Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembelajaran di tingkat perkuliahan, kita membahas segala
sesuatunya yang berhubungan dengan masalah-masalah yang ada dalam
kehidupan. Umumnya masalah tersebut berkaitan dengan bidang ilmu
pengetahuan maupun kedokteran. Masalah tersebut akan kita coba selesaikan
dalam suatu diskusi.
Gejala penyakit paru yang paling sering ditemukan adalah batuk. Batuk
merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada.
Batuk adalah refleks normal yang melindungi tubuh manusia. Tentu saja bila batuk
itu berlebihan, ia akan menjadi amat mengganggu. Batuk dalam bahasa latin
disebut tussis yang adalah refleks yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering
berulang-ulang

yang

bertujuan

untuk

membantu

membersihkan

saluran

pernapasan dari lendir besar, iritasi, partikel


Di awal dari pertemuan, kita diberikan kasus untuk dipecahkan. Kasus yang
diberikan adalah berupa rekaman skenario yang menceritakan seseorang yang sedang
batuk. Mahasiswa diminta untuk menggali lebih lanjut tentang mekanisme batuk,
klasifikasi dan penyebab-penyebab batuk pada dewasa dan anak. asing dan mikroba.
Batuk dapat terjadi secara sukarela maupun tanpa disengaja.

Semoga laporan ini dapat memberi penjelasan yang cukup jelas dan
berguna untuk membantu berbagai pihak yang memerlukan. Akhir kata, selamat
belajar!
1.2 Skenario
Seorang mahasiswa dan mahasiswi di suatu fakultas kedokteran sedang
mencari bahan pembelajaran di perpustakaan. Di perpustakaan, mereka
mendengar 2 orang batuk secara berganti, kemudian mereka mengomentari
batuk-batuk tersebut.

1.3 Metode Penulisan


1.3.1 Metode Kepustakaan
Sumber kajian dari penulisan laporan ini diambil dari literatur-literatur buku
tentang medis, yang berhubungan dengan kasus yang akan dibahas.
1.3.2 Metode Internet
Selain dari literatur buku, sumber kajian untuk penulisan laporan ini
diambil dari website-website kesehatan yang berasal dari internet.
1.3.3 Metode Diskusi
Diskusi yang dilaksanakan dalam penulisan laporan ini adalah diskusi
PBL (Problem Based Learning), di mana menerapkan sistem student
centered yang memacu keaktifan pelajar dalam memecahkan masalah
atau kasus yang yang disajikan.
.

BAB II
ISI
I. CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
Anggota kelompok tidak menemukan istilah-istilah yang tidak diketahui artinya,
baik itu istilah kedokteran maupun kata bahasa inggris.

II. DEFINE THE PROBLEM(S)


Setelah mendengarkan skenario, masing masing anggota kelompok mengajukan
beberapa pertanyaan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Apa definisi batuk?


Apa saja jenis-jenis batuk?
Apa yang menyebabkan terjadinya batuk?
Bagaimanakah mekanisme batuk?
Bagaimanakah mendiagnosis batuk serta membedakan batuk pada orang

dewasa dan pada anak-anak?


6. Apa pengobatan yang dilakukan untuk mengobati batuk?

III. BRAINSTORM POSSIBLE HYPHOTHESES AND EXPLANATIONS


Setelah membaca kasus, masing masing anggota kelompok memberikan
pertanyaan tentang kasus yang diberikan. Jadi berdasarkan kasus di atas maka
hal yang ingin ditanyakan antara lain adalah :
1. Apa definisi batuk? Batuk adalah proses pengeluaran benda asing pada
saluran pernapasan melalui mulut karena ada rangsangan tertentu serta reflex
dari carina.
2. Apa saja jenis-jenis batuk?
o Berdasarkan waktu : batuk akut dan batuk kronis
o Berdasarkan penyebab : berasal dari saluran respirasi dan berasal dari
system lain dari tubuh
o Berdasarkan sekret yang dihasilkan :
Tidak berdahak
Berdahak : dahak mengandung darah, dahak berwarna hijau atau kuning

3. Apa yang menyebabkan terjadinya batuk? Berdasarkan penyebab, batuk


dibagi dua :
a) Batuk normal :
- Saat udara masuk, saluran pernapasan memiliki saringan untuk
menyaring udara, jika ada kelainan pada saringan dalam saluran
-

pernapasan, maka akan timbul refleks yang menyebabkan batuk.


