Anda di halaman 1dari 9

KONSEP MASA KINI TENTANG FUNGSI SEKOLAH

I.

PENDAHULUAN
Proses pendidikan yang diselenggarakan di lembaga sekolah diantaranya
mempunyai fungsi yang diharapkan dapat menyiapkan peserta didik agar
mampu membangun kehidupan dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
yang akan dihadapi di masa mendatang. Proses pendidikan mempunyai dua ciri
utama yaitu irreversible dan anticipative. Proses irreversible ( tidak dapat
diulang ), artinya segala karakter yang dibangun selama proses

( termasuk

kesalahan-kesalahan ( defects ) dalam proses ), akan melekat dalam produk dan


tidak dapat ditarik kembali. Berbeda dengan proses reversible, seperti
pembuatan produk tertentu yang tangible di sebuah industry mobil misalnya.
Kecacatan ( defect ) bagian tertentu dari mobil yang telah dihasilkan, masih
dimungkinkan dilakukan panarikan produk mobil tersebut dari peredarannya di
pasar. Akan tetapi kecacatan produk pendidikan ( lulusannya ), tidak mungkin
ditarik kembali ke kampus untuk dilakukan pembetulan. Oleh karena itu,
perencanaan dan pengembangan

sistem pendidikan ( termasuk didalamnya

pengembangan kurikulum ) harus dilakukan dengan ekstra hati-hati dengan


kajian yang mendalam.
Ciri yang kedua adalah anticipative, artinya pengembangan potensi peserta
didik harus diarahkan agar dia mampu menjawab persoalan kedepan.
Pendidikan merupakan ikhtiar untuk mengekplorasi talenta ( bakat ) dan
potensi yang dimiliki peserta didik, sekaligus dapat diibaratkan bahwa pendidikan
itu sebagai alat reproduksi sosial. Pendekatan yang dilakukan, content
kurikulum yang disajikan dan lingkungan, budaya ( atmosfer ) pendidikan sangat
mempengaruhi kualitas lulusannya. Kekurangtepatan penentuan pendekatan
dan konten serta atmosfernya akan menghasilkan generasi, produk, lulusan
yang bukan hanya memiliki social defect ( cacat social ) tapi juga technical
defect
( cacat ketrampilan ).
Dalam sistem pendidikan, kurikulum merupakan cerminan kehendak tentang
gambaran lulusan yang dicitakan, sekaligus sebagai gambaran tentang proses
dan sumberdaya ( resources ) yang dimiliki.
Sebuah keputusan mengubah kurikulum memiliki makna yang sangat
penting untuk menghantarkan peserta didik ke depan. Itu sebabnya kurikulum

memang perlu dilakukan evaluasi secara pereodik dan dilakukan adjustment


agar kurikulum tersebut comply dengan tuntutan jaman (Mohammad Nuh, 2010).
Pengembangan kurikulum pada hakekatnya sangat komplek, karena faktor
yang terlibat didalamnya. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah asasasas yang mendasari setiap kurikulum dan komponen yang saling terkait erat
dan karena itu dapat dikatakan mempunyai suatu struktur. Komponen-komponen
kurikulum yang lazim dan selalu dipertimbangkan dalam pengembangan
kurikulum, diantaranya : Tujuan, Bahan pelajaran, Pengorganisasian /proses
belajar mengajar dan penilaian.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka pemaknaan konsep masa
kini tentang fungsi sekolah harus mendasar pada suatu kenyataan yang
berkembang di masyarakat tentang cara pandang masyarakat itu sendri
terhadap konsep-konsep pendidikan. Dimana konsep-konsep pendidikan yang
berkembang diantaranya ; Pertama, Pendidikan dipandang sebagai preserver
dan tramsmiitter warisan budaya. Kedua, Pendidikan dipandang sebagai alat
tranformasi budaya. Ketiga, Pendidikan dipandang sebagai alat pengembangan
individu. Dari ketiga konsep pendidikan yang berkembang diatas mempunyai
implikasi-implikasi tertentu yang akan berpengaruh terhadap Argumentasi
mengenai kepentingan dari suatu orientasi sosial dan pusat orientasi anak-anak
yang telah cukup tajam membelah/membagi pergerakan pendidikan progresif
dalam dua kelompok , satu penguatan akan kecenderungan psikologi pada
pengembangan individu dan kecenderungan yang lain pada rekonstruksi sosial.
II. SUBSTANSI
Konsep masyarakat tentang fungsi Sekolah Umum ditentukan dari
penampakan yang nyata dari kurikulum yang dijalankan. Oleh karena itu, di
dalam budaya yang komplek dengan sitem nilai-nilai pluralisme, sulit untuk
menanamkan fungsi central yang menyatu. Di dalam masyarakat demokratis
rumus-rumus ini jauh lebih komplek dengan lapisan-lapisan masyarakat yang
berbeda di dalam proses penentuan konsep pendidikan secara menyeluruh dan
sekolah umum untuk bagaimana seharusnya dan pelaksanaannya. Bahkan ini
lebih sulit untuk menentukan fungsi central sekolah di dalam masyarakat
demokratis dibanding masyarakat yang otoriter dimana sekelompok kecil yang
kuat memutuskan keduanya apakah yang harus dilakukan.

