Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum rLab

Nama / NPM

: Haidar Ali / 1506672735

Fakultas / Program Studi

: Teknik / Teknik Elektro

Group & Kawan Kerja

: Group 13

1. Erfandy Muhammad
2. Akbar Kurniawan
3. Rashelia Radela
4. Nadya Aryani
5. A. Fariz Mursyidan
6. Muhammad Syifa
No. & Nama Percobaan

: KR02 Calori Work

Minggu Percobaan

: Minggu ke 7

Tanggal Percobaan

: Kamis, 28 April 2016

Nama Asisten

: Adnan

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UPP IPD
UNIVERSITAS INDONESIA

KR02 Calori Work


A. Tujuan Percobaan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

B. Alat
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor (bermassa 2 gr)
3. Termometer
4. Voltmeter dan ampmeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

C. Dasar Teori
Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau
diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan
kali ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas.
Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai
resistensi yang dinyatakan dengan persamaan :

W=P.t
= V. i . t .. (1)

1|Laporan rLab

Dimana:
W

= energi listrik (joule)

= tegangan listrik (volt)

= arus listrik (ampere)

= waktu / lama aliran listrik (sekon)


Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk

kenaikan temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu suatu zat
dinyatakan dengan persamaan :

Q = m . c . (Ta - T) (2)
Dimana :
Q

= Jumlah kalor yang diperlukan (kalori)

= massa zat (gram)

= kalor jenis zat (kal/goC)

Ta

= suhu akhir zat (K)

= suhu mula-mula (K)


Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan

dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang
terjadi akan diamati oleh sensor kemudia dicatat oleh system instrumentasi. Tegangan
yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perubahan temperatur dapat bervariasi
sesuai dengan tegangan yang diberikan.

2|Laporan rLab

D. Teori Tambahan
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi dapat dibagi menjadi
berbagai jenis, misalnya energi gerak, energi panas, energi bunyi, atau energi listrik.
Salah satu jenis energi yang memiliki peran besar bagi manusia adalah energi panas.
Energi panas atau yang dikenal dengan nama kalor adalah suatu bentuk energi yang
dimiliki oleh suatu benda karena benda tersebut memiliki suhu. Untuk mendeteksi adanya
kalor yang dimiliki oleh suatu benda dapat dilakukan dengan cara mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhu yang terukur tinggi, maka kalor yang dimiliki benda tersebut juga
besar, begitu juga sebaliknya.
Pada energi panas berlaku juga hukum kekekalan energi, dimana energi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan, namun hanya dapat diubah bentuknya saja. Hukum
ini diciptakan oleh James Prescott Joule, seorang ahli fisika dari Inggris. Untuk
menghormatinya, satuan dari energi menggunakan Joule (J) sesuai dengan namanya.
Hukum ini dapat dirumuskan menjadi :

Eawal = Eakhir
Keterangan : energi total tidak akan berkurang dan juga tidak akan bertambah.
Berdasarkan percobaan yang banyak dilakukan untuk mengetahui besar atau
kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda dan zat, dapat didapatkan hasil dimana kalor
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis suatu zat), dan perubahan
suhu. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sesuai dengan persamaan (1).
Energi kalor dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu energi yang digunakan untuk
menaikkan suhu dan energi yang digunakan untuk mengubah wujud benda atau yang
disebut dengan kalor laten. Kalor laten sendiri dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu
3|Laporan rLab

kalor uap untuk mengubah zat cair menjadi gas dan kalor lebur untuk mengubah zat padat
menjadi cair. Kalor uap dan kalor lebur dapat dirumuskan secara matematis menjadi :

Q=m.U
dan

Q = m. L
Dimana :
Q

= kalor yang dibutuhkan (Joule)

= massa benda (kg)

= kalor uap (J/kg)

= kalor lebur (J/kg)


Energi tidak dapat diciptakan, oleh karena itu, energi kalor dapat diperoleh dari

pengkonversian energi listrik. Beberapa contoh alat yang dapat mengubah energi listrik
menajdi energi kalor adalah pemanas, solder, setrika, atau kompor listrik. Alat-alat
tersebut dilengkapi dengan elemen pemanas yang dapat mengubah energi listrik yang
dialirkan pada elemen tersebut menjadi energi panas.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besat kalor yang
akan dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dituliskan menjadi :

