Penelitian DBD
Penelitian DBD
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang menjadi masalah
kesehatan
masyarakat
di
Indonesia
karena
prevalensinya
yang
tinggi
dan
dalam
kegiatan
pemberantasan
nyamuk
(PSN),
melaksanakan
penanggulangan focus di rumah penderita dan disekitar tempat tinggal penderita guna
mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) dan melaksaankan penyuluhan kepada
masyarakat melalui berbagai media.1,2
Infeksi virus dengue pada manusia terutama pada anak mengakibatkan suatu
spectrum
manifestasi
klinis
yang
bervariasi
1
antara
penyakit
ringan
(mild
undifferentiated febrile illness), demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD)
dan sindrom syok dengue (SSD); yang terakhir dengan mortalitas tinggi di sebabkan
renjatan dan perdarahan hebat . gambaran manifestasi klinis yang bervariasi ini dapat di
samakan dengan sebuah gunung es. DBD dan SSD sebagai kasus - kasus yang dirawat
di rumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan di atas permukaan laut,
sedangkan kasus - kasus dengue ringan (demam dengue dan silent dengue infection)
merupakan dasar gunung es. Di perkirakan untuk setiap kasus renjatan yang dijumpai di
Rumah sakit, telah terjadi 150 200 kasus silent dengue infection.1,2
. Oleh karena itu sudah seharusnya semua tenaga medis yang bekerja di
Indonesia untuk mampu mengenali dan mendiagnosisnya, kemudian dapat melakukan
penatalaksanaan, sehingga angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue dapat
ditekan.2
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah gambaran penyakit Demam Dengue dan
Demam Berdarah Dengue usia 0-15 tahun di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
pada bulan Januari-Desember 2014.
1.3
Tujuan Penelitian
I.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue usia 0-15 tahun di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada bulan
Januari-Desember 2014.
I.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue
berdasarkan jenis kelamin di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada bulan
Januari-Desember 2014.
b. Mengetahui gambaran penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue usia
0-15 tahun yang hidup yang meninggal di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
pada bulan Januari-Desember 2014.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. DEFINISI
3
Demam dengue (DD) dan Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan/atau
nyeri sendi yang disertai oleh leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeni, dan diatesis
hemoragic. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatan Hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom Syok Dengue
(SSD) adalah demam berdarah dengue yang ditandai dengan renjatan/syok.3
II.2. ETIOLOGI
DD dan DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang mempunyai 4 serotipe
yaitu den-1, den-2, den-3, dan den-4. Virus dengue serotipe den-3 merupakan serotipe
yang dominan di Indonesia dan paling banyak berhubungan dengan kasus berat.3
II. 3. PATOGENESIS
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama
kali mungkin memberi gejala seperti DD. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa
terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yang amat berbeda akan tampak bila seseorang
mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. Re-infeksi ini akan
menyebabkan suatu reaksi anamnestik antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi
kompleks antigen antibodi (kompleks virus antibodi) yang tinggi. 3,4
Terdapatnya komplek virus-antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan hal sebagai
berikut :
1
terjadinya
renjatan
telah
mendahului
proses
inaktivasi
tersebut.
Anafilaktoksin C3a dan C5a tidak mampu untuk membebaskan histamin dan ini
4
terbukti dengan ditemukannya kadar histamin yang meningkat dalam air seni 24
jam pada pasien DBD. 3,4
2
Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) dengan akibat akhir terjadinya
pembekuan intravaskular yang meluas. Dalam proses aktivasi ini, plasminogen
akan menjadi plasmin yang berperan dalam pembentukan anafilatoksin yang
penghancuran fibrin menjadi fibrin degradation produk. Disamping itu aktivasi
akan merangsang sistem kinin yang berperan dalam proses meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah. 3,4
DSS terjadi biasanya pada saat atau setelah demam menurun, yaitu diantara hari ke-
3 dan ke-7 sakit. Hal ini dapat diterangkan dengan meningkatnya reaksi imunologis, yang
dasarnya sebagai berikut: 3,4
1
Pada manusia, sel fagosit mononukleus, yaitu monosit, histiosit, makrofag dan sel
kupfer merupakan tempat utama terjadinya infeksi virus dengue.
