah dari sebagian
modalnya dalam kurun waktu tertentu.
Al quran secara tegas melarang praktek riba,
Al baqarah ayat 275 Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.
bunga
SURPL
US
SECTO
R
Rp
BANK
Rp
bunga
DEFICI
T
SECTO
R
Keterangan
Bank
Konvensional
Bank Syariah
Berbasis bunga
Susunan Pengurus
Hanya Dewan
Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris,
Direksi & Dewan
Pengawas Syariah
Tetap
Berfluktuasi, sesuai
kinerja bank
Penyaluran dana
Hanya bisnis
menguntungkan yang
sesuai prinsip syariah
Laporan kinerja
Kurang transparan
Transparan
Tidak ada
Dapat berperan
sebagai Lembaga Amil
Zakat (LAZ)
Fungsi sosial
ada perhitungan bunga tabungan pada bank syariah tidak dikenal istilah bunga, melainkan
nisbah. Nisbah adalah persentase pembagian keuntungan antara bank denga nasabah
( contoh nisbah 50:50, bank dan nasabah masing-masing memperoleh 50 % dari
keuntungan).
Contoh 1 (Simpanan) :
Tanggal Transaksi Tabungan
02.11.14 Setoran Tunai Rp. 2.000.000,03.11.14 Pemindahan Kredit Rp. 500.000,04.11.14 Setoran Kliring Rp. 1.000.000,20.11.14 Penarikan Tunai Rp. 1.000.000,Total dana tabungan yang berhasil di kumpulkan bank syariah Rp. 100.000.000,-. Keuntungan
yang diperoleh dari dana tabungan (profit distibution) sebesar 3.000.000,Jawaban Soal : Tanggal Saldo hari mengendap
02.11.14 Rp. 2.000.000,- 1 ( 3 2 )
03.11.14 Rp. 2.500.000,- 1 ( 4 3 )
04.11.14 Rp. 3.500.000,- 16 ( 20 4 )
20.11.99 Rp. 2.500.000,- 11 ( 30 20 + 1)
Saldo Rata-rata SR = {(2jt x 1) + (2,5jt x 1) + (3,5jt x 16) + (2,5jt x 11)} / 30 =
2.933.333,333
Bagi Hasil = (2.933.333,333 / 100.000.000) x 3.000.000 x 50 % = 43.999,995
Contoh 2 (Pinjaman):
Pak Ronny seorang karyawan swasta dengan take home pay (penghasilan setelah
dipotong pajak) sebesar 4.000.000/bulan. Pak Ronny ingin membeli rumah type 45/70
di perumahan Anggrek residence, Depok dengan menggunakan KPR BNI Syariah.
Harga rumah yang akan dibeli oleh pak Ronny sebesar Rp. 217.500.000,-.
Pak Ronny membayarkan 17.500.000,- secara tunai, sedangkan sisanya sebesar
200.000.000,- ia bayarkan menggunakan KPR di BNI Syariah. Pak Ronny memilih
waktu angsuran selama 15 tahun dengan nisbah 8,75%.
Angsuran yang harus dibayarkan oleh pak Ronny perbulannya adalah :
= ((Rp 200.000.000 x (8,75% x 15 thn) ) + 200.000.000 ) / (15 thn x 12 bln )
= Rp 2.569.444
Sehingga angsuran yang harus dibayarkan oleh Pak Ronny sebesar Rp.
2.569.444,-/bulan.
Namun, BNI Syariah hanya dapat menyetujui 40% dari take home pay Pak Ronny atau
sebesar Rp. 1.600.000,-/bulan, dengan kata lain permohonan KPR Pak Ronny belum
dapat disetujui oleh pihak BNI Syariah.
Walaupun demikian, biasanya pengajuan KPR kita dapat disetujui dengan cara
menurunkan jumlah KPR yang kita ajukan. Untuk contoh kasus diatas, besarnya cicilan
yang disetujui oleh BNI Syariah adalah sebesar 1.600.000 dengan jumlah KPR yang
dapat disetujui adalah sebesar :
= (1.600.000 x (15 x 12))
berasal dr perhitungan angsuran
= (A x (8,75% x 15)) + A
288.000.000 = 1,3125 A + A = 288.000.000 / 2,3125A
A = 124.540.540
Sehingga, KPR yang dapat disetujui Bank sebesar Rp. 124.540.540. Pak Ronny dapat
memiliki rumah type 45/70 yang ia inginkan dengan cara membayarkan tunai
sejumlah Rp. 92.959.460,- dan KPR sebesar Rp. 124.540.540,- dari BNI syariah.
