TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi Sistem Imun dan Hematologi
1. Sistem Hematologi
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah,
organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani yaitu
haima artinya darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk
hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat
dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri (Pearche, 2006).
Fungsi utama darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Tabel 2.1
Bagian atau Komponen Darah
Bagian darah
Air
91%
Protein
3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinogen)
Mineral
0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium dan zat besi)
Bahan
0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin, kolesterol dan
Organik
asam amino)
(Pearche, 2006).
Menurut Pearche (2006) komponen darah terdiri dari:
a. Sel Darah Merah (Eritrosit)
pada kedua jenis kelamin dan pada perbedaan umur, pada ketinggian tempat
seseorang itu tinggal akan mempengaruhi jumlah sel darah merah.
b. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih ini bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar
dari sel darah merah, tetapi jumlahnya lebih kecil. Leukosit merupakan unit
yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh. Sistem perthanan ini sebagian
dibentuk di dalam sumsum tulang (granulosit dan monosit dan sedikit
limfosit) dan sebagian lagi di salam jaringan limfe (limfosit dan sel-sel
plasma), tapi setelah dibentuk sel-sel ini kana diangkut didalam darah
menuju ke bermacam-macam bagian tubuh untuk dipergunakan. Granulosit
atau sel polimorfonuklear merupakan hampir 75% dari seluruh jumlah sel
darah putih. Mereka terbentuk dalam sumsum merah tulang. Sel ini berisi
sebuah nukleus yang berbelah banyak dan protoplasmanya berbulir. Karena
itu disebut sel berbulir atau granulosit. Kekurangan granulosit disebut
granulositopenia. Sedangkan tidak adanya granulosit disebut agranulositosis
yang timbul setelah makan obat tertentu, termasuk juga beberapa antibiotika.
Fungsi sel darah putih , granulosit dan monosit mempunyai peranan
penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. Dengan
kemampuannya sebagai fagosit (fago-saya makan), mereka memakan
bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaran darah. Dengan kekuatan
gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas di dalam dan dapat keluar
pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. Dengan
demikian sel darah putih mempunyai fungsi :
1) Mengepung daerah yang terkena infeksi atau cedera
2) Menangkap organisme hidup dan menghancurkannya
bermigrasi
keluar
pembuluh darah menuju daerah tubuh yang terpapar misal, jar ikat
dibawah kulit, membran mukosa saluran nafas dan cerna, pelapis vagina
dan rahim. Fungsi eosinofil melindungi tubuh terhadap bahan asing
(parasit).
3) Basofil polimorfonuklir,
sel
ini
menggetahkan
histamin,
yang
6) Sel-sel plasma, sebagai tambahan dapat juga kita jumpai banyak sekali
platelet yang merupakan fragmen atau pecahan-pecahan dari macam
ketujuh sel darah putih yang dapat di jumpai dalam sumsum tulang yakni
megakariosit.
Konsentrasi bermacam-macam sel-sel darah putih dalam darah. Pada
manusia dewasa dapat di jumpai kira-kira 7.000 sel-sel darah putih per
millimeter kubik darah. Jumlah persentase bermacam-macam sel-sel darah
putih kira-kira sebagai berikut: Sel-sel darah putih dibentuk di dalam
sumsum tulang, terutama granulosit akan disimpan di dalam sumsum sampai
mereka diperlukan di dalam sistem sirkulasi. Kemudian bila kebutuhannya
meningkat, maka bermacam-macam faktor yang akan meneyebabkan
granulosit tersebut dilepaskan.
c. Sel Pembeku Darah (Trombosit)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat ada juga yang berbentuk
lonjong, memilik warna putih. Pada orang dewasa terdapat 200.000-300.000
trombosit per millimeter kubik.
Fungsi trombosit adalah memegang peranan penting dalam
pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka apabila
terdapat luka dan darah tidak segera membeku sehingga timbul pendarahan
yang terus menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis.
Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Di dalam
plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja
apabila tubuh mendapat luka.
2. Sistem Imun
Sistem imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ yang bekerja
sama dalam mempertahankan tubuh dari serangan luar yang dapat
mengakibatkan penyakit, seperti bakteri,jamur dan virus. Kesehatan tubuh
bergantung
pada
kemampuan
sistem
imun
untuk
mengenali
dan
Gambar 2.1
Sistem Imun Tubuh Manusia
(Sumber: Biosirgis.net)
Organ yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh antara lain:
a. Nodus Limfe
Sistem limfatik ini merupakan suatu pertahanan tubuh manusia.
Sistem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang terdifusi di seluruh tubuh,
nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh
Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah dan pulp putih. Limfosit
yang baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu
mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilak-sanakan
organ berwarna merah tua di bagian atas abdomen ini menying-kapkan
gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah yang
membuatnya sangat menakjubkan (Pearche, 2006).
Mekanisme Pertahanan Tubuh
a. Non spesifik ( respon imun alamiah )
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan
non spesifik
disebut juga respons imun alamiah. Adapun pertahanan non spesifik tubuh
kita secara alamiah adalah:
1) kulit dengan kelenjarnya,
2) lapisan mukosa dengan enzimnya, serta
3) kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.
4) sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan
5) komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.
b. Mekanisme Pertahanan Spesifik (respons imun didapat )
Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik
disebut juga respons imun didapat.
rasio serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23
hari bergantung pada sub-tipe.
e) Antibodi M (bahasa Inggris:
Immunoglobulin
M,
IgM,
dari sel raksasa multi nukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam
sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul. Penularan terhadap kontak rentan
sering terjadi sebelum didiagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi
menular pada hari ke sembilan dan sepuluh sesudah pemajanan (mulai fase
prodromal), pada beberapa keadaan seawal hari ketujuh (Nelson, 2000).
Penyakit Campak disebabkan oleh virus Campak yang termasuk
golongan paramyxovirus. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan
begaris tengah 140 mm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak
dan protein, didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari
bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan sruktur
heliks nukleoprotein yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, sa tu protein yang berada di selubung luar
muncul sebagai hemaglutinin.
Gambar 2.2
Bentuk virus Morbili
(Sumber: Biosirgis.net)
4. Cara Penularan Campak
Virus Campak ditularkan dari orang ke orang, manusia merupakan satusatunya reservoir penyakit Campak . Virus Campak berada disekret nasoparing
dan di dalam darah minimal selama masa tunas dan dalam waktu yang singkat
setelah timbulnya ruam. Penularan terjadi melalui udara, kontak langsung
dengan sekresi hidung atau tenggorokan dan jarang terjadi oleh kontak dengan
benda-benda yang terkontaminasi dengan sekresi hidung dan tenggorokan.
Penularan dapat terjadi antara 1 2 hari sebelumnya timbulnya gejala
klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Penularan virus Campak sangat efektif
sehingga dengan virus yang sedikit sudah dapat menimbulkan infeksi pada
seseorang.
5. Manifestasi Klinis Campak
Masa inkubasi sekitar 10-12 hari, jika gejala-gejala prodromal pertama
dipilih sebagai waktu mulai, atau sekitar 14 hari jika munculnya ruam. Jarang
inkubasi dapat sependek 6-10 hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 910 hari dari hari infeksi dan kemudian menurun selama 24 jam. Menurut
Nelson (2000) dan Rudolph (2010)
d. Pada kasus berat ruam sedikit hemoragik, deskuamasi seperti kulit padi dan
perubahan warna kecoklatan terjadi dan kemudian menghilang dalam 7-10
hari.
e. Limfonodi pada sudut rahang dan pada daerah servikal posterior biasanya
membesar, dan splenomegali ringan dapat di catat. Limfadenopati
mesenterika dapat menyebabkan nyeri perut.
f. Gejala-gejala saluran cerna seperti: diare dan muntah lebih sering pada bayi
dan anak-anak (terutama anak malnutrisi).
