Anda di halaman 1dari 4

1.

Kedua orang tuanya baik ayah maupun ibu, bekerja. Hal demikian bisa terjadi,

mengingat disamping peserta didik tersebut tidak mendapatkan pengawasan keluarga, juga
bisa jadi yang bersangkutan memang disuruh menjaga rumah oleh kedua orang tuanya.
2.

Ada kegiatan keagamaan di rumah. Kegiatan keagamaan demikian, terutama pada

masyarakat yang religius, bisa menjadikan sebab peserta didik tidak hadir di sekolah.
3.

Ada persoalan di lingkungan keluarga. Meskipun masalah tersebut tidak bersangkut

paut dengan peserta didik, umumnya juga mempengaruhi jiwa peserta didik. Misalnya
adanya pertengkaran antara ayah dan ibu, bisa menjadikan penyebab bagi peserta didik
untuk tidak hadir di sekolah.
4.

Ada kegiatan darurat di rumah. Kegiatan yang sifatnya darurat, lazim memaksa anak

untuk turut menyelesaikan sesegera mungkin. Hal demikian, bisa menjadikan penyebab
peserta didik tidak dapat hadir di sekolah.
5.

Adanya keluarga, famili dan atau handai taulan yang pindah rumah. Ini seringkali

menjadikan peserta didik untuk turut serta membantu serta menghadirinya. Tidak jarang,
pindah rumah demikian bersamaan dengan hari dan atau jam sekolah. Pindah rumah
memang tidak pernah mempertimbangkan aspek peserta didik sedang bersekolah ataukan
tidak.
6.

Ada kematian. Kematian di dalam keluarga umumnya membawa duka bagi anak.

Oleh karena dukanya tersebut, anak kemudian tidak hadir di sekolah.


7.

Letak rumah yang jauh dari sekolah. Hal demikian tidak jarang menjadikan peserta

didik malas untuk hadir ke sekolah. Terkecuali jika ada transportasinya. Sungguhpun
demikian, jarang juga ketika sudah ada transportasinya, peserta didik juga masih tetap tidak
hadir di sekolah, karena mungkin waktu itu tidak mempunyai uang ongkos transportasi.
8.

Ada keluarga yang sakit. Pada saat salah seorang anggota keluarga ada yang sakit,

tidak jarang peserta didik dimintai untuk menunggu atau merawatnya, sehingga menjadi
penyebab peserta didik tidak bersekolah.
9.

Baju seragam yang tidak ada lagi. Ini dialami oleh mereka yang secara ekonomi

memang lemah. Tidak seragam ke sekolah dikhawatirkan mendapatkan sangsi, umumnya


peserta didik memilih tidak hadir di sekolah.

10.

Kekurangan makanan yang sehat. Ini terjadi pada peserta didik yang berada di

daerah-daerah kantong kemiskinan.


11.

Ikut orang tua berlibur. Hari libur orang tua yang tidak bersamaan dengan hari libur

sekolah bisa memberi peluang bagi tidak hadirnya peserta didik di sekolah. Karena, tidak
jarang peserta didik mengikuti liburan orang tuanya.
12.

Orang tua pindah tempat kerja. Orang tua yang pindah tempat kerja bisa

menyebabkan anak tidak hadir di sekolah, oleh karena anak kadang-kadang mengikuti
orang tua baik untuk jangka waktu lama maupun untuk jangka waktu tertentu saja.
Kedua, ketidakhadiran yang bersumber dari peserta didik itu sendiri. Hal demikian bisa
terjadi, terutama pada peserta didik yang berjiwa labil serta kurang mendapatkan
pengawasan dari orang tua atau keluarga. Adapun ketidakhadiran yang bersumber dari
peserta didik sendiri adalah sebagai berikut:
1.

Lupa tidak bersekolah. Hal ini bisa saja terjadi, mungkin karena tidurnya terlarut

malam sehingga anak didik tersebut bangun kesiangan dan secara tidak di sengaja peserta
didik yang bersangkutan lupa untuk mengikuti mata pelajran atau tidak hadir di sekolah.
2.

Moralnya tidak baik. Pelajaran moral di sekolah sangatlah berguna bagi peserta didik

yang ingin menimbah ilmu di sekolah, peserta didik yang tidak serius mengikuti mata
pelajaran ini besar kemungkinan pendidikan moralnya tidak begitu memadai, hal seperti ini
dapat mempengaruhi proses belajarnya, karna tidak sedikit peserta didik yang bolos di
karenakan memiliki moral yang tidak baik, akibatnya peserta didik jadi enggan untuk pergi
ke sekolah.
3.

Terjadi perkelahian antar peserta didik. Problem semacam ini tidak jarang di temukan

di lingkungan sekolah, perkelahian diantara peserta didik bisa saja menyebabkan peserta
didik yang bersangkutan tidak dapat mengikuti pelajaran karena kena skorsing oleh
gurunya.
4.

Sakit yang tidak diketahui kapan sembuhnya. Hal ini tidak luput dari kodrat manusia

sebagai makhluk ciptaan tuhan yang maha esa, sakit adalah salah satu kodrat yang ada
pada manusia, tidak menutup kemungkinan peserta didik yang juga sebagai makhluk
ciptaan tuhan juga terkena musibah atau sakit yang tak kunjung sembuh, sehingga
menyebabkan peserta didik tersebut membolos atau tidak masuk sekolah.

