Budaya Palembang PDF
Budaya Palembang PDF
Sriwijaya
BAB III
TINJAUAN KAWASAN
Taman Budaya
Sriwijaya
asin) dan 3 kota yang baru terbentuk (Kota Prabumulih, Pagaralam dan
Lubuk Linggau).
2. Tahun 2003-2004, terjadi penambahan 3 kabupaten baru yaitu Kabupaten Ogan Ilir (merupakan pecahan dari Kabupaten Ogan Komering Ilir)
serta Kabupaten Ogan Komering Ilir Utara dan Kabupaten Muara Dua
(keduanya merupakan pecahan dari Kabupaten Ogan Komering Ulu).
Dengan demikian, pada tahun 2004 wilayah Propinsi Sumatera Selatan telah
terbagi menjadi 10 (sepuluh) kabupaten dan 4 kota. Propinsi Sumatera Selatan
memiliki luas wilayah yang besar dan pencapaian antar kota dan kabupaten cukup
jauh, oleh karenanya transportasi menjadi faktor pertimbangan utama dalam setiap
perencanaan. Selain menggunakan jalan raya, juga menggunakan kereta api. Pada
saat ini, lebih dari 90% jalan nasional dan jalan propinsi yang ada di Sumatera
Selatan sudah menggunakan aspal.
Tabel 3.1 Jarak Antar Kabupaten/ Kota di Sumatera Selatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kabupaten/ Kota
Kota Palembang
Kabupaten Ogan Ilir
Kabupaten Banyuasin
Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kota Prabumulih
Kabupaten Musi Banyuasin
Kabupaten Muara Enim
Kabupaten Ogan Komering
Ulu
Kabupaten Lahat
Kota Pagar Alam
Kabupaten Ogan Komering
Ulu Selatan
Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur
Kota Lubuk Linggau
Ibukota
Palembang
Inderalaya
Pangkalan Balai
Kayu Agung
Prabumulih
Sekayu
Muara Enim
Baturaja
Jarak
0 km
35 km
48 km
66 km
91 km
124 km
183 km
214 km
Lahat
Pagar Alam
Muara Dua
226 km
258 km
278 km
Muara Beliti
Martapura
312 km
321 km
Lubuk Linggau
347 km
3.1.2.Palembang
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palembang No. 23 Tahun 2000 yang
telah diundangkan tanggal 11 Desember 2000 dalam Lembaran Daerah Kota
Palembang mengalami pemekaran dari 8 Kecamatan menjadi 14 kecamatan serta
57
Taman Budaya
Sriwijaya
: Kabupaten Banyuasin
: Kabupaten Banyuasin
Letak Wilayah
Kota Palembang terletak antara 252 LS sampai 35 LS dan
10437 sampai 10452 BT dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari
permukaan laut. Pada tahun 2007 Kota Palembang dibagi 16 kecamatan
dan 107 kelurahan.
58
Taman Budaya
Sriwijaya
b.
Topografi Wilayah
Keadaan topografi Kota Palembang relatif datar dan rendah.
Hanya sebagian kecil wilayah kota sebelah utara yang berada pada
tempat yang agak tinggi. Sebagian besar tanah yang ada adalah tanah
rawa. Pada umumnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian
rata-rata 5-12 meter di atas permukaan laut, dengan komposisi: 48%
tanah dataran yang tidak tergenang air, 15% tanah tergenang secara
musiman dan 35% tanah tergenang terus menerus sepanjang musim.
Lokasi daerah yang tertinggi berada di Bukit Siguntang Kecamatan Ilir
Barat I, dengan ketinggian sekitar 10 m dpl. Sedangkan kondisi daerah
terendah berada di daerah Sungai Lais, Kecamatan Kalidoni. Kota
Palembang dibedakan menjadi daerah dengan topografi mendatar
sampai dengan landai, yaitu dengan kemiringan berkisar antara 2-10.
Sebagian besar dari wilayah Kota Palembang merupakan dataran
rendah yang landai dengan ketinggian tanah rata-rata 12 m di atas
permukaan laut.
59
Taman Budaya
Sriwijaya
Struktur Tanah
Kota Palembang memiliki jenis tanah berlapis alluvial, liat dan
berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung
minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang Jambi.
Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak di
bagian utara kota. Sebagian Kota Palembang digenangi air terlebih lagi
bila terjadi hujan terus menerus.
Taman Budaya
Sriwijaya
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2011,
suhu udara rata-rata berkisar antara 26,20C sampai 28,40C. suhu udara
maksimum terjadi pada bulan September yang berkisar 34,60C, sedangkan suhu
udara minimum terjadi pada bulan Januari dan Februari yang berkisar 23,40C.
Sedangkan untuk suhu udara maksimum per tahunnya sekitar 32,7C dan
minimum 24C. Untuk rata-rata per tahunnya suhu udara di Kota Palembang
sekitar 27,3C.
Tabel 3.3 Suhu Udara Maksimum, Minimum, dan Rata-rata
Menurut Bulan Tahun 2011
Suhu Udara (C)
No
Bulan
Maksimum Minimum Rata-rata
1. Januari
31,0
23,4
26,2
2. Februari
31,8
23,4
26,4
3. Maret
32,3
23,7
26,8
4. April
32,6
24,1
27,1
5. Mei
33,2
24,4
27,9
6. Juni
32,9
24,4
27,8
7. Juli
32,6
24,0
27,4
8. Agustus
34,0
23,9
27,9
9. September
34,6
24,2
28,4
10. Oktober
33,3
24,1
27,3
11. Nopember
32,6
24,2
27,5
12. Desember
31,4
24,1
26,8
Rata-Rata
32,7
24,0
27,3
Sumber : Palembang dalam Angka Tahun 2012, hal. 3 dan 5.
61
Taman Budaya
Sriwijaya
Lanjutan Tabel 3.4 .
Kecepatan
Penyinaran
Angin
Matahari Periode
(Knots)
8 jam-an (%)
8. Agustus
1010,2
3
78
9. September
1010,9
4
65
10. Oktober
1009,9
2
58
11. Nopember
1008,9
2
46
12. Desember
1009,1
2
33
Rata-Rata
1009,5
2,7
54
Sumber : Palembang dalam Angka Tahun 2012, hal.3, 7.
No
Bulan
Tekanan
Udara (mb)
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan topografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah
curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata hujan
selama tahun 2011 berkisar antara 14,6 mm3 (September) sampai 392,4 mm3
(Maret) seperti disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.5 Rata-rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin, dan Penyinaran Matahari
Menurut Bulan Tahun 2011
No
Bulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Curah Hujan
(mm3)
210,2
338,8
392,4
378,4
292,4
65,4
33,8
33,6
14,6
264,9
219,4
348,9
216,1
Banyak Hari
Hujan (Hari)
22
19
28
25
17
14
10
6
6
23
22
25
18,1
Rata-Rata
Sumber : Palembang dalam Angka Tahun 2012, hal. 4,8
62
Taman Budaya
Sriwijaya
Tabel 3.6 Kelembaban Udara Maksimum, Minimum, dan Rata-rata
Menurut Bulan Tahun 2011
Bulan
3.4. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Palembang pada pertengahan tahun 2011 adalah
sebesar 1.481.814 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 741.356 jiwa
dan perempuan sebesar 740.458 jiwa; sedangkan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun 2010 berdasarkan hasil Survei Penduduk 2010 adalah
1.455.284 jiwa dengan pertumbuhan penduduk dari tahun 2000 2011 adalah
sekitar 1,76%. Rasio jenis kelamin di Kota Palembang pada tahun 2011 sebesar
100,12% yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan
dengan jumlah penduduk perempuan. Untuk wilayah kecamatan rasio jenis
kelamin yang tertinggi terdapat di kecamatan Gandus sebesar 1-3,31%. Di urutan
kedua adalah kecamatan Kertapati sebesar 101,86%, sedangkan diurutan ketiga
adalah kecatan Sematang Borang dengan angka rasio sebesar 101,68%.
3.5. Sosial Budaya Ekonomi
Secara umum, pola kehidupan sosial budaya di Sumatera Selatan terutama
di Kota Palembang dapat digambarkan sebagai berikut :
63
Taman Budaya
Sriwijaya
3.5.1. Sistem Marga
Sistem
marga
di
Sumatera
Selatan
cenderung
bersifat
otonomi.
Taman Budaya
Sriwijaya
b. Pusat Agama Buddha
Taman Budaya
Sriwijaya
b. Masa Pemerintahan Ki Gede Ing Suro
Taman Budaya
Sriwijaya
memenuhi undangan
dan
Taman Budaya
Sriwijaya
a. Kilang Minyak Plaju yang mulai beroperasi tahun 1900
Dari sisi urban disain, arsitek Belanda ternama yaitu Herman Thomas
Karsten (1885-1945) yang terkenal dengan kota taman garden city juga
pernah berkarya di Palembang, tepatnya di kawasan Talang Semut. Selain di
Palembang, Karsten juga berkarya di banyak kota di Indonesia antara lain
Jakarta, Semarang, Malang, Bandung, dan Palembang.
Pada tanggal 1 April 1906, pemerintah kolonial Belanda menetapkan
Palembang sebagai kota. Secara administratif luas wilayah Kota Palembang
pada saat itu adalah 224 km2 yang terbagi atas wilayah Palembang Ilir dan
Palembang Ulu. Wilayah ilir terbagi lagi menjadi 29 kampung dan wilayah
ulu terbagi menjadi 14 kampung.
4. Jaman Pergerakan Kemerdekaan
Pergerakan Budi Utomo pada tahun 1908 yang diikuti dengan
munculnya organisasi-organisasi pergerakan nasional lain, tak terkecuali di
Kota Palembang menandai dimulainya perlawanan rakyat Palembang
terhadap kolonial Belanda. Beberapa organisasi pergerakan yang ada di
Kota Palembang saat itu antara lain Sarikat Islam, Partai Komunis Indonesia
(PKI), Muhammadiyah, Partai Nasional Indonesia (PNI), Partindo, Partai
Islam Indonesia, Gerindo dan Partai Indonesia Raya.
68
Taman Budaya
Sriwijaya
5. Jaman Pejajahan Jepang
Taman Budaya
Sriwijaya
Taman Budaya
Sriwijaya
Taman Budaya
Sriwijaya
Adat istiadat orang Palembang sudah mengakar sejak zaman Sriwijaya dan
diperkaya dengan masuknya unsur budaya Islam. Adat istiadat meliputi adat
sopan santun upacara adat dan hukum adat. Dalam mematuhi adat sopan santun,
seperti yang disaksikan oleh Dewan Penasehat Adat Sumatera Selatan, para
pemuda dalam menemui orang tuanya sendiri haruslah melakukan sujudan. Bila
sepasang muda mudi (bujang dan gadis) mau menikah, mereka tidak langsung
melakukan perkawinan, tanpa minta izin kepada orang tua mereka. Secara budaya
asli, tidak mungkin bagi wanita dan laki-laki di dalam masyarakat Sumatera
Selatan untuk melakukan hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo). Memang
secara undang-undang tidak ada larangan untuk hidup bersama, dan secara agama
dianggap dosa. Namun secara hukum adat, tindakan orang yang hidup bersama
ituu sangat dilarang.
Dalam aturan adat istiadat Palembang, ada berbagai pedoman yang harus
dipatuhi oleh masyarakat. Sistem nilai budaya masyarakat Palembang sudah
menggaris bawahi bahwa aturan-aturan/ norma-norma itu hendaklah dipatuhi
warga. Jika terjadi pelanggaran maka hukum adat sudah menentukan sangsi apa
yang harus dijatuhkan. Hukum adat masyarakat Palembang pada khususnya atau
masyarakat Sumatera Selatan pada umumnya melingkupi norma-norma aturan
untuk hak dan kewajiban individu.