Non-neutralizing antibody, baik yang bebas di sirkulasi maupun spesifik pada sel,
bertindak sebagai reseptor spesifik untuk melekatnya virus dengue pada permukaan
sel fogosit mononukleus.
Virus dengue kemudian akan bereplikasi dalam sel fagosit mononukleus yang telah
terinfeksi itu. Parameter perbedaan terjadinya DBD dan DSS ialah jumlah sel yang
terinfeksi.
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan
gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan,
hiperemia di tenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjarkelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam
pada DD disebabkan oleh kongesti pembuluh darah dibawah kulit. 3,4
5
kebocoran
plasma
ke
daerah
ektravaskular
dibuktikan
dengan
ditemukannya cairan dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan perikard.
Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera
diatasi dapat berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. 3,4
Perdarahan pada DBD umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan
fungsi trombosit dan kelainan sistem koagulasi. Trombositopenia yang dihubungkan
dengan meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa hidup
trombosit menimbulkan dugaan meningkatnya destruksi trombosit dalam sistem
retikuloendotelial. Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses
imunologis dengan terdapatnya sistem koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan
hati yang fungsinya memang terganggu oleh aktivitasi sistem koagulasi. 3,4
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) secara potensial dapat juga terjadi
pada pasien DBD tanpa renjatan. Pada awal DBD, pernah DIC tidak menonjol dibanding
dengan perembesan plasma, tetapi bila penyakit memburuk dengan terjadinya asidosis dan
renjatan, maka akan memperberat DIC sehingga perannya akan menonjol. 3,4
Manifestasi Klinis
DBD
DSS
Demam akut selama 2-7 hari, disertai dua atau lebih manifestasi berikut:
nyeri kepala, nyeri retroorbita, mialgia, manifestasi perdarahan, dan
leukopenia.
Dapat disertai trombositopenia.
Hari ke-3-5 ==> fase pemulihan (saat suhu turun), klinis membaik.
Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari disertai nyeri kepala, nyeri
retroorbita, mialgia dan nyeri perut.
Uji torniquet positif.
Ruam kulit : petekiae, ekimosis, purpura.
Perdarahan mukosa/saluran cerna/saluran kemih : epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis, melena, hematuri.
Hepatomegali.
Perembesan plasma: efusi pleura, efusi perikard, atau perembesan ke
rongga peritoneal.
Trombositopenia.
Hemokonsentrasi.
Hari ke 3-5 ==> fase kritis (saat suhu turun), perjalanan penyakit dapat
berkembang menjadi syok
Keterangan:
Uji torniquet positif : terdapat >10 atau lebih petekiae dalam diameter 2,8 cm (1
inchi).
Isolasi virus
Dapat dilakukan dengan menanam spesimen pada :
Pemeriksaan Serologi
NS-1
10
Pemeriksaan Radiologi
Pada pemeriksaan radiologi dan USG Kasus DBD, terdapat beberapa kerlainan yang
dapat dideteksi yaitu : 3, 6,7
1
Efusi pleura
II.6. DIAGNOSIS
Kriteria klinis : 6,7
1
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas seperti anoreksia, lemah, nyeri
pada punggung, tulang, persendian , dan kepala, berlangsung terus menerus selama
2-7 hari.
Hepatomegali
Syok, nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi 20 mmHg, atau hipotensi
disertai gelisah dan akral dingin.
Trombositopenia ( 100.000/l)
11
Kriteria
Penyakit
DBD derajat Demam disertai gejala tidak khas, dan satu-satunya manifestasi perdarahan
I
DBD derajat
II
DBD derajat
III
DBD derajat Syok berat (profound shock): nadi tidak dapat diraba, dan tekanan darah
IV
tidak dapat diukur.