6. Patofisiologi Campak
Infeksi mulai saat orang yang rentan menghirup percikan mengandung
virus dari sekret nasofaring pasien campak.ditempat masuk kuman, terjadi
periode pendek perbanyakan virus lokal dan penyebaran terbatas, diikuti oleh
viremia primer singkat bertiter rendah, yang memberikan kesempatan kepada
agen untuk menyebar ke tempat lain, tempat virus secara aktif memperbanyak
diri dijaringan limfoid. Viremia sekunder yang memanjang terjadi, berkaitan
dengan awitan prodromal klinis dan perluasan virus. Sejak saat itu (kira-kira) 910 hari setelah terinfeksi sampai permulaan keluarnya ruam, virus dapat
dideteksi diseluruh tubuh, terutama di traktus respiratorius dan jaringan limfoid,
virus juga dapat ditemukan sekret nasofaring, urine, dan darah. Pasien paling
mungkin menularkan pada orang lain dalam periode 5-6 hari. Dengan mulainya
awitan ruam (kira-kira 14 hari setelah infeksi awal), perbanyakan virus
berkurang, dan pada 16 hari sulit menemukan virus, kecuali di urine, tempat
virus bisa menetap beberapa hari. Insiden bersamaan dengan munculnya
eksantema adalah deteksi antibodi campak yang beredar dalam serum yang
ditemukan pada hampir 100% pasien dihari kedua timbulnya ruam. Perbaikan
gejala klinis dimulai saat ini kecuali pada beberapa pasien, dimulai beberapa
hari kemudian karena pada penyakit sekunder yang disebabkan oleh bakteri
yang bermigrasi melintasi barisan sel epitel traktus respiratorius. Terjadi
sinusitis, otitis media, bronkopneumonia sekunder akibat hilangnya pertahanan
normal setempat (Rudolph, 2010).
7. WOC Campak
Virus Morbili atau
Rubella
Droplet
Infection
Eksudat yang serius, dropleferasi sel
mononukleus, polimorfonukleus
Reaksi inflamasi: Demam, suhu naik,
metabolisme
IWLorgan
naik
Penyebaran
kenaik,
berbagai
melalui hematogen
Saluran
Saluran
Kulit menonjol
sekitar sebasea
Pencernaan
pernafasan
Terdapat
bercak
Inflamasi
dan folikel
Terjadi
reaksi
koplik berwarna
pada saluran
rambut
alergi
disekitar
kelabu dikelilingi
nafas disatu
kelenjar sebasea
eritema pada
lobus/beber
Broncho
dan
folikel
mukosa bukalis,
apa lobus
Eritema
pneumonia
rambut
berhadapan
Anoreksiapada
Sekresi
membentuk
molar,
makula
papula di
Intakepalatum
tidak
mukus/
Rash,
ruam
pada
durum
dan
kulit normal
adekuat
sekret
MK:
MK:
balik telinga,
palatum mole
Ketidakseimbangan
Bersihan
leher, pipi, muka,
nutrisi kurang dari 8. Komplikasi
jalan nafas Campak
seluruh tubuh,
MK:
Gangguan
kebutuhan tubuh
Berbagai macam
komplikasi
deskuamasi
rasa
integritas kulit
gatal
campak. Yang paling sering terkena
Pada
Mata
Radang
MK:
Hipertermia
Saluran
Pendengaran
Terjadi proses
inflamasi di
sal. Tuba
eustachii
Adanya
Otak
Selaput
Otak
Terjadi
inflamasi
vitis
di Kerusa
selaput
MK:
eksudat di
otak
kan
Gangguan
sal.MK:
Tuba
pada
Persepsi
eustachii
Gangguan
selaput
Ensefal
Sensori:
Persepsi
otak
itis
Penglihatan
( Rudolph, 2010).