5.

Anggota kelompok peserta didik yang suka membolos. Teman juga pempunyai peran

aktif dalam menumbuhkan moral seseorang yang tinggal di sekitarnya, peserta didik yang
berteman dengan sekelompok anak yang suka membolos, tidak menutup kemungkinan
peserta didik yang bersangkutan juga ikut-ikutan membolos, anak yang suka membolos bisa
saja menarik teman-temanya untuk ikut-ikutan membolos.
6.

Anak itu sendiri yang memang suka membolos. Atau bisa saja seorang peserta didik

yang membolos memang dari peserta didik itu sendiri, kurangnya motivasi dan bimbingan
dari orang tua menyebabkan anak didik yang bersangkutan enggan untuk pergi ke sekolah.
7.

Prestasinya lemah. Bisa saja peserta didik yang tidak hadir di sebbkan karna

prestasinya yang lemah, yang menyebabkan peserta didik yang bersangkutan tidak pede
atau malu terghadap teman sebayanya.
Ketiga, ketidakhadiran yang bersumber dari sekolah. Sekolah juga dipersepsi oleh peserta
didik tidak mendukung terhadap keinginannya. Oleh karena itu, ketidakhadiran mereka di
sekolah, dapat juga bersumber dari lingkungan sekolah. Adapun sumber-sumber penyebab
ketidakhadiran peserta didik di sekolah yang bersumber dari lingkungan sekolah adalah
sebagai berikut:
1

Lokasi sekolah yang tidak menyenangkan. Bisa juga peserta didik menjadi jenuh dan

menyebabkan mereka absen sekolah hanya karena di tempat mereka belajar tidak
memenuhi kriteria sekolah yang menyenangkan, sekolah adalah tempat berjalannya proses
belajar mengajar, hal ini memerlukan motivasi untuk menarik hati peserta didik. Jika
sekolahnya tidak menyenangkan, maka kemungkinan mereka enggan untuk belajar di
sekolah itu, karena pada umumnya semua peserta didik lebih senang jika proses belajar
mengajar di sekolah menggunakan metode joyful learning.
2

Program sekolah yang tidak efektif. Hal ini terjadi karena kurikulum yang di gunakan

tidak tepat dalam mendayagunakan program kerja di sekolah. Program sekolah yang tidak
tepat bisa saja mempengaruhi tujuan sekolah dan akibatnya seperti ini, peserta didik jadi
enggan untuk pergi kesekolah.
3

Terlalu sedikit peserta didik yang masuk. Tidak sedikit di suatu sekolah yang

kekurangan pelajar atau peserta didik, hal ini bisa juga berdampak pada peserta didik
tersebut. Terkadang ada sekolah yang peserta didiknya melebihi batas maksimum, tetapi
mereka jarang masuk sekolah, hal ini berakibat buruk bagi peserta didik yang lain. Karena
kemungkinan mereka enggan masuk sekolah karena sedikitnya peserta didik yang masuk.

Biaya sekolah yang terlalu mahal. Masalah ekonomi juga termasuk salah satu

permasalahan yang dapat menghambat proses belajar siswa. Biaya sekolah yang terlalau
mahal akan menjadi beban bagi mereka yang tidak mampu, di Indonesia sekian banyak
peserta didik yang putus sekolah hanya karna telat melunasi pembayaran di sekolah.
5

Kurangnya fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah juga menjadi salah satu faktor atau

media yang di butuhkan untuk memudahkan pembelajaran di sekolah. Tahun dua puluhan
proses belajar mengajar berbeda dengan sistem sekarang, yang sudah menggunakan
banyak alat modern untuk melangsungkan proses belajar mengajar Wijaya (1988:30). Jika
fasilitas di sekolah tidak memadai, maka peserta didik merasa tidak terpenuhi akan
kebutuhannya di sekolah. Hal ini dapat mengecewakan para siswa sehingga menyebabkan
mereka enggan untuk pergi ke sekolah.
6

Kurangnya bimbingan dari guru baik secara individual maupun secara kelompok

kepada peserta didik. Peran wali kelas di sekolah sangatlah penting bagi proses
pembelajaran yang berlangsung di suatu sekolah. Selain dapat membantu siswa dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan dengan proses belajarnya, hal ini juga dapat menimbulkan
keharmonisan antara peserta didik dengan pendidiknya. Jika para guru kurang menaruh
simpati peserta didiknya, mereka merasa kurang di perhatikan dan mereka jadi sering
membolos karena tidak kerasan di sekolah.
7

Program yang ditawarkan oleh sekolah kepada peserta didik tidak menarik.

Program/tujuan/rencana adalah sesuatu yang harus di perhatikan dalam persekolahan,


dalam proses belajar mengajar kita harus mempunyai tujuan yang jelas. dalam
pembaharuan pendidikan tidak akan berhasil kalau mengenyampingkan masalah tujuan
Wijaya (1988:30). Setiap peserta didik memiliki cita-cita di dalam kehidupannya, jika di suatu
sekolah tidak menyediakan program yang dapat menarik perhatian peserta didik dalam
membantu mewujudkan cita-citanya, peserta didik yang sekolah di suatu lembaga
pendidikan ini akan merasa jenuh dan tidak menutup kemungkinan mereka merasa tidak
nyaman di sekolah

Anda mungkin juga menyukai