Anda di halaman 1dari 21

PERCOBAAN 10

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)


A Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menghitung kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit
larut, dan menghitung panas pelarutan PbCl2 dengan menggunakan sifat
kebergantungan Ksp pada suhu.
A. Dasar Teori
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu (zat terlarut/solute)
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah
maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut. Kelarutan juga di gunakan
secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi dari larutan. Kelarutan bergantung
pada jenis pelarut, suhu jan jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut tetapi
banyak juga yang sedikit larut,
Elektrolit ada yang terdiri dari beberapa macam garam dan basa yang
mempunyai bentuk padat dan sukar larut dalam air. Meskipun demikian, sebagian
kecil dari zat tersebut dapat larut dalam air dan bagian zat yang larut tersebut
mengalami ionisasi.
Timbal klorida (PbCI2) bersifat sukar larut dalam air. Kesetimbangan
yang terjadi pada larutan PbCI2 jenuh dapat ditulis sebagai berikut :
PbCl2 (s)

Pb2+ (aq) + CI (aq)

Konstanta kesetimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas


adalah :

Ka

aPb 2 aCl
aPbCl2 ( s )
Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas dapat

disederhanakan menjadi :

Ksp aPb2 aCl

Dalam larutan encer aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi


dalam satuan molar. Nilai Ksp di atas sebagai konstanta hasil kali kelarutan PbCl2.
Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion yang
masing-masing dipangkatkan koefisien reaksi dalam larutan yang jenuh pada
suhu tertentu. Larutan jenuh ialah suatu keadaan dimana larutan telah
mengandung suatu zat dengan konsentrasi yang maksimum. Nilai konsentrasi
maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat inilah yang dimaksud dengan
kelarutan. Dengan kata lain kelarutan (s) adalah jumlah zat yang dapat larut
sehingga larutan menjadi larutan tepat jenuh dalam satu liter pelarut. Semakin
besar kelarutan suatu zat, semakin mudah zat tersebut larut. Kelarutan dapat
dipengaruhi oleh temperatur. Kenaikkan temperatur pada umumnya akan
memperbesar kelarutan suatu zat.
Harga Ksp adalah tetap pada suhu yang tetap. Bila suhu dinaikkan maka
harga Ksp makin besar, sebab kelarutan makin besar pada suhu yang tinggi. Harga
Ksp dapat digunakan untuk menentukan kelarutan suatu zat. Sebaliknya, harga
kelarutan dapat digunakan untuk menentukan harga Ksp.
Jika elektrolit-elektrolit memiliki jumlah ion yang sama maka elektrolit
dengan Ksp terbesar akan memiliki kelarutan (s) terbesar. Jika elektrolit-elekrolit
memiliki Ksp yang sama maka elektrolit dengan jumlah ion terbesar akan
memilikai kelarutan (s) terbesar.
Harga Ksp suatu elektrolit dapat digunakan untuk memperkirakan
apakah elektrolit tersebut dapat larut atau mengendap dalam suatu larutan. Dalam
larutan jenuh MA, berlaku hubungan sebagai berikut :

Ksp M A

Jika larutan itu belum jenuh (MA yang larut masih sedikit) sudah tentu
harga [M+][A-] lebih kecil dari harga Ksp. Namun jika [M +][A-] lebih besar dari
harga Ksp, hal ini berarti bahwa larutan lewat jenuh, sehingga MA akan
mengandap.
[M+][A-] < Ksp

larutan belum jenuh

[M+][A-] = Ksp

larutan tepat jenuh

[M+][A-] > Ksp

larutan lewat jenuh

Temperatur adalah salah satu daktor yang mempengaruhi kesetimbangan


larutan jenuh. Hal ini dapat dibahas dengan menggunakan prinsip Le Chatelier.
Dalam pembahasan Le Chatalier, diketahui bahwa penambahan kalor ke dalam
sistem pada kesetimbangan (dengan meningkatkan suhu) merangsang proses
penyerapan kalor atau proses endoterm. Begitu juga sebaliknya, pada saat sistem
melepas kalor ke lingkungan, maka akan terjadi proses eksoterm.
1

