Anda di halaman 1dari 10

CONTOH PERUSAHAAN MULTINASIONAL DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA

PENGARUH KEHADIRAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL DUNKIN DONATS


DI INDONESIA
Dewasa ini pertumbuhan Perusahaan Multinasional (Multinational Corporations)
semakin berkembang pesat. Eksistensi Multinational Corporations (selanjutnya disebut
MNC) sendiri sudah ada sejak lama, bahkan sejak sebelum Perang Dunia I dimulai. Sejak awal
kehadirannya, hingga pertengahan tahun 1980an MNC sudah tumbuh berkali-kali lipat lebih
cepat dibandingkan pertumbuhan perdagangan dunia. MNC memiliki jenis-jenis yang beragam,
mulai dari perusahaan eksplorasi tambang migas dan mineral, perusahaan-perusahaan
manufaktur, hingga ke bidang pendidikan serta gerai-gerai pangan seperti kafe. Salah satu
Perusahaan Multinasional yang bergerak di bidang kafe ataupun gerai-gerai pangan
adalah Dunkin Donats, atau yang lebih akrab disingkat dengan sebutan DD.
Dunkin Donats sendiri mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1985, dengan gerai
pertamanya di Jl. Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Sebenarnya, Dunkin Donats bukan merupakan
perusahaan donat multinasional pertama yang masuk ke Indonesia. Di tahun 1968, American
Donat merupakan perintis donat pertama yang digoreng dengan mesin otomatis di Pekan Raya
Jakarta. Selain membuka gerainya di pekan raya, American Donat juga membuka gerainya di
berbagai tempat di Jakarta. Selain itu, masih ada perusahaan-perusahaan multinasional donat
lainnya yang juga berusaha mengimbangi gerak Dunkin Donats, seperti Country Style Donats
asal Kanada, Donats Xpress asal Australia, Krispy Kreme yang juga berasal dari AS, serta masih
banyak lagi perusahaan-perusahaan donat lainnya.
Meskipun demikian, Dunkin Donats-lah yang dinilai paling berhasil dalam meluaskan
jaringan pasarnya di Indonesia, bahkan di dunia. Dunkin Donats telah berhasil membuka lebih
dari 8.800 gerai donatnya di lebih dari 35 negara di berbagai benua. Di Indonesia sendiri
Dunkin Donats telah membuka 200 gerai lebih di kota-kota besar di seluruh Indonesia, seperti
Medan, Yogyakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Jakarta, dan kota-kota lainnya di
Indonesia. DunkinDonats telah berhasil menjadi model dalam hal pelayanan serta konsep gerai
yang dimilikinya. Bahkan DunkinDonats terkadang dianggap sebagai bayang-bayang bagi
perusahaan donat lainnya. Di Jogjakarta, Dunkin Donats telah merambah ke mall-mall,
swalayan serba ada, jalan-jalan di malioboro, hingga ke bookstore-bookstore seperti Gramedia.
Kembali kepada isu mengenai MNC yang mengundang banyak polemik dari berbagai kalangan,
terutama mengenai kehadirannya di Negara-Negara Dunia Ketiga. Perusahaan-perusahaan
Multinasional dianggap sebagai ancaman bagi usaha-usaha lokal di negara tempat ia berada.
Namun, meskipun demikian, pemerintah negara-negara tersebut tetap saja saling berlombalomba (bidding wars) untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya di negara
mereka dalam bentuk Foreign Direct Investment.