Masyarakat sekarang ini tidaklah selalu setuju tentang fungsi central dari
sekolah . Seseorang bahkan dapat berkata Perdebatan yang luar biasa tentang
sekolah dan fungsinya. Pengaruh dari perdebatan tentang banyak hal yang
dihadapi masyarakat sekarang diantaranya ; Keseimbangan antara kebebasan
dan pengaturan juga antara kesempatan dan kebiasaan, walaupun kalangan
atas yang berkuasa dan intelek, seharusnya ikut serta dalam pembentukkan
kebijakan umum, dan yang lainnya. Secara umum disetujui bahwa kerangka
utama adalah krisis dalam dunia pendidikan

terbentuk dan sulit untuk

menggabungkan dua fenomena : Pengaruh transformasi dari iptek di dalam


masyarakat dan keadaan darurat menyusunnya kelompok totalitarianisme
sebagai sebuah pengembangan kekuatan penjajah. Di dalam pembuatan ujian
secara ringan dari fungsi sekolah umum adalah hubungan yang sangat kuat.,
tetapi sangat sulit, karena kecenderungan isunya sangat membingungkan dan
sudut pandang kurang bermakna dibanding tujuan.
Apapun sudut pandang tentang fungsi dari sekolah umum, sedikit tampak
kesepakatan tentang pentingnya aturan di dalam pendidikan. Masyarakat
Amerika selalu berharap

terhadap pendidikan. Didalam pernyataan Walter

Lippmann, telah dinyatakan bahwa ada kepercayaan yang besar di dalam


pendidikan Sebagai kekuatan nasional yang dapat memberikan prinsip didalam
kehidupan. Di dalam sejarah Orang Amerika telah mempunyai asumsi bahwa
pendidikan mempunyai kekuatan untuk mengurangi kemiskinan dan beban,
untuk mencegah kenakalan remaja dan kriminal, dan untuk peningkatan
kecakapan

secara

individu,

kecerdasan

menggunakan

hak

pilih,

dan

kemakmuran untuk stabilitas pemerintah. Sungguh, bahkan pendidikan kali ini,


jika bukan sekolah umum, dinyatakan sebagain suatu antidote melawan
pengaruh setan didalam pikiran manusia dan untuk pencapaian hal-hal yang
baik. Mereka menyerang kepercayaan tentang sekolah dari masyarakat Amerika
bahwa masalah sekolah mempengaruhi tidak hanya individu tetapi juga
masyarakat. Beberapa kritik, contohnya, tampaknya di dalam alasan yang kuat
musuh-musuh masakini adalah hasil dari pendidikan mereka, dimana kelemahan
posisi mereka adalah karena kesalahan pendidikan.
Harapan yang sangat tinggi dan kepercayaan yang naf dalam pendidikan
merupakan kutukan dan sekaligus berkah. Tidak diragukan mereka telah
memberikan pendidikan sebagai sebuah kekuatan tertentu yang berisi ideology

