Pembelajaran Bahasa Indonesia: Secara Tematik Dan Integratif Yang Berorientasi KBK
Pembelajaran Bahasa Indonesia: Secara Tematik Dan Integratif Yang Berorientasi KBK
-------------------------------------------------------Abastrak
Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara tematik dan integratif
(terpadu) dengan fokus pada aspek keterampilan berbahasa. Secara tematik
dimaksudkan bahwa tiap kegiatan berbahasa mesti berpangkal pada tema tertentu.
Sementara itu, secara integratif dimaksudkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
dapat dilakukan dengan memadukan empat keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis disebut perpaduan internal dan memadukan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan bidang studi lain, seperti: Matematika, IPA,
dan IPS disebut perpaduan eksternal). Dalam pengimplementasiannya, digunakan
pendekatan komunikatif dan integratif.
Kata-kata kunci: tematik, integratif, dan komunikatif
Teaching Indonesian through Thematic and Integrative Approaches
which Oriented on the Competency Based Curriculum
by
Ida Bagus Putrayasa
Abstract
Teaching Indonesian is conducted through thematic and integrative activities
which is focused on the language skill. Thematic activity means that language
teaching activity should be based on certain theme. Integrative approach means that
teaching Indonesian can be done by integrating the four language skill, namely:
listening, speaking, reading, and writing. In addition, teaching Indonesian can also be
done by integrating the Indonesian language with other subjects such as Mathematics,
Science, Social Study. The implementation of this activity is used communicative and
integrative approaches.
Key words: thematic, integrative, communicative
1. Pendahuluan
Kebijakan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2005) yang dituangkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menggariskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara tematik
1
bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi lebih luas lagi,
yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai
dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif.
Menurut Littelwood (1981), pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran bahwa:
1) pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas
tentang bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa
tidak terbatas pada tata bahasa dan kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikasi bahasa.
2) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam
pembelajaran bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan
bahasa, tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk
bahasa, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan
bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi
dalam situasi dan waktu yang tepat.
Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa alternatif
teknik pembelajaran bahasa. Dalam kegiatan belajar-mengajar, siswa diberi latihan,
antara lain seperti di bawah ini.
(1) Memberi informasi secara terbatas.
Contoh:
a. Mengidentifikasi gambar
Dua orang siswa ditugasi mengadakan percakapan tentang benda-benda yang
terdapat dalam gambar yang disediakan oleh guru. Pertanyaan dapat mengenai
warna, jumlah, bentuk, dan sebagainya.
b. Menemukan pasangan yang cocok
Guru memberikan gambar kepada sekelompok siswa yang masing-masing
mendapat sebuah gambar yang berbeda. Seorang siswa yang lain (di luar
kelompok) diberi duplikat salah satu gambar yang telah dibagikan. Siswa ini
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada teman-temannya yang membawa
gambar dengan tujuan untuk mengetahui indentifikasi atau cirri-ciri gambar
4
yang mereka bawa. Dari hasil tanya jawab itu, siswa (pembawa duplikat)
tersebut harus dapat menemukan siapa di antara teman-temannya itu yang
membawa gambar yang cocok dengan duplikat yang dibawanya.
(2) Menemukan informasi tanpa dibatasi
Contoh:
Menemukan perbedaan
Siswa A dan B masing-masing mempunyai sebuah gambar yang sama, kecuali
beberapa bagian. Para siswa harus mendiskusikan gambar tersebut sehingga
menemukan perbedaannya.
(3) Menyusun informasi
Contoh:
Siswa diminta membayangkan bahwa mereka akan mengadakan kemah selama
tiga hari. Tiap anggota hanya boleh membawa barang kira-kira 11 kg. Kelompokkelompok itu harus menentukan apa saja yang mereka bawa, dengan melihat
barang yang patut dibawa, yang diberikan oleh guru, dan mempersiapkan
pembelaan apabila mereka ditentang oleh kelompok lain.
Latihan-latihan tersebut merupakan latihan penggunaan bahasa dalam aktivitas
komunikasi yang bersifat fungsional dalam kelas. Di samping itu, juga terdapat
aktivitas komunikatif yang lain, yakni: aktivitas interaksi sosial, dan simulasi dalam
bermain peran.
Uraian di atas dapat diringkaskan sebagai berikut.
- Pendekatan Komunikatif
- Teori dasar : Bahasa adalah alat komunikasi sosial.
- Artinya
: - bahasa itu bagi orang per orang adalah alat untuk mengungkapkan
perasaan, pikiran, maksud, dan sebagainya kepada orang lain. Apa
yang ada pada dirinya (misalnya informasi) disampaikan kepada
orang lain agar orang lain pun memilikinya. Alat yang dipakai untuk
menyampaikan itu adalah bahasa.
