Anda di halaman 1dari 20

Contoh makalah Kerangka Konseptual

Akuntansi Sektor Publik


Posted on Mei 20, 2012 by olin

BAB I
PENDAHULUAN
Mata kuliah akuntansi sektor publik dapat dikatakan sebagai bidang studi akuntansi mandiri.
Bidang studi ini tentunya tidak dapat dilepaskan begitu saja dari bidang akuntansi lainnya.
Tanpa disadari oleh kita, sebetulnya setiap orang pernah mengaplikasikan ilmu akuntansi
didalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam dunia usaha. Oleh karena itu, akuntansi
sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akuntansi akan menghasilkan
informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak luar yang
mengambil keputusan.
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyedia informasi,
pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat
informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik.

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

Memahami konsep publik, isu sentral, peran dan praktik akuntansi sektor publik di
Indonesia dalam membantu terciptanya proses pertanggungjelasan publik.

Memahami konsep organisasi sektor publik dan peran akuntansi dalam membantu
manajemen organisasi sektor publik.

Memahami penerapan proses perencanaan dan pengendalian akuntansi dalam


pertanggungjawaban publik dan eksesnya di unit organisasi sektor publik.

Memunculkan sikap kritis dan minat mahasiswa dalam berbagai isu akuntansi sektor
publik.

Menambah pengetahuan mahasiswa terhadap hal yang berhubungan dengan akuntansi


sektor publik serta aplikasi dalam praktik.

Mahasiswa memperoleh pamahaman tentang karakteristik akuntansi sektor publik.

Memunculkan sikap mahasiswa sebagai problem seeker, problem identifier dan


problem solver terhadap praktik akuntansi sektor publik.

Menambah nilai kami dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.

BAB II
PEMBAHASAN

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan dalam standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Kerangka
konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses perencanaan, penganggaran, pengadaan
barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban.

1. 1. Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik


Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merupakan konsep yang mendasari penyusunan
dan penyajian laporan keuangan dalam sektor publik untuk kepentingan eksternal. Kerangka
konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.
Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar
akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang,
konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar
akuntansi di masa depan.
1. 2.

Tujuan dan Peranan Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan
bagi:
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya.

b. Penyusun laporan keunagn untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip akuntansi
yang secara lazim dan standar akuntansi keuangan sektor publik.
c. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
d. Para pemakai laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan sektor
publik.

Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sector publik. Revisi
kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan pengalaman komite
penyusunan standar akuntansi keuangan sektor publik dalam penggunaan kerangka dasar
tersebut.

1. 3.

Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Pembahasan tentang kerangka konseptual akuntansi sektor publik ini meliputi:


1. Perencanaan publik
2. Penganggaran publik
3. Realisasi anggaran publik
4. Pengadaan barang dan jasa publik
5. Pelaporan sektor publik
6. Audit sektor publik
7. Pertanggungjawaban publik
Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun dan
dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan keberhasilan
proses selanjutnya. Jadi, proses penganggaran yang baik dan berkualitas sangat menentukan
keberhasilan serta akuntabilitas program.
Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme bagaimana
agar proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Laporan keuangan
dan laporan kinerja organisasi sector publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya
setahun sekali untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.
Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan dalam organisasiorganisasi sektor publik. Kerangka konseptual juga akan membahas jalannya proses dan
pelaksanaan audit sector publik yang berkualitas. Audit yang berkualitas adalah proses
pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang berkualitas. Pertanggungjawaban

merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor publik dan juga tahap terakhir dari
penentuan ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas program secara keseluruhan. Berikut
ini merupakan lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik pada organisasi sektor
publik.

1. 1.

Pemerintah Pusat

Perencanaan publik: musyawaroh perencanaan pembangunan(musrenbang) jangka panjang


nasional, musrenbang jangka menegah nasional, musrenbang penyusunan rencana kerja
pemerintah.
Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetaan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaina LPJ dan pertanggungjawabanya.

1. 2.

Pemerintah Daerah

Perencanaan publik : musyawaroh perencanaan pembangunan(musrenbang) jangka


panjang daerah, musrenbang jangka menegah daerah, musrenbang penyusunan rencana kerja
pemerintah, musrenbang provinsi, musrenbang kabupaten,musrenbang kecamatan, usrenbang
Desa.
Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetaan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaina LPJ dan pertanggungjawabanya.

