Ka
aPb 2 aCl
aPbCl2 ( s )
Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi :
Ksp M A
Jika larutan itu belum jenuh (MA yang larut masih sedikit) sudah tentu
harga [M+][A-] lebih kecil dari harga Ksp. Namun jika [M +][A-] lebih besar dari
harga Ksp, hal ini berarti bahwa larutan lewat jenuh, sehingga MA akan
mengandap.
[M+][A-] < Ksp
[M+][A-] = Ksp
Panas yang menyertai proses melarut tersebut disebut panas larut, dan
sebagai contoh nyata misalnya kJ(padat) dilarutkan dalam air. Panas yang
menyertai pada proses melaarutnya kJ adalah 21 kJ mol-1 yang berarti bahwa pada
proses melarutnya kJ dibutuhkan panas.
kJ (padat) + 21 kJ mol-1 K+ + JJika digunakan prinsip Le Chatalier pada persamaan di atas, maka apabila
temperatur pada persamaan diatas dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke
kanan yang artinya semakin banyak zat padat seiring dinaikkannya suhu.
Dengan menghubungkan nilai Ksp sebagai ordinat dan 1/T sebagai absis, maka
akan didapatkan Ksp pada 250C. Sedangkan nilai panas pelarutan dihitung dengan
persamaan,
0
ln Ksp=
H 1
. + konstanta
R
T
Bahan :
-
0,075 M Pb(NO3)2
1,0 M KCl
C. Prosedur Percobaan
1. Ditempatkan larutan Pb(NO3)2 dan KCl pada dua buret yang berbeda
2. Disiapkan larutan seperti tabel dibawah ini dengan cara:
-
Volume 0,075 M
Volume 1 M
Pembentukan
Campuran
Pb(NO3)2 (mL)
KCl (mL)
endapan
1
2
3
4
5
10
10
10
10
10
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
( sudah / belum )
Volume 0,075 M
Volume 1 M KCl
Campuran
Pb(NO3)2 (mL)
(mL)
10
0,1
2
3
4
5
10
10
10
10
0,2
0,3
0,4
0,5
dengan menggunakan
thermometer
8. Di catat suhu ketika endapan tepat larut
9. Di ulangi hal yang sama untuk campuran 2,3,4 dan 5
10. Dicatat hasil yang diperoleh pada tabel 10.4
D. Data Pengamatan
Tabel 10.3
Nomor
Volume 0,075 M
Volume 1 M
Pembentukan endapan
Campuran
Pb(NO3)2 (mL)
KCl (mL)
( sudah / belum )
1
2
3
4
5
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0
1,60
1,70
1,80
1,90
2,00
Tabel 10.4
Volume 0,075 M
Pb(NO3)2 (mL)
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0
Volume 1 M
KCl (mL)
1,60
1,70
1,80
1,90
2,00
Pelarutan Endapan
( sudah / belum )
Sudah larut
Sudah larut
Sudah larut
Sudah larut
Sudah Larut
E. Analisis Data
Reaksi yang terjadi selama percobaan berlangsung :
Suhu
(oC)
(K)
56
70
75
79
80
329
343
348
352
353
= 10 mL
= 1,60 mL
0,075mmol
1 mL
= 0,75 mmol
Volume total
= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 1,6 mL
= 11,6 mL
0,75 mmol
1,60 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,00 mmol
0,10 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
mmol PbCl 2
Vtotal
M [PbCl2] =
0,75
11,6
= 0,0647 M
Maka, [Pb2+] = 0,0647 M
[ Cl- ]
= 0,1294 M
PbCl2 (s)
s
Ksp
= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0647 )3
= 1,083 x 10-3 M
= 10 mL
= 1,70 mL
0,075mmol
1 mL
= 0,75 mmol
Volume total
= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 1,7 mL
= 11,7 mL
0,75 mmol
1,70 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,00 mmol
0,20 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
M [PbCl2]
mmol PbCl 2
Vtotal
0,75
11,7
= 0,0641 M
Maka, [Pb2+] = 0,0641 M