social. Mereka juga membuatnya lebih banyak pembelajaran untuk melewati


hysteria dan perubahan perasaan masyarakat. Dibanding mereka yang telah
mempunyai pendirian yang maju. Setiap orang menganut tren perkembangan
kurikulum di AS akan melakukan gerakan ZigZag dengan tidak kontinyu dan
kurang percaya dengan pemikiran yang teoritis.
Pembicaran secara umum,argumentasi dasar tentang pendidikan secara
umum bergerak dari kesepakatan yang terdapat literatur dan filosofy tradisional
dari dunia barat sebagai intepretasi kaum terdidik dan para pujangga sebelum
perang dunia ke I.
III. ANALISIS
Fungsi Sekolah secara umum ditentukan dari penampakan yang nyata
terhadap kurikulum yang diaplikasian. Oleh karena itu, dalam budaya yang
komplek dengan sitem nilai-nilai pluralisme, sulit untuk menanamkan fungsi
central yang menyatu. Di dalam masyarakat yang demokratis rumus-rumus ini
jauh lebih komplek dengan lapisan-lapisan masyarakat yang berbeda di dalam
proses penentuan konsep pendidikan secara menyeluruh.
Proses pendidikan yang diselenggarakan di lembaga sekolah diantaranya
mempunyai fungsi yang diharapkan dapat menyiapkan peserta didik agar
mampu membangun kehidupan dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan
yang akan dihadapi di masa mendatang.
Pendidikan merupakan ikhtiar untuk mengekplorasi talenta ( bakat ) dan
potensi yang dimiliki peserta didik, sekaligus dapat diibaratkan bahwa pendidikan
itu sebagai alat reproduksi sosial. Maka dari itu dalam sistem pendidikan,
kurikulum merupakan cerminan kehendak tentang gambaran lulusan yang
dicitakan, sekaligus sebagai gambaran tentang proses dan sumberdaya (
resources ) yang dimiliki.
Pengembangan kurikulum pada hakekatnya sangat komplek karena faktor
yang terlibat didalamnya. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah asasTUJUAN
asas yang mendasari setiap kurikulum dan komponen yang saling terkait erat
dan karena itu dapat dikatakan mempunyai suatu struktur, dimana komponenkomponen

kurikulum

yang

lazim

dan

selalu

dipertimbangkan

dalam

pengembangan kurikulum, diantaranya : Tujuan, Bahan


BAHANpelajaran,
PENILAIAN
Pengorganisasian /proses belajar mengajar dan penilaian. PELAJARAN
Kesalingterkaitan komponen-komponen itu dapat kita gambarkan dalam
bagan sebagai berikut :
PROSES
BELAJAR
MENGAJA

( Nasution, 1991 )
Tanda panah dua arah melambangkan interrelasi antar komponen kurikulum.
Kita lihat tiap komponen apapun ada hubungannya dengan semua komponen
lainnya. Apa yang tampak gampang pada bagan sebenarnya tidak mudah dalam
pelaksanaan perencanaan dan pengembangan kurikulum, apalagi dalam
mencapai tujuan-tujuan yang bersifat umum, terutama dalam bidang afektif.
Untuk tujuan spesifik berupa pengetahuan ( fakta atau informasi tertentu )
penerapan komponen-komponen kurikulum itu relatif mudah, akan tetapi bila
informasi dipertanyakan

kedudukannya dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan nasional maka persoalannya menjadi lebih pelik. Setiap komponen


memang mengandung masalah-masalah komplek, yang akan bertambah
komplek lagi bila dikaitkan secara fungsional dengan komponen-komponen
lainnya.
Tiap bahan pelajaran dengan tujuan tersendiri sering memerlukan proses
belajar-mengajar yang khas pula. Menggunakan hanya satu metode untuk
segala macam bahan dapat dimisalkan dengan mengunakan satu macam obat
untuk segala macam penyakit. Hal ini juga masalah evaluasi atau penilaian
merupakan masalah yang tak selalu mudah dipecahkan. Untuk bahan dan tujuan
tertentu relatif mudah ditentukan alat penilaiannya, khususnya mengenai bahan
berupa fakta dan informasi. Bila berkenaan dengan tujuan-tujuan yang lebih
tinggi berupa pemahaman,

aplikasi atau juga untuk berfikir kritis dan kreatif

penilaiannya menjadi pelik. Pada kesempatan tertentu digunakan alat yang tidak
relevan karena tidak mengenai tujuan esensial, sering dipaksa oleh keadaan.
( Nasution, 1991 ).
Mencermati beberapa hal diatas, diseyogyakan mengenai pemaknaan
konsep masa kini tentang fungsi sekolah harus mencermati kontek yang

berkembang di masyarakat tentang cara pandang masyarakat itu sendri


terhadap konsep-konsep pendidikan.

KONSEP
MASA KINI
TENTANG
FUNGSI
SEKOLAH

PENDIDIK
AN

PRESERVER
DAN
TRANSMITTE
R WARISAN
BUDAYA
ALAT
TRANSFORM
ASI BUDAYA

IMPLIKASIIMPLIKASI
YANG
DITIMBULKA
N

ALAT
PENGEMBAN
GAN
INDIVIDU

Peta Konsep Berpikir


Diantara
diantaranya

beberapa
;

