Anda di halaman 1dari 50

Anatomy Of The Respiratory

System
By Put

The Resp. System Consists of The :


Nose, nasal cavity, pharynx, larynx,
trachea, bronchi and lungs

Part of Respiratory System


Upper Resp Syst
Lower Resp Syst

Upper Resp Syst .


30 50 % Anatomical dead space,
45 % resistention of Resp. In the UPS.

Consists of UPS :
Nasal Cavity
Pharynx
nasopharynx
oropharynx
laryngopharynx
Larynx
And part of the trachea

Nasal Cavity
Part of Nasal Cavity
Eksternal Nares (nostrils) vestibule hair
that to serve to trap the largest particles
The Bridge of the nose is formed by the
nasal bone
The nose consists of several plates of
cortilage held to gether by fibrous
connecting tissue

To form the nasal septum : septal


cortilage joint with the nasal bone
ebove, vormer bone bilow, the
perpendiculer plate of the ethmoid
posteriorly and the maxillary
inferiorly.
The septum divids the nasal cavity
into the rigth and the left chamber

The nasal cavity is formed by


cribriform plate of ethmoid bone
Superior meatus
Superior concha
Midle concha
Midle meatus
Inferior concha
Inferior meatus

Pharynx
Nasopharynx,
located bihend NC
That connect the Eustachian tube with cavity
of the middle ear
Located near the opening of the auditory tubes
are small of massa of lymphoid tissue called
Tubal tonsil
Oropharynx
It communicated with oral vavity
On the side walls are two palatine tonsils and
base on the tounge is lingual tonsil.

Laryngopharynx
It communicated withanteriorly larynx
Extends from the oropharynx above to the
larynx and esophagua bilow

Laryng.
To connect URS with LRS
The larynx form a laryngeal prominence
(Adams Apple / glottis).
Structures : thyroid cartilage , cricoid
cartilage , aryutenoid cartilage , sharpe
epiglottis and cricothyroid membrans

LOWER RESPIRATION SYSTEM


Tracheo-bronchial tree
Parenchym OF LUNG

Tracheobronchial tree :
Trachea

tube approximately 2,5 cm in diameter and


11 cm long
Extend from larynx to the level of the sixth thoracic
vertebra
Where it divides into left and rigth primary bronchi
Primary / main bronchus,
it divides into left and rigth primary bronchi
Each primary bronchi divides into secondary bronchi
(bronchus lobaris) one for each lobe in the lung
tertiary bronchi (bronchus segmental) bronchiole
terminal bronchiole

Parenchym of Lung
respiratory bronchioles, alveolar ducts and
alveolar suc. Asinus Paru
Asinus part of lung parenchyma for
gas exchang.

Each lung is shaped somewhat like a cone


Apex fitting into the narrow space at the top of
the thoracic cavity behind the clavicle
The Base of each lung is broad and concave
and rest on the convex surface of the diaphragm
A depression called the hilus is on the
mediastinal surface of the lung
Each lung is divided into superior and inferior
lobes by an oblique fissure
The right lung therefore has three lobes, which
bounds a middle lobe by horizontal fissure
The left lung has only two lobes

The Pleura
Each lung is enclosed by double walled sac
called the pleura
Formed of serous membrane
Viseral pleura the pleura that adheres firmly to
the lung
Parietal pleura that line the walls of the toracic
cavity
Between the two layers of the pleura is an
extremely narrow pleural cavity

Which is filled with pleural fluid (10-20 ml)


secreted by pleura lubricant to reduce the
friction between the two layers during resp.
Movement.
The pressure within the pleural cavity, wen
the lungs are in the resting position is
approximately - 4 mm Hg, less than the
atmospheric pressure (756 mm Hg at sea
level)

Resp. Muscle
inspiration Muscle :

Diafragma
Intercostalis externi
Sternocleidomastoideus
Elevator scapula
Serratus enterior
Scaleni
Eractor trunsi

Ekspiration Resp
Abd Muscle
Intercostalis interni
Serratus inferior posterior

Respiratin Regulation
Inspiration and expiration medulla
oblongata
Chemoreseptor Regulation anterior MO
Apneutic Reg. Pons

Resp. Stimulation
PaCO2
PH
PaO2

Fisiologi
Tugas utama dari sisyim pernafasan adalah untuk
mempertahankan keseimbangan normal dari O2, CO2,
dan pH, didalam sistim darah arteri.
Pada dasarnya terdapat 2 sistim pernafasan yaitu
pernafasan eksternal dan pernafasan internal.
Pernafasan Eksternal, terjadinya pertukaran gas antara
alveoli dan kapiler paru-paru,
Pernafasan internal terjadi di tingkat seluler.

