Anda di halaman 1dari 16

Hasil Obsevasi STMJ

(Susu, Telur, Madu, Jahe)

Disusun oleh :

1. Melda butar-butar
2. Yusmaniar olivia marbun

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palangkaraya, november
2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti mengetahui dan pernah
merasakan minuman khas Jogjakarta yaitu STMJ ( susu telor madu jahe ).
Minuman kesehatan ini sudah banyak menyebar khususnya didaerah Jogja,
malang, jember dan lain- lain. kebanyakan warung yang menjual minuman ini
tersebar dipusat kota atau dekat kampus. STMJ disamping menyehatkan juga
dapat menyegarkan, menghangatkan badan dan pengganti sel rusak/ Vitalitas.
Campuran dari Susu, telor, madu dan jahe ini sangat diminati mahasiswa yang
notabennya senang berkumpul dimalam hari.
STMJ merupakan campuran antara Susu, Telur, Madu dan Jahe ini
sangatlah populer di kalangan anak muda maupun orang dewasa yaitu sebagai
pengusir angin dari dalam tubuh dan merupakan minuman kesehatan dengan
rasa yang pas dan lebih nikmat bila dihidangkan dalam keadaan panas dan
diminum dalam suasana udara yang sangat dingin.
Minuman khas Jogjakarta ini telah populer di masyarakat kota
palangkaraya dan sekitarnya walaupun warung - warung pinggir jalan dan toko
- toko jamu yang menjual minuman ini masih sedikit. Dari itu penulis tertarik
untuk mengetahui analisis usaha warung STMJ (Susu Telur Madu Jahe) Mbak
susi. Tujuan utama dari analisis usaha warung STMJ untuk mengetahui tentang
bagaimana para pengusaha mengalokasikan faktor - faktor produksi yang
mereka miliki untuk memperoleh keutungan usaha yang tinggi termasuk
didalamnya pencapaian tingkat return cost (R/C) ratio. Maka penulis melakukan
penelitian ke lapangan dengan judul sebagai berikut : Analisis UsahaSTMJ
(Susu Telur Madu Jahe) Mbak susi di Jalan Yos Sudarso palangkaraya
kalimantan tengah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang ,maka dapat dikemukakan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana prospek penjualan STMJ ?
2.
Apa saja yang harus disiapkan dalam penjualan STMJ ?
3.
Bagaimana analisis SWOT dalam persaingan sesama pedagang ?
4.
Bagaimana saluran distribusi dalam penjualan STMJ ?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui prospek penjualan STMJ.
2.
Untuk mengetahui apa saja yang disiapkan dalam penjualan STMJ.
3.
Untuk mengetahui cara mnganalisis kekuatan dan kelemahan,
ancaman dan peluang dalam persaingan.
4.
Mengetahui saluran distribusi dalam penjualan STMJ.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi orang yang
ingin
membuat
usaha dan
perusahaan
yang
bergerak
dibidangnya, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengambil kebijakan dimasa yang akan datang.
2.
Sebagai sumber referensi dan informasi bagi pihak- pihak yang
ingin meneliti mengenai masalah yang erat hubunganya dengan
masalah ini.
3.
Dengan penelitian ini menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
bagi peneliti bahwa pentingnya manajemen usaha untuk usaha skala
kecil maupun skala besar.
4.
Untuk pengalaman usaha,apa bila bisa dijadikan proyek usaha yang
baik kedepan nya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum STMJ (Susu Telur Madu Jahe)
STMJ merupakan campuran antara Susu, Telur, Madu dan jahe
dan hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti mengetahui dan pernah
merasakan minuman khas Jogjakarta ini STMJ ( susu telor madu jahe ).
Minuman kesehatan ini sudah banyak menyebar khususnya didaerah
palangkaraya. kebanyakan warung yang menjual minuman ini tersebar dipusat
kota atau dekat kampus. STMJ disamping menyehatkan juga dapat
menyegarkan, menghangatkan badan dan pengganti sel rusak/ Vitalitas. STMJ
kalau di Indonesia merupakan minuman kesehatan yang dimana dari bahannya
sendiri dari Susu Telur Madu dan Jahe banyak khasiatnya.
Adapun khasiat dari masing masing bahan minuman dari STMJ (Susu
Telur Madu Jahe) adalah sebagai berikut :
Susu
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa susu adalah salah satu sumber nutrisi yang

penting bahkan sejak kita dilahirkan di muka bumi ini.