W=Q
Dimana :
W

= Energi listrik yang diubah atau diserap (Joule)

= Kalor yang dihasilkan (Joule)

4|Laporan rLab

Sehingga dari persamaan diatas didapatkan hubungan antara persamaan (1) dan
persamaan (2) yaitu :

V. i . t = m . c . (Ta - T)
Dimana :
V

= tegangan listrik (volt)

= arus listrik (ampere)

= waktu / lama aliran listrik (sekon)

= massa zat (kg)

= kalor jenis zat (J/kgoC)

Ta

= suhu akhir zat (K)

= suhu mula-mula (K)


Pada modul ini dilakukan percobaan untuk mengetahui nilai kapasitas kalor suatu

kawat konduktor. Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menauikkan suhu benda sebesar 1oC yang dapat dirumuskan menjadi :

H=

( )

Dimana :
H

= Kapasitas kalor (J/oC)

= Jumlah kalor yang diperlukan (Joule)

Ta

= suhu akhir zat (K)

= suhu mula-mula (K)

5|Laporan rLab

Selain itu, benda juga memiliki kalor jenis, yaitu banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 oC. kalor jenis dapat dirumuskan
secara matematis menjadi :

c=

.( )

Dimana :
c

= kalor jenis zat (J/kgoC)

= massa zat (kg)

= Jumlah kalor yang diperlukan (Joule)

Ta

= suhu akhir zat (K)

= suhu mula-mula (K)


Beberapa contoh dari kalor jenis benda berbagai zat :
Jenis Benda
Air
Alkohol (ethyl)
Es
Kayu
Aluminium
Marmer
Kaca
Besi / baja
Tembaga
Perak
Raksa
Timah hitam
Emas

J/kg C
4180
2400
2100
1700
900
860
840
450
390
230
140
130
126

Kalor Jenis (c)


kkal/kg Co
1,00
0,57
0,50
0,40
0,22
0,20
0,20
0,11
0,093
0,056
0,034
0,031
0,030

6|Laporan rLab

Apabila persamaan kapasitas kalor dan kalor jenis dihubungkan maka didapatkan
suatu persamaan yaitu :

H = m .c
Dimana :
H = Kapasitas kalor (J/oC)
c

= kalor jenis benda (J/kgoC)

m = massa benda (kg)

E. Prosedur Percobaan
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian bawah
halaman web.
1. Mengaktifkan web cam dengan cara meng-klik icon videoa pada halaman web rLab
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor
3. Menghidupkan power supply dengan meng-klik radio button disebelahnya
4. Mengambil data perubahan temperature, tegangan, dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng-klik tombol ukur
5. Memperhatikan temperature kawat yang terlihat di web cam, lalu menunggu
hingga mendekati termperatur awal saat diberikan Vo
6. Mengulangi langkah 2 hingga 2 untuk tegangan V1 , V2 , dan V3

7|Laporan rLab

Gambar 1 : Rangkaian alat percobaan calori work

F. Data Percobaan
Tabel Data Percobaan Calori Work
Tegangan V0
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu (sekon) Arus Listrik (mA)

Tegangan (volt)

Temperatur (oC)

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

19.7
19.6
19.6
19.6
19.6
19.6
19.7
19.6
19.6
19.6

23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84

8|Laporan rLab

Tegangan V1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu (sekon) Arus Listrik (mA)

Tegangan (volt)

Temperatur (oC)

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

0.66
0.66
0.66
0.65
0.65
0.65
0.66
0.66
0.66
0.65

19.7
19.8
19.9
20.1
20.3
20.4
20.6
20.7
20.8
20.9

Waktu (sekon) Arus Listrik (mA)

Tegangan (volt)

Temperatur (oC)

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

1.57
1.57
1.58
1.58
1.58
1.58
1.58
1.58
1.58
1.58

20.3
20.6
21.5
22.5
23.4
24.3
25.1
25.8
26.4
26.9

Waktu (sekon) Arus Listrik (mA)

Tegangan (volt)

Temperatur (oC)

