PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam makalah ini hakikat dari pusat tanggung jawab pada umumnya dan
kriteria efisiensi dan efektifitas yang relevan dalam mengukur kinerja para
manajernya. Kemudian akan dijelaskan definisi dan dua jenis pusat tanggung
jawab: pusat pendapatan dan pusat beban. Pusat beban dapat dibagi dalam dua
kategori: pusat beban teknik (engineered expense centers) dan pusat beban
kebijakan (discretionary expense centers). Selanjutnya akan dibahas tiga dari jenis
yang paling umum dari pusat beban kebijakan : pusat administrasi dan
pendukung, pusat riset dan pengendalian, serta pusat pemasaran.
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang di pimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang di lakukan. Pada
hakikatnya, perusahaan merupakan sekumpulan pusat-pusat tanggung jawab, yang
masing-masing di wakili oleh sebuah kotak dalam bagan organisasi pusat-pusat
tanggung jawab tersebut kemudian membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan
terendah adalah pusat untuk seksi-seksi, pergesaran kerja (workshift) dan unit
organisasi kecil lainnya.departemen bisnis yang memiliki beberapa unit organisasi
yang lebih kecil menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki. Dari sudut
pandang menejer senior dan dewan direksi perusahaan seraca keseluruhan
merupakan pusat tanggungjawab, meskipun istilah ini biasanya berkenaan dengan
unit-unit dalam perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah dimensi perpajakan internasional ini
adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perhatikan bahwa input adalah sumber daya yang dipergunakan oleh pusat
tanggungjawab. Pasien-pasien dirumah sakit atau pelajar disebuah sekolah
bukanlah input lebih tepatnya, input adalah sumber daya yang digunakan oleh
sebuah rumah sakit atau sebuah sekolah untuk mencapai tujuannya dalam
merawat pasien-pasien atau dalam mendidik para pelajar.
Adalah lebih muda untuk mengukur biaya input dari pada untuk
menghitung nilai output. Sebagai contoh, pendapatan pertahu barang kali
merupakan alat ukur penting atas output suatu organisasi yang berorientasi pada
laba, akan tetapi angka itu tidak menyatakan seluruh kinerja organisasi selama
tahun tersebut. Input seperti aktivitas litbang, pelatihan sumber daya manusia,
periklanan, dan promosi penjualan juga belum tentu mempengaruhi output di
tahun yang bersangkutan. Tidak mungkin lanjut mengukur secara akurat nilai dari
pekerjaan yang dilakukan oleh bagian humas, bagian pengendalian mutu atau staf
hokum perusahaan. Dlam organisasi-organisasi nir laba, barangkali juga tidak ada
tolak ukur atas output secara kuantitatif. Banyak organisasi bahkan tidak berupaya
untuk mengukur output dari masing-masing pusat tanggungjawab. Beberapa yang
lain menggunakan perkiraan atau menggunakan angka-angka pengganti
(surrogate numbers) dengan mengetahui keterbatasannya.
Efisiensi dan Efektifitas
Konsep input, output, dan biaya bisa digunakan untuk menjelaskan makna
dari efisiensi dan efiktifitas, yang merupakan dua criteria dengan mana kinerja
pusat tanggungjawab dinilai. Kedua istilah ini hamper selalu digunakan dalam
suatu perbandingan dan bukan dalam makna absolute. Biasanya tidak dinyatakan
bahwa suatu pusat tanggungjawab, katakanlah pusat tanggungjawab A, 80%
efisien; tetapi lebih tepat jika dikatakan jika dikatan bahwa pusat tanggungjawab
tersebut lebih (atau kurang) efisien dibandingkan dengan para pesaingnya, lebih
(atau kurang) eisien sekarang ini dibandingkan dengan masa lalu, lebih (atau
kurang) efisien dibandingkan dengan anggrannya, atau lebih (atau kurang) efisien
dibandingkan dengan pusat tanggungjawab B.