Kehadiran MNCterkadang memang membawa keuntungan dan kerugian. Hal inilah yang
menjadi perdebatan antara pihak-pihak yang pro dan kontra atas kehadiran Perusahaan
Multinasional di negara mereka.
Pihak yang kontra berpendapat bahwa Perusahaan Multinasional dalam praktiknya
membawa lebih banyak kerugian daripada keuntungan bagi negara mereka. Salah satu isu yang
paling kontroversial mengenai kehadiran MNCterutama di negara-negara berkembang
adalah isu mengenai outsourcing. Selain itu,terkadang kedaulatan nasioal juga tergadaikan
dengan adanya upaya MNC untuk masuk ke dalam negara tersebut. Upaya alih teknologi yang
pada mulanya diisukan sebagai keunggulan dari masuknya perusahaan multinasional di negaranegara berkembang ternyata tidak terbukti. Di samping itu, masih banyak lagi reaksi-reaksi
negatif lainnya yang bermunculan akibat masuknya perusahaan multinasional di negara-negara
dunia ketiga.
Namun, terkadang orang menjadi lupa bahwa kehadiran Perusahaan Multinasional
sebenarnya tidak hanya membawa dampak yang negatif saja bagi negara penerima. Selain
membawa modal asing dan pemasukan berupa pajak, MNC sebenarnya juga membawa dampak
positif lainnya. Perbincangan mengenai MNC tidak akan berkembang jika hanya mengenai
dampak negatif yang dibawa oleh MNC saja. Kehadiran MNC sebenarnya bisa menjadi stimulus
bagi berkembangnya usaha-usaha lokal sejenis yang ada bagi negara penerima. Salah satu contoh
kasus yang disajikan dalam tulisan ini adalah kehadiran DunkinDonats yang memacu hadirnya
usaha-usaha donat lokal seperti J.CO, I-Crave, Java Donat, dan lain sebagainya.
MASUKNYA DUNKIN DONATS DI INDONESIA
DunkinDonats pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman Modal Asing
Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta. Dunkin Donats sebelumnya
juga telah membuka cabang-cabangnya (franchise) di berbagai negara, seperti negara-negara di
Eropa.
Sebelumnya, dengan mengacu pada UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing, mari kita lihat terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan penanaman modal asing:
Pengertian penanaman modal asing di dalam undang-undang ini hanyalah meliputi
penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan
undang-undang . dan yang digunakan untuk menjalankan Perusahaan di
Indonesia Sedangkan yang dimaksud dengan Modal Asing dalam undang-undang tersebut
adalah: Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa
Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan Perusahaan di
Indonesia. Salah satu bentuk pembiayaan yang dilakukan oleh Perusahaan Multinasional di
Indonesia adalah dalam bentuk pajak(taxation).

DunkinDonats pada mulanya tumbuh dan berkembang di kota Boston, Amerika Serikat pada
tahun 1940 (dengan nama awal Open Kettle). Kemudian perusahaan ini terus tumbuh dan
berkembang hingga akhirnya pada tahun 1970, DunkinDonats telah berhasil menjadi
perusahaan dengan merek internasional. Kemudian pada tahun 1983 perusahaan DunkinDonats
dibeli oleh Domecq Sekutu (Allied Domecq) yang juga membawahi Togos dan Baskin Robins.
Di bawah Allied Domecq, perluasan pasar DunkinDonats secara internasional semakin
diintensifkan. Hingga akhirnya gerai DunkinDonats tersebar tidak hanya di benua Amerika saja,
tetapi juga meluas ke benua-benua seperti Eropa dan Asia.
Di Indonesia sendiri, Dunkin Donats mulai merambah pasarnya pada tahun 1985 dengan
gerai pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Khusus wilayah Indonesia, master
franchise DunkinDonats dipegang oleh Dunkin Donats Indonesia. Saat pertama kali
DunkinDonats membuka gerai pertamanya di Indonesia (pada tahun 1980-an), tidak ada reaksi
keras dari masyarakat yang menentang perusahaan tersebut untuk masuk. Masyarakat cenderung
menganggap positif atas upaya perusahaan tersebut dalam memperluas jaringan pasarnya.
Mereka justru cenderung merasa senang atas hadirnya DunkinDonats di Indonesia.