[ Cl- ]
= 0,1282 M
PbCl2 (s)
s
Ksp
= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0641 )3
= 1,053 x 10-3 M
= 10 mL
= 1,80 mL
0,075mmol
1 mL
= 0,75 mmol
Volume total
= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 1,8 mL
= 11,8 mL
0,75 mmol
1,80 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,00 mmol
0,30 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
M [PbCl2]
mmol PbCl 2
Vtotal
0,75
11,8
= 0,0636 M
Maka,
[Pb2+] = 0,0636 M
[ Cl- ]
= 0,1272 M
PbCl2 (s)
s
Ksp
s
= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0636 )3
= 1,029 x 10-3 M
= 10 mL
= 1,90 mL
0,075mmol
1 mL
= 0,75 mmol
Volume total
= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 1,9 mL
= 11,9 mL
0,75 mmol
1,90 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,00 mmol
0,40 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
M [PbCl2]
mmol PbCl 2
Vtotal
0,75
11,9
= 0,0630 M
Maka,
[Pb2+] = 0,0630 M
[ Cl- ]
= 0,1260 M
PbCl2 (s)
s
Ksp
= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0630 )3
= 1,00 x 10-3 M
= 10 mL
= 2,00 mL
0,075mmol
1 mL
= 0,75 mmol
Volume total
= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 2,00 mL
= 12,0 mL
0,75 mmol
2,00 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
0,00 mmol
0,50 mmol
0,75 mmol
1,50 mmol
M [PbCl2]
mmol PbCl 2
Vtotal
0,75
12,0
= 0,0625 M
[Pb2+] = 0,0625 M
Maka,
[ Cl- ]
= 0,1250 M
PbCl2 (s)
s
Ksp
= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0625 )3
= 9,766 x 10-4 M
1
2
3
4
5
Volume
V KCl
Suhu
Pb(NO)3
0,1 M
pelarutan
0,075 M
(mL)
(mL)
10
10
10
10
10
[Pb2+] [Cl-]
Ksp
Log
1/ T ( K-1)
Ksp
endapan
C
K
1,60
1,70
1,80
1,90
2,00
56
70
75
79
80
329
343
348
352
353
(0,0647) (0,1294)
(0,0641) (0,1282)
(0,0636) (0,1272)
(0,0630) (0,126)
(0,0625) (0,125)
1,083 x 10-3
1,053 x 10-3
1,029 x 10-3
1,00 x 10-3
9,766 x 10-4
-2,965
-2,978
-2,986
-3,000
-3,010
3,039 x 10-3
2,915 x 10-3
2,873 x 10-3
2,841 x 10-3
2,833 x 10-3
No
1
2
3
4
5
Suhu ( K )
329
343
348
352
353
Kelarutan (M)
0,0647
0,0641
0,0636
0,0630
0,0625
Suhu Vs Kelarutan
0.07
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
0.06
Kelarutan (M)
0.06
0.06
Kelarutan (M)
Linear (Kelarutan (M))
0.06
0.06
0.06
0.06
325 330 335 340 345 350 355
Suhu (K)
Suhu
329
343
348
352
353
Ksp
1,083 x 10-3
1,053 x 10-3
1,029 x 10-3
1,00 x 10-3
9,766 x 10-4
suhu vs ksp
11
10.83
10.8
10.53
10.6
10.29
10.4
10.2
Ksp x 10-4
suhu vs ksp
10
10
9.77
9.8
9.6
9.4
9.2
325 330 335 340 345 350 355
Suhu (K)
No
1
2
3
4
5
1/T
Log Ksp
-2,965
-2,978
-2,986
-3,000
-3,010
H
R
log Ksp = H
1
T
H
2,303 R
1
T
+ konstanta
No
1
2
3
4
5
1.
+ konstanta
Suhu (K)
329
343
348
352
353
Log Ksp
-2,965
-2,978
-2,986
-3,000
-3,010
H0 1
H0
2.
H0 2
H
3.
H 3
H
4.
H 4
H0
5.
H0 5
H 0 rata-rata =
=
18677,750+19557,925+19896,331+20219,382+20344,413
5
98.695,801
5
= 19.739,160 J/mol
19.739,160
5705,85
= -3,45946
Ksp
= 3,472 x 10-4
Persen Kesalahan
x 100 =2070
F. Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan uji untuk penentuan kelarutan
elektrolit yang bersifat sedikit larut dan menghitung nilai panas pelarutan
PbCl2 dengan menggunakan sifat kebergantungan ksp terhadap suhu.
