Kuliah 1 Filsafat Dan Ilmu
Kuliah 1 Filsafat Dan Ilmu
PENGETAHUAN
Kuliah 2 Magister Kesehatan Masyarakat
UNMUHA
DEFENISI FILSAFAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
P E R I O D E I S A S I F I L S A FAT D A N I L M U
H I S T O R Y
1.
2.
A N D
P H I L O S O P H Y
O F
S C I E N C E
L . W. H .
H U L L
( 1 9 5 0 )
d.
b)
c)
d.
e.
ALIRAN FILSAFAT
1. ALIRAN RASIONALITAS
Itulah cogito ergo sum, aku berpikir ( menyadari)
maka aku ada. Mengapa kebenaran itu pasti? Sebab
aku mengerti itu dengan jelas, dan terpilah-pilah
clearly and distinctly, clara et distincta. Descartes
adalah pelopor kaum rasionalis, yaitu mereka yang
percaya bahwa dasar semua pengetahuan ada dalam
pikiran.
2. A LIRAN EMPIRISME
David Hume (1711-1776), yang memilih
pengalaman sebagai sumber utama
pengetahuan. Pengalaman itu dapat yang
bersifat lahirilah (yang menyangkut dunia),
maupun yang batiniah (yang menyangkut
pribadi manusia). Oleh karena itu pengenalan
inderawi merupakan bentuk pengenalan yang
paling jelas dan sempurna
3. ALIRAN KRITISIME
Imanuel Kant (1724-1804) mencoba mengembangkan suatu
sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant
berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar
separuh, dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan
kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam
akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana
kita memandang dunia sekitar kita. Ada kondisi-kondisi
tertentu dalam manusia yang ikut menentukan konsepsi
manusia tentang dunia. Kant setuju dengan Hume bahwa
kita tidak mengetahui secara pasti seperti apa dunia itu
sendiri (das Ding an sich), namun hanya dunia itu
seperti tampak bagiku, atau bagi semua orang.
P E M B A G I A N F I L S A FAT I L M U
1.ONTOLOGI
2. EPISTEMOLOGI
pembahasan tentang bagaimana cara memperoleh
kebenaran ilmu pengetahuan. Bagaimana tatacara
memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan ini
dipengaruhi oleh ontologi yang dipilihnya. Bila
ontologi memahami sesuatu adalah tunggal, maka
cara memperoleh kebenaranya dengan
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Akan
tetapi bila ontologinya memahami sesuatu secara
jamak, maka digunakan jenis penelitian kualitatif.
3.AKSIOLOGI
Pembahasan ontologi,
epistemologi dan aksiologi
dikaitkan dengan logika yang
digunakan untuk pembuktian, baik
mengenai kenyataan, kebenaran
dan tingkat kepastian, dapat
dikelompokkan menjadi dua aliran
filsafat ilmu yaitu emperisme dan
rasionalisme/realisme.
1. FILSAFAT
EMPERISME
menghendaki kebenaran terbatas pada
emperik sensual atau indrawi,
memunculkan logika positivistik,
sedangkan filsafat
resionalisme/realisme menghendaki
kebenaran emperik logik, etik dan
transendental/metafisik, memunculkan
logika phenomenologik.
2. LOGIKA POSITIVISTIK
1.menghendaki perencanaan riset yang ketat,
rinci, terukur, terkontrol dan penetapan
data yang konkrit yang teramati,
memunculkan jenis penelitian kuantitatif.
2.Logika phenomenologik menghendaki
perencanaan riset yang longgar dan luwes,
sebab data yang dicari tidak pasti, sangat
tergantung pada fenomena yang dijadikan
sasaran risetnya, memunculkan jenis
penelitian kualitatif.
Filsafat
Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
Mencoba merumuskan
pertanyaan atas jawaban.
Mencari prinsip-prinsip
umum, tidak membatasi segi
pandangannya bahkan
cenderung memandang segala
sesuatu secara umum dan
keseluruhan.
Bertugas memberikan
jawaban
FALSIFIABILITAS
Salah satu cara yang digunakan untuk membedakan
antara ilmu dan bukan ilmu adalah konsep
falsifiabilitas. Konsep ini digagas oleh Karl Popper
pada tahun 1919-20 dan kemudian dikembangkan lagi
pada tahun 1960-an. Prinsip dasar dari konsep ini
adalah, sebuah pernyataan ilmiah harus memiliki
metode yang jelas yang dapat digunakan untuk
membantah atau menguji teori tersebut. Misalkan
dengan mendefinisikan kejadian atau fenomena apa
yang tidak mungkin terjadi jika pernyataan ilmiah
tersebut memang benar.