PENGARUH KEHADIRAN DUNKIN DONATS DI INDONESIA


Hadirnya suatu Perusahaan Multinasional baru, tentunya membawa pengaruh bagi negara
penerima perusahaan tersebut. Demikian pula kehadiran DunkinDonats sendiri yang juga
membawa pengaruh bagi masyarakat.
Secara sosial, pengaruh yang dibawa oleh perusahaan DunkinDonats tidak membawa
dampak yang signifikan bagi pola kehidupan masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa
kehadiran MNC dapat mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih konsumtif. Masyarakat
dinilai akan saling berlomba-lomba dalam menggunakan (mengonsumsi) produk dari Perusahaan
Multinasional tersebut untuk menunjukkan strata sosial mereka dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun, dalam hal ini tidak terjadi demikian. Sebelum kehadiran DunkinDonats sendiri (tahun
1985), sudah ada American Donats yang masuk terlebih dahulu pada tahun 1968. Sementara,
donats sendiri bukanlah suatu produk makanan yang baru. Ia sudah ada dan populer di tengahtengah masyarakat sama seperti halnya roti.
Sedangkan mengenai isu outsourcingyang juga dinilai akan memberikan kontribusi
bagi peningkatan jumlah penduduk perumahan kumuh di daerah perkotaantidak berlaku bagi
kehadiran perusahaan ini. Produksi donat yang dihasilkan dari perusahaan ini menggunakan
teknologi mesin penggoreng otomatis. Sehingga, tenaga manusia yang digunakan lebih banyak
bergerak di bidang Manajemen dan Pelayanan. Hal ini justru membawa dampak yang positif
bagi masyarakat, yaitu yang paling pokok adalah mengurangi angka pengangguran dan
memberdayakan produktivitas sumber daya manusia. Selain itu, bagi masyarakat pribadi, hal ini
dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam bidang manajemen dan pemasaran ditambah
lagi dengan perluasan jaringan kerja (work networking).

Sedangkan secara ekonomi, kehadiran dan keberadaan DunkinDonats tidak sampai


mengancam eksistensi (keberadaan) usaha-usaha donat lokal yang ada. Buktinya saja sampai saat
ini kita masih menjumpai penjual-penjual yang menjajakan donat buatan industri rumah tangga
ataupun industri kecil. Baik di pasar-pasar tradisional, sekolah-sekolah maupun kantor, warung,
serta pedagang-pedagang keliling. Kehadiran DunkinDonats dianggap sebagai salah satu varian
dari jenis-jenis donat yang ada. Selain itu, adanya segmentasi pasar tersendiri dari Dunkin
Donat, membuat eksistensi usaha-usaha donat lokal yang ada tetap terjaga.
Ada satu hal yang menarik dari pengaruh kehadiran Perusahaan Multinasional
DunkinDonats di Indonesia. Secara empiris, hadirnya Dunkin Donats telah menstimulus
timbulnya persaingan dari perusahaan lokal sejenis. Terbukti saat ini mulai banyak bermunculan
perusahaan donat lokal yang menghasilkan donat-donat berkualitas sampai dengan yang
berorientasi pada bentuk resto donat dan kopi. Sebut saja donat I-Crave, Java Donat, Donat
Kampoeng Utami (Dku. Donats Indonesia), Ring Master, sampai perusahaan donat J.CO (milik
penata rambut Indonesia ternama, Johnny Andrean) yang semakin digemari para penikmat donat.
Dunkin Donats yang merupakan restoran donat dan kopi dengan jaringan terbesar di dunia saat
ini terbukti mampu merangsang pertumbuhan perusahaan donat lokal yang ada.
Saat ini bahkan perusahaan donat J.CO dinilai mampu menandingi DunkinDonats dalam
hal pelayanan dan kualitas produk yang ditawarkan (berdasarkan jumlah pengunjung yang
datang dan antre setiap harinya). Hal ini mungkin sejalan dengan istilah laissez-faire (let be
atau biarkan saja). Di mana pemerintah membiarkan Perusahaan masuk dan berkembang
hingga akhirnya mampu memicu persaingan dengan pengusaha lokal. Hal ini mungkin juga
sejalan dengan prinsip liberalisme dalam tulisan Adam Smith (1776), yaitu teori The Invisible
Hand. Smith yakin pada sifat baik manusia yang mau bekerjasama dan konstruktif. Masyarakat
bisa saling bekerja dalam keselarasan dengan sesamanya, walaupun bersaing dalam melayani
pelanggan yang sama ataupun menghasilkan produk yang sama.