3
6
9
12
15
18

1.06
1.06
1.06
1.06
1.06
1.06

24.3
24.1
24.3
24.4
24.6
24.8

35.13
35.13
35.13
35.25
35.25
35.25
35.13
35.13
35.13
35.25

Tegangan V2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

50.88
50.88
50.76
50.88
50.76
50.76
50.76
50.88
50.88
50.88

Tegangan V3
No
1
2
3
4
5
6

41.86
41.86
41.86
41.86
41.98
41.86

9|Laporan rLab

7
8
9
10

21
24
27
30

41.86
41.86
41.86
41.86

1.06
1.06
1.06
1.06

25.0
25.1
25.3
25.4

G. Pengolahan Data
1. Grafik hubungan antara temperatur dan waktu
Tegangan V0
No
1
2
3
.4
5
6
7
8
9
10

Waktu (sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Temperatur (oC)
19.7
19.6
19.6
19.6
19.6
19.6
19.7
19.6
19.6
19.6

Hubungan antara waktu dan temperatur pada saat V0


19.72
19.7

Temperatur ('C)

19.68
19.66
19.64
19.62
19.6
19.58
0

10

15

20

25

30

35

Waktu (s)

10 | L a p o r a n r L a b

Tegangan V1
No

Waktu (sekon)

Temperatur (oC)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

19.7
19.8
19.9
20.1
20.3
20.4
20.6
20.7
20.8
20.9

Hubungan antara waktu dan temperatur di V1


21

Temperatur ('C)

20.8
20.6
20.4
20.2
20
19.8
19.6
0

10

15

20

25

30

35

Waktu (s)

11 | L a p o r a n r L a b

Tegangan V2
No Waktu (sekon)

Temperatur (oC)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

20.3

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

20.6
21.5
22.5
23.4
24.3
25.1
25.8
26.4
26.9

Hubungan antara waktu dan temperatur di V2


30

Temperatur ('C)

25
20
15
10
5
0
0

10

15

20

25

30

35

Waktu (s)

12 | L a p o r a n r L a b

Tegangan V3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu (sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Temperatur (oC)
24.3
24.1
24.3
24.4
24.6
24.8
25.0
25.1
25.3
25.4

Hubungan antara waktu dan temperatur di V3


25.6
25.4

Temperatur ('C)

25.2
25
24.8
24.6
24.4
24.2
24
0

10

15

20

25

30

35

Waktu (s)

13 | L a p o r a n r L a b

2. Menghitung Nilai Kapasitas Panas dari Kawat Konduktor


Pada percobaan modul ini, terjadi perubahan energi yang ditandai dengan
terjadinya perubahan suhu. Perubahan bentuk energi terjadi dari energi listrik
menjadi energi kalor. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, besar kalor
jenis dan kapasitas kalor kawat konduktor pada tegangan V0, V1, V2, dan V3 dapat
diketahui menggunakan persamaan :

Q=W
m . c . T = V . I . t
sehingga didapatkan persamaan untuk kalor jenis yaitu :

c=

..
.

persamaan diatas digunakan untuk menghitung kalor jenis dari kawat konduktor
yang digunakan dalam percobaan.
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 oC dapat dicari menggunakan persamaan :

H = m. c
Kemudian disubsitusikan persamaan kalor jenis, sehingga didapatkan persamaan :

H=

..

14 | L a p o r a n r L a b

Tegangan V0
Pada tegangan V0 tidak dapat ditentukan kapasitas kalor dan kalor jenisnya.

Tegangan V1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu (s)

I (mA)

V (volt)

T (oC)

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

35.13
35.13
35.13
35.25
35.25
35.25
35.13
35.13
35.13
35.25

0.66
0.66
0.66
0.65
0.65
0.65
0.66
0.66
0.66
0.65

19.7
19.8
19.9
20.1
20.3
20.4
20.6
20.7
20.8
20.9

165

351.78

6.56

203.2

T (C)

V.i.t (J)

m.T (kgC)

c (J/kgC)

H (J/C)

0.00
0.1
0.2
0.4
0.6
0.7
0.9
1
1.1
1.2
6.20

6.786484
6.788802
6.791121
6.715654
6.720236
6.722528
6.807351
6.809669
6.811988
6.733984