Pada orang yang menderita stroke ringan, epiglotis tidak dapat
berfungsi dengan baik, sehingga pada waktu makan, epiglotis tidak

menutup dengan baik, menimbulkan batuk.


b) Batuk tidak normal (patologis)
- Efek samping obat hipertensi
- Pada anak-anak yang menderita cacingan, bisa tibul batuk, bahkan
-

bisa sampai bertahun-tahun


Bakteri Bordetela pertusis
Virus
Pada penderita TBC, terbentuk perkijuan. Sehingga pada saat udara

masuk, udara akan tertahan karena adanya sekret, timbullah batuk


4. Bagaimanakah mekanisme batuk?

5. Bagaimanakah mendiagnosis batuk serta membedakan batuk pada orang


dewasa dan pada anak-anak?
1) Anamnesa, terdiri dari pertanyaan tentang riwayat batuk, contohnya sejak
kapan menderita batuk, apakah batuk ada dahaknya atau tidak. Dari
anamnesa dapat membantu untuk menggolongkan apakah batuk akut atau
kronis.
2) Pemerikasaan fisik, terdiri dari palpasi, perkusi dan auskultasi.
3) Pemeriksaan penunjang, contohnya pada penderita TBC digunakan tes
mantoux dan tes sputum.
6. Apa pengobatan yang dilakukan untuk mengobati batuk?
a.) Batuk berdahak : ekspektoran
b.) Batuk tidak berdahak : antitusif
c.) Batuk yang disebabkan oleh bakteri diberikan antibiotika.
IV. ARRANGE EXPLANATIONS INTO A TENTATIVE SOLUTION
Pada beberapa pertanyaan, anggota kelompok dengan didampingi tutor,
memberikan penjelasan tambahan dan lebih lanjut dari step sebelumnya.
1. Apa definisi batuk? (tidak ada penjelasan tambahan)
2. Apa saja jenis-jenis batuk?
4

Batuk normal, contohnya batuk yang disebabkan karena mencium


aroma
pedas masakan
Batuk tidak normal, merupakan batuk yang disebabkan karena adanya
penyakit lain
Batuk akut, contohnya influenza
Batuk kronis, contohnya TBC
3. Apa yang menyebabkan terjadinya batuk? (tidak ada penjelasan
tambahan)
4. Bagaimanakah mekanisme batuk? Mekanisme batuk adalah sebagai
berikut :
Pada saat ada rangsangan, maka rangsangan tersebut akan diterima oleh
resptor pada saraf sensorik, lalu saraf sensorik meneruskannya ke sistem
saraf pusat, berlanjut ke pusat batuk, lalu ke saraf motorik, timbullah
inspirasi, lalu pada saat ekspirasi terjadi batuk.
5. Bagaimanakah mendiagnosis batuk serta membedakan batuk pada orang
dewasa dan pada anak-anak? Beberapa perbedaan batuk pada anak dan
dewasa adalah, bayi tidak bisa mengeluarkan dahak dengan sendirinya,
terdapat pula perbedaan durasi inspirasi dan ekspirasi pada anak dan
dewasa dimana pada anak durasinya lebih pendek disbanding dewasa.
6. Apa pengobatan yang dilakukan untuk mengobati batuk? (tidak ada

penjelasan tambahan)
V. LEARNING OBJECTIVES
1. Memahami definisi batuk
2. Mengatahui etiologi batuk
3. Memahami mekanisme batuk secara fisiologis
4. Mengetahui jenis-jenis batuk serta kriteria-kriterianya
5. Memahami prosedur untuk mendiagnosa batuk berdasarkan gejala-gejala khas
serta mampu membedakan batuk pada anak dan dewasa

VI. GATHER INFORMATION AND PRIVATE STUDY


Pada tahapan ini, setiap anggota kelompok berusaha untuk mencari jawaban dari
masing-masing learning objectives dan mempelajarinya.

