BAB I
PENDAHULUAN
Mata kuliah akuntansi sektor publik dapat dikatakan sebagai bidang studi akuntansi mandiri.
Bidang studi ini tentunya tidak dapat dilepaskan begitu saja dari bidang akuntansi lainnya.
Tanpa disadari oleh kita, sebetulnya setiap orang pernah mengaplikasikan ilmu akuntansi
didalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam dunia usaha. Oleh karena itu, akuntansi
sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akuntansi akan menghasilkan
informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak luar yang
mengambil keputusan.
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyedia informasi,
pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat
informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
Memahami konsep publik, isu sentral, peran dan praktik akuntansi sektor publik di
Indonesia dalam membantu terciptanya proses pertanggungjelasan publik.
Memahami konsep organisasi sektor publik dan peran akuntansi dalam membantu
manajemen organisasi sektor publik.
Memunculkan sikap kritis dan minat mahasiswa dalam berbagai isu akuntansi sektor
publik.
BAB II
PEMBAHASAN
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan
bagi:
a. Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam tugasnya.
b. Penyusun laporan keunagn untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip akuntansi
yang secara lazim dan standar akuntansi keuangan sektor publik.
c. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
d. Para pemakai laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan sektor
publik.
Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sector publik. Revisi
kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan pengalaman komite
penyusunan standar akuntansi keuangan sektor publik dalam penggunaan kerangka dasar
tersebut.
1. 3.
merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor publik dan juga tahap terakhir dari
penentuan ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas program secara keseluruhan. Berikut
ini merupakan lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik pada organisasi sektor
publik.
1. 1.
Pemerintah Pusat
1. 2.
Pemerintah Daerah
1. 3.
Partai Politik
1. 4.
LSM
Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
1. 5.
Yayasan/tempat peribadatan
1. 4.
2. a.
Kebutuhan Masyarakat
Berdasarkan kodratnya, manusia mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat memenuhi
segala harapan dalam hidupnya. Dalam era reformasi ini sekarang masyarakat menuntut
Pemerintah dan organisai sektor publik lainnya untuk mengelola pelayanan publik secara
lebih transparan serta partisipatif agar pelayanan menjadi lebih efektif dan akuntabel.
Kebutuhan masyarakat ini menjadi asumsi dasar bagi proses perencanaan, yang merupakan
pintu utama dari serangkaian proses dalam siklus akuntansi sektor publik. berdasarkan
kebutuhan masyarakat ini, perencanaan disusun oleh organisasi publik.
1. b.
Perencanaan untuk emenuhi kebutuhan masyarakat hanya akan tercapai jika ada sumber daya
yang mendukungnya. Sumber daya yang dialokasikan akan menjadi bahan baku bagi
berjalannya perencanaan yang telah disusun. Pengalokasian sumber daya dapat berupa
sumber dana, sumber daya manusia, dan sumber daya alam.
Penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan secara maksimal oleh pemerintah. Sementara
itu organisasi sektor publik lainnya hanya terbatas pada sumber daya alam yang menjadi
milik organisasinya saja.
1. c.
Ketaatan Hukum/Peraturan
Perangkat atau dasar hukum ini ditetapkan dalam rangka mengukur kbutuhan publik dan
alokasi sumber daya yang hendak dilakukan. Dengan kata lain proses pengukuran kebutuhan
dan alokasi sumber daya ini akan berjalan lancar serta efektif jika didukung oleh regulasi
yang memedai sehingga mendorong berlakunya raktek yang baik, tertib, dan akuntabel.
Dengan demikian proses perencanaan, penganggaran, pengadaan, barang dan jasa, realisasi
anggaran, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggung jawaban publik yang baik akan
didukung dengan dasar hukum yang baik pula.
1. d.
Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan sektor publik adalah dasar akrual,
dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akunatansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Dasar akrual telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan
mengaplikasikannya dalam proses organisasi publik, sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai.
1. e.
1. f.
Akuntabilitas Kinerja
1. 5.
Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika diimplementasikan pada
akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas
informasi akuntansi dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan
kualitas produk setiap unsur akuntansi sektor publik.
1. Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan pengelola
organisasi, dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang hasil, atau
konsekuensi tindakan atau kejadian.
Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu
investor, kreditor, dan pengguna lainya untuk mengevaluasi kondoisi masa lalu, saat ini dan
masa depan atau untuk menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan balik/feedback agar
relevan.
1. Materialitas
Mateialitas dianggap sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnnya materialitas adalah
pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang signifikan dan
berdampak besar terhadap keputusan yang diambil.
Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik. Pada posisi paling bawah, hal itu disebut
dengan perwujudan yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan pedoman
bagi seluruh proses pengelolaan suatu organisasi yang merupakan batas-batas pekerjaan
organisasi. Sedangkan pelaporan merupakan instrumen akuntabilitas dari kegiatan organisasi.
Setelah itu operasional yang merupakan sebuah thapan dimana transaksi-transaksi publik
dilakukan. Transaksi dilakukan dengan regulasi yang ada dan dilaporkan sesuai standar
pelaporan organisasi.
Diatasnya lagi ada pokok-pokok yang berisi unsur akuntansi sektor publik dan karakteristik
kualitatif. Setealah unsur-unsur akuntansi sektor publik beserta transaksinya dapat memenuhi
karakteristik kualitatif yang ada, tujuan organisasi dan tujuan kesejahteraan publik berada
diatas segala-galanya.
Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan seperti:
Kegagalan manajemen dalam memahami system yang tengah terjadi di sekitar area
organisasi.
Outcomer dari proses perencanaan public adalah dokumen perencaan yang mayoritas terbagi
menjadi dokumen perencanaan jangka pendek (datu tahun), dokumen perencanaan jangka
menengah (lima tahun) , dan dokumen perencanaan jangka panjang (dua puluh lima tahun).
Karakteristik kualitatif dari kualitas output perencanaan publik
1. Dapat dipahami
2. Relevan
Berdasarkan program.
Berdasrkan pust pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.
4. Pera APBD
5. Surat Keputusan Kepala Daerah Tentang enjabaran APBD
Karakteristik kualitatif kualitas output penganggaran public yaitu dapat dibandingkan.
5.3
Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk dan layanan yang harus
diberikan kepada publik. Kesimpulan hasil realisasi anggaran diperoleh pada saat produk
organisasi telah secara tuntas dikembangkan/dibangun, diuji, diterima, dilaksanakan, dan
dialihkan menjadi kinerja organisasi. Pada saat itu, proses pencatatan dilaksanakan secara
akurat. Kualitas realissi anggaran merupakan hasil pencapaian kinerja organisasi.
Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat menjadi penentu kualitas
pelaksanaan realisasi anggaran public adalah sebagai berikut:
Menentukan prioritas
Menemukan manfaat
Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi anggaran public, yaitu dapat
dipahami dan terandalkan.
5.4
Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/jasa dengan total biaya
kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu
yang tepat , dan dari sumbre yang tepat untuk memperoleh manfaat secra langsung.
Tahapan pengadaan barang dan jasa
1. Pengumpulan informasi
2. Hubungan penyedia
3. Review latar belakag
4. Nogosiasi
5. Pemenuhan
6. Konsumsi, pemeliharaan, dan penyelesain
7. pembaharuan
karakteristik kualitatif kualitas output pengadaan barang dan jasa
1. Dapat Dipahami
Adalah kemudahan untuk dipahami publik atau penyedia brang dan jasa.
1. Terandalkan
Informasi khususnya pembiayaan pengadaan barang dan jasa harus engambarkan dengan juur
transaksi yang menyangkut jumlah dan ketentuanya.
5.5
5.6
5.7
1. Dapat dipahami
2. Relevan
1. 6.
Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut, baik dalam kata-kata maupun jumlah
uang. Pos yang memenuhi definisi suatu unsure harus diakui jika:
1. Ada kamungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam organisasi publik.
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
unsure laporan keuangan sector public ke dalam laporan posisi keuangan dan laporan kinerja
keuangan. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang
juga berbeda dalam laporan keuangan sektor publik.