Tanda klinik apabila diduga adanya perdarahan: 8
1.
Gelisah, kesakitan
2.
3.
Abdomen membuncit
4.
12
II.7. PENATALAKSANAAN
1. Demam Dengue
Medikamentosa:
Perbanyak asupan cairan per oral: air putih, ASI, cairan elektrolit, jus buah, atau
sup. Tidak ada larangan konsumsi makanan tertentu.
Monitor keadaan dan suhu anak dirumah, terutama selama 2 hari saat suhu turun.
Pada fase demam, kita sulit membedakan antara DD dan DBD, sehingga orang tua
perlu waspada.
Segera bawa anak ke rumah sakit bila : anak gelisah, lemas, muntah terus menerus,
tidak sadar, tangan/kaki teraba dingin, atau timbul perdarahan.
Monitor keadaan anak (tanda-tanda syok) terutama selama 2 hari saat suhu turun.
(ml/kg BB/hari)
<7
220
7 11
165
12 18
132
>18
Tabel 4. Kebutuhan cairan rumatan
88
10
100 per kg BB
10 20
>20
14
Ada kedaruratan:
1. Syok
tanpa antipiretik
3. Kejang
4. Kesadaran turun
4.Hematokrit stabil
5. Muntah darah
6. Berak hitam
7. Hematokrit cenderung meningkat setelah 2
kali pemeriksaan berturut-turut
Hemokonsentrasi (Ht meningkat = 20%)
Tanda klinik apabila diduga adanya perdarahan: 9,10
-
Gelisah, Kesakitan
Abdomen membuncit
15
16
17
18
19
20
Kelebihan cairan
Perdarahan masif
Ensefalopati DBD11,12
Ditandai dengan kesadaran menurun dengan atau tanpa kejang, baik pada DBD
dengan atau tanpa syok
Ketepatan diagnosis
-
21
22
23
Pengobatan
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
24
Rawat jalan
- variable terikat
: rekam medic
Cara ukur
Hasil ukur
: 1. Demam Dengue
2. Tidak Demam Dengue
Skala ukur
: Nominal
26
: rekam medic
Cara ukur
Hasil ukur
Skala ukur
: Nominal
c. Jenis kelamin
Definisi : laki-laki atau perempuan seorang anak yang mengidap DD atau DBD.
Alat ukur
: rekam medic
Cara ukur
Hasil ukur
: 1. Laki-laki
2. Permpuan
Skala ukur
: Nominal
d. Usia Anak
Definisi : Umur yang yang dicapai oleh seorang anak yang mengidap DD atau DBD
yang dinyatakan dalam tahun.
Alat ukur
: rekam medic
Cara ukur
Hasil ukur
: 1. < 5 tahun
2. 6-10 tahun
3. 11-15 tahun
Skala ukur
: Interval
e. Penyakit Penyerta
27
Definisi : Penyakit lain yang menyertai DD dan DBD selama dirawat inap di RSUD
dr. Doris Sylvanus serta berkembang menjadi DSS
Alat ukur
: rekam medic
Cara ukur
Hasil ukur
Skala ukur
: Nominal
: rekam medic
Cara ukur
Hasil ukur
1. SSD
2. Tidak SSD
Skala ukur
: Nominal
g. Perdarahan
Definisi : Perdarahan spontan yang timbul yang diakibatkan oleh manifestasi DD/DBD
minimal diprovokasi positif (Rumple Leed)
Alat ukur
: rekam medic
Cara ukur
Hasil ukur
1. Perdarahan
2. Tidak Perdarahan
Skala ukur
: Nominal
h. Lama perawatan
Definisi : Suatu upaya stimulasi mulainya proses Pemulihan di rumah sakit hingga Pasien
sembuh dari penyakit.