1. 3.

Partai Politik

Perencanaan Publik : musyawaro kerja tingkat pusat, musyawarah kerja wilayah,


musyawarah kerja derah, musyawarah kerja cabang, musyawarah kerja ranting.

Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetaan anggaran.


Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetapan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya.

1. 4.

LSM

Perencanaan Publik : rapat kerja untuk menyusun perencanaan LSM.


Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetapan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggaran.

Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.

Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.

Audit sektor publik : mekanisme audit.

Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya.

1. 5.

Yayasan/tempat peribadatan

Perencanaan Publik : rapat kerja untuk menyusun perencanaan yayasan/organisasi tempat


peribadatan.
Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetapan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggaran.
Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
Pelaporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya.

1. 4.

Asumsi Akuntansi Sektor Publik

2. a.

Kebutuhan Masyarakat

Berdasarkan kodratnya, manusia mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat memenuhi
segala harapan dalam hidupnya. Dalam era reformasi ini sekarang masyarakat menuntut
Pemerintah dan organisai sektor publik lainnya untuk mengelola pelayanan publik secara
lebih transparan serta partisipatif agar pelayanan menjadi lebih efektif dan akuntabel.
Kebutuhan masyarakat ini menjadi asumsi dasar bagi proses perencanaan, yang merupakan
pintu utama dari serangkaian proses dalam siklus akuntansi sektor publik. berdasarkan
kebutuhan masyarakat ini, perencanaan disusun oleh organisasi publik.

1. b.

Alokasi Sumber Daya

Perencanaan untuk emenuhi kebutuhan masyarakat hanya akan tercapai jika ada sumber daya
yang mendukungnya. Sumber daya yang dialokasikan akan menjadi bahan baku bagi
berjalannya perencanaan yang telah disusun. Pengalokasian sumber daya dapat berupa
sumber dana, sumber daya manusia, dan sumber daya alam.
Penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan secara maksimal oleh pemerintah. Sementara
itu organisasi sektor publik lainnya hanya terbatas pada sumber daya alam yang menjadi
milik organisasinya saja.

1. c.

Ketaatan Hukum/Peraturan

Perangkat atau dasar hukum ini ditetapkan dalam rangka mengukur kbutuhan publik dan
alokasi sumber daya yang hendak dilakukan. Dengan kata lain proses pengukuran kebutuhan
dan alokasi sumber daya ini akan berjalan lancar serta efektif jika didukung oleh regulasi
yang memedai sehingga mendorong berlakunya raktek yang baik, tertib, dan akuntabel.
Dengan demikian proses perencanaan, penganggaran, pengadaan, barang dan jasa, realisasi
anggaran, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggung jawaban publik yang baik akan
didukung dengan dasar hukum yang baik pula.

1. d.

Dasar Akrual

Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan sektor publik adalah dasar akrual,
dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akunatansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

Dasar akrual telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan
mengaplikasikannya dalam proses organisasi publik, sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai.

1. e.

Kelangsungan Usaha atau Organisasi

Demi kelangsungan hidupnya, organisasi menetapkan dasar-dasar hukum atau aturan


organisasi sebagai pedoman dalam menjalankan organisasi tersebut. Organisasi juga harus
memenuhi tuntutan-tuntutan di dalam dasar hokum agar proses berjalan seperti yang
dikehendaki. Dengan dilaksanakannya dasar hukum, organisasi dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya sesuai visi dan misi organisasi publik.

1. f.

Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas kinerja merupakan suatu proses yang menentukan penilaian


keberhasilan sebuah organisasi publik dalam mencapai tujuanya. Organisasi diwajibkan
secara hukum untuk memenuhi akuntabilitas organisasinya denga kinerja yang diperolehnya.
Kinerja organisasi dapat diraih dengan mengefektifkan dan mengefesienkan hasil dari proses
organsasi yakni perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa,
pelaporan keuangan, audit serta pertanggungjawaban publik.

1. 5.

Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik

Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika diimplementasikan pada
akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas
informasi akuntansi dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan
kualitas produk setiap unsur akuntansi sektor publik.

1. Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan pengelola
organisasi, dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang hasil, atau
konsekuensi tindakan atau kejadian.
Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu
investor, kreditor, dan pengguna lainya untuk mengevaluasi kondoisi masa lalu, saat ini dan
masa depan atau untuk menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan balik/feedback agar
relevan.

1. Keandalan dan Reliabilitas


Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para peggunanya.
Keandalan akan membedakan pengguna stu dengan pengguana yang lainyatergantug pada
keluasan pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi.
Dengan kata lain, di antara pengguna yang berbeda, informasi dengan derajat keandalan yang
berbeda akan ditemukan. Dalam konteks kerangka konseptual, agar menjadi andal informasi
harus dapat diuji, netral, dan disajikan dengan jujur.

1. Pertimbangan Biaya dan Manfaat


Pertimbangan biaya dan memanfaat dikenal dengan keterbatasan parpasif. Informasi
akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut melebihi
biayanya. Oleh karnanya, sebelum mempersiapkan dan mendeseminasikan informasi
keuangan, manfaat serta biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan.

1. Materialitas
Mateialitas dianggap sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnnya materialitas adalah
pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang signifikan dan
berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.

Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik. Pada posisi paling bawah, hal itu disebut
dengan perwujudan yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan pedoman
bagi seluruh proses pengelolaan suatu organisasi yang merupakan batas-batas pekerjaan
organisasi. Sedangkan pelaporan merupakan instrumen akuntabilitas dari kegiatan organisasi.
Setelah itu operasional yang merupakan sebuah thapan dimana transaksi-transaksi publik
dilakukan. Transaksi dilakukan dengan regulasi yang ada dan dilaporkan sesuai standar
pelaporan organisasi.
Diatasnya lagi ada pokok-pokok yang berisi unsur akuntansi sektor publik dan karakteristik
kualitatif. Setealah unsur-unsur akuntansi sektor publik beserta transaksinya dapat memenuhi
karakteristik kualitatif yang ada, tujuan organisasi dan tujuan kesejahteraan publik berada
diatas segala-galanya.

5.1 Kualitas Perencanaan Publik


Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen perencanaan yag sangat penting
dan menentukan dalam menghasilkan outcome. Jadi, melalui sistem kualitas perencanaan
diharapkan dapat dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang dimaksud dengan kualitas
perencanaan adalah sebuah prosedur yang mendefenisikan kualitas terkait dengan tugas
ketika proyek baru mulai digarap untuk memenuhi kualitas yang disyaratkan.

Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan seperti:

Kegagalan manajemen dalam memahami system yang tengah terjadi di sekitar area
organisasi.

Kurangnya dukungan manajemen terhadap system perencanaan. Pimpinan kurang


mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.

Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.

Outcomer dari proses perencanaan public adalah dokumen perencaan yang mayoritas terbagi
menjadi dokumen perencanaan jangka pendek (datu tahun), dokumen perencanaan jangka
menengah (lima tahun) , dan dokumen perencanaan jangka panjang (dua puluh lima tahun).
Karakteristik kualitatif dari kualitas output perencanaan publik
1. Dapat dipahami
2. Relevan

5.2 Kualitas Penganggaran Publik


Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas anggaran adalah pemikiran
manajemen yang tidak mempunyai nilai tambah bagi kualitas organisasi.manajemen tidak
mempertimbangkan permasalahan organisasi yang ada jika tidak ada kualitas anggaran.
Penyelenggaraan kegiatan organisasi yang menjadi kewenangan organisasi didanai dari dan
atas beban anggaran pendapatan dan belanja organisasi. Penyusunan anggaran dapat
dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut:

Berdasarkan program.

Berdasrkan pust pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.

Sebagai alat perencanaan dn pengendalian.

Sebagai alat motivasi kinerja karyawan.

Outcome penganggaran publik:


1. Rencana kerja anggaran
2. Raperda RAPBD
3. Nota RAPBD

4. Pera APBD
5. Surat Keputusan Kepala Daerah Tentang enjabaran APBD
Karakteristik kualitatif kualitas output penganggaran public yaitu dapat dibandingkan.

