OLEH:
NURLIN ROSNAZIRID
SRIMALA DEWI
MAYA SYUKRILA
SRY WAHYUNI
H12111288
H12111290
H12111291
H12111292
PRODI STATISTIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
II.
III.
Ekolabel (eco-labelling)
gas metan di atmosfer hanya akan meningkatkan efek rumah kaca sehingga
timbul lingkaran umpan-balik positif yang tak terkendali.
Lingkaran umpan balik positif ini bukan hanya berlaku untuk gas metan,
tetapi juga untuk uap air yang meningkat karena pemanasan air laut secara
global. Peningkatan kadar uap air udara juga merupakan penyebab efek
rumah kaca menjadi-jadi. Pemanasan laut, terutama di daerah tropis
menyebabkan bertambahnya jumlah dan kuatnya badai sehingga terjadi
perubahan cuaca yang tak teramalkan. El Nino dan La Nina mengacak-acak
pola tanam para petani dan produktivitas pangan dunia. Bencana alam
kemarau panjang di khatulistiwa dan kebekuan di daerah subtropis menjadi
tak teramalkan.
Namun kesengsaraan lingkungan hidup bukan hanya berasal dari
pembuangan gas karbon dioksida saja, akan tetapi juga oleh pembuangan
gas karbonfluorokhlorida atau CFC yang bersumber pada gas freon alat
pendingin untuk lemari es dan AC, di rumah-rumah dan dikendaraan.
Molekul-molekul CFC merusak lapisan ozon di stratosfer yang selama ini
berfungsi sebagai pelindung kehidupan bumi dari sinar ultraviolet yang
berlebihan. Perluasan lobang ozon dikutub utara dan selatan secara cepat
merupakan bahaya lain yang mengancam kehidupan di bumi.
Efek sinar ultraviolet pada kulit dan mata manusia merupakan ancaman yang
menyakitkan, namun efek pada makhluk-makhluk hidup lain sangat
memprihatinkan. Lebah-lebah yang matanya rusak akan merupakan polinator
tanaman yang tidak efektif. Sementara itu efek sinar ultraviolet pada ujung
tunas tumbuh-tumbuhan sungguh mengenaskan. Tunas tanaman tidak akan
mencapai kematangannya sehingga tidak bisa membiak. Begitu juga efeknya
pada fitoplankton di laut juga luar biasa, karena mereka tidak memiliki kulit
pelindung. Kehancuran mereka akan mengakibatkan pemotongan lingkaran
makanan ekologis bumi.
Tampaknya dampak-dampak yang menyakitkan ini tidak seharusnya
dituduhkan pada ilmu pengetahuan itu sendiri kecuali pada teknologi yang
merupakan penerapannya, namun seharusnya pada proses industrialisasi
yang bersumber pada keserakahan manusia sebagai produsen dan
konsumen. Ilmu pengetahuan justru dapat menyumbangkan penelitiannya