PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembelajaran di tingkat perkuliahan, kita membahas segala
sesuatunya yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada dalam
kehidupan. Umumnya masalah tersebut berkaitan dengan bidang ilmu
pengetahuan maupun kedokteran. Masalah tersebut akan kita coba selesaikan
dalam suatu diskusi.
Gejala penyakit paru yang paling sering ditemukan adalah batuk. Batuk
merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada.
Batuk adalah refleks normal yang melindungi tubuh manusia. Tentu saja bila batuk
itu berlebihan, ia akan menjadi amat mengganggu. Batuk dalam bahasa latin
disebut tussis yang adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering
berulang-ulang
yang
bertujuan
untuk
membantu
membersihkan
saluran
Semoga laporan ini dapat memberi penjelasan yang cukup jelas dan
berguna untuk membantu berbagai pihak yang memerlukan. Akhir kata, selamat
belajar!
1.2 Skenario
Seorang mahasiswa dan mahasiswi di suatu fakultas kedokteran sedang
mencari bahan pembelajaran di perpustakaan. Di perpustakaan, mereka
mendengar 2 orang batuk secara berganti, kemudian mereka mengomentari
batuk-batuk tersebut.
BAB II
ISI
I. CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
Anggota kelompok tidak menemukan istilah-istilah yang tidak diketahui artinya,
baik itu istilah kedokteran maupun kata bahasa inggris.
penjelasan tambahan)
V. LEARNING OBJECTIVES
1. Memahami definisi batuk
2. Mengatahui etiologi batuk
3. Memahami mekanisme batuk secara fisiologis
4. Mengetahui jenis-jenis batuk serta kriteria-kriterianya
5. Memahami prosedur untuk mendiagnosa batuk berdasarkan gejala-gejala khas
serta mampu membedakan batuk pada anak dan dewasa
2. Etiologi batuk
Berdasarkan asalnya pencetusnya, ada 2 jenis penyebab batuk, yaitu
eksorgenik yang disebabkan pemaparan terlalu lama terhadap iritan
(contohnya asap rokok) dan endorgenik yag sifatnya persisten/terus menerus
(contohnya GERD, sekresi dahak, edema mukosa.
Setiap gangguan yang mengakibatkan peradangan, penyempitan,
infiltrasi atau kompresi saluran napas dapat dikaitkan dengan batuk.
Peradangan
Peradangan biasanya berasal dari infeksi saluran napas, bisa oleh karena
virus atau bakteri bronkitis hingga bronkiektasis. Pada virus bronkitis radang
saluran napas kadang-kadang berlanjut lebih lama, setelah resolusi gejala
khas akut, sehingga menghasilkan batuk yang berkepanjangan selama
berminggu-minggu. Infeksi pertusis juga merupakan kemungkinan batuk
terus-menerus pada orang dewasa.
Penyempitan
Salah satu penyakit yang berhubungan dengan penyempitan saluran
Infiltrasi
Infiltrasi
pada
dinding
saluran
napas
misalnya
pada
karsinoma
3. Mekanisme Batuk
Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama, yaitu; reseptor batuk,
serabut saraf aferen, pusat batuk, susunan syaraf eferen, susunan syaraf eferen
dan efektor. Reseptor batuk berupa serabut syaraf non mielin halus. Nervusnervus yang berperan adalah n. vagus (laring, trakea, bronkus, pleura, lambung,
telinga/cabang
amold),
n.
phrenicus
(perikardium
dan
diafragma),
n.
dimulai
dari
datangnya
rangsangan
eksergonik
atau
Reflek batuk itu penting, orang yang mengalami disfungsi glotis, reflek
batuk akan kurang efektif.
4. Klasifikasi batuk
a. Berdasarkan waktu
Dewasa: akut (>3 minggu), subakut (3-8 minggu), kronik (>8 minggu)
Anak: akut (2-4 minggu) dan kronik (4 minggu).