0
0.0002
0.0004
0.0008
0.0012
0.0014
0.0018
0.002
0.0022
0.0024
0.0124

3394.401
1697.78
839.4568
560.0197
480.1806
378.1862
340.4835
309.6358
280.5827
8280.726

67.88802
33.95561
16.78914
11.20039
9.603611
7.563723
6.809669
6.192716
5.611653
16.56145

6768.878

Nilai rata- rata kalor jenis pada V0 adalah:

c =

ci
n

8280.726
9

= 920.08067 J/kgoC

15 | L a p o r a n r L a b

Nilai kapasitas kalor rata-ratanya adalah:

=
H

Hi
n

16.56145

= 1.834016 J/oC

Tegangan V2
No

Waktu (s)

I (mA)

V (volt)

T (oC)

50.88

1.57

20.3

2
3
4
5
6
7
8
9
10

50.88

1.57

20.6

50.76

1.58

21.5

12

50.88

1.58

22.5

15

50.76

1.58

23.4

18

50.76

1.58

21

50.76

24

T (C)

V.i.t (J)

m.T (kgC)

0 1.621596
0.3 1.645561

c (J/kgC)
0 -

H (J/C)
-

0.0006

2742.602

5.485203

1.2 1.724317
2.2 1.808784

0.0024

718.4654

1.436931

0.0044

411.0873

0.822175

0.0062

302.6934

0.605387

24.3

3.1 1.876699
4 1.948879

0.008

243.6099

0.48722

1.58

25.1

4.8

2.01304

0.0096

209.6917

0.419383

50.88

1.58

25.8

0.011

188.552

0.377104

27

50.88

1.58

26.4

5.5 2.074072
6.1 2.122307

0.0122

173.9596

0.347919

30

50.88

1.58

26.9

0.0132

163.8259

0.327652

5154.487

10.30897

165

508.32

15.78

6.6 2.162502
18.99776 0.0676
236.8 33.8

16 | L a p o r a n r L a b

Nilai rata- rata kalor jenis pada V0 adalah:

c =

ci
n

5154.487
9

= 572.7207 J/kgoC

Nilai kapasitas kalor rata-ratanya adalah:

=
H

Hi
n

10.30897
9

= 1.14541111111 J/oC

Tegangan V3
T (C)

m.T (kgC)

No

Waktu (s)

I (mA)

V (volt)

T (oC)

41.41

1.03

18.6

0.865842

41.52

1.03

18.8

0.2

0.880971

0.0004

2202.428

4.404855

0.91946

0.0012

766.2167

1.532433

V.i.t (J)

c (J/kgC)
0 -

H (J/C)
-

41.52

1.03

19.2

0.6

12

41.41

1.03

19.6

0.959677

0.002

479.8385

0.959677

15

41.41

1.03

20.1

1.5

0.998064

0.003

332.688

0.665376

18

41.41

1.03

20.4

1.8

1.036451

0.0036

287.9031

0.575806

1.070573

0.0044

243.312

0.486624

21

41.41

1.03

20.8

2.2

24

41.41

1.03

21.1

2.5

1.100429

0.005

220.0858

0.440172

27

41.41

1.03

21.3

2.7

1.126021

0.0054

208.5224

0.417045

10

30

41.41

1.03

21.5

2.9

197.8184
4938.812
0.0308

0.395637

201.4

1.147347
10.10483

0.0058

15.4

165

414.32

10.3

9.877625

17 | L a p o r a n r L a b

18 | L a p o r a n r L a b

Nilai rata- rata kalor jenis pada V0 adalah:

c =

ci
n

4938.812
9

= 548.7568 J/kgoC

Nilai kapasitas kalor rata-ratanya adalah:

=
H

Hi
n

9.877625
9

= 1.097513888 J/oC

A. Menentukan Jenis Kawat Konduktor


Jenis kawat konduktor yang digunakan pada percobaan modul ini dapat
diketahui dengan cara mencocokkan nilai kalor jenis yang didapat pada percobaan
dengan nilai kalor jenis pada literatur. Pada percobaan ini didapatkan tiga nilai
kalor jenis, sehingga diperlukan rata-rata dari ketiga nilai kalor jenis yang ada.
Sehingga didapat kalor jenis sebesar :