Susu adalah sumber protein dan vitamin B yang penting untuk sumber
energi, dan kalsium yang yang berfungsi dalam menjaga kesehatan tulang.
2. Telur
Telur memiliki kandungan gizi yang sangat penting seperti karbohidrat,
protein, dan delapan macam asam amino esensial. Selain itu, telur juga
mengandung vitamin dan mineral, seperti vitamin A, riboflavin, asam folat,
vitamin B6, vitamin B12, kolin, besi, kalsium, fo sfor, dan potasium. Kuning
telur juga banyak mengandung vitamin A, D, dan E.
Fungsi telur ayam kampung untuk kesehatan :
Dapat menyembuhkan penyakit jantung kroner, kencing manis,
maag atau usus besar.
Selain mengandung sumber energi juga mengandung sumber protein
yang cukup. Energi yang dipakai untuk mengganti energi yang
digunakan aktifitas dan berpikir sedangkan proteinnya diperlukan
utntuk mengganti bagian organ yang rusak.
Mempunyai kandungan kolesterol yang cukup tinggi pada (kuning
telur).


Membantu mengatasi kelelahan dan kecapaian tubuh
Fungsi telur bebek untuk kesehatan :

Secara medis telur bebek malah bisa dijadikan alat bantu vitalitas
3. Madu
Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruktosa
serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor,
belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan
B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk
sari. Di samping itu, dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga,
yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon. Kelebihan madu yang lainnya
adalah mudah dicerna, rendah kalori, berdifusi lebih cepat melalui darah,
membantu pembentukan darah, dan membunuh bakteri. Royal Jelly yang
biasanya terdapat dalam madu juga berfungsi untuk menanggulangi masalah
yang disebabkan oleh kekurangan jaringan atau kelemahan tubuh.
4. Jahe
Khasiat jahe yang telah terbukti adalah dapat mengurangi rasa mual,
mengobati masuk angin, mencegah rematik, dan juga meningkatkan nafsu
makan. Zat aktif dalam jahe yang kaya manfaat itu berasal dari gingerol,
zingerone, dan shogaol. Gingerol sendiri berfungsi sebagai analgesik, bahan
sedatif, antipiretik, dan juga antibakteri.
Dalam penelitan ini bahwa kebanyakan orang palangkaraya
telah mengenal minuman khas Jogjakarta ini yaitu STMJ. Warung STMJ Mbak
susi yang beralokasikan di Jalan Yos Sudarso berdiri dari tahun 2007 sampai
dengan sekarang. Namun Warung STMJ Mbak susi ini mulai terkenal 5 tahun
belakangan ini setelah Mbak susi mengubah bahan baku jahe STMJ dari jahe
putih ke jahe merah dikarenakan rasa dari jahe merah lebih pedas dibanding
jahe putih. Mbak susi mengatakan bahwa dengan mengeluarkan uang Rp.
10.000, minuman STMJ sudah siap saji dalam kondisi panas.
Mbak susi menjelaskan, minuman STMJ ini menggunakan bahan baku
jahe merah yang diolah dengan cara ditumbuk kemudian disaring menggunakan
kain dan air saringannya di masak sebanyak 3 drijen atau 5 liter air, kemudian
dicampur dengan 2 kilogram gula merah dan 1 kilogram gula putih yang
dimasak didalam gentong hingga masak atau mengeluarkan aroma jahe.
Proses pembuatan STMJ di warung Mbak susi adalah kuning telur ayam
kampung dikocok ditambah setengah sendok air jeruk nipis agar tidak berbau
amis kemudian ditambah susu 1 setengah sendok dan madu 1 setengah sendok,
dan dicampur air rebusan jahe yang sudah disiapkan sebelumnya dalam keadaan
panas dan STMJ pun siap disajikan.

Jika pelanggan menginginkan stamina dan vitalitas tetap kuat maka


STMJ tersebut itu pun menggunakan kuning telur bebek dengan harga
Rp.12.000,-.
Berdasarkan hasil pernyataan ahli kesehatan, Mbak susi mengakui, STMJ
yang di jualnya itu memiliki khasiat antara lain ;
a.
Dapat menyembuhkan masuk angin.
b.
Untuk merangsang ibu hamil untuk melahirkan (menggunakan rebusan air
jahe merah saja).
c.
Menambah stamina tetap kuat.