DAMPAK KEHADIRAN DUNKIN DONATS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN USAHA LOKAL
Telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa keberadaan Perusahaan Multinasional
DunkinDonats terbukti tidak sampai mengancam eksistensi (keberadaan) perusahaan lokal yang
ada. Pedagang-pedagang tradisional banyak yang menjajakan donat-donat dari usaha industri
kecil ataupun usaha rumah tangga. Bahkan saat ini pun industri rumahan tersebut banyak yang
mengadaptasi adonan kue donat yang lebih lembut. Adanya segmentasi pasar juga menjamin
keberlangsungan perusahaan donat-donat lokal. Sehingga kehadiran DunkinDonats tidak terlalu
mengancam usaha-usaha tersebut.
Di samping itu, saat ini pun sudah mulai banyak perusahaan-perusahaan donat lokal yang
mampu menghasilkan produk-produk donat berkualitas. Bahkan sebagian dari mereka sudah
mempunyai nama ataupun membuka gerai berkonsep resto donat dan kopi seperti halnya

DunkinDonats. Sebut saja donat I-Crave, Java Donat, J.CO, Donat Oishii, Mister Donat, dan
lain sebagainya. Donat-donat lokal ini juga tidak kalah digemarinya oleh para penikmat donat.
Sebuah polling dalam sebuah situs internet baru-baru ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kegemaran para penikmat donat terhadap rasa dari jenis-jenis donat yang ada, baik lokal maupun
yang dari luar.
Salah satu dari perusahaan-perusahaan donat lokal yang mampu bersaing dengan
Perusahaan DunkinDonats adalah J.CO (perusahaan milik penata rambut Johnny Andrean).
J.CO mulai berdiri sejak tahun 2005. Perusahaan ini bahkan dianggap mampu menyaingi
DunkinDonats dalam hal cita rasa dan pelayanan. J.CO pun telah membuka gerai-gerainya di
mall-mall besar di kota-kota besar di Indonesia. J.CO dianggap sebagai salah satu perusahaan
donat lokal yang mampu keluar dari bayang-bayang Perusahaan Multinasional DunkinDonat.
Perusahaan donat J.CO dianggap sebagai perusahaan donat lokal yang berhasil membuat
gebrakan dalam bisnis di bidang resto donat dan kopi. J.CO dianggap berhasil tampil beda
dengan para pemain sebelumnya karena berhasil menawarkan konsep gerai baru. J.CO
menggunakan konsep gerai Open Kitchen (sama seperti Bread Talk, keduanya juga berada
dalam satu payung perusahaan yang sama). Namun, bukan hanya konsep gerai saja yang
membuat J.CO dianggap lebih unggul daripada DunkinDonats. Kualitas jasa (tingkat pelayanan)
J.CO juga dinilai lebih baik daripada tingkat pelayanan DunkinDonats.
Di samping itu, kualitas produk dalam hal rasa dan bahan J.CO juga dinilai lebih baik dan lebih
berkualitas. J.CO dinilai lebih legit dan lebih lembut bagi para penikmat donat dibandingkan
dengan rasa Dunkin Donats. Bahan-bahan yang digunakan juga dinilai baik dan sehat. Misalnya,
coklat putih Belgia, yoghurt dan susu bebas lemak, biji kopi yang dikembangkan dari Brazil
dan lain sebagainyayang memang dinilai sebagai bahan-bahan yang berkualitas. Selain itu,
teknologi mesin penggoreng yang digunakan juga diimpor langsung dari Amerika Serikat.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lokal juga mampu memiliki kualitas dalam hal
produk, pelayanan, maupun sistem manajemen yang tidak kalah dengan Perusahaan-Perusahaan
Multinasional. Ditambah lagi, perusahaan J.CO juga memiliki wadah komunitas berupa J.CO
Community dan jejaring sosial berupa facebook. Sehingga memudahkan J.CO untuk
menyalurkan info-info kepada para pelanggannya, baik berupa launching gerai ataupun outlet
baru, promosi produk, sampai dalam hal pelayanan baru misalnya berupa Midnite Sale. Eventevent ataupun kegiatan-kegiatan yang diadakan perusahaan tersebut, biasanya juga
diinformasikan melalui sarana media tersebut. Hal ini membuat perusahaan J.CO semakin dekat
dengan para pelanggannya
Tidak hanya memasarkan produknya di dalam negeri (tingkat lokal) saja. J.CO Donats &
Coffee Indonesia juga telah membuka cabang-cabangnya di negara-negara Asia Tenggara.seperti
Malaysia, Singapura dan Filipina. Di Malaysia sendiri, J.CO Donats & Coffee telah membuka
gerainya di Kuala Lumpur dan Petaling Jaya, Selangoryang dianggap sebagai pusat kegiatan
ekonomi Malaysia. Saat ini bahkan J.CO dianggap sebagai waralaba resto Donat & Coffe yang
laju pertumbuhannya paling cepat di Asia Tenggara.