Kemudian ada hukum adat untuk kehidupan keluarga (hubungan darah
perkawinan dengan segala konsekuensinya, termasuk tanggung jawab suami
kepada istri, harta/ warisan). Di samping itu ada hukum adat untuk hak milik dan
pertanahan. Sedangkan dalam rangka hubungan antara anggota masyarakat, sudah
ada pedomannya dalam bentuk pembuatan surat perjanjian, jika ada sesuatu hal
yang perlu dilaukukan. Apabila terjadi perselisihan/ konflik, maka hukum adat
juga sudah membuat berbagai aturan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam rangka untuk mengembalikan ke kondisi semula kalau terjadi
pelanggaran, hukum adat Sumatera Selatan sudah membuat pedoman berupa:
1. Timbang bangun (kompensasi)
2. Basuh dusun atau selamat dusun,berupa penyetoran sejumlah data ke
desa
72
Taman Budaya
Sriwijaya
3. Denda
4. Mengembalikan semua biaya (dalam perkawinan, kalau tidak jadi)
5. Penyingsingan (kompensasi untuk harga diri)
Taman Budaya
Sriwijaya
Taman Budaya
Sriwijaya
75
Taman Budaya
Sriwijaya
Taman Budaya
Sriwijaya
Taman Budaya
Sriwijaya
RENCANA KLB
MAKSIMUM (%)
ARAHAN MENURUT
RDTRK WP IA PUSAT
KOTA (%)
2-3
1-2
1-2
1-5
2-3
2-3
Sumber: Bappeda Palembang, 2012.
3
2
1
35
23
23
78
Taman Budaya
Sriwijaya
Taman Budaya
Sriwijaya
RENCANA KDB
MAKSIMUM (%)
60
70
75
65
80
60
60
60 - 70
75
40 - 65
75 - 80
45 60
Perumahan
Kapling Besar
Kapling Sedang
Kapling Kecil
Fasilitas Umum
Perdagangan dan Jasa
Perkantoran
ROW 15-20 M
ROW 15-20 M
80
Taman Budaya
Sriwijaya
3. Ketinggian dan Fungsi Bangunan
81
Taman Budaya
Sriwijaya
Peruntukan Lahan
Perumahan
Kapling Besar
Kapling Sedang
Kapling Kecil
Fasilitas Umum
Perdagangan dan Jasa
Perkantoran
82
Taman Budaya
Sriwijaya
83
Taman Budaya
Sriwijaya
GSbB = Min 5.00 m
GSSB = 0 m
GSSB = 0 m
GSSB = 0 m
Taman Budaya
Sriwijaya
Lanjutan Tabel 3.10
NO
VARIABEL
2. Kesesuaian dengan
Peraturan yang berlaku
8. Waktu Pencapaian
9. Kedekatan dengan Fasilitas
Pendukung Lainnya
Sumber: Analisis Penulis, 2013.
DETAIL
Lahan proyek harus disesuaikan dengan
RDTRK kawasan pengembangan yang
amsih berlaku untuk mencegah adanya
penyimpangan, sengketa, status tanah
yang tidak jelas, dan retriksi khusus lain
yang jelas seperti batas-batas sempadan,
KDB, KLB, FAR, dan sebagainya.
Dekat dengan jalur kendaraan umum
(Bus dan angkutan kota).
Ketersediaan jaringan listrik, telepon,
internet, dan air bersih.
Site berada dalam kawasan yang kental
dengan identitas kota Palembang.
Harus mampu menampung kebutuhan
seluruh fungsi yang terdapat di dalam
Taman Budaya Sriwijaya.
Jalan menuju tapak sudah di aspal dengan
kondisi yang baik
Dapat dimasuki oleh kendaraan roda dua,
roda empat, termasuk bus pariwisata,
mobil pemadam kebakaran, truk
pengangkut barang, dan truk pengangkut
sampah.
Maksimal 30 menit dari pusat kota
(Boulevard Masjid Agung Palembang)
Dekat dengan landmark kota dan
kawasan wisata lainnya (kaitannya
dengan identitas budaya).
Selain itu terdapat juga, peraturan dari pemerintah peruntukan lahan sebagai
fasilitas umum antara lain:
-
Jumlah Lantai
Luas Kapling
KDB
KLB
ART
: maksimal 4 lantai
: 100 4.000 m2
: 70%
: 0.8 0.1
: 0.5 0.75
Taman Budaya
Sriwijaya
86
Taman Budaya
Sriwijaya
87
Taman Budaya
Sriwijaya
a. Site 1
Berikut ini merupakan batas-batas site I antara lain:
1. Batas Utara: Kompleks Wisata Olahraga Gelora Sriwijaya
2. Batas Selatan : Lahan Kosong
3. Batas Barat: Kompleks Deskranasda, Sriwijaya Promotion Centre
4. Batas Timur
: Lahan Kosong
88
Taman Budaya
Sriwijaya
Berikut ini merupakan tabel penentu kriteria site untuk Taman Budaya
Sriwijaya antara lain:
NO
1.
