Anda di halaman 1dari 10

LED

Pengertian LED (Light Emitting Diode) dan Cara Kerjanya.


Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat
memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan forward bias. LED merupakan keluarga Dioda
yang terbuat dari bahan semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua
kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila
dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

Gambar 1. LED
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N.
Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan
ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik
kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P)
menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang
kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa
dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna)

Gambar 2. P-N Junction pada LED

LENSA

Prinsip Pembelokan Sinar pada Lensa

Pembelokan cahaya atau yang lebih dikenal dengan pembiasan cahaya ketika cahaya merambat dari suatu
medium ke medium lain yang memiliki indeks bias yang berbeda. Pembiasan cahaya terjadi karena
adanya perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika gelombang cahaya tersebut merambat di antara dua
medium berbeda.

Gambar 3. Proses Pembiasan Cahaya.


Pembentukan Bayangan pada Lensa
Untuk menganalisis pembentukan bayangan oleh lensa, dapat menggunakan konsep sinar-sinar
istimewa. Dikatakan istimewa karena membentuk suatu bentuk geometri yang sederhana dan
mudah dianalisis.

Lensa Cembung :

Gambar 4.Arah sinar datang dan posisi benda dan bayangan pada lensa cembung

Lensa Cekung :

Gambar 5.Arah sinar datang dan posisi benda dan bayangan pada lenca cekung

Rumus :

Dimana :
nu = indeks bias udara
nk = indeks bias lensa
R1,R2 = jari jari kelengkungan
lensa
f = jarak titik fokus
s = jarak bayangan
s = jarak benda

1 nk
1 1
=( 1)( + )
f
nu
R1 R2
1 1 1
= +
f s' s

BEAM EXPANDER
Beam expander adalah komponen pada optik yang digunakan untuk memperbesar beam. Beam expander
merupakan konsep dasar yang digunakan pada teleskop. Jenis beam expander ada 2 yaitu :
1. Galilean Beam Expander
Galilean beam expander terdiri dari lensa negatif dan lensa positif.

Gambar 6. Galilean Beam Expander


2. Keplerian Beam Expander, Keplerian beam expander terdiri dari 2 lensa positif.

Gambar 7. Keplerian Beam Expander

CERMIN
Cermin terbagi dalam beberapa jenis yaitu :

Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang memiliki permukaan datar seperti sebuah garis lurus. Bayangan
benda yang dibentuk oleh cermin datar memiliki dimensi ukuran (panjang dan lebar) sama persis
dengan dimensi benda. Jarak yang dibentuk antara benda dengan cermin sama dengan jarak
antara cermin dengan bayangan. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin datar
adalah maya, tegak, dan sama besar. Contoh penggunaan cermin datar seperti pada cermin rias.

Gambar 8. Cermin Datar.

Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya berbentuk lengkung teratur ke dalam
menyerupai bagian dari permukaan bola. Bagian tengah cermin memiliki jarak lebih jauh ke
benda daripada bagian tepi cermin. Ada sebuah titik imajiner yang menjadi pusat kelengkungan
cermin yang memiliki jarak yang sama dengan setiap titik di permukaan cermin. Cermin cekung
digunakan pada permukaan pemantul lampur kendaraan, lampu senter, dan lampu tipe sorot
lainnya. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tergantung pada letak benda terhadap
cermin dengan ketentuan:

Gambar 9. Cermin Cekung

Jumlah ruang letak benda dan letak bayangan selalu sama dengan 5

Jika ruang bayangan > ruang benda maka sifat bayangannya diperbesar.

Jika ruang bayangan < ruang benda maka sifat bayangannya diperkecil

Hanya bayangan di ruang 4 yang bersifat maya dan tegak selebihnya bersifat nyata dan
terbalik

Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin yang permukaannya berbentuk lengkung teratur ke luar. Bagian
tengah cermin memiliki jarak lebih dekat ke benda daripada bagian tepinya. Ada sebuah titik
imajiner yang menjadi pusat kelengkungan cermin yang memiliki jarak yang sama dengan setiap
titik di permukaan cermin. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung adalah maya tegak
diperkecil. Cermin cembung banyak digunakan sebagai kaca spion kendaraan kaca pembantu
pada persimpangan jalan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Gambar 10. Cermin Cembung

BEAM SPLITTER
Beam splitter adalah suatu perangkat optik yang dapat membagi berkas cahaya menjadi dua. Beam
splitter merupakan bagian penting dari sebagian besar interferometer. Salah satu interferometer yang
menggunakan beam splitter adalah interferometer Michelson.

