Disusun Oleh:
Nama
NIM
2011 11 208
Kelas
Jurusan
S1 Teknik Elektro
Halaman judul.....................................................................................................................................
3
3
14
15
19
20
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengerti dan memahami konsep untuk analisis motor induksi 3 fasa
2. Dapat memahami tentang aplikasi motor induksi 3 fasa di dalam dunia industri
3. Dapat memahami prinsip kerja dan kontruksi dari motor listrik 3 fasa
BAB II
PEMBAHASAN
3
a) bentuk fisik
Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi
Motor induksi 3 phase memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak ada kontak antara stator dan
rotor kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik rendah dan hampir tidak ada perawatan. Akan tetapi
motor induksi 3 phase memiliki kelemahan pada pengontrolan kecepatan. Kecepatan putar motor induksi
bergantung pada frekuensi input, sedangkan sumber listrik memiliki frekuensi konstan. Untuk mengubah
frekuensi input lebih sulit daripada mengatur tegangan input. Dengan ditemukannya teknologi inverter maka
hal tersebut menjadi lebih mudah dan mungkin dilakukan.
Dalam beberapa tahun yang lalu F. Blaschke telah mempublikasikan mengenai field oriented control
(FOC) untuk motor induksi. Teori ini telah lengkap dikembangkan dan banyak digunakan dalam proses
industri. Kemudian teknik baru telah dikembangkan yaitu teknik kontrol torsi dari motor induksi oleh I.
Takahashi yang dikenal dengan Direct Torque Control (DTC). Dengan DTC dimungkinkan mengontrol torsi
dengan performi yang baik tanpa menggunakan tranduser mekanik pada poros motor, sehingga DTC dapat
dikatakan sebagai teknik kontrol type sensorless . Dengan menggunakan sensor putaran rotor motor akan
mengakibatkan stabilitas yang rendah dan ada noise, sehingga dalam pengemudian motor induksi dengan
pemakaian khusus menggunakan sensor mekanik akan menyulitkan.
Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase menggunakan metode Direct Torque Control memiliki
beberapa kelebihan diantaranya adalah :
1. Tidak membutuhkan transformasi koordinat.
2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa PWM.
3. Tidak membutuhkan regulator arus.
4. Kurang bergantung pada parameter mesin.
Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close loop. Kontrol close loop umum digunakan di
dalam pengaturan kecepatan motor induksi karena memberikan respon kecepatan yang lebih baik dari pada
open loop. Kontrol close loop disebut juga kontrol umpan balik yang menjadikan output sebagai
perbandingan dengan input (referensi) untuk memperoleh suatu error. Didalam suatu sistem yang handal,
adanya error merupakan suatu kerugian. Oleh karena itu, digunakan control PI yang diharapkan dapat
menekan error sampai nilai minimal. Namun hal ini membutuhkan perhitungan matematik yang rumit dan
komplek dalam menentukan Kp dan Ki yang sesuai, agar diperoleh kinerja motor yang bagus.
Perubahan cepat dari torsi elektromagnetik dapat dihasilkan dari putaran fluk stator, sebagai arah torsi.
Dengan kata lain fluk stator dapat seketika mempercepat atau memperlambat dengan menggunakan vektor
tegangan stator yang sesuai. Torsi dan fluk kontrol bersama-sama dan decouple dicapai dengan pengaturan
langsung dari tegangan stator, dari error respon torsi dan fluk. DTC biasanya digunakan sesuai vektor
tegangan dalam hal ini untuk memelihara torsi dan fluk stator dengan dua daerah histerisis, yang
menghasilkan perilaku bang bang dan variasi prosedur frekuensi pensaklaran dan ripple fluk, torsi dan arus
yang penting.
2.3. Kontrol PI
Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan pada kontrol loop tertutup.
Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain seperti Fuzzy dan Robust,
Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang semakin baik. Kontrol PI terdiri dari 2 jenis cara
pengaturan yang saling dikombinasikan, yaitu Kontrol P (Proportional) dan Kontrol I (Integral). Masingmasing memiliki parameter tertentu yang harus diset untuk dapat beroperasi dengan baik, yang disebut
sebagai konstanta. Setiap jenis, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
2.4. Keuntungan motor induksi 3 fasa :
Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.
Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada kumparan stator akan
timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns = kecepatan sinkron, f = frekuensi sumber, p
= jumlah kutup
Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada
kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar E2s = 44,4fn. Keterangan : E =
tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks
Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi akan
menghasilkan arus ( I ).
Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul torsi beban, maka
rotor akan berputar searah dengan arah medan putar stator.
Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan adanya perbedaan
relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor (nr).
Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang dinyatakan dengan
Persamaan S = ns-nr/ns (100%)
Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan demikian tidak ada
torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila ns > nr.
Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau asinkron.
2.7.1. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor sinkron dan generator
sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5)
mm dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan, secara detail ditunjukan pada gambar 2
berikut.
2.7.2. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor terdiri dari satu set
laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian
listrik dari rotor dapat berupa :
Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
a. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)
Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga yang dihubungkan singkat
pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor) menjadi satu kesatuan sebagaimana gambar 2.6.
motor induksi yang beredar dipasaran maupun yang banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi
dengan Rotor Sangkar. Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang sederhana dan juga
lebih murah harganya. Konstruksi rotor sebagaimana gambar 2.7. berikut ini, menunjukkan konstruksi
batang-batang konduktor dari bahan tembaga atau alumunium yang dihubungkan singkat.
Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil dengungan magnetis/suara bising)
Menghilangkan kecenderungan Lock atau mengunci yang disebabkan karena interaksi langsung
antara medan magnit stator dan rotor.
Pada motor-motor dengan kapasitas kecil, batang-batang konduktor di cor menjadi satu bagian dengan
alumunium alloy. Selain itu pula contoh lainnya adalah ada juga yang rotornya hanya berupa besi masip
tanpa satupun konduktor. Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai Motor Arus Eddy.
b. Rotor Belitan (Wound Rotor)
Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur sebagai tempat meletakkan belitan
(kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga terhubung singkat seperti gambar 2.8.
11
Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau pengaturan kecepatan
dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi
Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa
Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi sebagaimana belitan yang terdapat pada
stator. Belitan yang ada pada rotor diletakkan juga pada alur-alur rotor dan pada setiap ujungnya
dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring) yang posisinya dibagian depan dari rotor serta menjadi
satu dengan poros (gambar 2.6.). Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub yang dimiliki belitan
statornya dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun statornya hanya 2 fasa. Pengaturan
12
belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing fase adalah sama. Sedangkan pada ujung-ujung
dari masing kumparan/fase yang keluar dihubungkan ke 3 buah cincin (slipring) berdasarkan jumlah
fasenya. Konstruksi slip ring terhubung secara langsung dengan masing-masing sikat. Dengan demikian,
maka pada jenis ini dapat dihungkan secara langsung ke Tahanan luar guna keperluan pengasutan. Pada
gambar 2.7 dan 2.8 di bawah ini menunjukkan detail dari konstruksi motor induksi dengan rotor sangkar dan
rotor belitan termasuk bagian-bagiannya
13
Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end (DE) dan yang lainnya di non
drive-end (NDE)
Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang kuat untuk stator dan rotor
Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik eksternal
14
15
1. Control System
2. Geared Machine
3. Primary Velocity Tranducer
16
4. Governor
5. Hoisting Ropes
6. Roller Guide/ Guide Shoe
7. Secondary Possition Tranducer
8. Door Operator
9. Entrance Protection System
10. Load Weighing Tranducers
11. Car Safety Device
12. Traveling Cable
13. Elevator Rail
14. Counterweight
15. Compesation Ropes
16. Governor Tension Sheave
17. Counterweight Buffer
18. Car Buffer
Bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada rangkaian elecktro penggatur arus listrik pada
elevator. Bagian-bagian rangkaian elektro pengatur arus listriknya adalah :
1. Motor Penggerak
17
Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga phase yang putarannya diteruskan dengan
transmisi roda gigi. Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi
menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau lambatnya
elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) . Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan
elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar pada puli mesin ( sheave ).
2. Pulley
Sistem pulley dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan majemuk.
3. Tali Baja
Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke gerakan naik turun sangkar
pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter tali baja ditentukan dari besarnya beban yang akan
diangkat.
4. Sangkar / Kereta
Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang.
sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan
kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki rail. Selain pemandu rail
( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber ) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan
ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula terdapat pendeteksi beban ( switch overload )
yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray )
dan sensor sentuh (safety shoe) yang terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang
elevator tidak terjepit pintu elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai (
floor button ) yang akan dituju oleh pengguna elevator. Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang
digerakkan oleh motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan
( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata
maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis.
6. Rem
Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling umum adalah rem lift terdiri
dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida . Bila solenoida
18
tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau
tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali
menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung di salah satu lengan operasi atau
melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik
magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.
7. Governor
Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja pengaman. Tali pengaman ini
meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan memutar roda governor. Apabila kecepatan kereta melebihi
kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai berikut :
a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.
b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja
2.10. Perawatan
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang dihilangkan
karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu, perawatan yang buruk dapat
memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan
yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi peralatan.
Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu. Kondisi ambien dapat juga
memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi,
atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis karena
siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk
menjaga kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi sebagai berikut.
1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untuk mengurangi
kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran ventilasi motor (untuk menjamin
pendinginan motor)
2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau kekurangan beban.
Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang
digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui.
3. Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi rekomendasi untuk cara dan waktu
pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang telah
diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya 90 minyak
atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan isolasi
motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko kebakaran.
19
4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang digerakkan.
Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus,
mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya benar. Sambungansambungan pada motor dan starter harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.
6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih untuk membantu
penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih
lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi motor 10oC diatas suhu puncak yang direkomendasikan, waktu
pegulungan ulang akan lebih cepat, diperkirakan separuhnya.
BAB III
KESIMPULAN
Motor induksi 3 fasa merupakan motor yg paling banyak d gunakan dalam bidang industri, karena
memiliki keunggulan yang handal, tidak ada kontak antara rotor dan stator kecuali bearing, tenaga yang
besar, daya listrik yang rendah dan perawatan yang minim.selain itu kontruksinya sangat sederhana sehingga
tidak terlalu sulit dalam perbaikannya apabila terjadi kerusakan pada motor sehingga tidak menggangu
jalannya produksi pada industri.
20