MUDHARABAH
Perjanjian
bagi hasil
Pengelol
a
SKILL
USAHA
BANK
Modal
LABA
USAHA
BAGI
LABA
MODAL
MURABAHAH
antara bank dengan nasabahnya.
Akad jual/beli
Bank
menyediakan barang yang dibutuhkan nasabah sebesar
harga pokok ditambah dengan keuntungan, yang porsinya
telah disepakati sebelumnya.
Marhum Bih
(pembiayaan)
Permohonan pembiayaan
Kirim Barang
BANK
Bayar + Fee
Jaminan (marhum)
Nasabah
Al Rahn
ISTISHNA
barang (mashnu) antara
Akad jual/beli
pemesan dengan
penerima pesanan dengan bantuan dana dari bank.
Spesifikasi dan harga barang pesanan, disepakati di awal
akad dengan pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai
kesepakatan.
Pemesanan
Supplier
kirim
Nasabah
ra
u
s
g
An
Ba
ya
r
BANK
Akad
jual/
beli
HIWALAH
Akad pemindahan piutang nasabah ke bank dari pihak lain.
Nasabah memintah bantuan bank untuk membayarkan
terlebih dahulu piutang yang timbul dari jual/ beli, dan
nasabah akan ganti melunasinya sesuai kesepakatan
sebelumnya. Bank mendapat imbalan dari jasa pemindahan
piutang tersebut
Hutang
Supplier
an
ur
s
g ee
n
F
A
Ba
ya
r
BANK
Nasabah
Akad
Akad join venture, di mana bank dan nasabah samasama memberikan modal (patungan) dalam usaha
yang akan dijalankan.
Nisbah keuntungan disepakati di muka oleh kedua
belah pihak, termasuk penentuan revenue atau
profit sharing.
Porsi nisbah boleh berbeda dengan porsi modal,
asalkan disepakati bersama.
Keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati.
Kerugian ditanggung sesuai porsi modal masingmasing.
Selaku partner bisnis, bank berhak ikut serta dalam
pengaturan manajemen.
MUSYARAKAH
Akad kerjasama usaha patungan antara dua pihak atau lebih
pemilik modal, untuk membiayai suatu jenis usaha yang
halal dan produktif. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah
yang telah disepakati (berdasarkan porsi modal yang
ditanamkan masing-masing
pihak).
Perjanjian
Kerjasama
MITRA
Modal
USAHA
Moda
l
LABA
USAHA
Sesuai share
BAGI
LABA
Sesuai share
BANK
IJARAH
Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir) dengan
nasabah (mustajir). Setelah masa sewa berakhir, barang
sewaan tersebut dikembalikan kepada bank.
Objek
sewa
Supplier
B
E
L
I
MILIK
Nasabah
M
I
L
I
K
a
w
Se
r
Akad
ya
a
B
sewa
beli
BANK
Jika setelah masa sewa berakhir, barang sewaan tersebut
menjadi milik penyewa (mustajir), disebut Ijarah wa Iqtina.
PRODUK JASA
Transfer uang, Inkaso dan Letter of Credit
Menggunakan prinsip wakalah, yaitu akad pemberian kuasa
dari pemberi ke penerima kuasa untuk melaksanakan tugastugas tersebut, atas nama pemberi kuasa dengan
menggunakan teknis yang sama seperti bank konvesional.
Bank Garansi
Menggunakan prinsip kafalah, yaitu akad pemberian jaminan
yang diberikan oleh suatu pihak ke pihak lain, sebagai
penjaminan dan bertanggung jawab atas pembayaran kembali
hutang yang menjadi hak penerima jaminan.