Fakta-fakta tersebut di atas menunjukkan bahwa, perusahaan-perusahaan lokal terbukti


juga tidak kalah bersaing dengan Perusahaan-Perusahaan Multinasional yang berasal dari luar
negeri. Bisnis di bidang pangan berupa resto Donat & Coffe merupakan salah satu contoh
kemajuan yang dimiliki oleh usaha-usaha lokal. Masih banyak lagi usaha-usaha lokal yang juga
memiliki nama di tingkat regional bahkan global. Misalnya saja perusahaan Mustika Ratu
ataupun Sari Ayu yang merupakan produk di bidang kecantikan. Hal ini tentunya juga menjadi
pemicu bagi perusahaan-perusahaan lokal lainnya untuk turut bersaing di era globalisasi ini.
Tidak selamanya Perusahaan Multinasional hanya dikuasai oleh negara-negara ekonomi maju.
Bahkan saat ini disebutkan bahwa para pelaku MNC dari negara-negara ekonomi maju
eksistensinya mulai terancam, karena mendapatkan saingan yang cukup ketat dari negaranegara industri berkembang serta negara-negara berkembang lainnya (new emergent forces)

Dampak Impor China Terhadap Neraca Perdagangan Indonesia dan sektor yang paling
berpengaruh.
Indonesia kebanjiran produk impor, terutama dari China. Produk impor yang masuk melalui
sejumlah pelabuhan di Tanah Air itu "menyerang" konsumen dengan barang jadi dan industri
dengan bahan baku.
Kinerja perdagangan Indonesia tahun 2013-2015 mengalami penurunan, seiring pertumbuhan
perdagangan dunia yang diperkirakan terus menurun. Penurunan kinerja perdagangan Indonesia
tersebut, mulai berdampak terhadap ekspor Indonesia yang terus menurun.
Sejak perdagangan bebas dengan Asean dan Cina mulai 1 Januari 2010 mulai berdampak pada
pasar dalam negeri. Terjadi persaingan ketat antara berbagai Negara dalam bidang
perdagangan.Jika tidak pintar menciptakan produk yang baru maka produk mereka akan
tersingkir. Seperti : Produk Indonesia dengan produk Cina yang sedang panas beberapa tahun ini.
Serangan produk Cina ke dalam pasar internasional telah menyingkirkan produk lokal. Penjualan
produk Cina pun begitu mencengangkan, karena rata-rata penjualan produk china lebih tinggi
daripada produk Indonesia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sektor yang
paling berdampak dari adanya Impor barang dari China adalah Pasar produk besi baja, mesinmesin, dan otomotif. Yang ditunjukkan dari data tahun 2013 sampai 2015 sebesar
$31.283.302.980, di mana setiap tahunnya mengalami kenaikan yang menyebabkan neraca
perdagangan Indonesia defisit yang mengakibatkan terhambatnya kegiatan ekspor.

