Anda di halaman 1dari 7

Prosedur Karantina Pesawat Terbang (dr.

Deni Tri Hananto)


Menurut WHO (2005), karantina adalah pembatasan kegiatan dan atau
pemisahan sesorang yang diduga terinfeksi penyakit meski belum
menunjukan gejala penyakit. Karantina juga termasuk pemisahan peti
kemas, alat angkut atau barang yang diduga terkontaminasi dari
orang/barang untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau
kontaminasi.
Menurut Depkes RI (2007), karantina adalah kegiatan pembatasan atau
pemisahan seseorang dari sumber penyakit atau sesorang yang terkena
penyakit atau bagasi, alat angkut, komoditi yang mempunyai risiko
menimbulkan

penyakit

pada

manusia.

Tujuan

karantina

adalah

mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina, penyakit menular,


dan penyakit potensi wabah, serta pengamanan terhadap penyakit baru
dan penyakit muncul kembali di wilayah kerja, bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara.
Berdasarkan

Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor

425/Menkes/SK/IV/2007, identifikasi faktor resiko penyakit karantina dan


penyakit menular potensial wabah di pelabuhan adalah upaya yang
dilakukan melalui kegiatan pengamatan, penyelidikan epidemiologi,
pencatatan dan pelaporan terhadap semua faktor risiko terjadinya
penularan penyakit karantina dan penyakit menular potensi wabah.
Secara operasional penyelenggaraan identifikasi faktor risiko penyakit
karantina dan penyakit menular potensial wabah meliputi: alat angkut
(kapal laut dan pesawat), manusia (anak buah kapal / kru pesawat dan
penumpang) dan muatannya (termasuk kontainer

atau cargo).

Pedoman Kedatangan Pesawat dari Luar Negeri


Kebijakan pemerintah pusat tentang pedoman kedatangan pesawat
dari

luar negeri tertuang dalam SK Menkes RI Nomor 25 / Menkes /

SK / IV / 2007 tentang pedoman penyelenggaraan karantina kesehatan


di Kantor Kesehatan Pelabuhan, prosedur dan tahap sebagai berikut
Tahap Persiapan
1. Petugas karantina

kesehatan memperoleh jadwal kedatangan

harian pesawat.
2. Petugas karantina kesehatan menerima informasi kedatangan
pesawat dari Air Lines atau dari Air Traffic Control (ATC) melalui
Officer In Charge (OIC), kemudian diteruskan ke perwira jaga
karantina kesehatan.
3. Petugas jaga meregistrasi setiap informasi kedatangan pesawat
untuk dilakukan pengamatan kedatangan pesawat dari negara
sehat dan atau terjangkit.
4. Apabila pesawat datang dari negara sehat petugas karantina
kesehatan melakukan prosedur operasional tahap pelaksanaan
penanganan pesawat dari negara sehat.
5. Apabila pesawat datang dari negara terjangkit petugas karantina
kesehatan melakukan prosedur operasional tahap pelaksanaan
penanganan pesawat dari negara terjangkit.

Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara sehat

1. Setelah pesawat datang, agen menyerahkan General Declaration


(Gendec) dan passanger list kepada petugas karantina.
2. Pejabat karantina meneliti penjelasan pilot/crew pada bagian
kesehatan (Declaration of Health) dari Gendec tersebut.
3. Dalam Gendec bagian kesehatan tersebut tertera penjelasan ada
tidaknya crew atau penumpang sakit besarta penjelasannya.
4. Apabila tidak terdapat crew atau penumpang sakit, petugas
karantina kesehatan memberikan izin karantina. Izin karantina
disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis.
5. Setiap kedatangan pesawat dari luar negeri untuk mencegah
masuknya serangga penular penyakit dari negara lain, sebelum
penumpang turun dilakukan desinseksi (insektisida aerosol) sesuai
standar (termasuk kargo).
6. Kepada penumpang pesawat yang sehat dipersilahkan keluar dari
pesawat.
7. Kepada penumpang atau crew yang sakit dibawah ke ruangan
karantina kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
8. Penumpang atau crew yang sakit dan ternyata tidak menderita
penyakit menular, maka kepadanya diberikan pengobatan atau
dirujuk ke rumah sakit pilihan pasien.

9. Penumpang atau crew yang sakit ternyata menderita penyakit


menular, maka dilakukan prosedur penanganan.
10. Apabila terdapat penumpang atau crew yang meninggal diatas
pesawat,

maka

petugas

karantina

melakukan

penanganan

sebagaimana prosedur yang berlaku.

Tahap pelaksanaan penanganan pesawat dari negara terjangkit


1. Petugas karantina kesehatan mendapat informasi kedatangan
pesawat dari petugas Air Lines atau Air Traffic Control (ATC).
2. Petugas karantina kesehatan melakukan boarding (naik ke pesawat)
untuk melakukan pemeriksaan status kesehatan baik kepada crew
naupun penumpang. Bagi penumpang atau crew yang diduga sakit
dilakukan karantina sedangkan penumpang sehat diberikan Health
Alert card (HAC) dan dipersilahkan turun.
3. Sebelum penumpang turun untuk mencegah masuknya serangga
penular penyakit dari negara lain dilakukan desinseksi sesuai
standar termasuk kargo.
4. Pada saat pesawat dalam keadaan kosong sebelum berangkat
dilakukan desinseksi sesuai standar.
5. Penumpang atau crew saat keluar dari pesawat diharuskan melewati
thermalscaner.
6. Penumpang yang diketahui terjaring thermoscaner dipersilahkan
masuk ruangan pelayanan karantina untuk dilakukan pemeriksaan
konfirmasi.