Safe Deposit Box
Menggunakan prinsip wadiah amanah, yaitu akad penitipan
uang/ barang dimana pihak penerima (bank) tidak
diperkenankan menggunakan uang/ barang yang dititipkan
dan bertanggung jawab atas kerusakan ataupun kehilangan
uang/barang tersebut.
PENGHIMPUNAN DANA
Tabungan Mudharabah
Tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah.
Bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana),
sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik
dana).
Mudharabah mempunyai dua bentuk, yakni mudharabah
mutlaqah dan mudharabah muqayyadah, yang perbedaan
utama di antara keduanya terletak pada ada atau tidaknya
persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank dalam
mengelola hartanya.
Bank syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib,
mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai macam usaha
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta
mengembangkannya,
termasuk
melakukan
akad
mudharabah dengan pihak lain.
PENGHIMPUNAN DANA
Tabungan Mudharabah
Namun, di sisi lain, bank syariah juga memiliki sifat
sebagai seorang wali amanah (trustee), yang berarti
bank harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad
baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya.
Dalam mengelola harta mudharabah, bank menutup
biaya operasional tabungan dengan menggunakan
nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, bank syariah
akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan
dalam akad pembukaan rekening.
Bank
tidak
diperkenankan
mengurangi
nisbah
keuntungan nasabah penabung tanpa persetujuan
yang bersangkutan.
PENGHIMPUNAN
DANA
Giro Wadiah
Giro yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan
murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya
menghendaki.
Sarana penyimpanan dana dengan pengelolaan berdasarkan
prinsip al-Wadiah Yad Dhamanah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan media cek atau
bilyet giro.
Bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali
nominal simpanan wadiah.
Titipan tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan
komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh
dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan
komersial.
Bank tidak boleh menyatakan atau menjanjikan imbalan atau
keuntungan apapun kepada pemegang rekening wadiah, dan
sebaliknya pemegang rekening juga tidak boleh mengharapkan
atau meminta imbalan atau keuntungan atas rekening wadiah.
PENGHIMPUNAN
DANA
Giro Wadiah
Setiap imbalan atau keuntungan yang dijanjikan dapat
dianggap riba. Namun demikian bank, atas kehendaknya
sendiri, dapat memberikan imbalan berupa bonus (hibah)
kepada pemilik dana (pemegang rekening wadiah).
Ciri-ciri giro wadiah adalah sebagai berikut:
a. Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk
mengoperasikan rekeningnya;
b. Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi
nasabah lain atau pejabat bank, dan menyetor sejumlah
dana minimum sebagai setoran awal;
c. Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar
hitam Bank Indonesia;
d. Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara
menyerahkan cek atau instruksi tertulis lainnya;
Tabungan Haji
Rekening Zakat
Zakat
Infak
Sedekah
MUDHARABAH
Akad/ perjanjian antara pihak pemilik modal
(shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk
memperoleh pendapatan atau keuntungan, dengan
dasar nisbah bagi hasil yang telah disepakati di awal
akad.
Pengelola (mudharib) :
Sebagai
Sebagai
Sebagai
Sebagai
MUDHARABAH
MUDHARABAH : Jenis-jenis
Mudharabah Khusus
Pemberian dana oleh seseorang, kemudian dana tersebut dikelola
dalam bentuk usaha oleh seseorang atau badan hukum.
Mudharabah Berserikat
Dalam hal ini bank menerima dana dari berbagai sumber untuk
kemudian digunakan dalam usaha berbentuk mudharabah.
Mudharabah Mutlak
Penerima dana (mudharib) memiliki kebebasan untuk
menggunakan dana. Mudharib mempunyai komitmen untuk tetap
menjamin pemeliharaan dan keamanan dana yang dikelolanya.
Mudharabah Bersyarat
Pemilik dana menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
penerima dana. Syarat tersebut menyangkut, jenis usaha, lokasi
dan manajemen pengelolaan usaha tersebut
ARAH &
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
PERBANKAN
SYARIAH
INDONESIA
Credit
Risk
Market
Risk
Asset
Sensty Liquidity
Quality
To MR
Earning
Capital
Legal
Risk
Strategic Systemic
Risk
Risk