Batuk akut pada anak biasanya diperiksa menggunakan foto rontgen
dada. Beberapa penyebab yang menyebabkan batuk akut pada anak adalah
pneumoni karena virus (wheezing dan demam), pneumonia karena bakteri
(nafas lemah, nyeri dada, dan muntah), benda asing (batuk tiba-tiba dan tanpa
demam), bronkiolitis (takipneu dan wheezing), bakterial trakea contohnya
difteri (ada striddor, demam tinggi, sekret purulen, dan pada membran trakea
terdapat membran berwarna abu-abu), epiglotidis, dan sebagainya.
Batuk kronik pada anak biasanya disebabkan oleh beberapa penyebab
seperti; asma (wheezing dan batuk produktif dengan sekret putih), tuberkulosis
(berat badan turun, demam, keringat malam, pemeriksaan test mantoux positif,
IgG positif, dan chest x ray positif), pertusis (whooping cough), GERD (batuk
non produktif, periksa dengan endoskopi), kistik fibrosis (sinusitis, pneumonia
berulang, streatorhea/feses berlemak), konsumsi ACE inhibitor contoh
captopril (mencegah lisisnya bradikinin dan membuat efek samping batuk),
kelainan bentuk, contohnya trakeaosteofageal fistula dan trakea malacia
(kolapsnya jalan nafas karena terjadi pelunakan tulang rawan), allergi, dan
sebagainya.
Dewasa
anak
Pada dewasa uji selularitas
lingkungan.
Pada uji selularitas jalan nafas,
pada anak sering berhubungan
dengan profil asma
Kurang efektif dengan
terapi
menjadi
batuk
khas)
(etiologi
dan
sulit
nonspesifik
ditentukan
dan
viral
atau
peningkatan
Tanyakan onset batuk (untuk mengetahui jenis batuk kronik atau akut), jenis
batuk (berdahak atau kering), warna sekret (infeksi atau alergi), faktor
pencetus (alergi), gejala penyerta (seperti demam, pusing, berat badan
menurun), faktor resiko (perokok, konsumsi ACE inhibitor), riwayat penyakit
(rekuren dan faktor keturunan).
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi
c.Pemeriksaan penunjang
c.1. Pemeriksaan sputum
Sputum putih/bening kental: reaksi alergi, bronkitis asmatik
Sputum purulent: infeksi trajtus respirasi, peningkatan eusinofil
Sputum sangat purulent: bronkiektasis
Sputum purulent dan berbau busuk: kistik fibrosis
c.2. Pemeriksaan foto thorak
c.3. Bronkoskopi
c.4 Pemeriksaan BTA, kultur, sitologi (untuk kanker), dan sebagainya.
6.Tatalaksana
X-Ray
Thorax
10
klinis
Pertusis
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Batuk adalah reaksi fisiologis normal yang berfungsi dalam mekanisme
pertahanan tubuh kita untuk mengeluarkan benda asing yang mengganggu
pernafasan kita. Namun, batuk juga dapat menjadi penanda ada tidaknya
keabnormalan dalam tubuh kita terutama pada sistem pernafasan. Hal ini bisa
kita lihat pada durasi batuk, sifat batuk apakah produktif atau tidak, dan dari
etiologinya karena tiap etiologi menghasilkan ciri khas batuk yang berbeda-beda,
contohnya pada batuk karena asma akan menghasilkan suara mengi pada
ekspirasi. Batuk anak dan batuk dewasa memiliki perbedaan yang berpengaruh
kepada terapinya, contohnya pada anak tidak efektif menggunakan terapi
11
codein,
SARAN
Dokter harus mampu untuk mengklasifikasikan batuk berdasarkan umur, etiologi,
durasi, dan sifat atau ciri khasnya masing-masing batuk. Jangan sampai salah
mendiagnosa sehingga salah terapi dan malah membahayakan jiwa pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrisons Principles of Internal Medicine.17th edition. USA. McGraw Hill. 2008
McCance K.L., Hueter S.E. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults
and Children. 5th ed. Utah. 2006: 1207.
Longmore M., Wilkinson I.B., et al. Oxford Handbook of Clinical Medicine. 8th
ed.Oxford. 2010: 48
http://www.merckmanuals.com/professional/print/sec19/ch266/ch266h.html
http://www.merckmanuals.com/professional/print/sec05/ch045/ch045c.html
12