MODUL
GINJAL DAN CAIRAN TUBUH
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
Semester 6
1
2016
PEDOMAN
ANAMNESIS
TUJUAN UMUM :
Meningkatkan ketrampilan anamnesis dengan menggunakan teknik komunikasi yang benar pada
penderita.
TUJUAN KHUSUS :
Kalau diberi pasien mampu :
1. Menemukan identitas lengkap pasien
2. Menemukan keluhan utama beserta lamanya.
3. Menguraikan perkembangan penyakit secara deskriptif dan kronologis.
4. Menerapkan dasar teknik komunikasi dan berprilaku yang sesuai dengan sosio-budaya pasien
dalam hubungan dokter-pasien.
5. Mengidentifikasikan kekurangan dan kesalahan dalam melakukan anamnesis.
6. Membuat laporan anamnesis
PELAKSANAAN :
1. Mahasiswa dibagi dalam 11 kelompok
2. Mahasiswa sebagai pengamat memegang daftar tilik anamnesis
3. Mahasiswa menjadi pasien simulasi (PS) dan telah menghapal skenario.
4. Mahasiswa menjadi dokter yang melakukan anamnesis.
5. Diskusi dipimpin oleh seorang tutor
6. Cara pelaksanaan kegiatan :
6.1. Introduksi oleh tutor5
menit
6.2. Kelompok besar ..............40 menit.
6.3. Mahasiswa yang menjadi dokter melakukan anmnesis pada pasien
simulasi ..20
menit.
6.4. Selama anamnesis mahasiswa lain menggunakan daftar tilik anamnesis untuk observasi
kegiatan.
6.5. Selesai anamnesis dilanjutkan dengan diskusi dipimpin tutor20 menit.
6.6. Selanjutnya kelompok dibagi menjadi 2 grup kecil @ 3-5 mahasiswa.
6.7. Kegiatan Grup kecil..55
menit
6.8. Pada setiap grup kecil dilakukan latihan anamnesis, satu mahasiswa menjadi dokter,
mahasiswa lain menjadi pasien simulasi dan mahasiswa lain menjadi pengamat dengan
daftar tilik anamnesis.
6.9. Selesai satu anamnesis dilajnutkan dengan diskusi antar mahasiswa tentang anamnesis
tersebut dan masukan untuk perbaikan.
6.10. Dilanjutkan dengna mahasiwa kedua, ketiga dan kemepat sesuai waktu yang ada.
6.11. Tutor mengamati jalannya anamnesis pada kedua grup kecil. Tutor dapat memberikan
masukan pada masing-masing grup.
6.12. Mahasiswa kembali dalam kelompok besar
6.13. Kelompok
besar.20
menit
6.14. Diskusi mengenai seluruh anamnesis beserta feedback dari tutor15 menit
6.15. Penutup oleh tutor 5
menit.
7. Waktu pelaksanaan :
Setiap kegiatan Anamnesis dilaksanakan selama 2 jam.
8. Tempat pelaksanaan :
Gedung Lab Skill FKIK
RUJUKAN :
1. Interviewing and the health history. Dalam Bickley LS, Szilagyi PG ( ed) : Bates Guide
to physical examination and history taking. Edisi 9, Lippincott Williams and Wilkins,
Philapdelphia, 2003, 23-62
2
2016
Kompetensi
Skor
1
TEHNIK KOMUNIKASI
1.
Menyapa pasien*
2.
3.
4.
5.
6.
Berbasa-basi*
7.
Mendapatkan nama*
8.
Mendapatkan umur *
Mendapatkan pendidikan *
10.
Mendapatkan suku *
11.
12
Mendapatkan alamat*
13.
14.
15.
16.
18
19
20.
21
II
MATERI ANAMNESIS
22
23
24
25
26
III
LAPORAN ANAMNESIS
27.
3
2016
PEDOMAN
Pemeriksaan Fisik Penyakit Ginjal
TUJUAN UMUM :
Mampu melakukan pemeriksaan fisik Penyakit Ginjal
TUJUAN KHUSUS :
Setelah mahasiswa mengikuti pemeriksaan fisik Penyakit Ginjal, bila diberi pasien mahasiswa :
1. Mampu melakukan pemeriksaan palpebra
2. Mampu melakukan pemeriksaan JVP
3. Mampu melakukan pemeriksaan balotemen
4. Mampu melakukan pemeriksaan cairan bebas ( shifting dullness)
5. Mampu melakukan pemeriksaan edema tungkai
6. Mampu melakukan pemeriksaan inspeksi tangan (palmar eritema,jari tubuh)
7. Mampu melakukan pemeriksaan kaki (inspeksi dan palpasi otot) dan perabaan arteri
dorsalis pedis
8. Mampu melakukan pengukuran temperature
9. Mampu melakukan penghitungan nadi
10. Mampu melakukan pemeriksaan nyeri ketok CVA
PELAKSANAAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
4
2016
5
2016
Ketrampilan
Skor
1
Pemeriksaan kaki
3
Ginjal kanan:
Melakukan palpasi dengan kedua tangan
, posisi tangan kiri di dinding posterior, dan tangan
kanan di dinding anterior.