VII. PERTEMUAN KE 2 (SHARE THE RESULTS OF INFORMATION GATHERING


AND PRIVATE STUDY)
1. Definisi batuk
a. Batuk adalah refleks saluran nafas yang terjadi karena adanya iritan yang
terdapat pada seluruh saluran nafas. (IPD UI)
b. Batuk adalah ekspirasi eksplosif sebagai perlindungan normal untuk
membersihkan dari sekresi mukus dan benda asing. (Harrison)
c. Batuk adalah refleks fisiologis kompleks untuk melindungi paru-paru dari
trauma

2. Etiologi batuk
Berdasarkan asalnya pencetusnya, ada 2 jenis penyebab batuk, yaitu
eksorgenik yang disebabkan pemaparan terlalu lama terhadap iritan
(contohnya asap rokok) dan endorgenik yag sifatnya persisten/terus menerus
(contohnya GERD, sekresi dahak, edema mukosa.
Setiap gangguan yang mengakibatkan peradangan, penyempitan,
infiltrasi atau kompresi saluran napas dapat dikaitkan dengan batuk.
Peradangan
Peradangan biasanya berasal dari infeksi saluran napas, bisa oleh karena
virus atau bakteri bronkitis hingga bronkiektasis. Pada virus bronkitis radang
saluran napas kadang-kadang berlanjut lebih lama, setelah resolusi gejala
khas akut, sehingga menghasilkan batuk yang berkepanjangan selama
berminggu-minggu. Infeksi pertusis juga merupakan kemungkinan batuk
terus-menerus pada orang dewasa.

Penyempitan
Salah satu penyakit yang berhubungan dengan penyempitan saluran

napas adalah asma. Meskipun demikian secara klinis umumnya batuk


merupakan gejala sekunder pada asma.

Infiltrasi
Infiltrasi

pada

dinding

saluran

bronkogenik atau tumor karsinoid.

Kompresi saluran napas


6

napas

misalnya

pada

karsinoma

Massa ekstrinsik seperti pemebesaran kelenjar getah bening atau tumor


mediastinum atau aneurisma aorta dapat menekan saluran napas sehingga
memicu batuk.

3. Mekanisme Batuk
Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama, yaitu; reseptor batuk,
serabut saraf aferen, pusat batuk, susunan syaraf eferen, susunan syaraf eferen
dan efektor. Reseptor batuk berupa serabut syaraf non mielin halus. Nervusnervus yang berperan adalah n. vagus (laring, trakea, bronkus, pleura, lambung,
telinga/cabang

amold),

n.

phrenicus

(perikardium

dan

diafragma),

n.

glossofaringeus (faring), dan n. trigeminus (sinus paranasalis). Pusat batuk


terletak di medula oblongata, didekat pusat pernafasan dan pusat muntah.
Nervus-nervus eferen yang terlibat adalah n. Vagus, n. phrenicus, n.
intercostalis, n. lumbar, n. Trigeminus, n.Facialis, dan n. hipoglossus. Sedangkan
otot-otot efektor yang terlibat adalah otot-otot laring, trakea, diafragma, dan
intercostalis.
Mekanisme