sensori:
Pendengaran
biasa ditemukan selama stadium akut
konjung
tiva
Konjungti
sebagai berikut :
a. Laringotrakeobronkitis, biasa menyebabkan sumbatan aliran udara sehingga
memerlukan trakeostomi , terutama pada anak berusia dibawah 3 tahun.
b. Keratokonjungtivitis asimtomatis jinak yang menyertai campak dapat
menetap selama 4 bulan, lesi dapat dilihat hanya dengan biomikroskop
Pada
Mata
Otak
kiri/
kanan
Kerus
akan
jaring
an
Hemi
otak
plegi,
(kana
afasia
lampu celah. Terjadi lesi kornea yang lebih berat pada pasien campak yang
kurang gizi.
Komplikasi yang paling umum adalah:
a. Ototis media
b. Pneumonia
c. Kejang
d. Ensefalitis
9. Penatalaksanaan Campak
Menurut MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) tahun 2011,
penatalaksanaan pada kasus campak dilakukan berdasarkan klasifikasi campak,
diantaranya yaitu:
a. Campak Dengan Komplikasi Berat
Campak dengan komplikasi berat adalah penyakit campak dengan
tanda dan gejala: ada tanda bahaya umum atau kekeruhan pada kornea mata
atau luka dimulut yang dalam atau luas. Tindakan atau pengobatan yang
dilakukan pada klasifikasi campak ini adalah:
1) Beri dosis pertama vitamin A
Tabel 2.3
Dosis Vitamin A
Umur
< 6 Bulan
Dosis
50.000 IU (1/2 Kapsul
Biru)
6 Bulan 11 Bulan
100.000 (Kapsul biru)
12 Bulan 59 Bulan
200.000 (Kapsul
merah)
(Sumber: MTBS, 2011)
Vitamin A untuk suplementasi rutin untuk Bulan Februari &
Agustus. Untuk pengobatan campak dengan komplikasi pada mata
diberikan sesuai umur di atas pada hari 1, 2 dan 15.
2) Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai. Mengajarkan ibu cara
pemberian obat oral dirumah:
a) Tentukan obat dan dosis yang sesuai dengan berat badan atau umur
b)
c)
d)
e)
anak.
Jelaskan alasan pemberian obat
Peragakan cara membuat satu dosis
Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis
Mintalah ibu memberikan dosis pertama pada anak bila obat harus
diberikan di klinik
f) Terangkan dengan jelas cara memberi obat dan tuliskan pada label obat
g) Jelaskan bahwa semua obat harus diberikan sesuai anjuran walaupun
anak telah menunjukkan perbaikan
h) Cek pemahaman ibu
3) Jika ada kekeruhan pada kornea atau mata bernanah, bubuhi tetes atau
salep mata kloramfenikol atau tetrasiklin tanpa kortikosteroid
Bersihkan kedua mata 3 kali sehari:
a) Cucilah tangan
b) Mintalah anak untuk memejamkan mata
c) Gunakan kapas basah untuk membersihkan nanah
Berikan obat tetes/salep mata Kloremfenikol/Tetrasiklin 3 kali sehari:
a) Mintalah anak melihat ke atas. Tarik kelopak mata bawah perlahan ke
arah bawah
b) Teteskan obat tetes mata atau oleskan sejumlah kecil salep dibagian
dalam kelopak mata bawah
c) Cuci tangan kembali
d) Obati sampai kemerahan hilang. Jangan menggunakan salep atau tetes
mata yang mengandung kortikosteroid atau memberi sesuatu apapun
dimata.
4) Jika demam tinggi (> 38o C) beri dosis pertama paracetamol
5) Rujuk segera
Tanda dan gejala yang dapat muncul yaitu: mata bernanah atau luka
dimulut. Tindakan atau pengobatan yang dilakukan diantaranya:
1) Beri vitamin A dosis pengobatan
2) Jika mata bernanah, bubuhi tetes atau salep mata kloramfenikol atau
tetrasiklin tanpa kortikosteroid
3) Jika ada luka dimulut ajari cara mengobati dengan gentian violet
Obati luka dimulut 2 x sehari selama 5 hari:
1) Cucilah tangan
2) Basuhlah mulut anak yang di bungkus kain bersih yang telah dibasahi
larutan garam
3) Oleskan gentian violet 0,25% (jika yang tersedia 1% encerkan 4 kali)
4) Cucilah tangan kembali
4) Jika anak sangat kurus berikan vitamin A sesuai dosis
5) Kunjungan ulang 2 hari
c. Campak
Klasifikasi campak tanpa komplikasi tidak ada tanda gejala diatas.