Eksotermis : Zat Terlarut + Pelarut Larutan + Panas

Endotermis : Zat Terlarut + Pelarut + Panas Larutan

Panas yang menyertai proses melarut tersebut disebut panas larut, dan
sebagai contoh nyata misalnya kJ(padat) dilarutkan dalam air. Panas yang
menyertai pada proses melaarutnya kJ adalah 21 kJ mol-1 yang berarti bahwa pada
proses melarutnya kJ dibutuhkan panas.
kJ (padat) + 21 kJ mol-1 K+ + JJika digunakan prinsip Le Chatalier pada persamaan di atas, maka apabila
temperatur pada persamaan diatas dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke
kanan yang artinya semakin banyak zat padat seiring dinaikkannya suhu.
Dengan menghubungkan nilai Ksp sebagai ordinat dan 1/T sebagai absis, maka
akan didapatkan Ksp pada 250C. Sedangkan nilai panas pelarutan dihitung dengan
persamaan,
0

ln Ksp=

H 1
. + konstanta
R
T

B. Alat dan Bahan


Alat :
- Rak tabung reaksi
- Sepuluh tabung reaksi
- Labu erlenmeyar 250 mL untuk digunakan sebaga penangas
- Dua buah buret 50 mL
- Pembakar Gas (Bunsen)
- Kaki Tiga
- Kasa
- Termometer

Bahan :
-

0,075 M Pb(NO3)2

1,0 M KCl
C. Prosedur Percobaan
1. Ditempatkan larutan Pb(NO3)2 dan KCl pada dua buret yang berbeda
2. Disiapkan larutan seperti tabel dibawah ini dengan cara:
-

Ditambahkan 10 ml 0,075 M Pb(NO3)2 kedalam tiap tabung reaksi

Ditambahkan KCl sebanyak yang dicantumkan pada tabel

Dikocok tabung reaksi pada saat pencampuran dan setelah


pencampuran

Dibiarkan 5 menit dan diamati apakah terbentuk endapan atau belum

Diisi hasil pengamatan pada tabel 10.1


Tabel 10.1
Nomor

Volume 0,075 M

Volume 1 M

Pembentukan

Campuran

Pb(NO3)2 (mL)

KCl (mL)

endapan

1
2
3
4
5

10
10
10
10
10

0,1
0,2
0,3
0,4
0,5

( sudah / belum )

3. Diulangi langkah tersebut untuk menentukan banyaknya volume KCl


1,0 M yang dapat menyebabkan terbentuknya endapan sampai
ketelitian 0,1 mL
4. Dicatat hasil pengamatan pada tabel 10.3 dan dicatat pula volume KCl
0,1 M yang dapat menyebabkan terjadinya pengendapan dan suhu
larutan
5. Disiapkan larutan seperti pada tabel 10.2 pada tabung reaksi yang lain.
Tabel 10.2
Nomor

Volume 0,075 M

Volume 1 M KCl

Campuran

Pb(NO3)2 (mL)

(mL)

10

0,1

2
3
4
5

10
10
10
10

0,2
0,3
0,4
0,5

6. Diletakkan campuran 1 pada penangas labu Erlenmeyer


7. Dipanaskan sambil di aduk secara perlahan

dengan menggunakan

thermometer
8. Di catat suhu ketika endapan tepat larut
9. Di ulangi hal yang sama untuk campuran 2,3,4 dan 5
10. Dicatat hasil yang diperoleh pada tabel 10.4
D. Data Pengamatan
Tabel 10.3
Nomor

Volume 0,075 M

Volume 1 M

Pembentukan endapan

Campuran

Pb(NO3)2 (mL)

KCl (mL)

( sudah / belum )

1
2
3
4
5

10,0
10,0
10,0
10,0
10,0

1,60
1,70
1,80
1,90
2,00

Sudah ada endapan


Sudah ada endapan
Sudah ada endapan
Sudah ada endapan
Sudah ada endapan

Tabel 10.4
Volume 0,075 M
Pb(NO3)2 (mL)
10,0
10,0
10,0
10,0
10,0

Volume 1 M
KCl (mL)
1,60
1,70
1,80
1,90
2,00

Pelarutan Endapan
( sudah / belum )
Sudah larut
Sudah larut
Sudah larut
Sudah larut
Sudah Larut