Suruh pasien bernafas dalam. Saat pasien dipuncak
inspirasi,secara serentak kedua
tangan tersebut melakukan palpasi,
tekan tangan kanan cepat dan dalam di quadran
kanan atas lateral dan sejajar dengan M. Rectus
Abdominis dekstra.
Tangan kiri mendorong ke atas.
Ginjal kiri:
Pindahlah ke sebelah kiri pasien. Gunakan tangan
kanan untuk mendorong dan mengangkat dari
bawah, kemudian gunakan tangan kiri menekan di
kwadrant kiri atas
lateral, sejajar dengan M. Rectus Abdominis
sinistra. Lakukan seperti sebelumnya.
Secara serentak kedua tangan tersebut
melakukan palpasi seperti point no 7
6
2016
11
12
13
14
15
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan dengan banyak kesalahan
Skor 3 : Dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 4 : Dilakukan dengan sempurna
Keterampilan rata-rata = total skor didapat / jumlah skor x 100 % = .
Dinyatakan lulus apabila skor > 70%
7
2016
PEDOMAN
PUNGSI VENA
Indikasi :
1. Mengambil darah untuk tujuan pemeriksaan laboratorium
2. Melakukan penyuntikan secara intravena
Kontraindikasi :
1. Terdapat infeksi didaerah penusukan
Komplikasi :
1. Infeksi
2. Iritasi/peradangan (phlebitis)
3. Hematoma subkutis
Prosedur Kegiatan :
No Aktifitas
1
Instruktur memberikan pengantar dan
gambaran secara teori tindakan pungsi
vena
2
Instruktur mendemonstrasikan cara
melakukan pungsi vena pada phantom
3
Mahasiswa melakukan praktikum
sendiri sesuai gilirannya. Instruktor
mengevaluasi dan memberikan arahan
sesuai dengan skill checklist
Waktu
10
Metode
Kuliah dan diskusi
15
Demonstrasi
5 tiap
Praktikum
mahasiswa
Sasaran Pembelajaran :
1. Mahasiswa dapat menerangkan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya
2. Mahasiswa dapat melakukan tindakan desinfeksi
3. Mahasiswa dapat menentukan lokasi vena yang akan dipungsi
4. Mahasiswa dapat melakukan tindakan pungsi vena dengan benar
5. Mahasiswa dapat membersihkan dan membuang sampah tajam/infeksius pada
tempatnya
Peralatan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
8
2016
Skill Checklist
KETERAMPILAN
1
1.
2.
3.
4
5
6
7
8
10
11
12
SKOR
2
3
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan dengan banyak kesalahan
Skor 3 : Dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 4 : Dilakukan dengan sempurna
Keterampilan rata-rata = total skor didapat / jumlah skor x 100 % = .
Dinyatakan lulus apabila skor > 70%
9
2016
PEDOMAN
Kontraindikasi :
1.Terdapat infeksi didaerah penusukan
Komplikasi :
1.
2.
3.
4.
5.
Falls route
Hematoma subkutis
Infeksi
Iritasi/peradangan (phlebitis)
Emboli udara
Prosedur Kegiatan :
No Aktifitas
1
Instruktur memberikan pengantar dan
gambaran secara teori tindakan
pemasangan kanulasi vena
2
Instruktur mendemonstrasikan cara
melakukan kanulasi vena pada
phantom
3
Mahasiswa melakukan praktikum
sendiri sesuai gilirannya. Instruktor
mengevaluasi dan memberikan arahan
sesuai dengan skill checklist
Waktu
10
Metode
Kuliah dan diskusi
15
Demonstrasi
5 tiap
Praktikum
mahasiswa
Sasaran Pembelajaran :
1. Mahasiswa dapat menerangkan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya
2. Mahasiswa dapat mempersiapkan botol infus dan infus set/transfusion set
3. Mahasiswa dapat melakukan tindakan desinfeksi
4. Mahasiswa dapat menentukan lokasi vena yang dapat dikanulasi
5. Mahasiswa dapat melakukan tindakan kanulasi vena dengan benar
6. Mahasiswa dapat memfiksasi abocath dengan baik dan benar
7. Mahasiswa dapat membersihkan dan membuang sampah tajam/infeksius pada
tempatnya
Peralatan :
1. Alat pelindung diri (handskun)
2. Set phantom tangan untuk kanulasi vena
3. Abocath no 22
4. Cairan infus, selang infus, selang transfusion, selang infus mikro
5. Kapas alkohol pada tempatnya
6. Alat pembendung vena
7. Kain pengalas
8. Kassa steril, antiseptik (betadine)
9. Plester, gunting verband
10. Standar infus
11. Bengkok untuk tempat bahan kotor, spuit bekas / sampah tajam
10
2016
11
2016
Skill Checklist
NO
1.
