PROPOSAL SKRIPSI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penelitian
yang dibina oleh Ibu Dr. Puji Handayati, S.E., M.M., Ak. CA, C.MA
Oleh
Arhamedho Akbar
NIM 130422612323
BAB I
PENDAHULUAN
umum keuangan. (N.B. Ijeoma. 2014:1) menyatakan bahwa The need for the
development of unified accounting standards has been the primary driver of
international public sector Accounting Standards for public sector financial
reporting. While the commercial entities across the world are moving toward
international financial Reporting standards (IFRS), governments are harmonizing
with International Public sector Accounting Standards (IPSAS).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, International Federation of AccountantsIFAC (Federasi Akuntan Internasional) membentuk sebuah komite khusus yang
bertugas menyusun sebuah standar akuntansi bagi organisasi sektor publik yang
berlaku secara internasional yang kemudian disebut International Public Sector
Accounting Standards-IPSAS (Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik).
Dalam pelaksanaannya, komite tersebut tidak hanya menyusun standar tetapi juga
membuat program yang sistematis yang mendorong aplikasi IPSAS oleh entitasentitas publik di seluruh dunia. Cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi
seluruh organisasi sektor publik termasuk juga lembaga pemerintahan baik
pemerintah pusat, pemerintah regional (provinsi), pemerintah daerah
(kabupaten/kota), dan komponen-komponen kerjanya (dinas-dinas).
Pelaksanaan akuntansi keuangan daerah menurut PP 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai pengganti PP Nomor 24 Tahun
2005, merupakan regulasi pemerintah yang mengatur penerapan akuntansi
pemerintahan berbasis akrual murni, meskipun di dalam peraturan tersebut juga
masih diakomodir pilihan menerapkan basis kas menuju akrual sebagaimana yang
diatur didalam PP nomor 24 tahun 2005 selama masa transisi dimana pelaksanaan
akrual murni paling tidak harus diterapkan paling lambat empat (4) tahun setelah
peraturan ini diterbitkan. Atau dalam hitungan waktu akan mulai penuh diterapkan
pada tahun 2015. Aturan ini sebelumnya juga telah dimuat dalam UndangUndang
basis akrual penuh adalah laporan operasional, di mana dalam laporan tersebut
tergambar pengakuan pendapatan dan beban yang sebelumnya dicatat secara basis
kas menjadi dicatat secara basis akrual. Sedangkan laporan perubahan SAL
adalah laporan yang menghubungkan LRA (yang disajikan secara basis kas)
dengan neraca, dan laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang
menghubungkan LO (basis akrual) dengan neraca.
Manfaat pelaporan secara akrual pada instansi pemerintah telah banyak
diungkapkan oleh para peneliti dan pemerhati. Study #14 IFAC Public Sector
Committee (2002) dalam Modul Gambaran Umum Akuntansi Berbasis Akrual,
Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2014, menyatakan bahwa pelaporan
berbasis akrual bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya
jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan. Dengan pelaporan berbasis akrual,
pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya,
bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan
pendanaannya sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya.
Akuntansi pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk
mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumberdaya masa depan dan
mewujudkan pengelolaan yang baik atas sumberdaya tersebut.
(Hamzah dkk, 2014:17-18) menyatakan bahwa, Sistem Akuntansi
Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Daerah diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 238 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Sistem
Akuntansi Pemerintahan sehingga Sistem Akuntansi Pemerintahan pada
pemerintah Daerah harus diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota yang
mengacu pada Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah tersebut.
Contoh transaksi yang membedakan basis kas dan basis akrual adalah
dalam peristiwa pada saat pemerintah menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
(SKP). Dalam basis kas, saat terbitnya SKP tersebut belum diakui sebagai
pendapatan, karena pemerintah belum menerima kas. Namun, dalam basis
akrual, terbitnya SKP tersebut oleh pemerintah sudah diakui sebagai pendapatan,
walaupun pemerintah belum menerima kas atas pendapatan pajak tersebut.