28
Alat ukur
: rekam medic
Cara ukur
Hasil ukur
: 1. < 3 hari
2. 3-5 hari
3. > 5 hari
Skala ukur
: interval
29
BAB IV
HASIL
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya di bagian SMF
Kesehatan Anak dan Remaja pada Bulan Januari sampai Desember 2014 dengan cara
30
mengambil data sekunder dari rekam medik. Diperoleh sampel yang digunakan dalam
penelitan sebesar 139 pasien anak usia 0-15 tahun yang mengidap penyakit Demam Dengue
dan Demam Berdarah Dengue.
Hasil penelitian ini akan menggambarkan kejadian Demam Dengue dan Demam
Berdarah Dengue berdasarkan jenis kelamin, pasien pada usia 0-15 tahun yang hidup
maupun yang meninggal, dan berdasarkan lama perawatan di RSUD dr. Doris Sylvanus.
Berikut adalah jumlah pasien Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue di
RSUD dr. Doris Sylvanus pada bulan Januari Desember 2014.
Tabel 4.1. Jumlah pasien DD dan DBD berdasarkan jenis kelamin yang dirawat inap pada
Bulan Januari Desember 2014
Penyakit
Demam Dengue
Demam Berdarah
Dengue
Total
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Hidup
132 (61,39%) 83 (38.60%)
215 (100%)
182 (56,87%) 138 (43,12%) 316 (98,75%)
314 (58,69%) 221 (41,31%)
531(99,25%)
Meninggal
0 (0%)
4 (1,25%)
Total
215 (100%)
320 (100%)
4(0,75%)
535 (100%)
120.00%
100.00%
98.75%
100.00%
80.00%
60.00%
61.39%
56.87%
DD
40.00%
43.12%
38.60%
DBD
20.00%
1.25%
0.00%
LAKI
PEREMPUAN
31
HIDUP
0.00%
MATI
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa pada pasien Demam Berdarah Dengue
lebih banyak jumlahnya dibandingkan Demam Dengue di RSUD dr. Doris Sylvanus
Berdasarkan Jenis Kelamin jumlah pasien pada Demam Dengue dan Demam
Berdarah Dengue lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan yang
dirawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus
Berdasarkan Tabel Di atas jumlah pasien yang meninggal pada pasien pengidap
Demam Dengue tidak ada (0,00%) dan Demam Berdarah Dengue yang meninggal
sebanyak 4 (0,75%) dari penderita panyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue.
Berikut adalah jumlah Insidensi Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue
pada pasien usia 0-15 tahun pada Bulam Januari-Desember 2014 yang dirawat di RSUD dr.
Doris Sylvanus.
Tabel 4.2. Insidensi Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue pada usia 0-15 tahun
pada Bulan Januari-Desember 2014
Bulan
Kejadian
Hidup
Meninggal
Presentase
2
1
2
8
17
6
6
6
10
24
26
29
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1,43 %
0,71 %
1,43 %
5,75 %
12,9 %
4,31 %
4,31 %
4,31 %
7,19 %
17,23 %
18,70 %
21,58 %
DD/ DBD
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
2
1
2
8
18
6
6
6
10
24
26
30
32
Total
139
137
100%
21.58%
18.70%
17.23%
20.00%
15.00%
12.90%
KEJADIAN DD DAN DBD
10.00%
5.00%
5.75%
7.19%
0.00%
Januari
Februari
Maret
April
Mei
2
1
2
8
18
Kejadian
Dengan
Tanpa
DD/ DBD
Penyakit
penyakit
penyerta
0 (0,00%)
0 (0,00%)
1 (0,72%)
5 (3,59%)
6 (4,31%)
penyerta
2 (1,43%)
1 (0,72%)
1 (0,72%)
3 (2,15%)
12 (8,63%)
33
DSS
0 (0,00%)
0 (0,00%)
0 (0,00%)
0 (0,00%)
4 (2,87%)
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
6
6
6
10
24
26
30
139
0 (0,00%)
3 (2,15%)
1 (0,72%)
3 (2,15%)
6 (4,31%)
6 (4,31%)
10 (7,19%)
41 (29,50%)
6 (4,31%)
3 (2,15%)
5 (3,59%)
7 (5,03%)
18 (12,95%)
20 (14,38%)
20 (14,38%)
98 (70,50%)
0 (0,00%)
0 (0,00%)
0 (0,00%)
1 (0,72%)
2 (1,43%)
2 (1,43%)
5 (3,59%)
14(10,07%)
16%
14%
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
34
4%
4%
3%
3%
3%
2%
1%
2%
1%
1%
1%
1%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Pada tabel diatas di dapat hasil Gambaran Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue pada usia 0-15 tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta dan yang menjadi
Sindrom Syok Dengue (SSD) pada Bulan Januari-Desember 2014. Didapatkan jumlah
terbanyak kejadian DD/DBD dengan
Desember
sebesar 7,19% per 139 pasien. Dan terbanyak ke dua yaitu pada bulan Mei, Oktober, dan
November sebanyak 4,31% per 139 pasien, selanjutnya pada bulan April sebanyak 3,59%,
kemudian pada bulan Juli dan September sama yaitu 2,15%, dan terakhir pada bulan Maret
sebesar 0,72%, sedangkan pada bulan Januari, Februari, Juni 0%.