Langkah awal yang dilakukan adalah mengisi 5 tabung reaksi dengan
Pb(NO3) 0,075 M sebanyak 10 mL pada masing-masing tabung.
Kemudian ditambahkan KCl 0,1 M secara bertahap dengan kenaikan
penambahan sebanyak 0,1 mL, hingga diperoleh data bahwa pada volume
penambahan 1,6 mL KCl 0,1 M terbentuk endapan pertama kali. Hal ini
kemudian dilakukan penambahan dengan kenaikan 0,1 mL penambahan
KCl 0,1 M pada tabung-tabung berikutnya. Pada proses penambahan KCl
0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi Pb(NO 3) 0,075 M, reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq)
PbCl2(s) + 2KNO3(aq)
pada
semua
tabung
terbentuk
endapan
dengan
Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)
dalam pengambilan data, analisis data dan juga kesalahan praktikan saat
proses percobaan berlangsung.
Perhitungan nilai Ksp senyawa dan data suhu pada saat endapan yang
dihasilkan tepat larut dapat digunakan untyuk menentukan panas pelarutan
PbCl2. Pada percobaan ini dihasilkan panas pelarutan sebesar 19.739,160
J/mol. Panas pelarutan yang dihasilkan bernilai positif yang menunjukkan
bahwa reaksi berlangsung secara endoterm.
Dari data panas pelarutan yang dihasilkan maka dapat ditentukan nilai
Ksp PbCl2 pada suhu 25oC yaitu sebesar 3,472 x 10-4. Namun hasil yang
diperoleh jauh berbeda debgan data nilai Ksp standar PbCl 2 menurut dasar
teori yakni 1,6 x 10-5. Perbedaan yang sangat signifikan ini dapat terjadi
karena banyak faktor yaitu percobaan yang dilakukan jauh dari keadaan
standar sehingga sulit untuk menghasilkan data yang tepat, larutan yang
digunakan untuk penentuan kelarutan dan panas pelarutan Ksp ini tidak
sesuai, dimungkinkan juga karena harga konsentrasi yang tetera pada
keterangan botol reagen tidak sesuai dengan konsentrasi larutan tersebut
dalam kenyataanya, kesalahan juga dimungkinkan karena kesalahan
praktikan dalam pengambilan data, kesalahan praktikan pada saat melihat
suhu termometer, analisis data dan juga kesalahan praktikan saat proses
percobaan berlangsung.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kelarutan PbCl2 yang diperoleh yaitu:
No
1
2
3
4
5
Suhu ( K )
329
343
348
352
353
Kelarutan (M)
0,0647
0,0641
0,0636
0,0630
0,0625
Suhu ( K )
Panas
Pelarutan
329
343
348
352
353
PBCl2 ( J/mol )
18677,750
19557,925
19896,331
20219,382
20344,413
0
Dengan H rata-rata 19.739,160 J/mol
H. Dasar Teori
Petrucci, Raphl H. 1992. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta: Erlangga.
Sumari,dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Malang: Universitas
Negeri Malang
Wiryoatmojo, Suyono. 1988. Kimia Fisika I. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Lampiran 2
Pertanyaan
1. Reaksi PbCl2 (s)
Pb2+ (aq)
atau eksotermis?
2. Nilai Ksp PbCl2 pada suhu 25C menurut literatur adalah 1,6 x 10-5.
Apakah perbedaan nilai Ksp yang diperoleh pada percobaan ini dengan
nilai Ksp literatur disebabkan kesalahan acak yang terdapat pada
percobaan (random error)? Jika tidak mengapa?
Jawaban
1. Berdasarkan hasi analisis data dan pembahasan pada percobaan ini, bahwa
reaksi berjalan endotermis ditunjukkan dengan dihasilkannya nilai panas
pelarutan yang bernilai positif.
2. Iya, nilai Ksp yang dihasilkan jauh berbeda dengan literature. Hal ini
dimungkinkan karena pada saat melakukan praktikum, keadaan jauh dari
keadaan standart sehingga sulit untuk mndapatkan hasil yang tepat, selain
itu juga sangat banyak kemungkinan kesalahan yang disebabkan kesalahan
dan kelalaian praktikan
Lampiran 1