dimulai

dari

datangnya

rangsangan

eksergonik

atau

endergonik yang merangsang reseptor batuk, kemudian rangsangan tersebut


diteruskan oleh syaraf aferen menuju medula oblongata (pusat batuk). Pusat
batuk akan mengirim sinyal ke otot-otot pernafasan melalui syaraf eferen dan
efektor sehingga terjadi fase inspirasi, kompresi, dan ekspirasi.
Fase inspirasi adalah pemasukan udara secara singkat, cepat, dan
banyak (200-3500ml). Kemudian glotis akan membuka secara reflek sebagai
akibat dari kontraksi otot abduktor kartilago arythenoidea. Alasan menarik
volume udara sebanyak-banyaknya adalah untuk memperkuat fase ekspirasi dan
memperkecil rongga udara sehingga pengeluaran sekret akan lebih mudah.
Fase kompresi adalah fase di mana glotis tertutup selama 0,2 detik untuk
meningkatkan tekanan paru dan abdomen (50-100mmHg). Dilanjutkan dengan
fase ekspirasi dimana glotis terbuka kembali secara tiba-tiba sehingga udara
keluar secara eksplosif dengan kecepatan 16 ribu/rpm-24 ribu/rpm. Suara batuk
berasal getaran dari sekret.

Reflek batuk itu penting, orang yang mengalami disfungsi glotis, reflek
batuk akan kurang efektif.
4. Klasifikasi batuk
a. Berdasarkan waktu
Dewasa: akut (>3 minggu), subakut (3-8 minggu), kronik (>8 minggu)
Anak: akut (2-4 minggu) dan kronik (4 minggu).
Batuk akut pada anak biasanya diperiksa menggunakan foto rontgen
dada. Beberapa penyebab yang menyebabkan batuk akut pada anak adalah
pneumoni karena virus (wheezing dan demam), pneumonia karena bakteri
(nafas lemah, nyeri dada, dan muntah), benda asing (batuk tiba-tiba dan tanpa
demam), bronkiolitis (takipneu dan wheezing), bakterial trakea contohnya
difteri (ada striddor, demam tinggi, sekret purulen, dan pada membran trakea
terdapat membran berwarna abu-abu), epiglotidis, dan sebagainya.
Batuk kronik pada anak biasanya disebabkan oleh beberapa penyebab
seperti; asma (wheezing dan batuk produktif dengan sekret putih), tuberkulosis
(berat badan turun, demam, keringat malam, pemeriksaan test mantoux positif,
IgG positif, dan chest x ray positif), pertusis (whooping cough), GERD (batuk
non produktif, periksa dengan endoskopi), kistik fibrosis (sinusitis, pneumonia
berulang, streatorhea/feses berlemak), konsumsi ACE inhibitor contoh
captopril (mencegah lisisnya bradikinin dan membuat efek samping batuk),
kelainan bentuk, contohnya trakeaosteofageal fistula dan trakea malacia
(kolapsnya jalan nafas karena terjadi pelunakan tulang rawan), allergi, dan
sebagainya.

Perbedaan batuk dewasa dan anak:


Anak

Dewasa

Sistem syarafnya lebih sensitif

Kurang sensitif dibandingkan

terhadap eksposure tertentu dari

anak
Pada dewasa uji selularitas

lingkungan.
Pada uji selularitas jalan nafas,
pada anak sering berhubungan
dengan profil asma
Kurang efektif dengan

biasanya karena infeksi


Efektif terapi dengan codein,
kortikosteroid, dan antihistamin

terapi

codein dan malah menimbulkan


efek samping
Batuk pada malam hari sering
disebabkan karena asma atau
alergi.
Diklasifikasikan

menjadi

batuk

spesifik (etiologi jelas dan ada


ciri

khas)