1 + 2 + 3
3

920.081 + 5720721 + 548.757

3
= 680.5194 J/kgoC

Selain itu, karena pada percobaan ini terdapat tiga nilai kapasitas kalor,
sehingga diperlukan rata-rata dari ketiganya. Sehingga diperoleh :

1 + 2 + 3
3

1.83402 + 1.14541 + 1.09751

3
= 1.35898J/oC

18 | L a p o r a n r L a b

Setelah dilakukan penghitungan rata-rata dari kalor jenis, didapatkan kalor


jenis rata-rata dari kawat konduktor yang digunakan di percobaan modul ini
adalah sebesar 291.1319306 J/kgoC. Nilai rata-rata tersebut mendekati nilai kalor
jenis tembaga pada literatur yang sebesar 390 J/kgoC. Sehingga dapat
diperkirakan jenis kawat konduktor yang digunakan pada percobaan modul ini
adalah tembaga. Walaupun begitu, terdapat kesalahan literatur pada percobaan ini,
sebesar:
cliteratur cpercobaan
Kesalahan literatur = |
| x 100%
cliteratur
390 680.5194
Kesalahan literatur = |
| x 100%
390
Kesalahan literatur = 74.49% 75%

H. Analisis Data
1. Analisis Percobaan
Pada modul ini praktikan tidak perlu mendatangi langsung UPP IPD untuk
melakukan percobaan karena praktikan menggunakan teknologi r-Lab (remote
lab) untuk melakukan percobaan. Untuk melakukan percobaan pada praktikum ini
praktikan hanya perlu mengikuti langkah-langkah yang terdapat di sitrampil untuk
mendapatkan data. Namun, di dalam melakukan percobaan modul ini, praktikan
mendapatkan kesulitan karena web-cam pada r-Lab tidak dapat digunakan. Hal ini
membuat praktikan tidak dapat mengetahui secara persis kapan percobaan
selanjutnya dapat dimulai. Dengan web-cam yang tidak menyala, praktikan tidak
dapat mengetahui kapan suhu sudah kembali seperti awal, seperti syarat yang
19 | L a p o r a n r L a b

tertera pada prosedur percobaan di sitrampil. Hal ini akan sangat mempengaruhi
data dan pengolahan data yang dilakukan oleh praktikan. Untuk mengatasinya,
praktikan melakukan beberapa kali pengambilan data dengan diberi jeda waktu
diantara setiap pengukuran tegangan yang berbeda.

2. Analisis Hasil Percobaan


Dari percobaan modul ini didapatkan data berupa waktu, tegangan, arus
listrik, dan suhu yang tercatat. Untuk mendapatkan variasi data percobaan
dilakukan sebanyak 4 kali dengan mengubah tegangan yang digunakan. Tegangan
pertama sebesar 0 volt, kedua sebesar 0.66 volt, ketiga sebesar 1.58 volt, dan
terakhir sebesar 1.06 volt. Perubahan tegangan yang terjadi akan mempengaruhi
arus listrik serta penambahan suhu setiap interval waktu yang ada.
Pada percobaan pertama, diatur tegangan yang mengalir sebesar 0 volt.
Hal ini membuat kawat tidak mengalami kenaikan suhu. Hal tersebut diakibatkan
tidak adanya energi yang membuat elektron-elektron pada kawat tidak mengalami
pergerakan yang dapat menimbulkan energi kalor.
Pada percobaan kedua diatur tegangan yang mengalir sebesar 0.65 volt.
Hal tersebut membuat arus listrik yang mengalir berkisar antara 35.13 dan 35.25
mA. Tegangan sebesar 0.65 volt juga membuat kenaikan suhu sebesar 1.1C pada
akhir percobaan. Setelah data diolah didapatkan kalor jenis dari kawat konduktor
sebesar 8280.726 J/kgoC dan kapasitas kalornya sebesar 16.56145J/oC.
Pada percobaan ketiga diatur tegangan sebesar 1.57 volt yang membuat
arus listrik yang mengalir berkisar antara 51.1 dan 51.22 mA. Pada akhir