Dalam akuntansi pemerintahan di Indonesia, dikenal basis kas menuju
akrual (cash toward accrual) yang menggunakan basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran, serta
menggunakan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam
Neraca. Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan basis akrual
dimaksudkan untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif dan lebih
baik bagi para pemangku kepentingan baik para pengguna laporan keuangan
dibandingkan dengan basis kas menuju akrual yang selama ini dianut.
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Informasi tentang posisi
keuangan tersebut menggambarkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada
suatu entitas implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis
akrual sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintah maka tahun 2014 merupakan tahun
terakhir pemerintah diperkenankan menggunakan basis kas menuju akrual.
Tahun 2015 pemerintah pusat dan daerah harus sudah menggunakan basis akrual
dalam penyajian laporan keuangan.
(Hamzah, dkk, 2014:18) menyatakan bahwa laporan keuangan Pemerintah
Daerah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah selama
satu periode pelaporan. Laporan keuangan Pemerintah Daerah terutama digunakan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan, tuntunan, dan arahan untuk
melakukan penelitian dengan topik yang sejenis dan variabel-variabel yang
memiliki kemiripan dengan penelitian ini.
1.4 Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah penelitian agar tidak terlalu luas dan
menimbulkan banyak persepsi, Maka, ruang lingkup dalam penelitian yang akan
dilakukan adalah hanya pada pengelolaan keuangan pemerintah daerah instansi
pemerintahan yang berbentuk badan usaha milik daerah, dan objek penelitiannya
adalah laporan keuangan. Oleh karena itu, variabel-variabel yang diteliti
dipersempit hanya pada variabel Y (variabel bebas), yaitu pengaruh akuntansi
berbasis akrual terhadap, dan variabel X (variabel terikat), yaitu laporan keuangan
yang dihasilkan oleh Badan Usaha Milik Daerah.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
bab tersebut berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab tersebut membahas tentang teori-teori para ahli yang menjadi landasan untuk
membantu memecahkan masalah penelitian, hasil penelitian terdahulu mengenai
topik yang sama, dan pengembangan hiptesis yang menjadi asumsi awal
penelitian
BAB II METODE PENELITIAN
Bab tersebut menjelaskan mengenai desain atau rancangan penilitian, termasuk
pendekatan dan metode yang digunakan. Selain itu, dalam bab tersebut juga akan
dibahas tentang jenis data dan sumber data.hal lainnya yang akan dijelaskan, yaitu
teknik pengumpulan atau pengambilan data, populasi dan sampel dari penelitian
tersebut, teknik analisis data, serta kerangka konseptual yang menjelaskan
hubungan antar variabel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Pengertian Basis Akuntansi
(Rasyid, dkk, 2014:6) menyatakan, Basis akuntansi merupakan prinsipprinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian
harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Pada umumnya, terdapat dua
basis akuntansi, yaitu basis kas (cash basis of accounting) dan basis akrual
(accrual basis of accounting). Kedua basis ini membedakan cara pencatatan
transaksi ekonomi dan kejadian-kejadian lain.
(Ali, 2015: 2) mengungkapkan bahwa Basis akuntansi merupakan prinsipprinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian
harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Untuk menentukan kapan
suatu transaksi itu harus diakui, tentunya harus menganalisis pengaruh
transaksi terhadap perkiraan perkiraan pada laporan keuangan.
Pengertian Basis Akrual
Dalam IPSAS I (2011:32), dijelaskan bahwa Accrual basis means a basis
of accounting under which transactions and other events are recognized when
they occur (and not only when cash or its equivalent is received or paid).
Therefore, the transactions and events are recorded in the accounting records and
recognized in the financial statements of the periods to which they relate. The
elements 67 recognized under accrual accounting are assets, liabilities, net
assets/equity, revenue and expenses.