Fungsi Saluran Nafas bagian atas.

Jalan udara
Filter
Melembabkan
Menghangatkan
Proses membau dan bicara

Proses penting dalam pernafasan :

1. Ventilasi Paru yaitu proses masuk


keluarnya antara atmosfir dan alveoli
2. Diffusi O2 dan CO2 antara alveoli dan
darah dalam kapiler paru
3. Transport O2 dan CO2 oleh darah dan
cairan tubuh ke dan dari sel-sel
4. Pengaturan ventilasi / regulasi ventilasi

A. VENTILASI PARU
Proses masuk keluarnya antara udara atmosfir dan alveoli
GERAKAN PERNAFASAN
Gerakan Paru karena mengikuti gerakan dari rongga dada &
diafragma.
Gerakan diafragmadipengaruhi

Tekanan subatmosferic dari rongga dada yang menarik


diafragma keatas

Alat-alat dalam abdomen (abdominal visceral)

Otot-otot dari dinding perut

Inspirasi :
Keith empat mekanisme penyebab
inspirasi
1. Operculum (tulang iga yang pertama dan
manubrium sterni)
2. Rangkaian tulang iga atas ( Costa 2 - 6)
3. Rangkaian tulang iga bawah (7 10 ) dan
diagfragma
4. Rangkaian tulang yang melayang dan
otot-otot dari rongga perut (the floating rib
series)

Otot-otot yang berperan dalam pernapasan


Otot inspirasi :

Diafragma
Intercostalis externi
Sternocleidomastoideus
Elevator scapula
Serratus enterior
Scaleni
Eractor trunsi

Otot-otot ekspirasi
Otot perut
Intercostalis interni
Serratus inferior posterior

Otot diafragma
Diafragma turun pada waktu inspirasi dan naik
pada waktu ekspirasi.
Pada waktu ekspirasi maksimal batas atasnya
terletak antara tulang rawan dari coste ke 4 dan
5.
Pada pernapasan biasa diafragma bergerak 1
2 cm, sedangkan pada pernapasan yang dalam
3 cm.
Luas permukaan diafragma 270 cm 2 sehingga
penurunan diafragma sebanyak 1 cm sudah
menyebabkan penambahan voluma sebesar 270

Otot diafragma adalah otot utama pada pernapasan biasa.


Bentuk nya seperti kubah dan mempunyai insertio pada
sentrum tendineum sedangkan origonya pada sternum dan
tulang iga bagian bawah.
Bila daifragma turun maka bentuk kubah akan hilang.
Pada kontraksi diafragma terdapat dua macam perubahan
yaitu hilangnya bentuk kubah karena otot-otot berkontraksi
sehingga paru sudah akan berkembang dan sentrum
tendineum turun ke bawah.
Pada pernapasan biasa sentrum tendineum turun kebawah 1
2 cm.

Pembesaran rongga dada pada pernapasan


biasa disebabkan oleh karena pergerakan
vertical dari diafragma dan merupaka 75 %
dari jumlah udara
Pada penurunan ini maka diafragma akan
tertahan oleh alat-alat dalam rongga perut yang
menyebabkan gerakan dari dinding perut.
Dua gerakan pada pernapasan gerakan dada
yang disebut pernapasan dada dan gerakan
perut yang disebut pernapasan perut. Pada lakilaki pernapasan perut lebih dominan.

Ventilasi Paru dan volume paru

Ventilasi didalam paru dapat terjadi oleh


karena kontraksi dari otot pernapasan. Oleh
karena kontraksi otot-otot bervariasi maka
terdapat bermacam-macam volume didalam
paru

Volume paru: yaitu volume udara yang


mengisi petak-petak ruangan udara di dalam
paru .

Macam volume paru :


1. tidal volume = T.V yaitu volume udara yang masuk pada pernapasan
biasa. Besarnya 500 cc pada orang dewasa muda
2. Volume cadangan inspirasi (Inspiratory Reserve Volume = IRV)
yaitu udara yang terbesar yangg masih dapat dihirup sesudah inspirasi
biasa. Besarnya 3000 cc pada orang dewasa muda
3. Volume cadangan ekspirasi (Respiratory Reserve Volume = ERV)
yaitu volume udara terbesar yang masih dapat dikeluarkan sesudah
ekspirasi biasa. Besarnya 1100 cc pada orang dewasa muda
4. Volume Residu (Residual Volume = RV) yaitu volume udara yang
masih tinggal didalam paru setelah ekspirasi maksimal. Besarnya 1200
cc pada orang dewasa muda

Capasitas paru :
yaitu penjumlahan dua atau lebih dari
volime paru
Dalam pemeriksaan faal paru maka
kapasitas ini lebih banyak digunakan.

Macam kapasitas paru, yaitu :


1. Kapasitas cadangan inspirasi.

(Inspiratory reserve capacity) IRC = 3500 cc = TV + IRV


(Tidal volume + Insp. Res. Volum).

2. Kapasitas residu fungsional.

(Functional residual capacity) FRC = 2300 cc = ERV + RV


(Exp. Reserva Vol. + residual volume). Karena FRC ini merupakan
penjumlahan RV dan ERV, maka tidak dapat diukur dengan
spirometer, karena RV tidak dapat diukur dengan spirometer

3. Kapasitas Vital.

(Vital capacity) VC = IRC + ERV + TV. Ini adalah jumlah volume


hawa yang terbesar yang dapat dihisap atau dikeluarkan oleh paru.
Besarnya 4600 cc.

4. Kapasitas total paru.

(Total Lung Capacity) TLC = VC + RV = 5800 cc.


Pada wanita dewasa harga-harga kapasitas paru tersebut kira-kira 20
25 % lebih rendah pada pria.

6000
5000
4000

3000
2000
1000

IRV

VC

TV
ERV
RV

TLC

Ventilasi Alveolar

Yaitu : Udara pernafasan per menit yang


dapat masuk ke dalam alveoli
Faktor yang menentukan besarnya
ventilasi alveolar :
1. Frekwensi pernafasan
2. Tidal volume
3. Dead speace (ruang rugi, ruang mati)

Pada orang dewasa muda frekwensi pernafasan kurang


lebih 12 14 kali per menit. TV = 500 cc sehingga RMV
(respiratory minute volume) = 12 X 500 cc = 6 000 cc.
Seseorang masih dapat bertahan hidup bila RMV 1,5
liter, tapi tidak dapat beraktifitas apa-apa. Karena udara
yang masuk lewat jalan nafas (conducting air way,
hidung, mulut, pharynx, bronchi, bronchioli) tidak dapat
berdiffusi,
hanya udara yang dapat mencapai alveoli saja yang
dapat berdiffusi.

Penghitungan Ventilasi Alveolar = f - X (udara


inspirasi dead space)
Ventilasi Normal
Untuk orang dewasa dalam keadaan istirahat
besarnya ventilasi diperkirakan 3 4 l/min/m2
luas badan untuk pernafasan
sedangkan untuk ventilasi alveolar 2,0 2,5
l/min/m2 luas badan.

B. Diffusi O2 dan CO2


Pertukaran O2 & CO2 pada tingkat alveoli
Proses diffusi ini terjadi sesuai dengan
hukum ilmu alam.
Hukum Boyle
Bila volume dari gas itu dirubah, sedangkan
temperatur tetap, maka tekanan akan
mengalami perubahan yang berlawanan

Hukum dari Gay Lussac atau Charles


Pada setiap kenaikan suhu 1C (tekanan
dipertahankan tetap) maka gas akan
mengembang 1/273 dari volumenya pada
0C. Jadi volume dari gas pada tekanan
yang konstan sebanding dengan
temperatur absolutnya.
Prinsip dari Avogrado:
bermacam-macam gas yang mempunyai
volume yang sama serta tekanan yang sama
mempunyai jumlah molekul yang sama.

Hukum Daltont:
Tekanan yang diberikan oleh satu bagian dari
campuran gas yang sama dengan tekanan diberikan
oleh gas itu sendiri, jadi sama dengan pada waktu
tidak bercampur dengan gas-gas lain.
Tekanan total dari campuran gas-gas sama dengan
jumlah tekanan gas-gas itu masing-masing.

Hokum Henry.
Bila suhu konstan maka jumlah gas yang larut dalam
suatu larutan sebanding dengan tekanan bagian dari
gas tersebut.