20 | L a p o r a n r L a b

percobaan ini didapatkan kenaikan suhu sebesar 6.3oC. setelah data diolah
didapatkan kalor jenis dari kawat konduktor sebesar 572.0721J/kgoC dan
kapasitas kalornya sebesar 1.14541J/oC.
Pada percobaan keempat diatur tegangan sebesar 1.05 volt yang membuat
arus listrik yang mengalir sebesar 42.09 mA. Pada akhir percobaan ini didapatkan
kenaikan suhu sebesar 3.2oC. setelah data diolah didapatkan kalor jenis dari kawat
konduktor sebesar 548.757 J/kgoC dan kapasitas kalornya sebesar 1.09751J/oC.
Dari pengolahan data yang dilakukan dapat terlihat bahwa semakin tinggi
tengangan yang digunakan maka akan semakin besar kenaikan suhu yang terjadi.
Hal ini terjadi karena tegangan berbanding lurus dengan kenaikan suhu sesuai
dengan persamaan yang telah dibahas. Apabila tegangan semakin besar maka
kenaikan suhu juga semakin besar, begitu juga sebaliknya. Energi listrik yang
semakin besar membuat elektron pada kawat bergerak semakin cepat sehinggat
kenaikan suhu akan semakin besar.
Kawat konduktor yang digunakan pada percobaan ini masih belum
diketahui. Sehingga untuk mengetahuinya dilakukan perbandingan antara rata-rata
kalor jenis dari keempat percobaan dengan nilai kalor jenis yang ada pada
literatur. Setelah kedua nilai dibandingkan, didapatkan kemungkinan jenis logam
yang digunakan pada kawat yaitu tembaga. Walaupun begitu masih terdapat
kesalahan literatur sekitar 75%.

3. Analisis Grafik

21 | L a p o r a n r L a b

Pada percobaan modul ini terdapat 4 buah grafik yang menyatakan


hubungan antara waktu dan temperatur pada setiap variasi tegangan yang
digunakan pada percobaan. Grafik yang didapatkan pada modul ini hampir
semuanya membentuk garis linear, kecuali pada percobaan pertama dimana
terbentuk kurva linear. Hal tersebut menandakan bahwa seharusnya kenaikan
suhu pada tiap interval waktu konstan sehingga membentuk kurva linear. Hal
tersebut disebabkan karena adanya beberapa kesalahan yang terjadi pada modul
ini yang akan dibahas pada analisis kesalahan.

4. Analisis Kesalahan
Dalam percobaan modul ini praktikan sudah melakukan percobaan sesuai
dengan prosedur yang ada, namun kesalahan tetap terjadi yang dapat membuat
kesalahan literatur sekitar 75%. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah :

Kesalahan dalam penghitungan dimana pembulatan angka yang


dilakukan menyebabkan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
literatur yang ada.

Web-cam yang tidak menyala dapat membuat praktikan tidak


mengetahui apakah posisi suhu sudah mencapai suhu awal
sehingga untuk percobaan selanjutnya suhu awal tidak dapat
menjadi seperti suhu awal sebelumnya.

I. Kesimpulan
22 | L a p o r a n r L a b

Energi listrik dapat diubah menjadi energi kalor.


Tegangan yang digunakan akan mempengaruhi arus listrik yang mengalir
dan peningkatan suhu pada setiap interval waktu, dimana tegangan yang
semakin besar akan membuat kenaikan suhu pada tiap interval waktu
semakin besar.
Kalor jenis dari kawat konduktor yang digunakan adalah 291.1319306
J/kgoC. sehingga diperkirakan kawat konduktor yang digunakan adalah
tembaga (c = 390 J/kgoC) dengan kesalahan sebesar 25%.
Kapasitas

kalor

dari

kawat

konduktor

yang

digunakan

adalah

0.5822638613 J/oC.

J. Referensi
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition,
Prentice Hall, NJ, 2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition,
Extended Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Universitas Indonesia. 2015. www.sitrampil.ui.ac.id
Universitas

Pendidikan

Indonesia.

2009.

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700746/kalor%20
jenis.htm

23 | L a p o r a n r L a b

Anda mungkin juga menyukai