PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia.Hal
ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern.
Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum
kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang
berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern
serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi
indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari
urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini,
maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah
diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya, 2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang
bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga
dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta,
pembuluh darah perifer, dan retina.
Negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan
pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi,
kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih
dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan
tindakan atau program pencegahan yang terarah.Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up
kesehatan atau saat periksa ke dokter.
4.
5.
6.
7.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
2. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
3. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
4. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
5. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
1.3
Manfaat
Dapat mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
Dapat mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
Dapat menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
Dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
Dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
Dapat mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
Dapat menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah
satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (Armilawaty, 2007)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik).Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan
sebagai "normal".Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan
diastolik.Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur
di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Kategori
Normal
Stadium 1
140-159 mmHg
Stadium 2
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir
setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai
usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
1.
darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan
a.
b.
c.
kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1.
Penyakit Ginjal
a. Stenosis arteri renalis
b. Pielonefritis
c. Glomerulonefritis
d. Tumor-tumor ginjal
e. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
g. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2.
Kelainan Hormonal
Hiperaldosteronisme
Sindroma Cushing
Feokromositoma
3.
Obat-obatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
4.
Pil KB
Kortikosteroid
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
b. Preeklamsi pada kehamilan
c. Porfiria intermiten akut
d. Keracunan timbal akut.
2.2 Etiologi Hipertensi
2.2.1 Hipertensi Primer (esensial)
Lebih dari 90% pasien hipertensi merupakan hipertensi esensial, yang tidak
diketahui
penyebab
aslinya
yang
dapat
mempengaruhi
regulasi
tekanan
orangtua
mengidap
hipertensi,
maka
kemungkinan
anaknya
juga
terkena
dan garam akibat menurunnya tekanan arteri renalis pada ginjal tersebut. Ginjal yang
normal juga menahan air dan garam akibat renin yang dihasilkan oleh ginjal yang
mengalami iskemik.Renin ini menyebabkan terbentuknya angiotensin yang
bersirkulasi ke ginjal yang berlawanan dan menyebabkannya juga menahan air dan
garam.Jadi dengan alasan yang berbeda kedua ginjal menjadi penahan garam dan air
yang mengakibatkan hipertensi.
2. Hipertensi Neurogenik
Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh rangsangan yang kuat pada sistem saraf
simpatis. Contohnya apabila seseorang menjadi begitu terangsang karena alasan
apapun atau bila saat sedang gelisah, maka sistem simpatis akan sangat terangsang
yang menimbulkan vasokonstriksi perifer di setiap tempat dalam tubuh dan terjadilah
hipertensi akut. Hipertensi neurogenik juga bisa disebabkan oleh baroreseptor yang
dipotong atau bila traktus solitarius yang terdapat pada setiap sisi medula oblongata
dirusak. Hilangnya sinyal saraf normal dari baroreseptor secara mendadak memiliki
pengaruh yang sama pada mekanisme pengaturan tekanan oleh saraf seperti
pengurangan tekanan arteri pada aorta dan arteri karotis secara mendadak. Akibatnya
pusat vasomotor tiba-tiba menjadi sangat aktif dan tekanan arteri rata-rata meningkat,
namun dalam beberapa hari tekanan akan kembali normal. Oleh sebab itu, hipertensi
neurogenik termasuk hipertensi akut.
3. Hipertensi pada Toksemia Gravidarum
Selama masa kehamilan, banyak ibu yang mengalami hipertensi.Hal ini merupakan
manifestasi dari sindrom toksemia gravidarum.Prinsip patoligis yang menyebabkan
hipertensi ini diduga akibat penebalan membran glomerulus (mungkin terjadi karena
proses autoimun), yang mengurangi kecepatan filtrasi aliran dari glomerulus kedalam
tubulus ginjal. Dengan alasan yang jelas, tekanan arteri yang diperlukan untuk
menyebabkan pembentukan urin normal akan ditingkatkan. Selain itu, nilai tekanan
arteri jangka panjang juga meningkat.Pasien-pasien ini cenderung menderita hipertensi
karena konsumsi garam berlebih.