Kejadian DD/DBD tanpa penyakit penyerta paling banyak adalah pada bulan
November dan Desember yaitu sebesar 14,38% dari 139 pasien, diikuti bulan Oktober
12,95%, bulan Mei 8,63%, September 5,03%, Juni 4,31%, Agustus 3,59%, April 2,15%,
Juli 2,15%, Januari 1,43%, dan terakhir pada Februari dan Maret sebanyak 0,72 % per 139
pasien DD/DBD di RSUD dr. Doris Sylvanus.
Dan pada pasien DD/DBD yang menjadi Sindrom Syok Dengue (SSD) terbanyak
pada bulan Desember 3,59%, diurutan kedua pada bulan Mei 2,84%, Oktober dan
November sebanyak 1,43%, dan terakhir pada bulan September 0,72 per 139 pasien.
35
Tabel 4.4. Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue pada usia 0-15 tahun dengan
manifestasi Perdarahan dan Tidak Perdarahan pada Bulan Januari-Desember 2014.
Demam Dengue
Demam Berdarah
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tidak
Penderita
46 (33,09%)
16 (34,78 %)
perdarahan
30 (65,22%)
98 (70,50%)
98 (100%)
0 (0,00 %)
Jumlah
Penyakit
Dengue
Manifestasi
Perdarahan
0.00%
65.22%
100.00%
PERDARAHAN
TIDAK PERDARAHAN
34.78%
DEMAM DENGUE
DEMAM BERDARAH DENGUE
/
Pada tabel diatas di dapat hasil Gambaran Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue pada usia 0-15 tahun dengan atau tanpa perdarahan) pada Bulan Januari-Desember
2014. Pada Demam Dengue manifestasi Perdarahan 33,09% dari 46 pasien Demam dengue,
sisanya tidak mengalami perdarahan.
Sedangkan pada Demam Berdarah Dengue 100% mengalami perdarahan dari 98
pasien DBD dari total 139 pasien DD dan DBD yang dirawat di RSUD dr. Doris Sylvanus.
Tabel 4.5. Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue pada usia 0-15 tahun dengan
DSS dan Tidak DSS serta yang meninggal karena DSS pada Bulan Januari-Desember 2014.
Penyakit
Tidak SSD
Manifestasi
SSD
Meninggal
36
Total
Demam Berdarah
Dengue
84 (85,71%)
14 (14,28%)
2 (2,04%)
98 (100%)
85.71%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
DSS
TIDAK DSS
MENINGGAL
14%
10%
2.04%
0%
DD/DBD
Dari tabel diatas dapat dilihat Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue pada
usia 0-15 tahun dengan SSD dan Tidak SSD yaitu sebanyak 85,71% pasien DBD yang
tidak SSD dan DBD menjadi DSS 14,28%, dan pasien anak yang meninggal sebanyak
2,04% dari total pasien DBD pada anak.