Pertama,

konsep-konsep
Pendidikan

pendidikan

dipandang

yang

sebagai

berkembang
preserver

dan

tramsmiitter warisan budaya. Maksud dari konsep ini menekankan pentingnya


perlindungan terhadap fungsi pendidikan; yaitu melindungi warisan budaya. Hal
ini sehaluan dengan salah satu laporan dari Harvard university atas pendidikan
umum sebagai contoh penguatan pentingnya melindungi tradisi yang lama sudah
mengakar pada masyarakat. Laporan ini berargumen bahwa pendidikan dapat
membangun kesatuan dalam perhatiannya terhadap warisan budaya.
Kedua, Pendidikan dipandang sebagai alat tranformasi budaya. Hal ini
dimaksudkan bahwa pendidikan dapat
dalam

dilaksanakan

dengan aturan kreatif

memodifikasi bahkan pembentukan kembali budaya, pendidikan dan

kebijakan publik. Hubungan ketiganya sangat dekat, bahkan dapat dikatakan


bahwa kemajuan yang satu sangatlah kecil kemungkinannya tanpa kemajuan
yang lain. Mereka menyatakan bahwa pendidikan harus selaras dengan
kebutuhan budaya masa kini dan bahkan membentuk masa depan.
Ketiga, Pendidikan dipandang sebagai alat pengembangan individu. Konsep
ini didedikasikan sebagai sesuatu yang besar memberikan pengaruh pada
performa pengembangan dan penguatan individu yang menjadi titik focus

keinginan masyarakat berupa penguatan perkembangan dari

kreatifitas

individual. Point ini memberikan pandangan bahwa telah diterapkan atas usaha
pendidikan yang berpusat pada perkembangan dari semua kekuatan individu,
khususnya pada imajinasi kreatif, kebebasan, kemandirian, penemuan diri yang
otentik, serta kekuatan fisik dan emosional.
Ketiga konsep pendidikan yang berkembang diatas mempunyai implikasiimplikasi tertentu yang akan berpengaruh terhadap argumentasi mengenai
kepentingan dari suatu orientasi sosial dan pusat orientasi anak-anak yang telah
cukup tajam yang membelah pandangan mengenai suatu pergerakan pendidian
progresif dalam dua dimensi orientasi , satu berorientasi pada penguatan akan
kecendrungan psikologi untuk pengembangan individu dan yang lain berorientasi
pada kecenderungan
bahwa

kedua

rekonstruksi sosial. Namun yang pasti ada suatu fakta

orientasi

pada

pengatannya

masing-masing

tetap

harus

memperhatikan regulasi yang jelas dan tidak kalah penting harus selalu
memperhatikan kontek yang berkembang dalam masyarakat , bagaimana arah
yang dikehendakinya serta memperhatikan bagaimana mencari formulasi yang
harus selalu dikembangkan untuk satu tujuan yang utama dan sama bagaimana
meningkatkan kwalitas suatu peradaban humanis yang populis dan peradaban
humanis yang eduatif.
IV. PENUTUP
Demikianlah beberapa view ( pandangan ) akan sebuah pemaknaan yang
besar dan berarti mengenai pendidian, hubungannya dengan fungsi sekolah
dalam konsep yang berkembang pada kondisi sekarang ini. Konsep-konsep
yang berkembang itu bukanlah tanpa implikasi yang tidak bermana, tetapi
ternyata berimplikasi sangat besar sampai pada tingkat influensi ( mempengaruhi
) dan split view orientation ( membelah orientasi pandangan ) akan penguatan
dimensi yang cenderung psikologis pada pengembangan individu, dengan yang
berorientasi pada kecenderungan rekonstruksi sosial. Semoga ini menjadi salah
satu sumbangsih wacana dalam diri kita memandang dunia pendidikan dengan
fungsi-fungsi sekolah pada masa kini dan masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Forrst W parkay,

Curriculum Leadership ( Reading and Developing Quality

Educational Programs ), Pearson Education, Inc, 2010.


Hilda Taba, Curriculum Development ( Theory and Practice ), Sanfransisco State
College, Harcourt, Brace & World, INC, 1962.

James A. Bean, Curriculum planning and Development, Allyn and Bacon, Inc, Boston
London Sydney Toronto, 1944.
Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Sejarah
Perkembangan Kurikulum SMP, 2010
Murray Print, Curriculum Development and design, Allen & Unwin Pty Ltd 9 Atchison
Street, St Leonards, NSW 2065 Australia, 1993.
Nasution, Pengembangan Kurikulum , Citra Adtya Bakti, Bandung , 1991.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (
SNP )
Taylor, Philip H., and Tye, Kenneth A., Curriculum, School, and Society. An
Introduction to Curriculum Studies, NFER Publisihing Co., Ltd., London, 1975
UU RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai