PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Madrasah dan sekolah sebagai salah satu bagian sistem pendidikan
Nasional tentu memerlukan perhatian dan pengelolaan secara serius. Karena
itu, kepemimpinan madrasah ke depan dengan perubahan masyarakat yang
semakin cepat dan terbuka menuntut kemampuan yang lebih kreatif, inovatif
dan dinamis. Kepala madrasah yang sekedar bergaya menunggu dan terlalu
berpegang pada aturan-aturan birokratis dan berfikir secara struktural dan tidak
berani melakukan inovasi untuk menyesuaikan tuntutan masyarakatnya, akan
ditinggalkan oleh peminatnya. Pada masyarakat yang semakin berkembang
demikian cepat dan didalamnya terjadi kompetisi secara terbuka selalu dituntut
kualitas pelayanan yang berbeda dengan masyarakat sebelumnya.
Untuk mewujudkan program pelaksanaan pendidikan yang direncanakan,
maka dalam pelaksanaannya diperlukan seseorang yang dapat mempengaruhi,
mendorong serta menggerakkan komponen-komponen yang ada dalam
lembaga pendidikan yang dapat mengarahkan pada pencapaian tujuan
pendidikan pada suatu lembaga pendidikan.
Pemimpin pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah dan madrasah
sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di lembaga pendidikan, harus memiliki kesiapan dan kemampuan
untuk membangkitkan semangat kerja personal. Seorang pemimpin juga harus
mampu menciptakan iklim dan suasana yang kondusif, aman, nyaman, tentram,
menyenangkan, dan penuh semangat dalam bekerja bagi para pekerja dan para
pelajar. Sehingga pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dapat berjalan tertib
dan lancar dalam mencapai tujuan yang diharapkan
Realitanya, banyak lembaga pendidikan yang dapat tumbuh dan
berkembang menjadi lebih baik dan ada pula yang mengalami kemandekan dan
bahkan tinggal menunggu kehancurannya. Adapun salah satu faktor
penyebabnya adalah terletak pada kompetensi dan kepemimpinan kepala
madrasah dalam mengelola madrasah.
Apabila seorang kepala madrasah/sekolah tidak bisa mengatur,
mempengaruhi, mengajak anggotanya untuk meraih tujuan pendidikan, gagap
memanfaatkan peluang yang ada, dan cenderung menerapkan gaya
kepemimpinan yang sekedar melaksanakan tugas rutin, maka jangan
diharapkan kualitas pendidikan akan mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika
seorang kepala madrasah tersebut memiliki potensi yang cukup baik, maka ia
akan cenderung untuk terus meningkatkan organisasi pendidikan di lembaga
yang dipimpinnya. Sehingga dengan sendirinya kualitas pendidikan ikut
meningkat.
II. PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Pendidikan
1. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Istilah Kepemimpinan Pendidikan mengandung dua pengertian.
Dimana kata pendidikan menerangkan dalam lapangan apa dan dimana
kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau
ciri-ciri bagaimana yang harus terdapat atau dimiliki oleh kepemimpinan
tersebut.
Kepemimpinan adalah proses kegiatan seseorang yang memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan, dan
menggerakkan individu-individu supaya timbul kerjasama secara teratur
dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Sedangkan pengertian pendidikan itu sendiri adalah suatu usaha atau
proses yang dilakukan secara sadar oleh guru untuk mendidik dan mengajar
anak didik agar mereka dapat mencapai kedewasaan.
Apabila pengertian kepemimpinan dipadukan dengan pengertian
pendidikan, maka pengertian kepemimpinan pendidikan merupakan suatu
proses mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang
ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan
pendidikan dan pembelajaran agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat
lebih efisien dan efektif demi mencapai tujuan-tujuan pendidikan dan
pembelajaran.
Dari pengertian kepemimpinan pendidikan di atas, diketahui terdapat
beberapa unsur pokok dalam kepemimpinan, di antaranya:
a. Tujuan kepemimpinan
b. Individu yang mempengaruhi kelompok/organisasi/lembaga (pemimpin)
c. Individu-individu yang dipengaruhi, dikoordinasi, digerakkan (yang
dipimpin)
d. Proses interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin dalam rangka
mempengaruhi, mengkoordinasikan dan menggerakkan.
e. Situasi berlangsungnya kepemimpinan.
kode etik profesi, menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lain yang
di awasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi, dan
b. Menentukan dan atau mengusukan program pembinaan serta melakukan
pembinaan.
3. Syarat-syarat Kepribadian Pemimpin Lembaga Pendidikan
Terkait dengan prasyarat pemimpin lembaga pendidikan (kepala
madrasah), kepemimpinan kepala madrasah harus memiliki kemampuan
yang berhubungan dengan administrasi madrasah yang meliputi:
a. Kemampuan dalam bidang teknis pendidikan dan pengajaran
b. Kemampuan dalam bidang tata usaha sekolah
c. Kemampuan dalam pengorganisasian
d. Kemampuan
pengawasan.
dalam
perencanaan.
Berbagai
pelaksanaan,
dan
dalam
usaha
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari seluruh pembahasan sebelumnya dapat kita ambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hakekat kepemimpinan kepala madrasah di lembaga pendidikan Islam
Kepemimpinan adalah proses kegiatan seseorang yang memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan, dan
menggerakkan individu-individu supaya timbul kerjasama secara teratur
dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Kepemimpinan pendidikan atau kepemimpinan kepala madrasah dapat
Djumhur, I., et.al. 1975. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Bandung: CV.
Ilmu.
Fajar, A. Malik. 1998. Visi Pembaharuan Pendidikan Islam. Jakarta: LP3NI.
Ghozali, et.al. 1977. Administrasi Sekolah. Jakarta: Cahaya Budi.
Idris, Zahara, et.al. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Indar, Djumberansjah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Malang: IAIN Sunan Ampel
Press.
________. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.
Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung: Mandar
Maju.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118 Tahun
1996.
Lazaruth, S. 1984. Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya, Jakarta: Yayasan
Kanisius.
Masud, Abdurrahman et.al., 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Muhaimin. 2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
__________. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan
Implementasinya, Banung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nawawi, Hadari. 1988. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masagung.
NK, Roestiyah. 1982. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT. Bina Aksara
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990.
Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT.Bina Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1993. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.