LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Nama
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Nama suami
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
No RM
Tanggal masuk
Pukul
: Ny. DMS
: 22 tahun
: Islam
: Jawa
: IRT
: SMA
: Tn. RS
: 26 tahun
: Islam
: Jawa
: Karyawan Swasta
: SMA
: Jl. Dusun XVII Tambak Bayan
: 23/06/13
: 06-01-2016
: 04.15 WIB
ANAMNESIS
Ny. DMS, 22 tahun ,G1P0A0, istri dari Tn. RS, 26 tahun datang ke RS Haji Medan
pada tanggal 6 januari 2016 pukul 04.15 WIB dengan :
KU
Telaah
RPO
: (+)
HPHT
: 20-04-2015
20
TTP
: 27-01-2016
: ke Bidan 4 kali
Riwayat persalinan
Riwayat KB
Riwayat Operasi
: 1. Hamil ini.
: tidak pernah
: tidak pernah
Status present
Keadaan Umum
: Baik, gizi kesan cukup
Sens : CM
Anemis
TD
: 120/80 mmHg
Ikterik
HR
: 70 x/i
Dyspnoe
RR
: 20 x/i
Sianosis
0
T
: 36,5 C
Oedem
TB
: 160 cm
BB
: 70 kg
: (-/-)
: (-/-)
: (-)
: (-)
: (-)
Status Generalisata
Mata
: anemis -/-, ikterus -/Leher
: KGB tidak teraba
Thorax
: Cor : Bunyi jantung normal, reguler, bunyi tambahan (-)
Pulmo : Suara pernapasan vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen
: distensi (-), BU (+) Normal, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba
Ekstremitas
: akral hangat (+), edema (-/-)
Status Obstetri
Abdomen
: Membesar, asimetris
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
: Divergen, 4/5
Gerak janin
: (+)
HIS
: 2x20/10
21
DJJ
EBW
: 3100 gr
Inspeculo
Inspeksi
berubah menjadi biru. Kesan : nitrazin tes (+) Air Ketuban (+)
VT
ST
: Cervix 2cm
Promontorium tidak teraba
Linea Inominata teraba 2/3
Arcus Pubis Tumpul
Sacrum Cekung
Os Coccygeus mobile
: Lendir darah (-), Air Ketuban (+)
Satuan
g/dl
10*6/l
/l
%
/l
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
86,3
28,4
32,9
80 96
27 31
30 34
fL
pg
%
1
0
0
86
10
3
13
01
2 6
5375
2045
48
%
%
%
%
%
%
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu
80 mg/dL
Nilai Rujukan
< 140
22
Diagnosa Sementara
KPD + PG + KDR (40-42 minggu) + PK + JT+ AH + Inpartu
Lapor Supervisor dr. Muslich P, Sp.OG
Terapi :- IVFD RL 20 gtt/i
- Injeksi dexametason 3 amp singel dose
- Injeksi ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
Rencana : - bed rest
- awasi vital sign, His, DJJ
Lapor supervisior dr. Muslich P, Sp.OG
Rencana Operasi : SC a/i Ketuban Pecah Dini
(Tanggal 7-01-16 pukul 09.00 Wib)
Laporan SC a/i Ketuban Pecah Dini tgl 06-01-2016 Pukul 09.00 Wib
1.
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan
2.
baik.
Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan betadin dan alkohol 70% pada
3.
dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan operasi.
Dibawah spinal anastesi dilakukan insisi pfannenstiel mulai dari kutis,
4.
5.
6.
7.
8.
9.
23
12. Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oval klem
13. Kavum uteri dibersihkan dari sisa sisa selaput ketuban dengan kassa steril
terbuka sampai tidak ada sisa selaput atau plasenta yang tertinggal. Kesan :
bersih.
14. Dilakukan penjahitan hemostasis figure of eight pada kedua ujung robekan
uterus dengan chromic catgut no.2.0,dinding uterus dijahit lapis demi lapis
jelujur
terkunci
overhecting.