4. Hipertensi Akibat Aldosteronisme Primer
Merupakan tipe lain dari hipertensi beban-volume yang disebabkan oleh aldosteron
dalam tubuh berlebih atau kelebihan jenis steroid yang lain. Sebuah tumor kecil yang
terdapat pada salah satu kelenjar adrenal yang terkadang menyekresikan banyak sekali
aldosteron disebut sebagai Aldosteronisme Primer. Aldosteron memiliki efek dapat
meningkatkan kecepatan reabsorbsi garam dan air oleh tubulus ginjal sehingga akan
mengurangi hilangnya garam dan air dalam urin namun menaikkan volume cairan
ekstraseluler, akibatnya terjadi hipertensi. Bila keadaan ini diteruskan, maka kelebihan
aldosteron tersebut akan menyebabkan perubahan patologis pada ginjal sehingga
mengakibatkan ginjal menahan garam dan air lebih banyak lagi disamping yang
disebabkan oleh aldosteron tersebut. Oleh karena itu, akhirnya hipertensi sering
menjadi parah.
2.3 Pathway
Faktor predisposisi usa jenis kelamin,merokok,stres,kurang olahraga
Alkohol,konsentrasi garam,obesitas
Hipertensi
kerusakan vaskuler
Pembuluh darah
Beban kerja jantung
vasokonstriksi
Gg.sirkulasi
Keseluruh tubuh,sedangkan
Nutrisi dalam sel sudah mencukupi kebutuhan
Ginjal
otak
pembuluh darah
retina
otak
nyeri kepala
Suplai o2 ke otak
sistemik
koroner
arteriol
vasokonstriksi
iskemia miokard
nyeri dada
Respon RAA
Merangsang aldosteron
spasme
curah
jantung
Retensi Na
edema
2.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari hipertensi adalah sebagai berikut :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdengung
4. Mimisan (jarang)
5. Sukar tidur
fatigue
6.
7.
8.
9.
Sesak nafas
Rasa berat di tengkuk
Mudah lelah
Mata berkunang-kunang
mengakibatkan
kelumpuhan,
gangguan
kesadaran
hingga
koma.
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita(2).
Pengobatannya meliputi :
a.
Step 1
b.
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian
pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan
petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a.
Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran
tekanan darahnya
b.
Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
c.
tekanan darahnya
Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,
e.
h.
i.
j.
k.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga
2. Umur
3. Alamat
4. Pekerjaan
5. Pendidikan
6. Komposisi Keluarga
Nama
Ttl
: Tn. B
: 56 tahun
: Dukuh Taman Sari RT 02 RW 01
: Pedagang
: SD
:
L/P
Agam
Hub dg
Pendidika
pekerjaan
1
2
3
4
5
6
Ibu S
Anak A
Anak MS
Anak H
Anak RM
Anak AI
/umur
50 th
33 th
31 th
26 th
20 th
13 th
Genogram :
Keterangan :
: Laki Laki
P
L
L
P
L
L
a
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
KK
Istri
Anak
Anak
Anak
Anak
Anak
n
SD
PT
PT
SMA
PT
SMP
Penjual
Karyawan
Karyawan
Penjual
Mahasiswa
Pelajar
: Perempuan
: Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
-----
: Tinggal Serumah
: Klien
7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. B adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak.
8. Latar Belakang Budaya Keluarga
Keluarga Tn.B merupakan keluarga suku jawa, bahasa yang
digunakan sehari-hari Bahasa Jawa, tidak ada kebiasaan keluarga
yang
dipengaruhi
oleh
suku
yang
dapat
mempengaruhi
kesehatannya.
9. Identifikasi Religius
Keluarga Tn.B beragama islam dan seluruh anggota keluarganya
melaksanakan shalat lima waktu. Tn.B seorang tamir masjid
muhamadiyah di desanya, beliau aktif dalam urusan di masjid.
Keluarga juga sering ikut kegiatan-kegiatan keagamaan seperti
pengajian.
10. Status Ekonomi
Penghasilan Tn.B diperoleh dari Tn.B yang bekerja sebagai pedagang sepeda dan
Ny.S sebagai penjual toko sembakau dikediamannya. Penghasilan Tn.B tidak pasti
tergantung pangsa pasar, penghasilan Ny.S rata-rata sebulan 1,5 juta penghasilan
dari Tn.B dan Ny.S dipergunakan untuk keperluan makan sehari-hari, sekolah dan
kuliah anak AI dan RM, dan uang saku, biaya listrik serta kebutuhan lainnya,
keluarga mempunyai tabungan khusus untuk biaya berangkat haji. Sumber
penghasilan lain dari keluarga Tn.B yakni dari penghasilan panen padi dan palawija
setiap 4 bulan sekali.
11. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang
Kebiasaan kumpul bersama keluarga Tn.B biasanya dilakukan di malam hari diselasela kesibukan di toko, karena Tn.B juga ikut mengelola toko. Keluarga jarang
pergi ke tempat rekreasi secara bersama, karena Tn.B dan Ny.S sangat sibuk.
Namun sesekali Tn.B meluangkan waktu untuk menghirup udara pagi dengan ber
jalan santai di sekitar desa.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.B saat ini termasuk keluarga anak dewasa. Dimana
tugas perkembangan pada tahap ini :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi. Namun
tugas keluarga yang belum tercapai yakni menjadikan kedua anaknya yang masih
menuntut ilmu menjadi seorang yang sukses yang dapat memebanggakan kedua orang
tuanya serta membimbing anak-anaknya yang sudah berumah tangga dalam menata
rumah tangga menjadi lebih baik.
14. Riwayat keluarga inti
Tn.B dan Ny.S menikah sudah 35 tahun yang lalu, perkawinannya direstui oleh kedua
orang tua masing-masing. Ny.S merupakan pilihan sendiri tidak dijodohkan. Saat
menikah Tn.B berusia 22 tahun dan Ny.S berusia 16 tahun, setahun setelah menikah
Ny.S melahirkan anak tertuannya yakni anak A yang kini sudah berumah tangga.
Dikeluarga Tn.B terdapat riwayat penyakit keturunan yakni hipertensi. Keluarga Tn. B
mengatakan jika Tn. B mempunyai tekanan darah yang tinggi. Tn.B dan Ny.S sangat
sibuk dengan usaha mereka masing-masing sehingga tidak ada waktu untuk
memeriksakan kesehatannya secara rutin. Keluarga mengatakan sedikit mengetahui
tentang penyakit hipertensi yang diderita Tn.B tapi belum tahu cara merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi dengan benar.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Orang tua Tn. B meninggal karena penyakit hipertensi dan paru-paru. Sedangkan orang
tua Ny. S meninggal karena penyakit paru-paru.
III. DATA LINGKUNGAN
16. Karakteristik Rumah
Rumah yang dihuni oleh keluaraga Tn.B merupakan rumah yang dibangun diatas tanah
milik sendiri yang dibeli dari tetangga sekampung, berukuran 300 m terdiri ruang tamu,
4 kamar tidur, dapur, 2 kamar mandi dan WC kondisi bersih, 1 toko sembakau. Lantai
terbuat dari keramik, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, pintu belakang dan
jendela depan. Karena keluarga Tn.B tinggal dipedesaan jadi terdapat halaman dan
kebun yang luas di samping rumah, sampah diletakan di tempat sampah samping rumah
yang kemudian dibakar. Kebersihan rumah cukup, air minum sehari-hari diperoleh dari
sumur bor dengan kondisi air bersih yang biasanya digunakan keluarga untuk mandi dan
mencuci semua perabot keluarga. Kondisi got/saluran pembuangan lancar tidak berbau
dan terbuka.
Denah Rumah
Tempat Shalat
Kamar
Ruang Tamu
Toko
WC
Rua
Dapur
Kamar
Kamar
ng
TV
17. Karakteristik Tetangga dan komunitas
Keluarga Tn.B tinggal di lingkungan pedesaan yang mayoritas penduduknya
WC
Kamar
bersuku jawa yang tetap menjaga adat istiadat. Saudara kandung dan orang tua Ny.S
serta anak tertua Tn.B tinggal di dekat rumah keluarga Tn.B. Lingkungan tetangga cukup
akrab dan saling menolong bila ada kesusahan. Tempat tinggal Tn.B berada dipinggir
jalan dekat dengan balai desa namun cukup jauh dengan fasilitas kesehatan seperti klinik
umum. Lingkungan tempat tinggal Tn.B juga sudah memiliki fasilitas pendidikan mulai
dari TK, SD/MI dan TPQ. Belum ada transportasi umum di tempat tinggal Tn,B jadi
untuk akses transportasi banyak yang masih menggunakan sepeda dan motor. Keadaan
lingkungan cukup bersih banyak tertanam pohon-pohon jadi polusi udaranya sedikit.
Namun, kondisi rumah agak kurang bersih, untuk penataan ruangan kurang rapi dan
kurang teratur. Terkadang ketika musim hujan juga terdapat genangan air di lantai yang
dapat menyebabkan jatuh.
18. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.B sudah lama tinggal di desa ini sekitar 30 tahun yang lalu dan belum
pernah pindah ke daerah lain. Rumah Tn.B berada kurang lebih 200 meter dari jalan
raya, jenis kendaraan yang dipakai biasanya motor.
19. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-fasilitas dan Komunitas
Keluarga Tn.B saling mendukung satu dengan lainnya, respon keluarga bila ada
anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama
dengan cara musyawarah.
c. Model kekuasaan yang digunakan keluarga membuat Keputusan
Model kekuasaan yang diambil dalam keluarga Tn.B adalah pengambilan keputusan
berdasarkan kekuasaan aktif dimana setiap anggota keluarga berhak berpendapat
dalam pengmabilan keputusan terutama menyangkut kepentingan dari masingmasing anggota keluarga, misalnya anak Tn.B berhak memilih sekolah sesuai
dengan minat dan bakat yang dimiliki dan keluarga mendukung keinginan tersebut.
23. Struktur Peran
Tn.B sebagai kepala keluarga, pencari nafkah yang menjadi pedagang sepeda di pasar
Cepiring menjadi pekerjaan pokok sehari-hari namun beliau juga ikut andil dalam
mengelola toko sembako bersama istrinya. Ny.S sebagai penjual toko sembako dan juga
sebagai pengatur rumah tangga. Anak pertama, kedua dan ketiga sudah berkeluarga dan
tidak tinggal dalam satu rumah dengan Tn.B, anak RM sebagai anak remaja yang
menginjak dewasa selalu terbuka dengan Tn.B dalam masalah apapun, berperan
membantu kegiatan sehari-hari keluarga meskipun dia sibuk dengan kuliahnya. Anak AI
sebagai anak sekolah yang menginjak dewasa, berperan membantu kegiatan sehari-hari
semampunya.
24. Struktur Nilai-nilai Keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti mengaji,
shalat, berpuasa pada bulan ramadhan. Bila akan pulang terlambat harus memberitahu
terlebih dahulu kepada oarang tua, saat maghrib harus sudah ada di rumah dan pada
malam hari hanya boleh berada di luar rumah sampai pukul 22.00 malam. Bila pulang
terlambat tidak memberitahu keluarga, Ny.S selalu memarahi anaknya untuk tidak
melakukan hal serupa.
V. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi Afektif
respon keluarga sangat bangga bila anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat
sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit atau kehilangan. Tn.B
menyatakan dirinya masih sanggup untuk mendidik anak-anaknya dimana dia selalu
memberika nasehat-nasehat kapada anaknya, beliau juga tidak pernah berkata kasar dan
selalu memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga tali
silaturahmi walaupun sudah tidak tinggal dalam satu rumah lagi, saling menyayangi dan
menghormati satu sama lain.
26. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn.B selalu membiasakan anak-anaknya bermain dengan teman-teman
tetangganya, Tn.B maupun Ny.S tidak pernah melarang anak-anaknya bergaul dengan
lawan jenis atau siapapun tetapi tetap dalam pengawasan mereka, karena Tn.B dan Ny.S
terlalu sibuk namun tetap memperhatikan anak-anaknya. Keluarga mengajarkan agar
berprilaku yang baik dengan tetangga dan lingkungan sekitar, hidup berdampingan dan
tentram.
27. Fungsi Perawatan Kesehatan
Tn. B dan keluarga mengatakan bahwa mereka banyak mengkonsumsi air putih tiap
hari. Tn. B mengutarakan bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan
dirawat sendiri dengan membeli obat di apotik, namun apabila penyakit cukup serius
keluarga baru akan membawa anggota yang sakit ke pelayanan kesehatan. Keluarga Tn.
B jarang melakukan chek-up kesehatan secara rutin. Tn. B mengatakan bahwa tidak
punya waktu untuk melakukan chek-up meskipun sebenarnya tahu pentingnya
pemeriksaan rutin. Keluarga Tn. B kurang mengenal masalah karena Tn. B sering
makan yang asin dan berlemak. Tn. B mengungkapkan biasanya saat tekanan darah
naik klien merasa kaki serta tangan sebelah kiri sering jimpe-jimpe, lemes, dengkul kaki
terasa pegel dan cekot-cekot, terasa pusing ingin berjatuh terutama saat bangun tidur
28. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.B tidak ingin punya anak lagi karena sudah cukup punya anak 5 dan karena
factor usia, sudah tidak ikut KB, namun hubungan suami istri masih.