E. Analisis Data
Reaksi yang terjadi selama percobaan berlangsung :

Suhu
(oC)

(K)

56
70
75
79
80

329
343
348
352
353

1. Reaksi pembentuka endapan PbCl2


Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq) PbCl2 (s) + 2KNO3 (aq)
2. Reaksi pelarutan endapan PbCl2
PbCl2 (s) Pb2+ (aq) + 2 Cl- (aq)
Dari endapan PbCl2 yang dihasilkan, sesuai persamaan reaksi diatas. Maka dapat
ditentukan konsentrasi masing-masing ion penyusunnya serta hasil kali kelarutan
PbCl2, yakni sebagai berikut :
1. Penambahan 1,60 mL KCl 1 M
Volume 0,075 M Pb(NO3)2

= 10 mL

Volume 1,0 M KCl

= 1,60 mL

Mol KCl = VKCl x MKCl


= 1,60 mL x 1 mol/L
= 1,60 mmol

Mol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2


= 10 mL x

0,075mmol
1 mL

= 0,75 mmol

Volume total

= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 1,6 mL
= 11,6 mL

Reaksi yang berlangsung


Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq)

PbCl2 (s) + 2KNO3 (aq)

0,75 mmol

1,60 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,00 mmol

0,10 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

mmol PbCl 2
Vtotal

M [PbCl2] =

0,75
11,6

= 0,0647 M
Maka, [Pb2+] = 0,0647 M
[ Cl- ]

= 0,1294 M

Reaksi Pelarutan Endapan


Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)

PbCl2 (s)
s

Ksp

= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0647 )3
= 1,083 x 10-3 M

2. Penambahan 1,70 mL KCl 1 M


Volume 0,075 M Pb(NO3)2

= 10 mL

Volume 1,0 M KCl

= 1,70 mL

Mol KCl = VKCl x MKCl


= 1,70 mL x 1 mol/L
= 1,70 mmol

Mol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2


= 10 mL x

0,075mmol
1 mL

= 0,75 mmol

Volume total

= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 1,7 mL

= 11,7 mL

Reaksi yang berlangsung


Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq)

PbCl2 (s) + 2KNO3 (aq)

0,75 mmol

1,70 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,00 mmol

0,20 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

M [PbCl2]

mmol PbCl 2
Vtotal

0,75
11,7

= 0,0641 M
Maka, [Pb2+] = 0,0641 M
[ Cl- ]

= 0,1282 M

Reaksi Pelarutan Endapan


Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)

PbCl2 (s)
s

Ksp

= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0641 )3
= 1,053 x 10-3 M

3. Penambahan 1,80 mL KCl 1 M


Volume 0,075 M Pb(NO3)2

= 10 mL

Volume 1,0 M KCl

= 1,80 mL

Mol KCl = VKCl x MKCl


= 1,80 mL x 1 mol/L
= 1,80 mmol

Mol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2


= 10 mL x

0,075mmol
1 mL

= 0,75 mmol

Volume total

= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 1,8 mL
= 11,8 mL

Reaksi yang berlangsung


Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq)

PbCl2 (s) + 2KNO3 (aq)

0,75 mmol

1,80 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,00 mmol

0,30 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

M [PbCl2]

mmol PbCl 2
Vtotal

0,75
11,8

= 0,0636 M
Maka,

[Pb2+] = 0,0636 M
[ Cl- ]

= 0,1272 M

Reaksi Pelarutan Endapan

PbCl2 (s)

Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)

s
Ksp

s
= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0636 )3
= 1,029 x 10-3 M

4. Penambahan 1,90 mL KCl 1 M

Volume 0,075 M Pb(NO3)2

= 10 mL

Volume 1,0 M KCl

= 1,90 mL

Mol KCl = VKCl x MKCl


= 1,90 mL x 1 mol/L
= 1,90 mmol

Mol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2


= 10 mL x

0,075mmol
1 mL

= 0,75 mmol

Volume total

= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 1,9 mL
= 11,9 mL

Reaksi yang berlangsung


Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq)

PbCl2 (s) + 2KNO3 (aq)