Pengobatan atau tindakan adalah: Beri vitamin A satu dosis
penurunan
frekuensi
dan
keparahan
pneumonia
dan
hari berikutnya, bila terlihat tanda kekurangan vitamin A dimata dan diulangi 1
sampai 4 minggu kemudian.
C. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat
membelah diri dan mensintesis protein baru, menghasilkan peningkatan
ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel (Wong, 2009).
Pertumbuhan merupakan cakupan dari perubahan fisik yang terjadi
sejak periode prenatal sampai masa dewasa lanjut yang dapat berupa
kemajuan atau kemunduran (Perry & Potter, 2009).
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola teraur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari pematangan atau maturitas (Soetjiningsih,
2013).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2010)
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita
Menurut Soetjiningsih (2013), adapun faktor-faktor
mempengaruhi tumbuh kembang diantaranya :
yang
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran
utama dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menetukan tercapai
tidaknya potensi genetik. Faktor lingkungan secara garis besar yaitu
lingkungan pranatal, lingkungan perinatal dan lingkungan pascanatal.
Pada lingkungan pascanatal faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak digolongkan menjadi :
1) Faktor biologis
a) Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatik dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa
kulit putih/ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi
dari pada bangsa Asia.
b) Jenis Kelamin
Pertumbuhan fisik dan motorik antara laki-laki dan perempuan
berbeda. Anak laki-laki lebih aktif bila dibandingkan dengan anak
perempuan.
c) Umur
Umur yang paling rawan adalah balita, terutama pada umur satu
tahun pertama, karena pada masa itu anak sangat rentan terhadap
penyakit dan sering terjadi kurang gizi.
d) Gizi
tumbuh
kembang
b) Pendidikan ayah/ibu
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting
untuk tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang
baik, orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama
tentang cara :
(1) Pengasuhan anak
Pengasuhan adalah sebuah proses, yang di dalamnya
terdapat hubungan yang unik antara orang tua dan anak. Secara
umum, pengasuhan dapat dideskripsikan sebagai aksi dan
interaksi orang tua dalam memberikan kebutuhan dasar anak
untuk menunjang perkembangan dan pertumbuhan anak.
Seorang anak, terutama bayi dan balita sangat
membutuhkan dukungan dalam pengasuhan dari orang tua dan
juga
dari
lingkungan
sekitarnya.
Seorang
anak
akan
usaha
untuk
seperti
pola
pengasuhan
permisif,
otoriter,
atau
demokratis.
e) Adat dan istiadat, norma, tabu
Adat istiadat yang berlaku disetiap daerah akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak
f) Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini
mungkin karena agama akan menuntunnya ke arah kebaikan.