Suatu pos dapat dianggap memenuhi persyaratan pengakuan di masa depan sebagai akibat
dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang juga
berbada dalam laporan keuangan sektor publik. Berbagai dasar pengakuan tersebut adalah;
1. a.
2. b.
3. c.
4. d.
6.1 Faktor yang berpengaruh dalam Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik
1. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep probabilitas digunakan dalam pengertian
derajat ketidakpastian. Manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut
akan mengalir dari atau kedalam organisasi. Konsep tersebut dimaksudkan utuk menghadapi
ketidakpastian lingkungan operasi organisasi.
2. Kendala Pengukuran
Kriteria pos kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat
kendala tertentu (reliable) contohnya hasil yang diharapkan dalam tututan hukum dapat
memenuhi definisi baik aktfa, pendapatan, maupun kriteria probabilitas agar dapat diakui.
Namun jika tidak mungkin diukur dengan tingkat kendala tertentu, tuntutan tersebut tidak
dapat diaui sebgai aktiva atau pendapatan. Eksistensi tuntutan harus diungkapkan dalam
catatan materi penjelasan atau skedul tambahan.
3. Aktiva
Aktiva akan diakui dalam posisi keuangan jika manfaat ekonomisnya dimasa depan atau jas
apotensialnya kemungkinan besar akan diperoleh organisasi, dan aktiva tersebut mempunyai
nilai yang dapat diukur dengan andal.
4. Kewajiban
Keewajiban diakui dalam laporan osisi keunagan jikapengeluaran sumberdaya yang
membrikan manfaat ekonomi kemungkinan besar akan dilakukan untuk mnyelasiakna
kewajiban (obligation) sekarang, dan jumlah yang harus diselsesaikan dapat diukur dengan
andal.
5. Ekuitas
Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuanagn dimana relevansi
pengklasifikasianya terjadia apabila pos tersebut mengidentifikasikan pembatasan hukum
atau pembatasan lainya atas kemamampuan organisasi.
6. Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinrja keuangan jika kenaikan manfaat ekonoi dimasa yang
akan dtang yang berkaitan dengan penigkatan aktiva atau penurunan kewajiban, telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal.
7. Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuanagan berdasarkan hubungan langsung antar biaya
yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh.
BAB III
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Erlangga
/http/www.google.com
/http/www. jbptunikompp-gdl-inawardati.c
LAMPIRAN
Contoh kasus I
Theory of constrainst (TOC) merupakan salah satu teori dalam akuntansi manajemen bisnis
yang dapat diadopsi oleh pemerintah dalam penyediaan layanan publik yang berkualitas.
Namun harapan untuk memberikan produk pelayanan yang berkualitas ini tidak menutup
kemungkinan timbulnya hambatan dan keterbatasan (bottleneck) dalam setiap proses
penyediaan jasa. Dalam kerangka pemikiran inilah, penerapan TOC dalam sektor publik
dianggap mampu untuk menguraikan metode pemaksimalan kualitas pelayanan dan
meningkatkan throughput contribution melalui upaya penurunan investasi dan biaya operasi
pelayanan publik, dengan harapan peningkatan kinerja secara keseluruhan.
Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk menguraikan hambatan dan keterbatasan
(bottleneck) yang ada dalam penyediaan layanan publik. Studi kasus yang diambil adalah
keterkaitan proses pelayanan pendaftaran tanah pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Proses pembelajaran dalam pembahasan masalah
diharapkan mampu menguraikan kendala dan hambatan dalam pelayanan pengurusan
sertifikat tanah serta memberikan solusi alternatif yang mencukupi dalam peningkatan
kualitas pelayanan di sektor publik, terutama berkaitan dengan Badan Pertanahan Nasional
dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
Tulisan lebih lengkap mengenai Peningkatan Kualitas Pelayanan Pemerintah dengan
Pendekatan Theory of Constraints pada Sektor Publik : Studi Kasus Keterkaitan Proses
Pendaftaran Tanah pada Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
dapat diunduh di sini.
Contoh Kasus II