5.3

Kualitas Realisasi Anggaran Publik

Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk dan layanan yang harus
diberikan kepada publik. Kesimpulan hasil realisasi anggaran diperoleh pada saat produk
organisasi telah secara tuntas dikembangkan/dibangun, diuji, diterima, dilaksanakan, dan
dialihkan menjadi kinerja organisasi. Pada saat itu, proses pencatatan dilaksanakan secara
akurat. Kualitas realissi anggaran merupakan hasil pencapaian kinerja organisasi.
Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat menjadi penentu kualitas
pelaksanaan realisasi anggaran public adalah sebagai berikut:

Pengembangan kasus usaha

Menentukan prioritas

Menyediakan pembenaran biaya

Menemukan manfaat

Mengukur kinerja untuk perbaikan yang sedang berlangsung

Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi anggaran public, yaitu dapat
dipahami dan terandalkan.

5.4

Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/jasa dengan total biaya
kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu
yang tepat , dan dari sumbre yang tepat untuk memperoleh manfaat secra langsung.
Tahapan pengadaan barang dan jasa
1. Pengumpulan informasi
2. Hubungan penyedia
3. Review latar belakag
4. Nogosiasi

5. Pemenuhan
6. Konsumsi, pemeliharaan, dan penyelesain
7. pembaharuan
karakteristik kualitatif kualitas output pengadaan barang dan jasa
1. Dapat Dipahami
Adalah kemudahan untuk dipahami publik atau penyedia brang dan jasa.
1. Terandalkan
Informasi khususnya pembiayaan pengadaan barang dan jasa harus engambarkan dengan juur
transaksi yang menyangkut jumlah dan ketentuanya.

5.5

Kualitas Pelaporan Sektor Publik

Outcome pelaporan akuntansi sektor publik


1. Laporan posisi keunagan(neraca)
2. Laporan kinerja keuangan
3. Laporan perubahan aktiva
4. Laporan arus kas
5. Kebijakan akuntansidan catatan atas laporan keuangan

Karakteristik kualitatif pelaporan sektor publik


1. Dapat diperbandingkan
2. Tepat waktu
3. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
4. Keseimbangan antara karakteristik dan kualitatif
5. Penyajian yang wajar

5.6

Kualitas Audit Sektor Publik

Ditujukan untuk mnguji efektifitas sistem pengelolaan kualitas


Outcome audit akuntansi sektor publik
1. Pendekatan yang diambil oleh manajemn
2. Kontribusi yang dibuat oleh komite audit
3. Peran shareholder dan kometator
4. Peran orang yang mengajukan perkara
5. Pendekatan regulasi
6. Tekanan yang disebabkan rezim akuntansi pelaporan.
Karakteristik kualitaif kualitas output audit sektr publik
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan

5.7

Kualitas pertanggungjawaban Publik

Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi utam organisasi,inisiatif utama


untuk mmebwa misi dan kinerja pelaksanaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Outcome pertanggungjawaban publik
1. Mempersiapkan dan menyusun rencana strategik
2. Merumuskan visi, misi, faktor-faktorkunci keberhasilan, tujuan,sasaran, strategi
organisasi publik
3. Merumuskan indikator kinerja organisasi publik dengan berpedoman pada kegiatan
yang dominan, menjadi isu global dan kritis bagi pencapaian visi dan misiorganisasi
sektor publik
4. Memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokokdsn fungsi dengan seksama
5. Mengukur pencapian kerja
Karakteristik kualitatif kualitas output pertanggungjawaban publik

1. Dapat dipahami
2. Relevan

1. 6.

Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik

Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut, baik dalam kata-kata maupun jumlah
uang. Pos yang memenuhi definisi suatu unsure harus diakui jika:
1. Ada kamungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam organisasi publik.
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
unsure laporan keuangan sector public ke dalam laporan posisi keuangan dan laporan kinerja
keuangan. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang
juga berbeda dalam laporan keuangan sektor publik.
Suatu pos dapat dianggap memenuhi persyaratan pengakuan di masa depan sebagai akibat
dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang juga
berbada dalam laporan keuangan sektor publik. Berbagai dasar pengakuan tersebut adalah;
1. a.

Biaya Historis (historical cost)

2. b.

Biaya Saat ini (current cost)

3. c.

Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/sattlement value)

4. d.

Nilai sekarang (present value)

6.1 Faktor yang berpengaruh dalam Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik
1. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep probabilitas digunakan dalam pengertian
derajat ketidakpastian. Manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau kedalam organisasi. Konsep tersebut dimaksudkan utuk menghadapi
ketidakpastian lingkungan operasi organisasi.