2.2. Tinjauan Umum Jahe bahan baku STMJ (Susu telur madu jahe)
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan rempah-rempah Indonesia
yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang
kesehatan. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang
semu dan termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Jahe berasal dari
Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. ( Paimin, 2008).
Tanaman jahe
termasuk
keluarga Zingiberaceae yaitu suatu tanaman rumput
rumputan tegak dengan ketinggian 30 -75 cm, berdaun sempit memanjang
menyerupai pita, dengan panjang 15 23 cm, lebar lebih kurang dua koma lima
sentimeter, tersusun teratur dua baris berseling, berwarna hijau bunganya
kuning kehijauan dengan bibir bunga ungu gelap berbintik-bintik putih
kekuningan dan kepala sarinya berwarna ungu. Akarnya yang bercabangcabang dan berbau harum, berwarna kuning atau jingga dan berserat.
2.2.1.

Jenis Jenis Jahe


Berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpang, jahe dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu :
1. Jahe putih/kuning besar disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Ditandai ukuran rimpangnya besar dan gemuk, warna kuning
muda atau kuning, berserat halus dan sedikit.
Beraroma tapi berasa kurang tajam. Dikonsumsi baik saat berumur
muda maupun tua, baik sebagai jahe segar maupun olahan. Pada umumnya
dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dan minuman.
2. Jahe kuning kecil disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
Jahe ini ditandai ukuran rimpangnya termasuk katagori sedang, dengan
bentuk agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa

tajam. Jahe ini selalu dipanen setelah umur tua. Kandungan minyak atsirinya
lebih besar dari jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas. Jahe ini cocok
untuk ramuan obat- obatan, atau diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
3. Jahe merah.
Jahe merah ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna
merah jingga, berserat kasar, beraroma serta berasa
tajam (pedas).
Dipanen setelah tua dan memiliki minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil
sehingga jahe merah pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku obatobatan.
2.2.2. Botani tanaman jahe.
Jahe merupakan tanaman herbal tahunan yang tumbuh pada lahan
dataran rendah sampai menengah (300-900 m dpl). Di Indonesia dikenal tiga
tipe jahe yang didasarkan atas ukuran dan warna rimpang, yaitu jahe putih
besar, jahe putih kecil dan jahe merah. Jahe putih kecil dan jahe merah sebagian
besar dimanfaatkan dalam industri minuman penyegar dan bahan baku indutri
OT, herba terstandar maupun fitofarmaka (Bermawie et al. 2006). Jahe putih
besar, di Jawa Barat dikenal dengan nama umum jahe badak tapi di Sumatera
disebut jahe gajah. Nama lainnya yaitu jahe ganyong dan jahe lempung di
Kuningan, jahe kapur di Jawa Timur. Ukuran jahe ini jauh lebih besar dan
bentuknya lebih gemuk, demikian pula aroma dan rasanya kurang tajam
dibanding kedua jenis lainnya. Jahe ini banyak digunakan untuk sayur,
makanan, minuman, permen dan rempah-rempah (Januwati 1991). Jahe putih
besar mempunyai rimpang yang tumbuh bergerombol pada pangkal batangnya,
berdaging dan berukuran tebal serta bercabang tidak beraturan.
Tanaman jahe mempunyai batang semu (pseudostems) yang berbentuk
bulat. Tegak, tidak bercabang, berwarna hijau muda, sering kemerahan pada
bagian dasar. Setiap batang umumnya terdiri dari 8 -12 helai daun.
Tinggi tanaman ini rata-rata 68.63 12.5 cm.

2.3. Tinjauan Teori


2.3.1. Pengertian produksi
Soeharno (2007) menyatakan bahwa produksi adalah suatu kegiatan
untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor
produksi, yaitu kapital, tenaga kerja, teknologi, dan managerial skill. Produksi
merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk
(form utility), memindahkan tempat (place utility) dan penyimpanan (store
utility)
Beattie dan Taylor (1994) produksi yaitu proses kombinasi dan
koordinasi materi - material dan kekuatan kekuatan (input, faktor, sumber
daya, atau jasa jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa output
atau produk.
2.3.2. Biaya produksi
Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan atau
dikorbankan untuk menghasilkan barang dan jasa . Menurut Suparmoko (1996)
menyatakan bahwa biaya produksi sangat penting karena tujuan perusahaan
mencapai laba maksimum hanya dapat di mengerti bila memahami tingkah laku
penerimaan perusahaan dan biaya produksi dalam menghasilkan barang.
Menurut Supari (2001) biaya produksi di katagorikan dalam bentuk
sebagai berikut :
a. Biaya Tetap (Fixed Cost),ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh badan
usaha yang besarnya tetap dan tidak tergantung pada prestasi yang dihasilkan.
Contoh dari biaya tetap : pajak bumi dan bangunan, gaji karyawan tetap, premi
asuransi, penyusutan bangunan, serta berbagai penyusutan aktiva tetap bergerak
(mobil,mesin mesin, cold storage) dan lain sebagainya.
b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost),ialah biaya yang terkait secara langsung
dengan variasi dalam keluaran. Artinya, semakin besar pengeluaran maka makin
besar pula biaya variabelnya. Contoh dari biaya tidak tetap :Biaya bahan
langsung,upah langsung, bahan bakar, untuk listrik,air dan lain sebagainya.
2.3.3.