(etiologi

dan

sulit

nonspesifik

ditentukan

dan

mayoritas berhubungan dengan


post

viral

atau

peningkatan

sensitivitas reseptor batuk)


b. Berdasarkan kualitas batuk
Batuk basah (biasanya dari saluran pernafasan atas), batuk paroksismal
(biasanya dari trakea, pada pertusis, tesedak), batuk mengonggong/barking,
mengi/ wheezing, whooping cough, dan sbagainya.
c. Berdasarkan produksi lendir
Batuk produktif (biasanya karena infeksi), dan non produktif (biasanya karena
sensitisasi pada tenggorokan. Batuk produktif yang mengandung darah biasanya
disebabkan karena peradangan, sedangkan yang tidak mengandung darah
biasanya disebabkan karena merokok. Batuk nonproduktif yang mengeluarkan
suara seperti gonggongan/barking biasanya dikarenakan adanya pemecahan
pembuluh darah dan kolapsnya jalan pernafasan.
5. Diagnosis
a. Anamnesis
9

Tanyakan onset batuk (untuk mengetahui jenis batuk kronik atau akut), jenis
batuk (berdahak atau kering), warna sekret (infeksi atau alergi), faktor
pencetus (alergi), gejala penyerta (seperti demam, pusing, berat badan
menurun), faktor resiko (perokok, konsumsi ACE inhibitor), riwayat penyakit
(rekuren dan faktor keturunan).
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi
c.Pemeriksaan penunjang
c.1. Pemeriksaan sputum
Sputum putih/bening kental: reaksi alergi, bronkitis asmatik
Sputum purulent: infeksi trajtus respirasi, peningkatan eusinofil
Sputum sangat purulent: bronkiektasis
Sputum purulent dan berbau busuk: kistik fibrosis
c.2. Pemeriksaan foto thorak
c.3. Bronkoskopi
c.4 Pemeriksaan BTA, kultur, sitologi (untuk kanker), dan sebagainya.

6.Tatalaksana

Batuk > 3 minggu

Reaksi Postnasal Drip

X-Ray
Thorax

Evaluasi lanjut berdasarkan


kemungkinan

10
klinis

contoh : CT scam, pemeriksaan


sputum,
Postnasal
Treatment
drip Treatment
untuk asma
broncoscopy

Hyperreactive sal. napas

Pertusis

Treatment untuk non


asmatic eosinophilic
bron

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.

KESIMPULAN
Batuk adalah reaksi fisiologis normal yang berfungsi dalam mekanisme
pertahanan tubuh kita untuk mengeluarkan benda asing yang mengganggu
pernafasan kita. Namun, batuk juga dapat menjadi penanda ada tidaknya
keabnormalan dalam tubuh kita terutama pada sistem pernafasan. Hal ini bisa
kita lihat pada durasi batuk, sifat batuk apakah produktif atau tidak, dan dari
etiologinya karena tiap etiologi menghasilkan ciri khas batuk yang berbeda-beda,
contohnya pada batuk karena asma akan menghasilkan suara mengi pada
ekspirasi. Batuk anak dan batuk dewasa memiliki perbedaan yang berpengaruh
kepada terapinya, contohnya pada anak tidak efektif menggunakan terapi
11

codein, namun pada dewasa sangat efektif bila diterapi denga

codein,

kortikosteroid, dan anti histamin.


B.

SARAN
Dokter harus mampu untuk mengklasifikasikan batuk berdasarkan umur, etiologi,
durasi, dan sifat atau ciri khasnya masing-masing batuk. Jangan sampai salah
mendiagnosa sehingga salah terapi dan malah membahayakan jiwa pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrisons Principles of Internal Medicine.17th edition. USA. McGraw Hill. 2008
McCance K.L., Hueter S.E. Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults
and Children. 5th ed. Utah. 2006: 1207.
Longmore M., Wilkinson I.B., et al. Oxford Handbook of Clinical Medicine. 8th
ed.Oxford. 2010: 48
http://www.merckmanuals.com/professional/print/sec19/ch266/ch266h.html
http://www.merckmanuals.com/professional/print/sec05/ch045/ch045c.html

12

Anda mungkin juga menyukai