Efisiensi adalah rasio output terhadap input, atau jumlah output per uni
input. Pusat tanggungjawab lebih ifisien daripada pusat tanggungjawab B (1) jika
menggunakan jumlah sumber daya yang lebih sedikt dari pada pusat
tanggungjawab B, namun memproduksi jumlah output yang sama, atau (2)
menggunkan jumlah sumber daya yang sama namun memproduksi jumlah output
yang lebih besar.
Perlu dicatat bahwa kriteria pertama tidak mengharuskan output
dikuantitatifkan; tetapi adalah perlu untuk menilai bahwa output dan kedua unit
tersebut hamper sama. Jika demikian halnya, dengan engasumsikan bahwa kedua
pusat tanggungjawab tersebut menjalankan pekerjaan mereka dengan memuaskan
dan besarnya masing-masing pekerjaan tersebut bias dibandingkan, maka unit
dengan input yang lebih rendah (yaitu biaya yang lebih rendah) adalah yang lebih
efisien. Akan tetapi, dalam criteria diamana input adalah sama namun dengan
output yang berbeda. Maka dibutuhkan beberapa tolak ukur output kuantitatif;
sehingga merupakan perhitungan yang lebih sulit.
Dalam banyak pusat tanggungjawab, efisiensi diukur dengan cara
membandingkan biaya actual dengan standar, dimana biaya-biaya tersebut harus
dinyakan dalam output yang diukur. Meskipun metode ini dapat digunakan, tetapi
metode ini mempunyai kelemahan utama: (1) biaya yang tercatat bukanlah tolak
ukur atas sumber daya yang sebenarnya digunakan dan (2) standar pada
hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang idealnya harus tercapai dalam
kondisi yang ada.
Dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan antara
input dan output, efiktifitas ditentukan oleh hubungan antara output yang
dihasilkan oleh suatu pusat tanggungjawab dengan tujuannya. Semakin besar
output yang dikontribusikan bterhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit
tersebut. Karena baik tujuan maupun input sangatlah sukar dikuantifikasi,
efiktifitas cenderung dinyatakan dalam istilah istilah yang subjektif dan non
analitis-seperti kinerja kampus A adalah yang terbaik, tetapi kampus B telah
agak menurun dalam tahun-yahun terakhir.
Efisiensi dan efiktifitas berkaitan antara satu sama lain; setiap pusat
tanggungjawab harus efektif dan efisien-dimana, organisasi harus mencapai
tujuannya dengan cara yang optimal. Suatu pusat tanggungjawab yang enjalankan
tugasnya dengan konsumsi terendah atas sumber daya, mungkin akan efisien
tetapi jika output yang dihasilkannya gagal dalam memberikan kontribusi yang
memadai pada pencapaian cita-cita organisasi, maka pusat tanggungjawab
tersebut tidaklah efiktif. Jika suatu departemen kredit menangani pekerjaan
dokumen yang berkaitan dengan penunggakan rekening pada biaya yang rendah
per unitnya, maka departemen tersebut bersifat efisien; namun jika, pada saat
bersamaan, departemen tersebut gagal dalam menaggih (atau terlibat dalam
pertentangan yang tidak perlu dengan para konsumennya), maka departemen
tersebut tidaklah efektif.
Secara ringkas, suatu pusat tanggungjawab akan bersifat efisien jika
melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika menggunakan halhal yang tepat.
Peranan Laba
Tujuan utama dari setiap perusahaan yang berorientasi pada laba adalah
memperoleh laba yang memuaskan. Oleh karena itu, laba merupakan tolak ukur
yang penting atas efektifitas. Lebih lanjutnya lagi, karena ;aba merupakan selisih
anatara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input), laba juga
merupakan ukuran efisiensi. Dengan demikian, laba mengukur baik efektifitas
maupun efisiensi. Ketika ukuran secara menyeluruh itu ada, tidak perlu untuk
mengukur relative penting efektifitas vs efisiensi. Akan tetapi, ketika ukuran
tersebut tidak ada, adalah perlu dan bermanfaat untuk mengklasifikasikan ukuran
kinerja sebagai ukuran yang berkaitan dengan efektifitas dan berkaitan dengan
efisiensi. Tetapi situasi ini memiliki masalah dalam menyeimbangkan kedua jenis
ukuran tersebut. Sebagai contoh, bagaimana seseorang memandingkan antara
perfeksionis yang barangkali efektif tetapi tidak efisien, dengan seorang manajer
yang hemat dengan menggunakan lebih sedikit input namun memproduksi output
yang kurang dari optimal?