Penerimaan
Menurut Boediono (1982) penerimaan adalah jumlah uang yang
diterima produsen dari hasil penjualan outputnya.
Soekartawi (1995) menyatakan bahwa penerimaan adalah perkalian
antara produksi yang diperoleh dangan harga jual.Menurut Mubarak, F. (2001)
bahwa penerimaan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan sejumlah

output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang di peroleh oleh
perusahaan hasil dari penjualan produksinya.
2.3.4.

Keuntungan
Menurut Rosyidi,S.(1981) keuntungan yang di artikan sebagai suatu
kelebihanrevenue (penerimaan) cost (biaya). Keuntungan adalah penerimaan
total dikurangi seluruh biaya. Selanjutnya Supari (2001)
menyatakan bahwa hasil penjualan yang bisa menutup semua biaya dan
masih ada sisa lebihnya.
2.4. Prosfektif masa depan.
Usaha ini adalah usaha yang lebih mengutamakan produksi yang
berkelanjutan dan punya prospek yang baik. Dari produk olahan STMJ berbeda
dengan STMJ lain nya.
Dengan sistem manajemen yang terkontrol kualitas yang terjaga maka
usaha ini akan berpotensi hingga masa depan . Dengan manajemen yang
diterapkan pada tiap bagian dari usaha ini, dari mulai manajemen dalam bahan
baku, hingga pemasaran, maka usaha apa pun akan dapat bertahan menghadapi
persaingan baik dengan sesame produsen STMJ maupun dengan produk baru
lain nya.
Untuk hal ini STMJ merupakan minuman berkhasiat dan menjadi banyak
pilihan masyarakan menjadikan STMJ minuman herbal yang sehat serta
berkhasiat.
2.5. Analisis persaingan.
Seorang pengusaha harus jeli dalam melihat kesempatan dalam pasar
untuk menjalakan sebuah usaha.
Persaingan dengan pengusaha lain bisa diatasi dengan terencana dengan
melakukan efesiensi serta peningkatan produk yang diolah,dalam hal ini STMJ
olahan yang melalui proses yang panjang, namun tidak melupakan akan ke
alamian dari produk ini.
Efesiensi dari tenaga terampil yang sudah bisa menyiapkan bahan baku
hingga ke proses penyajian kepada pelanggan. Untuk hal ini cita rasa menjadi
daya tarik yang kuat agar pelanggan merasa puas dan merasa lebih nyaman
setelah meminum STMJ.
Packing yang lebih baik bisa menarik minat, mungkin bisa menggunakan
gelas plastic yang aman,agar pembeli bisa membawa pulang atau bisa dinikmati
dalam perjalanan.

2.5.1. Segmentasi pasar yang akan dimasuki.


Segmen pasar yang di incar kalangan bawah hingga atas, dimana STMJ
bisa diminum oleh siapapun, terkecuali anak balita.
Produk yang diolah yaitu STMJ dipasarkan secara langsung dijual
ditempat,jadi produk ini langsung berhadapan dengan konsumen dalam proses
penjualan.
STMJ juga dapat dipasarkan dalam olahan bubuk STMJ namun dalam hal
ini yang harus dilihat adalah tenaga ahli, peralatan, menjadi hal yang perlu
dipikirkan untuk mencoba STMJ bubuk.
Dalam kemasan masih menggunakan plastik gula, mungkin untuk bisa
memudah kan pelaggan yang dalam perjalanan untuk bisa menikmati, bisa
menggunakan gelas plastic dengan tutup.
2.5.2. Estimasi kelancaran usaha.
Kelancaran usaha tidak hanya ditentukan dari lancarnya penjualan,
namun dari proses produksi follow-up nya. Otomatis penjaualan lancar apabila
produksi bejalan lancar.
Kelancaran produksi bisa ditentukan oleh penggunaan mesin yang dapat
menghemat biaya tenaga kerja, memerlukan tenaga yang terampil dan disiplin
hingga olahan STMJ bisa sesuai dengan resep yang ada.
Kelancaran dari suplai bahan baku utama STMJ yaitu jahe menjadi hal
yang cukup diperhatikan karena tanaman jahe sekarang harganya cukup tinggi,
untuk itu mungkin bisa dipikirkan untuk bisa mempunyai bahan baku sendiri,
hal ini untuk bisa berjaga apa bila suplau jahe dipasar tidak ada.
Gelas plastic dengan tutup mungkin bisa jadi pilihan untuk kemasan bagi
pelanggan yang mau meminum STMJ di perjalanan.
2.5.3.