Tabel 4.2. Lama perawatan pasien anak pengidap Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue berdasarkan usia dan pada Bulan Januari-Desember 2014.
Lama Perawatan
Usia anak
0 - 5 tahun
< 3 hari
11 (7,91%)
3-5 hari
17 ( 12,23%)
> 5 hari
0 (0,00%)
6 -10 tahun
23 (16,55%)
26 (18,71%)
4 (2,875%)
11-15 tahun
27 (19,42%)
27 (19,42%)
4 (2,875%)
Total
61 (43,88%)
70 (50,36%)
8 (5,75%)
37
25.00%
20.00%
18.71%
19.42%
19.42%
16.55%
15.00%
< 3 HARI
12.23%
3-5 HARI
10.00%
5.00%
0.00%
> 5 HARI
7.91%
2.88%
0.00%
0-5 TAHUN
6-10 TAHUN
2.87%
11-15 TAHUN
38
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan
data rekam medik pasien di bagian SMF Anak RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dari bulan Januari- Desember 2014 yang telah dikumpulkan,
didapatkan jumlah seluruh pasien Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue yaitu
sebanyak 535 jiwa total seluruh pasien, dimana pasien pengidap Demam Dengue sebanyak
215 jiwa dan Demam Berdarah Dengue Sebanyak 320 jiwa dan khususnya total pada
pasien Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue yang berusia 0-15 tahun sebanyak
139 yang berarti sekitar 26 % dari total penderita Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue di RDUD dr. Doris Sylvanus.
Jumlah pasien Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue berdasarkan jenis
kelamin dimana jenis kelamin laki-laki presentasinya lebih banyak dibandingkan
perempuan yaitu sebesar 58,69%.
Jumlah terbanyak kejadian DD/DBD dengan penyakit penyerta yaitu pada bulan
Desember sebesar 7,19% per 139 pasien. Dan terbanyak ke dua yaitu pada bulan Mei,
Oktober, dan November sebanyak 4,31% per 139 pasien, jumlah ini cenderung meningkat
setiap bulannya.
Kejadian DD/DBD tanpa penyakit penyerta paling banyak adalah pada bulan
November dan Desember yaitu sebesar 14,38% dari 139 pasien, pada bulan Mei jumlah
pasien DD/DBD meningkat dan menurun lagi di bulan selanjutnya, kemudian meningkat
lagi dari bulan September Desember 2014.
Pada pasien DD/DBD yang menjadi Sindrom Syok Dengue (SSD) terbanyak pada
bulan Desember 3,59%, diurutan kedua pada bulan Mei 2,84%, Oktober dan November
sebanyak 1,43%, dan terakhir pada bulan September 0,72 per 139 pasien. cenderung
meningkat pada bulan September-Desember 2014. Hal ini berbanding lurus dengan jumlah
kejadian DD/DBD dari bulan Januari Desember 2014, Hal ini karena penyakit DD/DBD
tidak mempunyai pola yang tidak spesifik sehingga seringkali kerabat pasien tidak tahu dan
terlambat membawa pasien untuk dirawat ke Rumah Sakit, sehingga untuk penanganan
39
DBD yang menjadi SSD lebih sulit dan lebih lama karena menimbulkan komplikasikomplikasi yang cukup serius dan seringkali mengancam jiwa pasien SSD
Pada Demam Dengue, manifestasi Perdarahan 33,09% dari 46 pasien, Sedangkan
pada Demam Berdarah Dengue 100% mengalami perdarahan dari 98 pasien DBD dari total
139 pasien DD dan DBD yang dirawat di RSUD dr. Doris Sylvanus dari bulan JanuariDesember 2014, ini menggambarkan bahwa ancaman perdarahan DBD lebih besar
dibandingkan DD.
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue pada usia 0-15 tahun dengan DSS
dan Tidak DSS yaitu sebanyak 85,71% pasien DBD yang tidak DSS dan DBD menjadi
DSS 14,28%, dan pasien anak yang meninggal sebanyak 2,04% dari total pasien DBD pada
anak.