2. Kendala Pengukuran
Kriteria pos kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat
kendala tertentu (reliable) contohnya hasil yang diharapkan dalam tututan hukum dapat
memenuhi definisi baik aktfa, pendapatan, maupun kriteria probabilitas agar dapat diakui.
Namun jika tidak mungkin diukur dengan tingkat kendala tertentu, tuntutan tersebut tidak
dapat diaui sebgai aktiva atau pendapatan. Eksistensi tuntutan harus diungkapkan dalam
catatan materi penjelasan atau skedul tambahan.
3. Aktiva
Aktiva akan diakui dalam posisi keuangan jika manfaat ekonomisnya dimasa depan atau jas
apotensialnya kemungkinan besar akan diperoleh organisasi, dan aktiva tersebut mempunyai
nilai yang dapat diukur dengan andal.
4. Kewajiban
Keewajiban diakui dalam laporan osisi keunagan jikapengeluaran sumberdaya yang
membrikan manfaat ekonomi kemungkinan besar akan dilakukan untuk mnyelasiakna
kewajiban (obligation) sekarang, dan jumlah yang harus diselsesaikan dapat diukur dengan
andal.

5. Ekuitas
Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuanagn dimana relevansi
pengklasifikasianya terjadia apabila pos tersebut mengidentifikasikan pembatasan hukum
atau pembatasan lainya atas kemamampuan organisasi.
6. Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinrja keuangan jika kenaikan manfaat ekonoi dimasa yang
akan dtang yang berkaitan dengan penigkatan aktiva atau penurunan kewajiban, telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal.
7. Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuanagan berdasarkan hubungan langsung antar biaya
yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh.

BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa kerangka konseptual


pada akuntansi sangatlah penting. Dikarenakan akuntansi sektor publik memiliki banyak
lingkup maka sebelumnya perlu untuk di rencanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya
kerangka konseptual akuntansi sektor publik maka kita dapat merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga

/http/www.google.com

/http/www. jbptunikompp-gdl-inawardati.c

LAMPIRAN

Contoh kasus I

Peningkatan Kualitas Pelayanan Sektor Publik


Seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi, tuntutan masyarakat untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) pun semakin mengemuka.
Krisis moneter yang berkepanjangan, kesenjangan ekonomi yang semakin tajam, supremasi
hukum yang melemah, serta buruknya pelayanan publik yang dilakukan oleh birokrat
semakin memperburuk tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Kondisi ini
pada akhirnya mendorong pemerintah untuk terus melakukan perbaikan dan berbenah
terutama dalam kegiatan yang berkenaan dengan penyediaan layanan publik.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam pembenahan birokrasi adalah
mengimplementasikan akuntansi manajemen yang baik dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Sektor publik yang selama ini masih mengacu pada tata kelola pemerintahan
tradisional, saat ini tengah digerakkan oleh prinsip-prinsip akuntansi bisnis yang baik dan
modern berdasarkan asas keadilan sosial. Pemerintah saat ini tidak lagi diharapkan
menyediakan pelayanan publik dengan mutu rendah, melainkan didorong untuk memberikan
pelayanan terbaik sesuai dengan keinginan para pelanggan yakni masyarakat itu sendiri.
Pengembangan teori Akuntansi Manajemen di sektor publik pun terus dikembangkan hingga
saat ini. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta sebagai salah satu sekolah tinggi
kedinasan yang berkonsentrasi di bidang akuntansi dan keuangan publik terus melakukan
pengembangan dan penelaahan atas penerapan akuntansi manajemen di sektor publik ini.
Prinsip-prinsip akuntansi manajemen berbasis bisnis yang dapat diadopsi dalam sektor publik
ditinjau dan dianalisis lebih lanjut penerapannya dalam birokrasi guna mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance) sesuai dengan harapan masyarakat.