2.
3.
4.
5.
Taman Budaya
Sriwijaya
Lanjutan Tabel 3.12 .
NO
VARIABEL
6. Luasan Site
7.
Aksesbilitas
8.
Waktu Pencapaian
9.
DETAIL
1. Harus mampu menampung kebutuhan seluruh
fungsi yang terdapat di dalam Taman Budaya
Sriwijaya.
2. Luasan site : 3,4 Ha
1. Jalan menuju tapak sudah di aspal dengan
kondisi yang baik
2. Dekat dengan jalan utama (jalan arteri).
1. Waktu pencapaian ke site: 20-25 menit dari
pusat kota
2. Waktu pencapaian ke site: 1,25 jam dari
bandara
Dekat dengan landmark kota yaitu Monumen
Parameswara, Kompleks Deskranasda, dan
Kompleks Wisata Olahraga (Gelora Sriwijaya)
Berdasarkan tabel kriteria di atas maka dapat dibuat analisis sederhana penentuan
lokasi untuk Taman Budaya Sriwijaya adalah sebagai berikut.
A.
B.
Luasan: 3,4 Ha
C.
Kelebihan:
1. Tersedianya lahan luas
2. Dekat dengan landmark kota, Monumen Parameswara
3. Dekat dengan sarana olahraga Gelora Sriwijaya
4. Berseberangan dengan Kompleks Deskranasda yang dapat menjadi
b. Site 2
Berikut ini merupakan batas-batas site 2 antara lain:
1. Batas Utara
90
Taman Budaya
Sriwijaya
Berikut ini merupakan tabel penentu kriteria site untuk Taman Budaya
Sriwijaya antara lain:
NO
1.
2.
3.
4.
5.
Taman Budaya
Sriwijaya
Lanjutan Tabel 3.13.
NO
VARIABEL
6. Luasan Site
7.
Aksesbilitas
8.
Waktu Pencapaian
9.
DETAIL
1. Harus mampu menampung kebutuhan seluruh
fungsi yang terdapat di dalam Taman Budaya
Sriwijaya.
2. Luasan site : 3,2 Ha
1. Jalan menuju tapak sudah di aspal dengan
kondisi yang baik
2. Dekat dengan jalan utama (jalan arteri).
1. Waktu pencapaian ke site: 20-25 menit dari
pusat kota
2. Waktu pencapaian ke site: 1,25 jam dari
bandara
Dekat dengan landmark kota yaitu Monumen
Parameswara, Kompleks Deskranasda, dan
Kompleks Wisata Olahraga (Gelora Sriwijaya),
serta berseberangan dengan Kompleks
Perumahaan Atlet.
Berdasarkan tabel kriteria di atas maka dapat dibuat analisis sederhana penentuan
lokasi untuk Taman Budaya Sriwijaya adalah sebagai berikut.
A. Lokasi: Jl. Gubernur Hasan Bastari.
B. Luasan: 3,2 Ha
C. Kelebihan:
1. Tersedianya lahan luas
2. Dekat dengan landmark kota, Monumen Parameswara.
3. Dekat dengan sarana olahraga Gelora Sriwijaya.
4. Berseberangan dengan Kompleks Deskranasda yang dapat menjadi
daya tarik para wisatawan.
5. Pencapaian ke lokasi yang strategis.
D. Kekurangan:
1. Dekat dengan permukiman, dapat membuat kebisingan yang tinggi.
2. Terdapat saluran drainase kota (riol kota) sehingga diperlukan
pertimbangan untuk pencapaian ke lokasi.
3. Jarak transit busway dan lokasi sedikit jauh, sehingga sedikit
memakan waktu dalam pencapaian ke lokasi.
4. Akses menuju ke site, dari arah utara cukup sulit, harus memutar arah
terlebih dahulu.
92