2.
3.
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KETERAMPILAN
SKOR
1 2 3 4
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan dengan banyak kesalahan
Skor 3 : Dilakukan dengan sedikit kesalahan
Skor 4 : Dilakukan dengan sempurna
Keterampilan rata-rata = total skor didapat / jumlah skor x 100 % = .
Dinyatakan lulus apabila skor > 70%
12
2016
PEDOMAN
Insersi Kateter
TUJUAN UMUM :
Mampu melakukan Insersi Kateter
TUJUAN KHUSUS :
Setelah mahasiswa mengikuti latihan Insersi Kateter, bila diberi pasien mahasiswa :
11. Mampu melakukan Insersi Kateter
PELAKSANAAN :
11. Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 9 11 orang.
12. Latihan Insersi Kateter dipimpin oleh seorang tutor.
Mahasiswa menggunakan jas laboratorium.
13. Tempat pelaksanaan : ruang Skills Lab Skill gedung FKIK
14. Setiap latihan Insersi Kateter dilaksanakan dua kali latihan@ 120 menit
15. Setiap mahasiswa mendapat kesempatan melakukan Insersi Kateter 1 (satu) kali dan bila
dinilai telah memiliki ketrampilan tersebut akan mendapat tanda tangan pada buku logbook.
16. Digunakan boneka kateter pria.
17. Ruangan periksa hendaknya memiliki cahaya yang cukup.
18. Ketrampilan yang harus dikuasai pada latihan ini lihat tujuan khusus.
19. Cara pelaksanaan kegiatan:
Pertemuan 1
1.
Tutor membuka dan menerangkan tujuan kegiatan selama 5 menit.
2.
Tutor melakukan demonstrasi Insersi Kateter........ 10 menit.
3.
Setiap mahasiswa berlatih melakukan Insersi Kateter @ 10 menit ..............90 menit.
4.
Dengan menggunakan cheklist, mahasiswa lainnya dan tutor memperhatikan dan
menilai pemeriksaan yang berlangsung. Tutor memberikan asupan kepada mahasiswa
5.
Tutor memberikan kesimpulan dan menutup pertemuan 1
Pertemuan 2
8. 1. Tutor membuka dan menerangkan tujuan kegiatan selama 5 menit.
8.2. Setiap mahasiswa melakukan Insersi Kateter @ 10 menit ...................................90 menit.
8.3. Dengan menggunakan cheklist, mahasiswa lainnya dan tutor memperhatikan dan menilai
pemeriksaan yang berlangsung. Tutor memberikan asupan kepada mahasiswa.
Mahasiswa melakukan peer assessment dan self assessment serta tutor mengisi tutor
assessment.
8.4. Semua cheklist Insersi Kateter dikumpulkan kepada Tutor dan diberikan kepada
sekretariat skill lab.
8.5. Bila tutor menilai mahasiswa telah mampu melakukan Insersi Kateter maka tutor
memberikan tandatangan pada logbook mahasiswa.
8.6. Tutor memberikan kesimpulan selama 5 menit.
9.
Bagi mahasiswa yang tidak mendapat tandatangan logbook mohon menghubungi
labskill untuk dijadwalkan ulang. Sebelum mengikuti ulangan tsb agar mahasiswa
berlatih mandiri untuk mencapai ketrampilan tersebut. Ulangan Insersi Kateter
dilakukan hanya satu kali.
13
2016
No
Ketrampilan
Skor
1
1.
2.
3.
Mempersilahkan berbaring
4.
Cuci tangan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
14
2016
PEDOMAN
TINDAKAN SIRKUMSISI
TUJUAN UMUM :
Mahasiswa mampu melakukan tindakan sirkumsisi dengan baik, legeartis dan efisien.
TUJUAN KHUSUS :
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu:
1. Melakukan persiapan penderita dengan benar
2. Melakukan persiapan alat/bahan dengan benar
3.
Memberikan penjelasan pada penderita atau keluarganya tentang apa yang akan
dilakukan, alat yang dipakai, bagaimana melakukan, apa manfaatnya, dan apa
risiko yang mungkin terjadi.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bila belum teranestesi penuh tunggu 3-5menit berikutnya. Pada batas tertentu bila
dipandang perlu dapat dilakukan anestesi tambahan.