4. Gangguan Tumbuh Kembang Pada Balita
Menurut Kemenkes RI (2010), ada beberapa gangguan tumbuh
kembang yang sering ditemukan diantaranya :
a. Gangguan Bicara dan Bahasa
Kemampuan
berbahasa
merupakan
indikator
seluruh
pertumbuhan
18-23
24-29
30-35
Fisik
Motorik Kasar
Motorik Halus
Pertumbuhan mantap
pada tinggi dan berat
badan, lingkar kepala
48 cm, berat badan
11 kg, tinggi badan
78,7 cm
Berjalan
tanpa
bantuan
(Biasanya sejak
usia 13 bulan),
memanjat tangga,
berlutut
tanpa
sokongan,
berhenti tiba-tiba
kehilangan
seimbangan
Secara
konstan
menjatuhkan objek ke
lantai,
membangun
menara dari dua kotak,
memegang dua kotak
dalam satu tangan,
melepaskan butir-butir
ke dalamleher botol
yang sempit, mencoretcoret secara spontan
Berlari-lari secara
kikuk,
sering
jatuh,
berjalan
naik
tangga
dengan
satu
tangan, menarik
dan mendorong
mainan
Lingkar kepala 49 Naik dan turun
sampai
50
cm, tangga
sendiri
lingkar
dada
> dengan dua kaki
lingkar
kepala, pada
setiap
diameter lateral dada langkah,
berlai
>
anteroposterior, dengan seimbang
terjadi peningkatan dengan langkah
tinggi
badan lebar, menangkap
biasanya 10-12,5 cm, objek tanpa jatuh
gigi geligi utama 16
gigi
Empat kali lipat berat Melompat dengan
badan lahir, gigi kedua
kaki,
geligi utama (20 melompat
dari
gigi) lengkap, dapat kursi,
berdiri
Membangun
menara
tiga
sampai
empat
kotak,
membalik
halaman dalam buku,
dua atau tiga lembar
sekaligus,
mengatur
sendok tanpa memutar
Anoreksia fisiologis
(penurunan
kebutuhan
pertumbuhan)
Membangun
menara
dengan enam sampai
tujuh kotak, menyusun
dua atau lebih kotak
menyerupai
kereta,
membalik halaman buku
satu
sekali
waktu,
memencet bel pintu,
dalam
menggambar
sering meniru tekanan
vertikal dan melingkar
Membangun
menara
delapan
kotak,
menambah lubang asap
pada kereta dari kotak,
dan
36-47
Penambahan
berat
badan umumnya 1,8
sampai
2,7
kg
ratarata berat badan
14,6 kg, penambahan
tinggi umumnya 7,
cm dengan rata-rata
95
cm,
terlah
mencapai
kontrol
malam hari terhadap
usus dan kandung
kemih
48
(Wong, 2009).
1) Riwayat pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam
kilogram mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur ( tahun ) x 2
+ 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4
tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah
rata rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk
perkiraan tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan
umur 2- 12 tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB
pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5
tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 7,5
cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.
2) Tahap perkembangan.
1. Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa
bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika
anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan
menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang
menantang ketrampilan motorik dan bahasanya.
2. Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase
oedipal/ falik ( 3-5 tahun ). Biasanya senang bermain dengan anak
berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat
dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke
ayahnya ).
3. Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap
preoperasional yaitu fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase
pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum
sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu belum benar dan
magical thinking.
4. Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai
melakukan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi,
memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa menjelaskan
peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga.
5. Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh
kegiatan
keagamaan dari ortu atau guru dan belajar yang benar salah untuk
menghindari hukuman.
6. Perkembangan body image
yaitu
mengenal
kata
cantik,
mempunyai
permainan
yang
mirip.Berkaitan
dengan
3. Mulut
Inspeksi : Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan
dengan molar bawah, enantema di palatum durum dan palatum mole,
perdarahan pada mulut dan traktus digestivus.
4. Toraks
a) Inspeksi : Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada
nasofaring, perdarahan pada hidung. Pada penyakit campak,
gambaran penyakit secara klinis menyerupai influenza.
b) Auskultasi : Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.
5. Abdomen
a) Inspeksi : Bentuk dari perut anak. Ruam pada kulit.
b) Auskultasi : Bising usus.
c) Perkusi : Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda
abnormal, misalnya masa atau pembengkakan.
6. Kulit
a) Inspeksi : Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.
b) Palpasi : Turgor kulit menurun
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko kekurangan volume cairan b/d evaporasi
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d akumulasi sekret
c. Hipertermia b/d proses inflamasi penyakit
d. Kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologi
e. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake
yang tidak adekuat
f. Gangguan persepsi sensori b/d konjungitivitis