29. Fungsi Ekonomi
Sejauh ini kebutuhan keluarga cukup terpenuhi seperti kebutuhan pangan, sandang dan
pangan. Dengan penghasilan dari Tn.B dan Ny.S serta dari hasil panen sawah dan
kebun. Keluarga Tn.B termasuk keluarga tipe II yaitu keluarga Tn.B sudah mampu
memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Selain itu
keluarga Tn.B juga sudah bisa menabung untuk keperluan di masa yang akan datang.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
30. Stressor jangka pendek (<6 bulan) yang dirasakan keluarga
Sterssor jangka pendek yang dirasakan Tn.B dan Ny.S bersumber pada masalah pribadi
keluarga dan keuangan seperti biaya sekolah anak AI dan kuliah anak RM, tetapi
kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari keluarga.
31. Stressor jangka panjang (> bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga
Sterssor jangka panjang yang dialami Tn.B dan Ny.S cemas akan anak-anaknya yang
sudah berkeluarga sendiri, dan salah satu anaknya yang sedang bermasalah dengan
pekerjaan dan rumah tangganya. Selain itu Tn.B yang sekarang menderita hipertensi
juga ikut membebani keluarganya.
32. Respon terhadap sterssor
Upaya keluarga dalam mengatasi stress biasanya dengan cara menghibur diri dengan
sering bercanda dengan anak-anaknya, menonton siraman rohani lewat TV,
mendengarkan musik yang disukai, kemudian pasrah dan memperbanyak dzikir dan
berdoa. Hasil yang diperoleh Tn.B dan Ny.S merasa sedikit terobati setelah berdzikir,
berdoa dan sembahyang. Sementara untuk menghadapi sakit hipertensi yang saat ini
diderita Tn.B, keluarga jarang memeriksakan kesehatannya.
33. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan ini dan berusahan tetap tabah dan ikhlas. Berusaha mencari
jalan keluar yang kini sedang dihadapinya dan juga ingin berusaha untuk bisa
mengontrol penyakit Tn.B agar tidak sering kambuh. Selain itu juga selalu berdoa
kepada tuhan.
34. Strategi adaptasi yang disfungsional
Pola hidup Tn.B suka mengkonsusmsi makanan yang mengandung banyak kolestrol ,
lemak tapi Tn.B bukan perokok Namun yang membuat hipertensi Tn.B kambuh karena
stress dengan masalah anak-anaknya dan pekerjaannya serta kadang Ny.S cerewet dan
suka marah-marah .
VII. PEMERIKSAAN FISIK PADA KELUARGA Tn. B
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 9 April 2015
Aspek
Tensi
Tn.B
170/100
Ny. S
130/80 mmHg
An. RM
110/80 mmHg
An. AI
120/70 mmHg
(mmHg)
Suhu (0C)
Nadi
Kepala
mmHg
37,00C
90x/menit
Normal, bersih
36,70C
82x/menit
Normal, tidak
36,50C
80x/menit
Normal dan
36,50C
80x/menit
Normal dan
kotor dan
tidak kotor
tidak kotor
Thorak
Abdomen
uban sedikit
sedikit beruban
Simetris, bunyi Simetris, bunyi Simetris, bunyi Simetris, bunyi
jantung normal
jantung normal
jantung normal
jantung normal
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada
kelainan, suara
kelainan, suara
kelainan, suara
kelainan, suara
nafas vasicular
Tidak ada
nafas vasicular
Tidak ada
nafas vasicular
Tidak ada
nafas vasicular
Tidak ada
Ekstrimitas
pembekakan
pembekakan
pembekakan
pembekakan
hepar, ginjal,
hepar, ginjal,
hepar, ginjal,
hepar, ginjal,
limpa, tidak
limpa, tidak
limpa, tidak
limpa, tidak
teraba
teraba
teraba
teraba
benjolan,
benjolan,
benjolan,
benjolan,
bising usus
bising usus
bising usus
bising usus
positif, tidak
positif, tidak
positif, tidak
positif, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
adanya
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
kelainan
kelainan
kelainan
kelainan
pergerakan,
pergerakan,
pergerakan,
pergerakan,
kekakuan
kekakuan
kekakuan
kekakuan
sendi, ROM
sendi, ROM
sendi, ROM
sendi, ROM
aktif
aktif
aktif
aktif
Problem
Pemeliharaan kesehatan
Etiologi
ketidakmampuan
keluarga memutuskan
keluarga Tn. A
masalah mengenai
Data Subjektif:
pentingnya pemeriksaan
Kurangnya pengetahuan
berulang
mengenai pencegahan
dan penatalaksanaan
terasa sakit
Tn. B kurang mengenal masalah
tinggi
dan berlemak
Tn.B mengatakan sering kambuhkambuh dan pusing jika sedang ada
masalah atau makan yang salah
Data obyektif
TD 160/100 mmHg
NADI 90x/menit
Suhu 37,00C
DS:
Ketidakmampuan
pada Tn.B
keluarga memodifikasi
lingkungan
TD: N:
Kondisi rumah kurang bersih,
tidak teratur, tidak rapi, penataan
ruangan < serasi, terkadang
terdapat genangan air di lantai
saat musim hujan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Tn.