10. Release/melepaskan perlengketan
1. Preputium ditarik dengan tangan kiri ke arah proksimal sampai meregang
sehingga terlihat perlengketan. Kemudian gunakan kasa steril (tanpa/dengan
dibasahi povidone iodine) untuk menorong k e a r a h p r o k s i m a l s e h i n g g a
perlengketan terlepas sedikit demi sedikit.
2. Jika dengan cara ini smegma masih sulit terlepas, dapat diatasi dengan
cara menjepit gumpalan smegma satu persatu, kemudian bersihkan dengan
kasa yang telah dicelup iodine povidon 10%.
11. Prosedur Insisi
Tandai batas insisi dengan menjepit kulit preputium dengan klem/pinset
Preputium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6 ditarik ke distal
Preputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher
Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan 12)Insisi
melingkar ke kiri dan ke kanan dengan arah serong menuju frenulum di distal
(padafrenulum insisi dibuat agak meruncing (huruf V), buat tali kendali)
16
2016
12. Hemostasis
Cari sumber perdarahan dengan menghapus daerah luka dengan menggunakan kasa,
bila di dapatkan sumber perdarahan segera di jepit dengan klem arteri kecil. Tarik
klem, ligasi dengan mengikat jaringan sumber perdarahan dengan catgut. Potong
ikatan sependek mungkin. Cari seluruh sumber perdarahan lain dan lakukan hal yang
serupa.
13. Wound suture
1. Jahitan Frenulum
Jahit frenulum dengan matras horizontal atau boleh dengan matras 8 (cross).
Setelah dijahit sisakan benang untuk digunakan sebagai kendali..
2. Jahitan Dorsal
Jahit dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan benang untuk dibuat tali
kendali.
3. Jahitan bagian kulit mukosa yang lain
Denga menggunakan kendali untuk mengarahkan posisi penis, jahit sekeliling
luka dengan jahitan simpul (jam 12). Jahitan simpul bisa dilakukan pada jam 3
dan 9 atau jam 2,4, 8 dan 10. Tidak diianjurkan Mengikatnya terlalu erat. Tidak
dianjurkn menggunakan jahitan jelujur (Continuous Suture). Bila telah dijahit
semua lihatlah apakah ada bagian yang renggang yang memerlukan jahitan
14. Wound care
1. Setelah selesai dijahit olesi tepi luka dengan betadine, bila perlu beri dan olesi
dengan salep antibiotik.
2. Perawatan luka bisa dilakukan dengan metode tertutup (close care) atau terbuka
(open care).
a. Metode terbuka
Bisa dilakukan bila ada jaminan penderita mampu menjaga kebersihan
luka.Setelah diolesi betadine dan salep antibiotika biarkan secara terbuka
(dianjurkan urologi).
b. Metode tertutup
Setelah diberi betadine dan salep antibiotika, berikan sufratule secara
melingkar. Tutup dengan kasa steril, ujung kain kasa dipilin sebagai tempat
fiksasi supra pubic denganmenggunakan plester (balutan suspensorium) atau
biarkan berbentuk cincin (balutan ring).
15. Lepas doek steril dan rapikan peralatan yang telah digunakan.
17
2016
Check list
Sirkumsisi
No.
KETERAMPILAN
SKOR
1
1.
2.
2 3 4
tindakan
3.
4.
5.
Tindakan asepsis
1. Desinfeksi lapangan operasi (penis dan sekitarnya) dengan
Povidone iodine atau betadin secara melingkar sentrifugal
2. Pasang doek steril berlubang
10
11
12
Hemostasis
Cari sumber perdarahan dengan menghapus daerah luka dengan
18
2016
Wound suture
1. Jahitan Frenulum
Jahit frenulum dengan matras horizontal atau boleh dengan
matras 8 (cross). Setelah dijahit sisakan benang untuk
digunakan sebagai kendali..
2. Jahitan Dorsal
Jahit dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan
benang untuk dibuat tali kendali.
3. Jahitan bagian kulit mukosa yang lain
Denga menggunakan kendali untuk mengarahkan posisi
penis, jahit sekeliling luka dengan jahitan simpul (jam 12).
Jahitan simpul bisa dilakukan pada jam 3 dan 9 atau jam 2,4,
8 dan 10. Tidak diianjurkan Mengikatnya terlalu erat. Tidak
dianjurkn menggunakan jahitan jelujur (Continuous Suture).
Bila telah dijahit semua lihatlah apakah ada bagian yang
renggang yang memerlukan jahitan
14
Wound care
1. Setelah selesai dijahit olesi tepi luka dengan betadine, bila
perlu beri dan olesi dengan salep antibiotik.
2. Perawatan luka bisa dilakukan dengan metode tertutup (close
19
2016