Theory of constrainst (TOC) merupakan salah satu teori dalam akuntansi manajemen bisnis
yang dapat diadopsi oleh pemerintah dalam penyediaan layanan publik yang berkualitas.
Namun harapan untuk memberikan produk pelayanan yang berkualitas ini tidak menutup
kemungkinan timbulnya hambatan dan keterbatasan (bottleneck) dalam setiap proses
penyediaan jasa. Dalam kerangka pemikiran inilah, penerapan TOC dalam sektor publik
dianggap mampu untuk menguraikan metode pemaksimalan kualitas pelayanan dan
meningkatkan throughput contribution melalui upaya penurunan investasi dan biaya operasi
pelayanan publik, dengan harapan peningkatan kinerja secara keseluruhan.
Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk menguraikan hambatan dan keterbatasan
(bottleneck) yang ada dalam penyediaan layanan publik. Studi kasus yang diambil adalah
keterkaitan proses pelayanan pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Proses pembelajaran dalam pembahasan masalah
diharapkan mampu menguraikan kendala dan hambatan dalam pelayanan pengurusan
sertifikat tanah serta memberikan solusi alternatif yang mencukupi dalam peningkatan
kualitas pelayanan di sektor publik, terutama berkaitan dengan Badan Pertanahan Nasional
dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
Tulisan lebih lengkap mengenai Peningkatan Kualitas Pelayanan Pemerintah dengan
Pendekatan Theory of Constraints pada Sektor Publik : Studi Kasus Keterkaitan Proses
Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
dapat diunduh di sini.

Contoh Kasus II

Suara merdeka, 14 Desember 2004


Semarang-per januari 2008 pemerintah daerah diwajibkan mempublikasikan setiap laporan
keuangan kepada masyarakat. Lima laporan keuangan yang wajib dipublikasikan kepada
masyarakkat adalah laporan setiap semesteran, perhitungan APBD, neraca, laporan arus kas,
dan catatan atas lapora keuangan yang dilampiri catatan keuangan BUMD (badan usaha ,mlik
daerah).
Meskipun seharusnya dimulai tahun depan,tetapi karna butuh sosialisasi paling lambat awal
tahun 2008 hal itu sudah harus dilaksanakan pemerintah daerah. Ini karana laporan
keuanagan adalah dokumen ublik dan menjadi hak masyarakat untuk mengetahuinya kata
Rey Donnyzar Moenek, Kasubdid Bina Administrasi Keuanagn Daerah Departemen Dalam
Negeri, didampingi Kepala Biro Keuangan Setda Jateng Drs Hadi Prabowo MM, Kemarin.
Ia mengatakan hal itu disela-sela acara Pemantapan Sistem Perencanaan Program dan
Anggaran serta Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Ketentuan Baru,
di Hotel Grasia kemarin.
Donny mengunkapkan,kewajiban yang dilandasi undang-undang No 17/2003 tentang
keuangan Negara itu merupak upaya menciptakan pengelolaan keunagn Negara yang

treansparan. Dengan demikian masyarakat dapat membantu penggunaan keuangan


pemerintah daerah yang diperoleh melalui pajak.
Upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keunangan yang selama ini
lebih banyak digunakan didunia usaha dalam pengeloaan keuangan pemerintah, tidaklah
dimaksudkan untuk menyamakan pengelolaaan keuangan sektor pemerintah dengan
pengeloaan sektor swasta, tetapi lebih kepada penerapan good cororate gobermance.
jelasnya.
Pada bagian lain, ia mengatakan pemerintah pusat nantinya akan mengontrol
pengeluaran anggaran yang dilakukan daerah, persentase penggunaan keuangan daerah
diatur, sedangkan nominalnya diserahkan kepada masing-masing daerah.
Mekanisme tersebut, jelas dia, diharapkan dapat mewujudkan keseimbangan belanja
publik dan belanja rutin yang dikeluarkan daerah. Kontrol atas pengeluaran yang dilakukan
daerah sedang dibahas dalam undang-undang no 25 tahun 1999 tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
Dia mengungkapkan, pengawasan terhadap penggunaan pengawasan daerah akan
dilakukan jendral pembinaan administrasi keuangan daerah. Pemerintah melihat adanya
pengunaan keuangan daerah yang tidak proposional, tandas dia.
Sementara itu, Hadi Prabowo menambahkan, dengan dikeluarkannya tiga paket
undang-undang dibidang keuangan yakni UU Nomor 17/2003, UU Nomor 1/2004, dan UU
Nomor15/2004, serta diterbitkanya UU No 33/2004 berpengaruh terhadap seluruh sistem
pengelolaan keuangan daerah karna itu, aturan baru tersebut harus segera dipahami oleh
pejabat diprovinsi dn kabupaten/kota.

Anda mungkin juga menyukai