Gambar 11. Beam Splitter

PRISMA
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Pada prisma terjadi fenomena
pembiasan cahaya dan disperse cahaya

Gambar 12. Pembiasan Cahaya pada Prisma


Sudut deviasi :

D=i 1 +r 2

Dimana :
D = sudut deviasi ; i1 = sudut datang pada prisma

Dispersi Cahaya pada Prisma


Dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarnawarni (monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas
banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma, maka cahaya putih akan
terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki
panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda.
Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Disperi pada prisma terjadi karena
adanya perbedaan indeks bias kaca setiap warna cahaya.

Gambar 13. Dispersi Cahaya pada Prisma

DIAFRAGMA
Diafragma adalah komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk
ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. Ia terbentuk
dari sejumlah lembaran logam (umumnya 5, 7, atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk mengubah ukuran
lubang di mana cahaya akan lewat. Aperture akan mengembang dan menyempit persis pupil di
mata manusia. Diafragma memiliki beberapa ukuran atau satuan angka. Setiap lensa mempunyai

perbedaan bukaan diafragma masing-masing, Biasanya, ukurandiafragma dimulai dengan angka f/2,8
f/4 f/5,6 f/8 f/11 f/16 f/22.

SHUTTER
Shutter dalam istilah fotografi adalah tirai pada kamera yang menutupi permukaan
atau sensor foto. Jika tirai ini terbuka maka akan terjadi pajananpada permukaan film atau sensor foto
tadi.
Jenis-jenis Shutter :
1. Rana Bidang Fokal Focal plane shutter adalah rana yang terpasang di depan bidang fokal. Focal
plane shutter terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
single curtain focal plane shutter, drop shutter
two-curtain FP shutter
Rana Geser Vertikal
2. Rana pusat (central shutter) adalah rana yang terpasang di dalam lensa. Central shutter terbagi
menjadi beberapa jenis yaitu :
Rana daun (leaf shutter) adalah jenis rana pusat dengan mekanisme pivot dari bahan
logam berbentuk seperti daun yang membuka dan menutup bidang tingkap.
Rana diafragma (diaphragm shutter) adalah rana iris yang terletak di dalam lensa di
belakang exit pupil.

PINHOLE
Pinhole adalah sebuah layar hitam dengan lubang kecil di tengah yang dipasang di depan mata
yang diperiksa. Jika tajam penglihatan membaik dengan bantuan pinhole, berarti tidak ada kelainan
struktural pada mata.

SLIT
Slit adalah celah sempit yang dilewati cahaya dalam peristiwa difraksi. difraksi itu sendiri adalah
peristiwa pelenturan muka gelombang ketika melewati celah sempit. Pola difraksi gelombang cahaya
dapat diamati dengan eksperimen menggunakan difraksi celah tunggal dan kisi difraksi. Difraksi yang
dibahas kali ini adalah difraksi celah tunggal dan kisi difraksi.

Difraksi Celah Tunggal

Gambar 14. Difraksi Celah Tunggal


Pola terang oleh kisi difraksi diperoleh jika:
d sin = n , dengan n = 0, 1, 2, 3,
Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika
d sin = (n ), dengan n = 1, 2, 3,

Difraksi pada Kisi

Gambar 15. Kisi Difraksi


Pola terang oleh kisi difraksi diperoleh jika:
d sin = n , dengan n =0, 1, 2, 3,
dengan d adalah konstanta kisi dan adalah sudut difraksi.
Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika
d sin = (n ), dengan n =1, 2, 3,

TUGAS SISTEM FOTONIKA

OLEH :
Bramantyo Krisdito Adi

2414106106

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

Anda mungkin juga menyukai