0,75 mmol

1,90 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,00 mmol

0,40 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

M [PbCl2]

mmol PbCl 2
Vtotal

0,75
11,9

= 0,0630 M
Maka,

[Pb2+] = 0,0630 M
[ Cl- ]

= 0,1260 M

Reaksi Pelarutan Endapan

Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)

PbCl2 (s)
s

Ksp

= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0630 )3
= 1,00 x 10-3 M

5. Penambahan 2,00 mL KCl 1 M


Volume 0,075 M Pb(NO3)2

= 10 mL

Volume 1,0 M KCl

= 2,00 mL

Mol KCl = VKCl x MKCl


= 2,00 mL x 1 mol/L
= 2,00 mmol

Mol Pb(NO3)2 = V Pb(NO3)2 x M Pb(NO3)2


= 10 mL x

0,075mmol
1 mL

= 0,75 mmol

Volume total

= V Pb(NO3)2 + VKCl
= 10 mL + 2,00 mL
= 12,0 mL

Reaksi yang berlangsung


Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq)

PbCl2 (s) + 2KNO3 (aq)

0,75 mmol

2,00 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

0,00 mmol

0,50 mmol

0,75 mmol

1,50 mmol

M [PbCl2]

mmol PbCl 2
Vtotal

0,75
12,0

= 0,0625 M
[Pb2+] = 0,0625 M

Maka,

[ Cl- ]

= 0,1250 M

Reaksi Pelarutan Endapan


Pb2+ (aq) + 2Cl- (aq)

PbCl2 (s)
s

Ksp

= s ( 2s )2
= 4s3
= 4 ( 0,0625 )3
= 9,766 x 10-4 M

Dari perhitungan diatas dapat diperoleh tabel sebagai berikut:


No

1
2
3
4
5

Volume

V KCl

Suhu

Pb(NO)3

0,1 M

pelarutan

0,075 M

(mL)

(mL)
10
10
10
10
10

[Pb2+] [Cl-]

Ksp

Log

1/ T ( K-1)

Ksp

endapan
C
K

1,60
1,70
1,80
1,90
2,00

56
70
75
79
80

329
343
348
352
353

(0,0647) (0,1294)
(0,0641) (0,1282)
(0,0636) (0,1272)
(0,0630) (0,126)
(0,0625) (0,125)

1,083 x 10-3
1,053 x 10-3
1,029 x 10-3
1,00 x 10-3
9,766 x 10-4

Dari tabel diatas, dapat digambarkan kurva sebagi berikut


1. Kurva Ksp sebagai fungsi suhu (K)
a. Grafik kelarutan PbCl2 Vs Suhu

-2,965
-2,978
-2,986
-3,000
-3,010

3,039 x 10-3
2,915 x 10-3
2,873 x 10-3
2,841 x 10-3
2,833 x 10-3

No
1
2
3
4
5

Suhu ( K )
329
343
348
352
353

Kelarutan (M)
0,0647
0,0641
0,0636
0,0630
0,0625

Suhu Vs Kelarutan
0.07

0.06

0.06

0.06

0.06

0.06

0.06
0.06

Kelarutan (M)

0.06
0.06

Kelarutan (M)
Linear (Kelarutan (M))

0.06
0.06
0.06
0.06
325 330 335 340 345 350 355

Suhu (K)

b. Kurva Ksp PbCl2 Vs Suhu (K)


No
1
2
3
4
5

Suhu
329
343
348
352
353

Ksp
1,083 x 10-3
1,053 x 10-3
1,029 x 10-3
1,00 x 10-3
9,766 x 10-4

suhu vs ksp
11

10.83

10.8
10.53

10.6

10.29

10.4
10.2

Ksp x 10-4

suhu vs ksp

10

10

Linear (suhu vs ksp)

9.77

9.8
9.6
9.4

9.2
325 330 335 340 345 350 355

Suhu (K)

c. Kurva kebergantungan Ksp pada suhu


1 / T ( K-1)
3,039 x 10-3
2,915 x 10-3
2,873 x 10-3
2,841 x 10-3
2,833 x 10-3

No
1
2
3
4
5

1/T Vs log Ksp


-2,940
1/T2.85
Vs log
2.8
2.9Ksp
2.95 3 3.05 3.1
-2,965
-2,960
-2,978
-2,986
Log Ksp -2,980
-3,000
-3,000Linear
-3,010(1/T Vs log Ksp
)
-3,020

1/T

Log Ksp
-2,965
-2,978
-2,986
-3,000
-3,010

2. Panas pelarutan PbCl2


Untuk menentukan panas pelarutan PbCl2, dapat menggunakan persamaan
berikut :
ln Ksp = -

H
R

log Ksp = H

1
T

H
2,303 R

1
T

+ konstanta

= -2,303 x log Ksp (R x T)

No
1
2
3
4
5
1.

+ konstanta

Suhu (K)
329
343
348
352
353

Log Ksp
-2,965
-2,978
-2,986
-3,000
-3,010

H0 1
H0

= -2,303 x (-2,965) (8,314 x 329)


= 18677,750 J/mol

2.

H0 2
H

= -2,303 x (-2,978) (8,314 x 343)


= 19557,925 J/mol

3.

H 3
H

= -2,303 x (-2,986) (8,314 x 348)


= 19896,331 J/mol

4.

H 4
H0

= -2,303 x (-3,00) (8,314 x 352)


= 20219,382 J/mol

5.

H0 5

= -2,303 x (-3,010) (8,314 x 353)


= 20344,413 J/mol

H 0 rata-rata =
=

18677,750+19557,925+19896,331+20219,382+20344,413
5

98.695,801
5

= 19.739,160 J/mol

Ksp Pada suhu 25 C


H
Log Ksp = 2.303 x ( RT )
19.739,160
= 2.303 x (8,314 x 298)
=

19.739,160
5705,85

= -3,45946
Ksp

= 3,472 x 10-4

Persen Kesalahan

( 3,472 x 104 )(1,6 x 105 )


1,6 x 105

x 100 =2070

F. Pembahasan
Pada percobaan ini, dilakukan uji untuk penentuan kelarutan
elektrolit yang bersifat sedikit larut dan menghitung nilai panas pelarutan
PbCl2 dengan menggunakan sifat kebergantungan ksp terhadap suhu.
Langkah awal yang dilakukan adalah mengisi 5 tabung reaksi dengan
Pb(NO3) 0,075 M sebanyak 10 mL pada masing-masing tabung.
Kemudian ditambahkan KCl 0,1 M secara bertahap dengan kenaikan

penambahan sebanyak 0,1 mL, hingga diperoleh data bahwa pada volume
penambahan 1,6 mL KCl 0,1 M terbentuk endapan pertama kali. Hal ini
kemudian dilakukan penambahan dengan kenaikan 0,1 mL penambahan
KCl 0,1 M pada tabung-tabung berikutnya. Pada proses penambahan KCl
0,1 M ke dalam tabung reaksi yang berisi Pb(NO 3) 0,075 M, reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
Pb(NO3)2 (aq) + 2KCl (aq)

PbCl2(s) + 2KNO3(aq)

Berdasarkan persamaan reaksi diatas dapat diketahui bahwa endapan putih


yang terbentuk berupa larutan keruh adalah endapan PbCl2.
Setelah

pada

semua

tabung

terbentuk

endapan

dengan

penambahan sejumlah KCl 0,1 M, masing-masing tabung dipanaskan di


atas penangas air dan diaduk dengan menggunakan termometer. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui pada suhu berapakah endapan yang dihasilkan
tepat larut. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
PbCl2 (s)

Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)

Dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa seiring dengan


semakin banyaknya KCl yang ditambahkan, maka suhu yang dibutuhkan
untuk membuat endapan tepat larut adalah lebih tinggi, hal ini
mengindikasikan bahwa semakin sulitnya endapan untuk larut akibat
endapan yang terbentuk semakin banyak.
Ksp PbCl2 pada suhu 25oC sebenarnya dapat ditentukan dari
grafik hubungan Ksp dengan suhu, namun grafik yang dihasilkan tidak
linear. Maka dalam penentuan Ksp PbCl 2 ditentukan dengan menggunakan
perhitungan pada bagian analisis data
Pada hasil analisis data, penentuan kelarutan PbCl 2 dihasilkan data
kelarutan yang semakin menurun dengan adanya kenaikan suhu. Data
yang dihasilkan ini tidak sesuai dengan dasar teori, kesalahan yang terjadi
pada percobaan ini dimungkinkan karena larutan yang digunakan untuk
penentuan kelarutan dan panas pelarutan Ksp ini tidak sesuai,
dimungkinkan juga karena harga konsentrasi yang tetera pada keterangan
botol reagen tidak sesuai dengan konsentrasi larutan tersebut dalam
kenyataanya, kesalahan juga dimungkinkan karena kesalahan praktikan