Simanjuntak (dalam Lelono, 2014) menyatakan bahwa akuntansi berbasis
akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa
lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya
transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau
dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai
dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi
yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat
Basis akrual menurut PSAP 01 adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu
terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Permendagri No.64 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (10) menjelaskan bahwa
basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
metode pencatatan basis akrual lebih memberikan gambaran yang tepat mengenai
kondisi keuangan perusahaan. Dalam basis akrual, suatu transaksi ekonomi dan
peristiwa-peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan
dalam periode laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan
pada saat kas atau ekuivalen kas diterima atau dibayarkan.
Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau
peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan
berdasarkan pengaruh transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa
memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan. Dengan kata lain, basis
akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Akuntansi
berbasis akrual merupakan international best practice
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS)
IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual
(accrual basis), namun juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna
merinci kebutuhan untuk basis kas (cash basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat
diadopsi oleh organisasi sektor publik yang sedang dalam proses perubahan dari
basis kas ke basis akrual. Jika demikian, maka organisasi sektor publik yang telah
memutuskan untuk mengadopsi basis akrual menurut IPSAS, harus mengikuti
ketentuan waktu mengenai masa transisi dari basis kas ke basis akrual yang diatur
oleh IPSAS.
Pengertian Laporan Keuangan
Mardiasmo (2009:160) menyebutkan bahwa .... laporan keuangan
merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dan sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan.Dalam Standar Akuntnsi keuangan, laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan
keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai
laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang
bagian integral dari laporan keuangan.
(Ali, 2015: 4) berpendapat. Tahun 2015 pemerintah pusat dan daerah
harus sudah menggunakan basis akrual dalam penyajian laporan keuangan.
Laporan Keuangan yang dimaksud adalah:
Laporan Realisasi Anggaran
dapat
dijadikan
kekayaan
daerah
sepanjang
belum
SDM, kesiapan sistem informasi dan sarana prasarana adalah kategori cukup siap.
4. Md. Rouf Biswas, Sk. Mahrufur Rahman, Mirza Arifur Rahman (2015). Artikel
tersebut berfokus kegunaannya tentang basis akrual. Penelitian tersebut juga
berfokus pada keterbatasan basis kas akuntansi di laporan keuangan. Studi ini
juga menunjukkan bagaimana basis akrual lebih efektif daripada basis kas
akuntansi. Perbedaan mendasar antara dua basis akuntansi dijelaskan dalam
laporan penelitian tersebut.
5. Ijeoma. N. B., Oghoghomeh. T. (2014). Penelitian ini menguji harapan,
manfaat dan tantangan penerapan standar akuntansi sektor publik internasional
(IPSAS) di Nigeria. Tujuan penelitian ini menentukan dampak dari penerapan
IPSAS di Tingkat Akuntabilitas dan Transparansi dalam Sektor Publik Nigeria
dan untuk memastikan kontribusi adopsi IPSAS dalam meningkatkan
komparabilitas dan praktik terbaik internasional. Dari temuan penelitian, diamati
bahwa adopsi IPSAS diharapkan dapat meningkatkan tingkat akuntabilitas dan
transparansi di sektor publik dari Nigeria. Ditemukan bahwa adopsi IPSAS akan
meningkatkan komparabilitas dan praktik terbaik internasional. Juga, itu
dilambangkan bahwa adopsi standar berdasarkan IPSAS akan memungkinkan
memberikan informasi lebih bermakna bagi para pengambil keputusan dan
meningkatkan kualitas sistem pelaporan keuangan di Nigeria. Selain itu,
ditemukan bahwa penerapan IPSAS oleh pemerintah Nigeria akan meningkatkan
daya banding informasi keuangan yang dilaporkan oleh entitas sektor publik di
Nigeria dan di seluruh dunia.
6. Mohammed Huweish Allawi Alshujairi (2014). Penelitian tersebut meneliti
kebutuhan mereformasi sistem akuntansi pemerintah di Irak sebagai negara
2. 3 Pengembangan Hipotesis
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan hipotesis asosiatif untuk
memberikan jawaban pada permasalah yang bersifat hubungan/ pengaruh,
sedangkan menurut sifat hubungannya, hipotesis penelitian ini merupakan
hipotesis kausal. Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagi berikut.