Penetapan harga jual.


Penetapan harga jual dilakaukan denaga cara memperhitungkan bahan
baku, upah tenaga kerja, proses produksi, pengemasan, pemasaran, jika perlu
biaya transportasi juga dihitung.
Semua yang sudah teridentifikasi dapat dihitung hinggaa bisa didapat
harga satuan minimal (modal ya digunakan). Selanjutnya kita bisa menentukan
harga jual setelah dihitung keuntungan yang ingin kita peroleh.
Penetapan harga harus dilakukan sehingga tidak terjadi kesenjangan
antara harga produk yang harus dibayar konsumen secara langsung.

Dalam penentuan harga jual diperhitungkan harga yang cukup tinggi akan
membuat konsumen berpikir untuk mencoba atau pun membeli produk yang
dijual.
2.6.

Analisis SWOT.
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai factor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan didasarkan pada logic yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opprtunities) namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan acaman (threats).
Proses penyusunan perencanaan strategis melalui 3 tahap,yaitu :
1.
Tahap pengumpulan data.
Data eksternal : Analisis pasar
Analisis competitor
Analisis komunitas
Analisis pemasok
Analisis pemerintah
Analisis kelompok kepentingan tertentu
Data internal : Laporan keuangan
Laporan kegiatan sumberdaya manusia
Laporan kegiatan operasional
Laporan kegiatan pemasaran
2.
Tahap analisis
3.
Tahap pengambilan keputusan
2.6.1.

Penerapan analisis SWOT.


Dalam analisis SWOT kali ini saya akan mencoba menganalisis usaha
penjualan STMJ bubuk jadi. Sebagai pengecer dalam kegiatan expo mata kuliah
manajemen usaha kecil.
Analisis lingkungan internal :
1.
Strengths (kekuatan)
Ketersediaan barang produksi terjamin.
Personel memiliki pengalaman berdagang di expo sebelumnya.
Lokasi expo yang akan dilaksanakan mendukung.
Rasa dan kemasan lebih inovatif dan unik.
2.
Weakness (kelemahan)
Modal yang tidak terlalu besar.
Kurang nya pengetahuan manajemen

Analisis lingkungan internal :


1.
Opportunities (peluang)
Masyarakat palangkaraya masih suka minum-minuman sehat.
Dalam malam hari menjadi sangat pas menikmati STMJ.
2.
Threath (persaingan)
Persaingan antara produk competitor akan saling menggeserkan.
Tindak criminal.
Hubungan baik dengan konsumen.
Kondisi cuaca.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada lokasi penelitian pada Warung STMJ Mbak
susi di Jalan Yos Sudarso.
3.2. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian makalah ini meliputi data primer
dan data sekunder.
1. Data primer
Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung dengan cara studi
lapangan dengan cara mendatangi objek penelitian dan melakukan pengamatan
secara langsung serta di Warung STMJ Mbak susi serta mengadakan wawancara
dengan Mbak susi sendiri, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
kami susun sesuai dengan tujuan dari penelitian laporan praktikum kami.
2. Data Sekunder
Sumber / bahan untuk data sekunder dalam penelitian laporan praktikum
dengan cara metode pustaka, laporan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian,
serta data dari internet.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Field Work Research, yaitu dengan cara mengadakan wawancara
(interview) kepada pemilik Warung STMJ Mbak susi dengan menggunakan
quisioner serta dengan melakukan observasi yang kesemuanya diiringi
dengan pencatatan sedetail mungkin.
2. Library Researh, yaitu pengumpulan yang dilanjutkan dengan pengutipan
bagian bagian isi yang relevan dan bermanfaat bagi penerapan data analisis.

Anda mungkin juga menyukai