B khususnya Tn.B
Kriteria
Perhi
Nilai
Pembenaran
o
1
t
Sifat masalah: krisis: 1/3x1
Kemungkinan
up dengan tertur.
Tidak ada waktu untuk periksa/ chek up
1/2x2
diubah:
secara teratur
sebagian: 1
Potensi masalah: di 1/3x1
masalah
3
1/3
1/3
cegah: rendah 1
Menonjolnya
teratur.
Keluarga merasa biasa saja meskipun
1/2x1
1/2
masalah:
Masalah tidak
teratur.
dirasakan: 1
JUMLAH
2 1/6
Diagnosa 2 : Resiko penyakit kambuh berulang pada keluarga Tn.B khususnya pada Tn.B
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pencegahan dan
penatalaksanaan penyakit hipertensi dan tingkat stressor yang tinggi.
N
Perhitungan
Kriteria
o
1.
2.
Nilai
Pembenaran
Ketidak tahuan
keluarga tentang
masalah penyakit
hipertensi merupakan
bahaya terhadap
kondisi klien
Berdasarkan prognosa
Sifat masalah :
Aktual
3/3 x 1
Kemungkinan
1/2x2
masalah untuk
masalah hipertensi
dirubah :
Sebagian
3.
Potensial
2/3 x 1
2/3
tindakan pencegahan
Penyakit hipertensi
masalah untuk
memungkinkan untuk
dicegah : cukup
dicegah dengan
menghindari faktor
4.
Menonjolnya
2/2 x 1
resiko
Bila tidak segera
masalah : Ada,
harus
terjadi komplikasi
segera
ditangani
lebih lanjut,
sepertistroke,
kelumpuhan
JUMLAH
2/3
Diagnosa 3 :Resiko tinggi cedera pada keluarga Tn.B terutama Tn.B berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
No
1
Kriteria
Sifat masalah :
Perhit
2/3x1
Nilai
2/3
ancaman
2
kesehatan
Kemungkinan
Pembenaran
Tn.B merasa pusing
saat bangun tidur dan
1/2x2
sempat jatuh
Perlu usaha untuk
masalah dapat
memodifikasi
diubah: sebagian
lingkungan rumah
Potensial
masalah untuk
3/3x1
yang ada
Keluarga sangat
perhatian pada Tn.B
dicegah : tinggi
Menonjolnya
0/2x1
Keluarga merasa
masalah: tidak
keadaan tersebut
dirasakan
sudah berlangsung
lama dan tidak pernah
ada kejadian yang
mengakibatkan Tn.B
cidera
JUMLAH
2 2/3
B. INTERVENSI
No
1.
Diagnosa
Tujuan
Resiko penyakit
Umum
Khusus
Setelah dilakukan Setelah
dilakukan
kambuh berulang
tindakan
b/d kurangnya
penatalaksanaan
penyakit
hipertensi
hipertensi dan
lebih berat
pengetahuan
mengenai
pencegahan dan
kunjungan selama 1 x 30
yang
mengidentifikasi gejala
Kriteria
Respon
Evaluasi
Standar
1.Keluarga dapa
verbal
menjelaskan te
hipertensi adal
sakit kepala, k
pada tengkuk,
pandangan kab
ingin jatuh
2. Keluarga mam
dini terjadinya
mengetahui ca
tingkat stressor
serangan.
mencegah timb
yang tinggi.