- bahasa adalah salah satu alat yang dipakai orang untuk berkomunikasi. Alat yang lain masih banyak, misalnya: kentongan, gerak anggota
5
Nielsen (1989) menyatakan bahwa pendekatan terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan aspek-aspek intra dan inter-bidang
studi, sehingga pembelajar memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh
dan simultan dalam konteks yang bermakna. Karena itu, ukuran keterpaduan dalam
pembelajaran terpadu adalah bahwa pembelajaran dilakukan secara sadar, sengaja,
bertujuan, dan sistematis yang dapat membantu anak memahami topik tertentu atau
ide umum dari berbagai sisi. Aktivitas pendidikan hendaknya menghilangkan jurang
pemisah antara bidang-bidang studi dan agar memfokuskan arah pembelajaran
kepada proses integratif, yang mengharuskan anak larut bila hendak mengorganisasi
pengetahuan dan pengalaman mereka.
Sementara itu, ahli pembelajaran terpadu seperti H.H. Jacobs dalam sebuah
wawancara dengan Brandt (1991) mengatakan bahwa kebutuhan untuk melaksanakan
pembelajaran terpadu didasari beberapa alasan, yaitu: (1) bahwa sementara jam
belajar di sekolah tetap, ilmu pengetahuan terus berkembang, (2) ada kecenderungan
anak tidak betah di sekolah karena apa yang harus dipelajari tidak sesuai dengan
kebutuhannya, dan (3) sudah jelas tidak logis mengajarkan konsep-konsep secara
terpisah-pisah sementara kehidupan anak tidak pernah menuntut pemisahan tersebut.
Dari sejumlah teori pembelajaran terpadu yang ada, maka pengertiannya dapat
diuraikan sebagai berikut: (1) pembelajaran terpadu beranjak dari suatu tema sebagai
pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik
yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lain, (2)
pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam
rentang kemampuan dan perkembangan anak, (3) pembelajaran terpadu merupakan
suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan,
dan (4) pembelajaran terpadu merakit dan menghubungkan sejumlah konsep dalam
beberapa bidang studi yang berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih
baik dan bermakna.
Sebagai suatu pendekatan yang berorientasi proses, pembelajaran terpadu
mempunyai ciri-ciri: (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman langsung
7
pada anak, (3) pemisahan antarbidang studi tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep
dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran, (5) bersifat luwes, dan (6)
hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
(Zuchdi, 1997).
Model pembelajaran terpadu yang paling dikenal adalah model terhubung
(connected model), model jarring laba-laba (webbed model), dan model terpadu
(integrated model). Pembelajaran terpadu antarbidang studi dapat dilihat pada contoh
di bawah ini.
IPA
Bahasa Indonesia
1. menyimak cerita
Nyi Roro Kidul
2. menyusun wacana
tentang pencemaran
laut
3. bercerita tentang darmawisata ke pantai
Matematika
1. menghitung luas laut
berdasarkan skala peta
2. mendemonstrasikan
menghitung berat jenis
air laut
3. menghitung persentase
perbandingan daratan
dan lautan
: Teknologi
: Cara Kerja Pompa Air
Dalam pelajaran IPA, guru dapat menjelaskan cara kerja pompa air.
Ini bisa dilanjutkan dengan diskusi tentang cara kerja tersebut. Untuk
kepentingan IPA, guru dapat menilai isi diskusi, sedangkan bidang
studi bahasa Indonesia menilai cara-cara berdiskusi.
bahasa
Indonesia
juga
dilakukan
secara
integratif. Artinya,
Daftar Pustaka
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2005). Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Bahasa Indonesia untuk SD/MI.
Brandt, R. (1991). On Interdiciplinary Curriculum: a Convensation with Heidi
Hayes Jacobs. Educational Leadership. Oktober.
Endraswara, S. (2003). Membaca, Menulis Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: Kota
Kembang.
Goodman, K. (1986). Whats Whole in Whole Language? N.H: Heinemann
Littelwood, W. (1981). Communication Language Teaching, an Introduction.
Sydney: Cambridge University Press.
Nielsen, M.N. (1989). Integrative Learning for Young Children: Thematic
Approach. Education Horizon. Fall.
Savignon, S.J. (1983). Communicative Competence. Addison Wesley: Publishing
Coy.
Zuchdi, D. (1997). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Jakarta: Depdikbud.
11
OLEH
PROF. DR. IDA BAGUS PUTRAYASA, M.PD.
Staf Edukatif JPBSID IKIP Negeri
Singaraja
12
MAKALAH
DISAMPAIKAN DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)
GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
TANGGAL, 16 20 MEI 2006
DI HOTEL DARMAWAN, DENPASAR
1
13