Evaluasi
tidak
ada
perdarahan.
vycril no.2/0.
Subkutis dijahit secara simple sutura dengan plain cat gut no.00
Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vycril 2/0.
Luka operasi ditutup dengan kasa steril + betadin solusio.
Liang vagina dibersihkan dari sisa sisa darah dengan kapas sublimat hingga
bersih.
23. Keadaan umum ibu post operasi : stabil
Instruksi : Awasi vital sign, kontraksi dan tanda tanda perdarahan
Terapi : IVFD RL
20gtt/menit
Inj. Cefotaxim
1amp/8jam
Inj. Ketorolac
30 mg/8jam
Inj. Ditranex
500 mg/8jam
Inj. Ranitidin
25mg/12jam
Follow Up tanggal 8-01-16 pukul 06.00 WIB
S : nyeri luka operasi
O : Sensorium : Compos Mentis
Anemis
: -/TD
: 120/80 mmHg
Ikterik
: -/HR
: 80x/menit
Dyspnoe
:RR
: 24x/menit
Sianosis
:T
: 36,5C
Oedem
:SL : Abd
: Soepel
peristaltik
:+
P/V
: TFU
: 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
L/O
: Tertutup perban, kesan kering
BAK
: (+) via kateter
24
BAB
Flatus
ASI
Diagnosa
Terapi
: (-)
: (+)
: +/+
: Post SC a/i Ketuban Pecah Din i+ NH1
: IVFD RL
20gtt/menit
Inj. Ceftriaxon
1gr/8jam
Inj. Ketorolac
30 mg/8jam
Inj. Ditranex
500 mg/8jam
Inj. Ranitidin
25 mg/12jam
Follow Up tanggal 9-01-16 pukul 06.00 WIB
S : nyeri bekas operasi
O : Sensorium : Compos Mentis
Anemis
TD
: 120/80 mmHg
Ikterik
HR
: 88x/menit
Dyspnoe
RR
: 24x/menit
Sianosis
T
: 36,5C
Oedem
SL : Abd
: Soepel, peristaltik (+)
P/V
: TFU
: 2 jari di bawah pusat
L/O
: Tertutup perban, kesan kering
BAK
: (+) normal
BAB
: (-)
Flatus
: (+)
ASI
: +/+
Diagnosa
: Post SC a/i Ketuban Pecah Dini + NH2
Terapi
: IVFD RL
20gtt/menit
Inj. Ceftriaxon
1gr/8jam
Inj. Ketorolac
30 mg/8jam
Inj. Ditranex
500 mg/8jam
Inj. Ranitidin
25 mg/12jam
Follow Up tanggal 10-01-16 pukul 06.00 WIB
S : (-)
O : Sensorium : Compos Mentis
Anemis
TD
: 120/70 mmHg
Ikterik
HR
: 80x/menit
Dyspnoe
RR
: 22x/menit
Sianosis
T
: 36,7C
Oedem
SL : Abd
: Soepel, peristaltik (+)
P/V
:TFU
: 2 jari di bawah pusat
L/O
: Tertutup perban, kesan kering
BAK
: (+) normal
BAB
: (+) normal
Flatus
:+
ASI
: +/+
Diagnosa
: Post SC a/i Ketuban Pecah Dini + NH3
: -/: -/:::-
: -/: -/:::-
25
: -/: -/:::-
BAB IV
KESIMPULAN
Pengelolaan Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih
kontroversial dalam ilmu kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku
masih belum ada, selalu berubah. KPD sering kali menimbulkan konsekuensi
yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi
terutama kematian perinatal yang cukup tinggi.
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial dan
mempunyai banyak penyebab sesuai dengan penjabaran diatas. Untuk diagnosis
nya tidak sulit ditegakkan dengan keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak
disertai bau yang khas. Selain keterangan yang disampaikan dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar adalah air
ketuban, diantaranya adalah tes ferning dan tes nitrazine.
26
27