c. Keluarga dapat
hipertensi yait
memutuskan tindakan
dengan memer
yang harus dilakukan
tekanan darah
bila terjadi serangan
teratur, mengu
makanan yang
mengandung g
dan kolestrol,
kurangsi stress
olahraga, istira
yang cukup, m
ciptakan suasa
yang nyaman
3. Keluarga Tn.B
bersedia meng
keputusan unu
mencegah terja
serangan deng
merawat atau
membawa ke
2
Resiko injuri
Setelah
pada keluarga
intervensi
menit
keluarga Verbal
Tn.B
berhubungan
dengan
tidak terjadi.
mengenal
injuri
pada
ketidakmampuan
hipertensi,
keluarga
kriteria
memodifikasi
mampu:
lingkungan
resiko
dengan
keluarga
pelayanan kese
a. Keluarga
menjelaskan
pengertian
yaitu
keadaan
individu b
mendapat
karena
perseptual
fisiologis,
kurangnya
a) menyebutkan
kesadran
bahaya ata
pengertian
lanjut
b. Penyebab
injuri
b) mengetahui
lantai
penyebab injuri
c) menyebutkan
faktor resiko injuri
pandangan
pencahayaa
kurang,
perabot tida
c. Akibat
berupa
mengambil
gegar otak
yang
tepat
keputusan
dalam
merawat
anggota
keluarga
yang
perdarahan
d. Cara penc
injuri:
berpeganga
ke kamar m
wudhu,
menggunak
injuri pada penderita
hipertensi
b) mengambil
bantu
hindari
la
berdiri
merawat
anggota
keluarga
tidur,
kacamata,
penerangan
dengan hipertensi
TUK 3 : Setelah 1x60
menit
pertemuan
keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
yang
pencegahan
injuri
pada
penderita hipertensi
b) Rencana
keperawatan
menjelaskan
cara-
pertemuan
mampu
segera
jika pusing.
e. Cara
mo
lingkungan:
penerangan
ada
pe
kamar
ma
tempat
merapikan
perabotan r
memodifikasi lingkungan
yang
sesuai
untuk
mampu
Menyebutkan
:
cara
memodifikasi lingkungan
yang
sesuai
penderita
hipertensi
3
Pemeliharaan
Setelah dilakukan
Mengetahui
kesehatan tidak
asuahan
menit dapat
akan pentingny
efektif pada
keperawatan maka
menunjukkan:
Respon
pemeriksaan
keluarga Tn. A
keluarga Tn. A
-Keluarga mampu
Verbal
kesehatan rutin
berhubungan
dapat
mengenal tentang
berdampak pad
dengan ketidak
memeriksakan
pentingnya pemeriksaan
pemeliharaan
mampuan
kesehatannya
kesehatan rutin
kesehatan yang
keluarga
secara teratur.
-Keluarga mampu
memutuskan
anggota keluarg
masalah
melakukan pemeriksaan
Respon
bersedia untuk
mengenai
Nonverbal
melakukan
pentingnya
pemeriksaan
pemeriksaan
kesehatan secar
kesehatan secara
teratur.
teratur.
No Diagnosa Keperawatan
Resiko penyakit kambuh
Implemetasi
1. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang penyakit Hiprtensi yang
E
S: Tn. B men
mengetah
penyakit H
O: Keluarga
memaham
Hipertens
A: masalah t
P: Lanjutkan
10-04-2015
a. Mendiskusikan
dengan
keluarga
mengat
penyeba
keluarga
mengat
dengan
keluarga
merawa
O : Tn.B m
lingkung
member
yang
11-04-2015
perabota
rapi.
A:
Mas
sebagian
P: lanjutka
S : Keluarga
masih kesulit
pemeriksaan
memutuskan masalah
O : Tn. A da
mengenai pentingnya
terlihat sibuk
pemeriksaan kesehatan
berjualan
secara teratur.
A : masalah m
kesulitan me
P : rencakan
mengenai wa
memungkink
dapat melaku
kesehatan rut
BAB III
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Hipertensiadalahpeningkatantekanandarah
140mmhgdan
yang
abnormal
diastolic
dengansistoliklebihdari
lebihdari
mmhg.Padaumunyahipertensitidakmempunyaipenyebab
spesifik.Hipertensiterjadisebagairesponpeningkatan
90
yang
cardiac
output
ataupeningkatantekananperifer
3.2 Saran
Kamiberharapmakalahinidapatbermanfaatdanpembacadapatmemanfaatkanmakalahinidan
menerapkannnyadalampraktekkomunitasnanti.