2.1.2
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan atau
output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian : pusat pendapatan, pusat
beban, pusat laba, dan pusat investasi.
Masing-masing pusat tanggungjawab tersebut membutuhkan perencanaan
dan sistem pengendalian yang berbeda. Ditinjau dari ringkas perencanaan dan
teknik-teknik pengendalian yang digunakan di pusat pendapatan, dan kemudian
beralih ke diskusi yang lebih luas mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam
pusat beban.
Pusat Pendapatan
Di pusat pendapatan, suatu output (yaitu, pendaptan) diukur secara moneter, akan
tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu,
beban atau biaya) dengan output. (Jika beban dikaitkan dengan pendapatan, maka
unit tersebut akan menjadi pusat laba). Pada umumnya, pusat pendapatan
merupkan unit pemasaran atau penjualan yang tak memiliki wewenang untuk
menetapkan harga jual dan tidak bertanggungjawab atas harga poko penjualan dari
barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan actual diukur dari
angggaran dan kuota, dan manajer dianggapa bertanggungjawab atas beban. yang
terjadi secara langsung didalm unitnya, akan tetapi ukuran utamanaya adalah
pendapatan.
Pusat Beban
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara monoter,
namun outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu pusat beban
tekhnik dan pusat beban kebijakan. Dua jenis istilah ini berkaitan dengan dua
jenis biaya. Biaya teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara tepat dan
memadai dapat diestimasikan dengan keandalan yang wajar-sebagai contoh,
biaya pabrik untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, komponen,
perlengkapan, dan keperluan-keperluan. Biaya kebijakan (juga disebut dengan
biaya yang dikelola) adalah biaya yang tidak tersedia estimasi tekniknya. Di pusat
beban kebajikan, biaya-biaya yang di keluarkan tergantung pada penilaian
manajemen atas jumlah yang memadai dalam kondisi tertentu.
Pusat Beban Kebijakan
Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administrtif dan pendukung (seperti
Akuntansi, Hukum, hubungan industrial, hubungan masyarakat, Sumber Daya
Manusia), operasi litbang, dan hampir semua aktivitaspemasaran. Output dari
pusat biaya ini tidak bisa diukur secara moneter.
Istilah kebijakan tidak berarti bahwa penilaian manajemen mengenai biaya
optimum bersifat nmendadak dan sembarangan. Melainkan mencerminkan
keputusan pihak manajemen berkaitan dengan kebijakan-kebijakan tertentu:
apakah akan menyamai atau melampaui upaya-upaya pemasaran yang dilakukan
oleh para pesaing; tingkat pelayanan yang harus diberikan perusahaan kepada
konsumen; dan jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam aktivitas litbang,
perencanaan keuangan, hubungan masyarakat, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Suatu perusahaan mungkin hanya memiliki sedikit staf di kantor pusat, sementara
perusahaan lain dengan ukuran yang sama dan di industri yang sama mungkin
memiliki jumlah staf 10 kali lebih banyak. Para manajer senior di masing-masing
perusahaan bisa saja yakin bahwa keputusan mereka mengenai ukuran staf adalah
tepat, tetapi taka da cara yang objektif untuk menilai mana yang benar; kedua
keputusan tersebut mungkin sama-sama baik dalam kondisi tersebut, dimana
perbedaan dalam ukuran mencerminkan perbedaan-perbedaan yang ada dikedua
perusahaan.
Ciri-Ciri Pengendalian Umum
Penyusunan Anggaran
Manajemen memmbuat keputusan anggaran untuk pusat beban kebijakan yang
terpisah darin pusat beban teknik. Selanjutnya, manajemen menentukan apakah
anggaran operasi yang diajukan bisa mencerminkan biaya per unit dari
pelaksanaan tugas secara efisien. Yang menjadi perhatian utamanya bukanlah
volumenya; karena hal tersebut sebagian besar ditentukan oleh tindakan-tindakan
yang diambil oleh pusat tanggung jawab lainnya-misalnya, kemampuan
departemen pemasaran untuk meningkatkan penjualan. Pada hakikatnya, pihak
manajemen merumuskan anggaran pusat beban kebijakan dengan menentukan
besarnya pekerjaan yang harus diselesaikan.