7. Dilakukan isolasi kepada penumpang atau crew yang dicurigai


menderita penyekait karantina/penyakit menular potensial wabah,
untuk selanjutnya dikirim ke Rumah Sakit rujukan dengan
menggunakan mobil evakuasi.
Desinseksi Pesawat
Kegiatan Desinseksi Pesawat dilakukan sejauh kondisi sebagai berikut :
1. Jika pesawat udara datang dari negara terjangkit penyakit menular
yang ditularkan oleh vektor dan tidak mempunyai sertifikat sertifikat
hapus serangga;
2. Jika berdasarkan laporan pilot di dalam pesawat ada penumpang
yang suspect/tersangka yang ditularkan oleh serangga/vektor;
3. Jika dari hasil pemeriksaan pesawat ditemukan adanya kehidupan
serangga vektor penular penyakit;
4. Apermintaan sendiri dari perusahaan penerbangan.
Standar Operasional Prosedur Lalu Lintas Pesawat
Standar dalam melaksanankan pengawasan dan pemeriksaan pesawat
crew dan penumpang antara lain mengikuti SOP berikut :
Kedatangan Pesawat Dalam Karantina dari Luar Negeri (Bandara
Sehat)
1. Petugas Jaga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara
memperhatikan jadwal penerbangan dari Angkasa Pura dan
mengkonfirmasi tempat parkir kedatangan pesawat tersebut kepada
Groundhandling.
2. Petugas mencatat kedatangan pesawat di white board dan di buku
register.
3. Petugas atau tim menuju tempat pesawat parkir, Setelah pintu
pesawat di buka petugas KKP memberi salam kepada crew pesawat
dan memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuannya
kepada crew/purser pesawat.
4. Petugas memeriksa dokumen kesehatan pesawat (gendec, sertifikat
P3K dan sertifikat disinseksi dan buku kesehatan) untuk pesawat
dalam negeri serta menanyakan kepada crew pesawat tersebut
apakah ada penumpang yang sakit atau tidak dengan check list
boarding. Bila tidak ada penumpang/crew yang sakit, maka crew
tersebut dipersilahkan untuk menurunkan seluruh penumpangnya.
5. Bila ada penumpang/crew yang sakit, maka petugas KKP (tim)
memberikan pertolongan sesuai Standar evakuasi orang sakit.

6. Penumpang di dalam pesawat harus mengisi Health Declaration


yang dikeluarkan oleh Depkes dan diserahkan bersama dengan
kartu Imigrasi (menjadi catatan untuk memasukan kartu kesehatan
kedalam kartu imigrasi). Apabila jawaban Yes, petugas Imigrasi
berkoodinasi dengan petugas KKP untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Apabila jawaban No, penumpang melanjutkan
perjalanan.
7. Petugas mengeluarkan Kartu debarkasi Pesawat yang menyatakan
Pesawat, Crew dan penumpang dalam keadaan sehat.
Kedatangan Pesawat Dalam Karantina dari Luar Negeri (Bandara
Terjangkit)
1. Petugas Jaga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara
memperhatikan jadwal penerbangan dari Angkasa Pura dan
mengkonfirmasi tempat parkir kedatangan pesawat tersebut kepada
Groundhandling.
2. Petugas mencatat kedatangan pesawat di white board dan di buku
register.
3. Petugas menginformasikan kepada Officer In Charge (OIC) bahwa
pesawat berada dalam karantina dan harus parkir ditempat tertentu
/isolated area.
4. Petugas atau tim dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap menuju
pesawat /boarding.
5. Setelah pintu pesawat dibuka petugas KKP memberi salam kepada
crew pesawat dan menjelaskan maksud dan tujuan nya kepada
crew/purser pesawat.
6. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap gendec dan validitas
sertifikat desinseksi pesawat.
7. Bila sertifikat tidak ada/tidak valid dilakukan tindakan penyehatan
faktor resiko disinseksi/disinfeksi dan memeriksa keberadaan faktor
risiko PHEIC.
8. Petugas menanyakan kepada crew pesawat tersebut apakah ada
penumpang yang sakit atau tidak.
9. Apabila terdapat penumpang/crew yang sakit Penderita segera
dievakuasi dan dirujuk ke Rumah Sakit rujukan ssuai standar
evakuasi orang sakit suspect PHEIC;

Penumpang/crew yang sehat dipersilahkan turun dan diarahkan


menuju ruangan khusus/Ruang karantina melalui thermo scanner.

Petugas melakukan pengawasan terhadap pen umpang/crew yang


melewati thermo scanner.

Apabila dari hasil pengawasan penumpang/crew tersebut


menunjukkan panas 380 celsius, maka penanganannya disesuaikan
dengan standar jenis penyakit.

Apabila dari hasil pengawasan penumpang/crew tersebut


menunjukkan panas 380 celsius, maka petugas (dokter
pelabuhan) melakukan pemeriksaan terhadap pen umpang/crew
tersebut sesuai dengan standar.

Setelah penumpang/crew turun dari pesawat, maka pesawat


dilakukan desinfeksi dan desinseksi oleh Badan Usaha Swasta (BUS)
dan diawasi oleh petugas KKP.

Sumber referensi

Keputusan Menteri Kesehatan R. I. Nomor: 111


6/Menkes/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi

Depkes R.I. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan


di Kantor Kesehatan Pelabuhan.

Surat Keputusan Dirjen PP dan PL Depkes RI. Nomor: HK.03.05/D/1 .


4/2659/2007 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kapal Laut dan
Pesawat Udara Depkes, Jakarta

Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 356/SK/Menkes/2008,


Tentang Perubahan

Kepmenkes RI Nomor: 265/SK/Menkes/2004 Tentang Organisasi dan


Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Dirjen P2PL.. 2009. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Kekarantinaan.

Anda mungkin juga menyukai