Anda di halaman 1dari 8

BAB III

LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Nama suami
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
No RM
Tanggal masuk
Pukul

: Ny. DMS
: 22 tahun
: Islam
: Jawa
: IRT
: SMA
: Tn. RS
: 26 tahun
: Islam
: Jawa
: Karyawan Swasta
: SMA
: Jl. Dusun XVII Tambak Bayan
: 23/06/13
: 06-01-2016
: 04.15 WIB

ANAMNESIS
Ny. DMS, 22 tahun ,G1P0A0, istri dari Tn. RS, 26 tahun datang ke RS Haji Medan
pada tanggal 6 januari 2016 pukul 04.15 WIB dengan :
KU

: Keluar air dari kemaluan

Telaah

: Hal ini dialami pasien sejak tanggal 05-01-2016 pukul 03.00


WIB. Air berbau amis, warna putih jernih, dan tidak dapat ditahan.
Os mengatakan ganti celana > 2x dalam waktu tersebut. Os
mengatakan keluar cairan pada saat Os sedang beristirahat.
Riwayat keluar lendir darah dari kemaluan (-), riwayat mulesmules (-). BAK (+) normal, BAB (+) normal. Riwayat keputihan
selama kehamilan (-), riwayat demam kahamilan (-), riwayat
terjatuh terbentur di daerah perut (-), riwayat berhubungan dengan
suami pada saat kehamilan (+), riwayat merokok (-).

RPO

: (+)

HPHT

: 20-04-2015

20

TTP

: 27-01-2016

Perkiraan usia kehamilan : 40 minggu 6 hari


ANC

: ke Bidan 4 kali

Riwayat persalinan
Riwayat KB
Riwayat Operasi

: 1. Hamil ini.
: tidak pernah
: tidak pernah

Status present
Keadaan Umum
: Baik, gizi kesan cukup
Sens : CM
Anemis
TD
: 120/80 mmHg
Ikterik
HR
: 70 x/i
Dyspnoe
RR
: 20 x/i
Sianosis
0
T
: 36,5 C
Oedem
TB
: 160 cm
BB
: 70 kg

: (-/-)
: (-/-)
: (-)
: (-)
: (-)

Status Generalisata
Mata
: anemis -/-, ikterus -/Leher
: KGB tidak teraba
Thorax
: Cor : Bunyi jantung normal, reguler, bunyi tambahan (-)
Pulmo : Suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen
: distensi (-), BU (+) Normal, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
Ekstremitas
: akral hangat (+), edema (-/-)
Status Obstetri
Abdomen

: Membesar, asimetris

Leopold I

: 2 jari dibawah proc. Xypoideus (32cm)

Leopold II

: Kiri teraba punggung, kanan teraba bagian kecil

Leopold III

: Teraba bulat keras, melenting, bagian bawah kepala

Leopold IV

: Divergen, 4/5

Gerak janin

: (+)

HIS

: 2x20/10

21

DJJ

: 148 x/i, reguler

EBW

: 3100 gr

Inspeculo

Inspeksi

Dilakukan pemeriksaan nitrazin tes, dimana kertas lakmus merah

: Tampak air menggenang di fornix posterior vagina

berubah menjadi biru. Kesan : nitrazin tes (+) Air Ketuban (+)
VT

ST

: Cervix 2cm
Promontorium tidak teraba
Linea Inominata teraba 2/3
Arcus Pubis Tumpul
Sacrum Cekung
Os Coccygeus mobile
: Lendir darah (-), Air Ketuban (+)

Hasil laboratorium tanggal 6-01-2016 pukul 06.12 wib


Hematologi
Darah rutin
Nilai
Nilai Rujukan
Hemoglobin
11,9
12 16
Hitung eritrosit
4,2
3,9 - 5,6
Hitung leukosit
13.900
4,000- 11,000
Hematokrit
36,1
36-47
Hitung trombosit
243.000
150,000-450,000