H0: tidak ada pengaruh akuntansi berbasis akrual berdasarkan International
Public Sector Accounting Standards (IPSAS) terhadap laporan keuangan Badan
Usaha Milik Daerah di kota Malang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini menurut sifatnya adalah data
kuantitatif, karena data berupa angka dan dapat dianalisis dengan menggunakan
teknik perhitungan statistik. Menurut cara memperolehnya, data yang akan
diambil adalah data primer, yaitu seluruh laporan keuangan tahun 2015 yang
dibuat oleh semua Badan Usaha Milik Daerah di Kota Malang yang diperoleh dan
dikumpulkan secara langsung dari sumber pertama, sedangkan sumber datanya
adalah Badan Usaha Milik Daerah di Kota Malang. Data tersebut termasuk data
kuantitatif. Skala pengkuran data yang digunakan adalah skala interval.
Variabel
Terikat
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Pahmil. 2015. Penerapan Basis Akrual Pada Laporan Keuangan
Pemerintah, (Online), (http://bdkmedan.kemenag.go.id/wpcontent/uploads/Penerapan-Basis-Akrual-Pada-Laporan-KeuanganPemerintah.pdf), diakses 9 Desember 2015.
Alshujairi, Mohammed Huweish Allawi. 2014. Government Accounting System
Reform and the Adoption of IPSAS in Iraq. Research Journal of Finance
and Accounting, 5 (24). (Online),
(http://www.iiste.org/Journals/index.php/RJFA/article/download/18490/19
035), diakses 6 Desember 2015.
Bellanca, Sabrina. & Vandernoot, Julien. 2013. Analysis of Belgian Public
Accounting and Its Compliance with International Public Sector
Accounting Standards (IPSAS) 1, 6 and 22. International Journal of
Business and Management, 9 (8). (Online),
(http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ijbm/article/download/22819/1
6349), diakses 6 Desember 2015.
Direkorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 2014. Modul Akuntansi Keuangan
Pemerintah Daerah Dan SKPD. Jakarta: Kementerian Keuangan RI
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul, dan Syam Kusufi. 2012. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi
Sektor Publik, dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan dari
Pemerintah Hingga Tempat Ibadah. Jakarta: Salemba Empat.
__________________________. 2004. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
___________. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
International Public Sector Accounting Standards Board. 2011. Transition to the
Accrual Basis of Accounting: Guidance for Public Sector Entities, Study
14. Third Edition, IFAC. New York, USA.
Langelo, Friska., Serang, David Paul Elia., Alexande, Stanly.Winylson. 2015.
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Dalam Penyajian Laporan Keuangan Pada Pemerintah Kota Bitung.
Jurnal EMBA, (Online), 3 (1): 1-8,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=292031&val=1025&
title=ANALISIS%20PENERAPAN%20STANDAR%20AKUNTANSI%0
PEMERINTAHAN%20BERBASIS%20AKRUAL%20%20DALAM%2P
ENYAJIAN%20LAPORAN%20KEUANG.AN%20PADA%20PEMERIN
TAH%20KOTA%20BITUNG), diakses 9 Desember 2015.
Lelono, Khoirul Maarif Joko. 2014. Tingkat Pemahaman Akuntansi Berbasis Akrual
Pada Penyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Skpd Di
Lingkungan Pemerintah Kota Salatiga). Skripsitidak diterbitkan. Salatiga:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis: Universitas Kristen Satya Wacana
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit ANDI
(http://www.ksap.org/pp%2071/LAMPIRAN1/lampiran
Rouf Biswas, Sk, Md. Rahman, Mahrufur. Rahman, Mirza Arifur. 2015.
Effectiveness of accrual basis accounting as compared to cash basis
accounting in financial reporting. International Journal of
Multidisciplinary Research and Development , 2 (10). (Online),
(http://www.allsubjectjournal.com/archives/2015/vol2issue10/PartH/51.pd
f), diakses 9 Desember 2015.
Siregar, Sofyan. 2012. Satistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali
Pers..