Pekerjaan yang harus dilakukan oleh pusat beban kebijakan terbagi
kedalam dua kategori umum: berkesinambungan dan bersifat khusus. Pekerjaan
yang berkesinambungan dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun, seperti
pembuatan pelaporan keuangan oleh kontroler perusahaan. Sementara pekerjaan
khusus adalah proyek satu langkah-sebagai contoh, pengembangan dan
penyusunan sistem pembuatan anggaran laba dalam sebuah divisi baru.
Pusat perencanaan bagi pusat pengeluaran yang tak direncanakan biasanya
dijalankan dalam satu diantara dua cara ini, yaitu: penggaran tambahan atau
penilaian berbasis nol.
Anggaran inkremental dalam model ini, ti8ngkat biaya sekarang dari pusat
beban kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Jumlah ini disesuaikan dengan
tingkat inflasi, perubahan-perubahan beban pekerjaan yang diantisipasi, pekerjaan
khusus, dan-jika datanya sudah tersedia-biaya dari berbagai pekerjaan yang dapat
di bandingkan dalam unit-unit yang sama.
Tinjauan Berdasarkan Nol (Zero-Base Review) suatu pendekatan
pembuatan anggaran yang merupakan alternative adalah membuat analisis
menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir,
sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali setiap lima tahun. Analisi tersebut
sebagai tinjauan berdasarkan nol.
Sebaliknya dengan pembuatan anggaran incremental, tinjauan intensif ini
mencoba untuk memastikan, dari nol, sumber-sumber yang sebenarnya
dibutuhkan untuk melaksanakan setiap aktivitas dalam setiap pusat beban.
Analisis ini menerapkan dasar baru lainnya, dititik mana tinjauan atau anggaran
tahunan hanya berusaha untuk mempertahankan agar biaya tetap sesuai dengan
10
11
12
13
Bagian yang membahas biaya pokok dari suatu pusat administrative atau
pendukung tersebut termaksud biaya untuk tetap berada dalam bisnis (being
14
luar inflasi.
Bagian tambahan tersebut sangat berguna jika anggaran bernilai besar
dan/atau manajemen ingin menentukan tingkat yang sesuai untuk aktivitas
pusat. Dalam kondisi lannya, jumlah rincian bergantung pada penting tidaknya
pengeluaran tersebut dan keinginan manajemen.
2.1.5
15
16
17
18
Pusat Pemasaran
Dibanyak perusahaan, dua jenis aktivitas yang sangat berbeda
19
20
21
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Maka dapat disimpulkan bahwa, pusat tanggung jawab merupakan
organisasi yang di pimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas yang di lakukan. Pada hakikatnya, perusahaan merupakan sekumpulan
pusat-pusat tanggung jawab, yang masing-masing di wakili oleh sebuah kotak
dalam bagan organisasi pusat-pusat tanggung jawab tersebut kemudian
membentuk suatu hierarki. Pada tingkatan terendah adalah pusat untuk seksiseksi, pergesaran kerja (workshift) dan unit organisasi kecil lainnya.departemen
bisnis yang memiliki beberapa unit organisasi yang lebih kecil menduduki posisi
yang lebih tinggi dalam hierarki.
Ada empat jenis pusat tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan
atau output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian : pusat pendapatan,
pusat beban, pusat laba, dan pusat investasi.
Masing-masing pusat tanggungjawab tersebut membutuhkan perencanaan
dan sistem pengendalian yang berbeda. Ditinjau dari ringkas perencanaan dan
teknik-teknik pengendalian yang digunakan di pusat pendapatan, dan kemudian
beralih ke diskusi yang lebih luas mengenai teknik-teknik yang digunakan dalam
pusat beban.
DAFTAR PUSTAKA
22
23