Satuan
g/dl
10*6/l
/l
%
/l

Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC

86,3
28,4
32,9

80 96
27 31
30 34

fL
pg
%

Hitung jenis leukosit


Eosinofil
Basofil
N.Stab
N. Seg
Limfosit
Monosit

1
0
0
86
10
3

13
01
2 6
5375
2045
48

%
%
%
%
%
%

Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu

80 mg/dL

Nilai Rujukan
< 140

22

Diagnosa Sementara
KPD + PG + KDR (40-42 minggu) + PK + JT+ AH + Inpartu
Lapor Supervisor dr. Muslich P, Sp.OG
Terapi :- IVFD RL 20 gtt/i
- Injeksi dexametason 3 amp singel dose
- Injeksi ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
Rencana : - bed rest
- awasi vital sign, His, DJJ
Lapor supervisior dr. Muslich P, Sp.OG
Rencana Operasi : SC a/i Ketuban Pecah Dini
(Tanggal 7-01-16 pukul 09.00 Wib)
Laporan SC a/i Ketuban Pecah Dini tgl 06-01-2016 Pukul 09.00 Wib
1.

Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan

2.

baik.
Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan betadin dan alkohol 70% pada

3.

dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan operasi.
Dibawah spinal anastesi dilakukan insisi pfannenstiel mulai dari kutis,

4.

subkutis, hingga tampak fascia.


Dengan menyisipkan pinset anatomis dibawahnya, fascia digunting kekanan

5.

dan kekiri, otot dikuakkan secara tumpul.


Peritonium dijepit dengan klem, diangkat lalu digunting keatas dan kebawah

6.
7.

kemudian dipasang hack blast.


Tampak uterus primigravida, identifikasi SBR dan lig. Rotundum.
Lalu plica vesicouterina digunting kekiri dan kekanan dan disisihkan

8.

kebawah arah blast secukupnya.


Selanjutnya dinding uterusd iinsisi secara konkaf sampai menembus
subendometrium. Kemudian endometrium ditembus secara tumpul dan

9.

diperlebar sesuai arah sayatan.


Dengan meluksir kepala, lahir bayi perempuan, apgar score 8-9, BB 3.400

gr, PB 52 cm, anus (+)


10. Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting diantaranya.
11. Plasenta dilahirkan dengan traksi pada tali pusat dan penekanan pada
fundus, kesan lengkap.

23

12. Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oval klem
13. Kavum uteri dibersihkan dari sisa sisa selaput ketuban dengan kassa steril
terbuka sampai tidak ada sisa selaput atau plasenta yang tertinggal. Kesan :
bersih.
14. Dilakukan penjahitan hemostasis figure of eight pada kedua ujung robekan
uterus dengan chromic catgut no.2.0,dinding uterus dijahit lapis demi lapis
jelujur

terkunci

overhecting.

Evaluasi

tidak

ada

perdarahan.

Reperitonealisasi dengan plain catgut no.1.0


15. Klem peritonium dipasang, lalu kavum abdomen dibersihkan dari bekuan
darah dan cairan ketuban. Kesan : bersih
16. Evaluasi tuba dan ovarium kanan kiri. kesan : normal.
17. Lalu peritoneum dijahit dengan plain catgut no.00. kemudian dilakukan
jahitan aproksimal otot dinding abdomen dengan plain cat gut no.00 secara
simple / continous
18. Kedua ujung fascia dijepit dengan kocher, lalu dijahit secara jelujur dengan
19.
20.
21.
22.

vycril no.2/0.
Subkutis dijahit secara simple sutura dengan plain cat gut no.00
Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vycril 2/0.
Luka operasi ditutup dengan kasa steril + betadin solusio.
Liang vagina dibersihkan dari sisa sisa darah dengan kapas sublimat hingga

bersih.
23. Keadaan umum ibu post operasi : stabil
Instruksi : Awasi vital sign, kontraksi dan tanda tanda perdarahan
Terapi : IVFD RL
20gtt/menit
Inj. Cefotaxim
1amp/8jam
Inj. Ketorolac
30 mg/8jam
Inj. Ditranex
500 mg/8jam
Inj. Ranitidin
25mg/12jam
Follow Up tanggal 8-01-16 pukul 06.00 WIB
S : nyeri luka operasi
O : Sensorium : Compos Mentis
Anemis
: -/TD
: 120/80 mmHg
Ikterik
: -/HR
: 80x/menit
Dyspnoe
:RR
: 24x/menit
Sianosis
:T
: 36,5C
Oedem
:SL : Abd
: Soepel
peristaltik
:+
P/V
: TFU
: 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
L/O
: Tertutup perban, kesan kering
BAK
: (+) via kateter