dalam pengambilan data, analisis data dan juga kesalahan praktikan saat
proses percobaan berlangsung.
Perhitungan nilai Ksp senyawa dan data suhu pada saat endapan yang
dihasilkan tepat larut dapat digunakan untyuk menentukan panas pelarutan
PbCl2. Pada percobaan ini dihasilkan panas pelarutan sebesar 19.739,160
J/mol. Panas pelarutan yang dihasilkan bernilai positif yang menunjukkan
bahwa reaksi berlangsung secara endoterm.
Dari data panas pelarutan yang dihasilkan maka dapat ditentukan nilai
Ksp PbCl2 pada suhu 25oC yaitu sebesar 3,472 x 10-4. Namun hasil yang
diperoleh jauh berbeda debgan data nilai Ksp standar PbCl 2 menurut dasar
teori yakni 1,6 x 10-5. Perbedaan yang sangat signifikan ini dapat terjadi
karena banyak faktor yaitu percobaan yang dilakukan jauh dari keadaan
standar sehingga sulit untuk menghasilkan data yang tepat, larutan yang
digunakan untuk penentuan kelarutan dan panas pelarutan Ksp ini tidak
sesuai, dimungkinkan juga karena harga konsentrasi yang tetera pada
keterangan botol reagen tidak sesuai dengan konsentrasi larutan tersebut
dalam kenyataanya, kesalahan juga dimungkinkan karena kesalahan
praktikan dalam pengambilan data, kesalahan praktikan pada saat melihat
suhu termometer, analisis data dan juga kesalahan praktikan saat proses
percobaan berlangsung.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kelarutan PbCl2 yang diperoleh yaitu:
No
1
2
3
4
5

Suhu ( K )
329
343
348
352
353

Kelarutan (M)
0,0647
0,0641
0,0636
0,0630
0,0625

2. Panas pelarutan PbCl2 yang diperoleh yakni


No
1
2
3
4
5

Suhu ( K )

Panas

Pelarutan

329
343
348
352
353

PBCl2 ( J/mol )
18677,750
19557,925
19896,331
20219,382
20344,413

0
Dengan H rata-rata 19.739,160 J/mol

H. Dasar Teori
Petrucci, Raphl H. 1992. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern.
Jakarta: Erlangga.
Sumari,dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Malang: Universitas
Negeri Malang
Wiryoatmojo, Suyono. 1988. Kimia Fisika I. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan

Lampiran 2
Pertanyaan
1. Reaksi PbCl2 (s)

Pb2+ (aq)

2Cl- (aq) bersifat endotermis

atau eksotermis?
2. Nilai Ksp PbCl2 pada suhu 25C menurut literatur adalah 1,6 x 10-5.
Apakah perbedaan nilai Ksp yang diperoleh pada percobaan ini dengan
nilai Ksp literatur disebabkan kesalahan acak yang terdapat pada
percobaan (random error)? Jika tidak mengapa?
Jawaban

1. Berdasarkan hasi analisis data dan pembahasan pada percobaan ini, bahwa
reaksi berjalan endotermis ditunjukkan dengan dihasilkannya nilai panas
pelarutan yang bernilai positif.
2. Iya, nilai Ksp yang dihasilkan jauh berbeda dengan literature. Hal ini
dimungkinkan karena pada saat melakukan praktikum, keadaan jauh dari
keadaan standart sehingga sulit untuk mndapatkan hasil yang tepat, selain
itu juga sangat banyak kemungkinan kesalahan yang disebabkan kesalahan
dan kelalaian praktikan

Lampiran 1

Proses penambahan KCl 0,1 M


air

Proses pemanasan dalam penangan

Anda mungkin juga menyukai