Diffusi O2 dan CO2


Konsentrasi O2 dalam Alveoli
Ditentukan oleh derajat absorbsi dan
penyegaran dari hawa alveoli.
Lebih cepat absorbsi O2 maka lebih
rendah konsentrasi O2 dalam alveoli.
Sebaliknya lebih cepat O2 yang
diberikan ke dalam alveoli, lebih tinggi
pula konsentrasinya.

Besarnya ventilasi dalam keadaan biasa 4,2 l /


min, sedangkan O2 yang diabsorbsi oleh darah
250 cc / min dalam keadaan istirahat.
Bila absorbsi 1000 cc ventilasi harus
meningkat 4 kali supaya dapat
mempertahankan tekanan PO2 yang konstan
dalam alveoli.
Sebaliknya bila alveolar ventilasi meningkat
tetapi asorbsi O2 tidak berubah maka tekanan
PO2 dalam alveoli meningkat sampai 149
mmHg selama bernafas dengan hawa biasa.
Bila ventilasi menjadi berkurang sedangkan
absorbsi tetap maka PO2 dalam alveoli menjadi
rendah.

Konsentrasi CO2 dalam Alveoli


Ditentukan
Besarnya pengeluaran CO2 dari darah ke alveoli
Derajat pengeluaran CO2 dari alveoli ke udara
luar.
Ventilasi konsentrasi CO2 dalam alveoli
menjadi lebih rendah.
Sedangkan bila pengeluaran CO2 dari darah
maka konsentrasi CO2 dlm alveoli

Organ respiratory yang berperan dalam proses diffusi


Area asinus
Bronchial respiratory
Alveolaaar ducts
Alveolaaar sacs
Alveoli
Faktor yang mempengaruhi diffusi
Tebalnya membran
Luas permukaan membran
Koefisien diffusi dari gas yang bersangkutan dalam membran
Perbedaan tekan antara gas yang dipisahkan oleh membran

Kapasitas diffusi membran respiratory


Jumlah gas yang berdiffusi melewati membran
setiap menit pert perbedaan tekanan 1 mmHg.
Kapasitas diffusi O2
Dalam keadaan istirahat = 21 cc / min.
Jadi dengan suatu graadien (desakan rata-rata
sebesar 11 mmHg, maka O2 yang berdiffusi =
21 cc X 11 = 231 cc).
Kapasitas diffussi Meningkat pada waktu latihan,
sampai dengan 65 cc /min

Faktor yang mempengaruhi :


Pembukaan kapiler yang tadinya menutup, sehingga
dataran pertukaran gas menjadi lebih besar.
Pelebaran kapiler
Pembukaan alveoli yang tadinya atelectase.
Kapasitas diffusi CO2
Oleh karena koefisien diffusi CO2 besarnya 20 kali
koefisien O2, maka besarnya kapasitas CO2 = 20 X 21
cc = 400 cc 450 cc dan pada waktu latihan 1200 cc
1300 cc / menit

Transport O2 dan CO2


1. hemoglobin

O2 dalam darah diangkut dalam dua bentuk


kelarutan fisik dalam plasma dan ikatan kimiawi dengan
Hb.

Dalam keadaan normal

97 % dari O2 diangkut melalui ikatan kimiawi Hb dalam butirbutir darah merah

3 % larut dalam plasma.

Setiap molekul Hb mengadakan ikatan dengan 4 molekul O2.


Ikatan Hb dengan O2 disebut oksigenasi, bukan oksidasi

Ikatan Hb dengan oksigen tergantung pada SaO2. yang


jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh.

2. Oksigen Content (CaO2)


Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah
Plasma
Kelarutan O2 / tekanan darah 0,003 ml
Tekanan O2 darah = 100 mmHg
O2content plasma = 0,003 ml X 100 mmHg
100
= 0,3 ml / 100 cc darah
= 3 ml / L darah

Hemoglobin
1 gram Hb mampu berikatan 1,34 ml O2
Bila Hb = 15 gr/100 cc darah
=1,34 x 15 = 200 ml / L
100

3. Faktor yang mempengaruhi transport O2

Tergantung pada CO dan Ca O2 (oksigen


content).
yaitu jumlah darah yang keluar dari
ventricle kiri setiap menit,/ COP (jumlah isi
sekuncup (stroke volume) di kali frekwensi
kontraksi jantung permenit (heart rate)

Thanks for your attention.


See you again in the next lecture.

Anda mungkin juga menyukai