No
.
1

Kelompok Hasil Industri


Besi Baja, Mesin-mesin dan

2013

2014

2015

10.126.275.535

10.645.640.092

10.511.387.353

6.724.511.791
2.533.046.913
2.450.895.104
1.452.427.716
367.507.114
557.834.234

6.438.820.761
2.588.682.506
2.592.231.643
1.405.460.632
485.840.349
563.558.129

5.862.972.465
2.612.705.109
2.345.106.718
1.507.108.809
666.484.745
560.962.809

2
3
4
5
6
7

Otomotif
Elektronika
Tekstil
Kimia Dasar
Alat-alat Listrik
Pupuk
Plastik

Keramik, Marmer dan Kaca

481.273.332

549.543.800

510.233.095

Pengolahan Aluminium

366.886.839

544.836.090

424.199.593

441.654.433

434.396.877

400.857.678

391.112.742

366.816.658

342.796.407

10
11

Barang-barang

Kimia

lainnya
Kulit, Barang

Kulit

dan

Sepatu/Alas Kaki

12

Makanan dan Minuman

332.731.150

306.868.447

320.261.259

13
14
15

311.664.220
252.221.312
241.339.819

315.220.365
235.927.515
229.555.902

290.737.934

213.391.746

195.502.142
186.347.673

194.423.261
168.256.466

171.451.622

166.320.798

20
21
22

Komoditi lainnya
291.875.642
Produk Farmasi
245.018.345
Pulp dan Kertas
246.215.076
Pengolahan Tembaga, Timah
204.609.921
dll.
Pengolahan Karet
224.766.415
Rokok
207.349.125
Alat Olah Raga, Musik,
231.842.025
Pendidikan dan Mainan
Pengolahan Kayu
167.421.656
Minyak Atsiri
101.652.835
Makanan Ternak
39.375.443

163.670.608
103.860.274
176.367.327

152.533.217
97.411.436
81.295.714

23

Kamera dan Alat-alat Optis

79.203.041

72.021.861

65.780.958

54.182.873

57.731.416

56.853.778

19.260.486
Semen
Pengolahan Tetes
39.687.783
Kosmetika
39.063.149
Peng. Emas, Perak, Logam
13.354.693
Mulia, Perhiasan dll.

15.973.629

54.137.812

35.133.510
36.779.544

39.270.256
31.927.923

13.398.425

19.106.683

16
17
18
19

24
25
26
27
28

Barang-barang
lainnya
Semen dan

Kerajinan
Produk

dari

29
30

Pengolahan

Hasil

Hutan

Ikutan
Pengolahan

Kelapa/Kelapa

15.264.176

7.700.084
Sawit
(Dalam US$; Sumber data: BPS, diolah Kemenperin.)

15.920.531

11.609.857

7.322.797

5.827.517

Bagaimana sector pariwisata dalam mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia?


Pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting dan memberikan kontribusi positif
bagi perekonomian nasional. Kontribusi sektor ini yang paling nyata adalah terhadap penerimaan
devisa negara. Tambahan devisa dari sektor pariwisata selama ini turut mendukung penguatan
cadangan devisa. Posisi cadangan devisa yang kuat pada gilirannya akan mendorong penguatan
(apresiasi) nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, terutama terhadap US dolar. Sektor pariwisata
juga berpotensi mendorong pertumbuhan sektor swasta dan pembangunan infrastruktur serta
peningkatan penerimaan negara dari pajak, terutama pajak tidak langsung. Sektor-sektor yang
memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan pariwisata antara lain adalah agen perjalanan,
operator wisata, hotel serta restoran, sedangkan yang bersifat tidak langsung antara lain adalah
dengan sektor perbankan, perusahaan asuransi, transportasi, budaya dan layanan lain yang
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan perjalanan dan pariwisata.
Selain itu, perkembangan sektor pariwisata juga memiliki keterkaitan dengan perdagangan
internasional (ekspor dan impor). Hal ini dibuktikan melalui berbagai studi yang pernah
dilakukan di sejumlah negara dimana kedua sektor tersebut memiliki hubungan kausalitas yang
positif. Artinya, kedua sektor tersebut bisa saling mempengaruhi satu sama lain.

Tugas Manajemen Keuangan


Internasional

Nama Kelompok :
Fikih Fitria 1331500080
Candra Asmorowati 1331502508
Novia Andriani 1331500395

Anda mungkin juga menyukai