24

BAB
Flatus
ASI
Diagnosa
Terapi

: (-)
: (+)
: +/+
: Post SC a/i Ketuban Pecah Din i+ NH1
: IVFD RL
20gtt/menit
Inj. Ceftriaxon
1gr/8jam
Inj. Ketorolac
30 mg/8jam
Inj. Ditranex
500 mg/8jam
Inj. Ranitidin
25 mg/12jam
Follow Up tanggal 9-01-16 pukul 06.00 WIB
S : nyeri bekas operasi
O : Sensorium : Compos Mentis
Anemis
TD
: 120/80 mmHg
Ikterik
HR
: 88x/menit
Dyspnoe
RR
: 24x/menit
Sianosis
T
: 36,5C
Oedem
SL : Abd
: Soepel, peristaltik (+)
P/V
: TFU
: 2 jari di bawah pusat
L/O
: Tertutup perban, kesan kering
BAK
: (+) normal
BAB
: (-)
Flatus
: (+)
ASI
: +/+
Diagnosa
: Post SC a/i Ketuban Pecah Dini + NH2
Terapi
: IVFD RL
20gtt/menit
Inj. Ceftriaxon
1gr/8jam
Inj. Ketorolac
30 mg/8jam
Inj. Ditranex
500 mg/8jam
Inj. Ranitidin
25 mg/12jam
Follow Up tanggal 10-01-16 pukul 06.00 WIB
S : (-)
O : Sensorium : Compos Mentis
Anemis
TD
: 120/70 mmHg
Ikterik
HR
: 80x/menit
Dyspnoe
RR
: 22x/menit
Sianosis
T
: 36,7C
Oedem
SL : Abd
: Soepel, peristaltik (+)
P/V
:TFU
: 2 jari di bawah pusat
L/O
: Tertutup perban, kesan kering
BAK
: (+) normal
BAB
: (+) normal
Flatus
:+
ASI
: +/+
Diagnosa
: Post SC a/i Ketuban Pecah Dini + NH3

: -/: -/:::-

: -/: -/:::-

25

Follow Up tanggal 11-01-16 pukul 06.00 WIB


S : (-)
O : Sensorium : Compos Mentis
Anemis
TD
: 110/70 mmHg
Ikterik
HR
: 82x/menit
Dyspnoe
RR
: 20x/menit
Sianosis
T
: 36,7C
Oedem
SL : Abd
: Soepel, peristaltik (+) N
P/V
:TFU
: 2 jari di bawah pusat
L/O
: Tertutup perban, kesan kering
BAK
: (+) N
BAB
: (+) N
Flatus
:+
ASI
: +/+
Diagnosa
: Post SC a/i Ketuban Pecah Dini + NH4
Rencana PBJ tanggal 14 januari 2016

: -/: -/:::-

BAB IV
KESIMPULAN
Pengelolaan Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih
kontroversial dalam ilmu kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku
masih belum ada, selalu berubah. KPD sering kali menimbulkan konsekuensi
yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi
terutama kematian perinatal yang cukup tinggi.
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial dan
mempunyai banyak penyebab sesuai dengan penjabaran diatas. Untuk diagnosis
nya tidak sulit ditegakkan dengan keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak
disertai bau yang khas. Selain keterangan yang disampaikan dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah air
ketuban, diantaranya adalah tes ferning dan tes nitrazine.

26

Tata laksana penanganan, sebaiknya pasien dirawat di rumah sakit.


Diberikan antibiotik, observasi tanda vital dan janin. Melakukan pemeriksaan air
ketuban, kultur dan bakteri. Bila pre term Prematur ruptur of membran terjadi
berikan kortikosteroid bila terdapat peningkatan suhu dan terjadi distres janin
dapat dilakukan SC. Begitu juga pada Prom Hamil aterm dengan kelainan
obstetrikyang tidak dapat dilakukan per vaginam SC adalah tindakan yang tepat.
Pada kehamilan aterm tanpa kelainan obstetrik dapat dilakukan persalinan
pervaginam setelah melihat pematangan servik terlebih dahulu dengan bishop
score. Bila servik sudah matang dengan bishop score diatas 5 dapat langsung
diinduks dengan drip oksitosin, bila servik belum matang dapat dilakukan
pematangan servik dengan Prostglandin. Bila induksi berhasil dapat dilakukan
persalinan pervaginam, bila induksi gagal dengan berbagai macam penyebabnya
dapat dilakukan SC.

27

Anda mungkin juga menyukai