Pada Lama perawatan pasien anak pengidap Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue berdasarkan usia anak dimana lama perawatan kurang dari 3 hari yaitu pada usia
11-15 tahun yaitu sebesar 19,42% dari 139 pasien. Sedangkan, pada perawatan 3-5 hari
jumlah pasien terbanyak yaitu pada pasien Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue
yang berusia 11-15 tahun yaitu sebesar 19,42%, Pada perawatan lebih dari 5 hari dimana
jumlah pasien usia 6-10 tahun dan usia 1-15 tahun rasionya sama yaitu sama-sama
sebanyak 2,875% per 139 pasien. Dan dapat dilihat bahwa rata-rata lama perawatan
tertinggi pada pasien usia 11-15 tahun dengan lama perawatan 3-5 hari.
Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa resiko kematian DBD 4
kali lebih besar dibandingkan pada DD dan ini mengambarkan pada patofisiologi DBD
yang menimbulkan komplikasi yang berat dibandingkan DD.
Dan pada lama perawatan pada pasien ini karena diduga Demam Dengue dan
Demam Berdarah Dengue bersifat self limiting disease dan mempunyai pola demam yang
khas bifasik yaitu pada hari ke 3 mulai terjadi penurunan sirkulasi dan menimbukan gejalagejala yang khas dan akan sembuh sendiri pada hari ke 7 sehingga lama perawatan pasien
DD dan DBD paling banyak pada rentang 3-5 hari. Sedangkan pada perawatan DD dan
DBD yang lebih dari 5 hari ini diduga karena pasien juga mengidap penyakit penyerta
seperti Diare akut, ISPA, Muntah, serta DBD yang berubah menjadi Sindrom Syok Dengue
(SSD), yang memerlukan waktu pemulihan dan perawatan lebih lama.
40
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil yang didapat maka dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. jumlah seluruh pasien Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue yaitu
sebanyak 535 jiwa total seluruh pasien, dimana pasien pengidap Demam Dengue
sebanyak 215 jiwa dan Demam Berdarah Dengue Sebanyak 320 jiwa
2. Berdasarkan Jenis Kelamin jumlah pasien pada Demam Dengue dan Demam
Berdarah Dengue lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan
perempuan yang dirawat inap di RSUD dr. Doris Sylvanus
3. jumlah terbanyak pasien Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue
berdasarkan lama perawatannya yaitu pada perawatan kurang dari 3 hari yaitu pada
usia 11-15 tahun, pada perawatan 3-5 hari jumlah terbanyak yaitu pada pasien
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue usia 11-15 tahun, dan pada
perawatan lebih dari 5 hari dimana jumlah pasien usia 6-10 tahun dan usia 11-15
tahun rasionya sama.
VI.2
Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
1
Hadinegoro SRS. Pitfalls & Pearls dalam Diagnosis dan Tata Laksana Demam
Berdarah Dengue. Dalam : Trihono PP, Syarif DR, Amir I, Kurniati N, penyunting.
Current
Management
of
Pediatrics
Problems.
Pendidikan
Kedokteran
Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLVI. Jakarta 5-6 September 2004.h. 633
Halstead SB. Dengue Fever and Dengue Hemorrhagic Fever. Dalam : Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17.
Philadelphia : WB Saunders.2004.h.1092-4
Soedarmo SSP. Demam Berdarah (Dengue) Pada Anak. Jakarta : UI Press 1988
Halstead CB. Dengue hemorrhagic fever: two infections and antibody dependent
enhancement, a brief history and personal memoir . Rev Cubana Med Trop 2002;
54(3):h.171-79
Soegijanto S. Demam Berdarah Dengue : Tinjauan dan Temuan Baru di Era 2003.
Surabaya : Airlangga University Press 2004.h.1-9
World Health Organization Regional Office for South East Asia. Prevention and
Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever : Comprehensive Guidelines.
New Delhi : WHO.1999
42
43