Anda di halaman 1dari 8

1

PENGARUH SIKAP DAN PERSEPSI SISWA PADA MATEMATIKA


TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI
MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP DI KECAMATAN
KOLAKA
MADE SUBAWO
Email : nandabawo@gmail.com
HP : 085241732472
Abstract
The Influence of Students Attitude and Perception in Mathematics toward
Mathematics Learning Outcomes through Learning Motivation of Class VII
Student at SMPN in Kolaka subdistrict of Kolaka
This research aimed to discover the discription and the influence
of students attitude and perception in mathematics
toward the
mathematics learning outcome through learning motivation of class VII
students at SMPN in Kolaka subdistrict of Kolaka district.
This research was causality ex-post facto research. The sample and
population of this research was the student of class VII of SMPN in Kolaka
subdistrict of Kolaka district with the total 227 students of academic year
of 2013/2014 chosen by using proportional cluster randon sampling. The
instruments ot this research were: 1) the students attitude in
mathematics scale, 2) the students perception in mathematics scale, 3)
learning motivation scale, 4) the test of mathematics learning outcomes in
class VII. The data was analyzed by descriptive statistic and path analysis.
The result of the research showed that: 1) 227 students of class VII
at SMPN in Kolaka subdistrict of Kolaka district had: students attitude in
mathematics was in high category, the students perception in
Mathematics was in high category, learning motivation was in hihg
category, and the cognitive learning outcomes was in high category; 2)
there were positive and significant influence of the students attitude in
mathematics toward the students outcome directly and or indirectly
trough the students learning motivation in mathematics; 3) there were
positive and significant influence of the students perception in
mathematics toward the students outcome directly and or indirectly
trough the students learning motivation in mathematics; 4) there were
positive and significant influence of the students learning motivation
toward the students outcome directly and or indirectly trough the
students learning motivation in mathematics.

Keywords : Learning Outcomes of Mathematics, Students Attitude,


Learning Motivation, Perception in Mathematics

A. Pendahuluan
Matematika sebagai ilmu dasar merupakan salah satu mata
pelajaran yang memegang peranan penting dalam setiap jenjang
pendidikan karena merupakan suatu sarana berpikir logis, kritis,
analitis, rasional, dan sistematis. Karena itu matematika diharapkan
dapat memberikan dasar kemampuan berpikir siswa dalam mata
pelajaran yang lain serta dapat berguna dalam kehidupan seharihari.
Namun pada kenyataannya prestasi belajar matematika di
Indonesia menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut
dapat dilihat berdasarkan hasil Trend in International Mathematics
and Science Study (TIMSS) dan PISA. Rerata prestasi matematika
siswa Indonesia pada TIMSS 1999 adalah 403 berada pada
peringkat 34 dari 38 negara peserta. Rerata prestasi matematika
siswa Indonesia pada TIMSS 2003 adalah 411 berada pada
peringkat 35 dari 46 negara peserta. Kemudian, rerata prestasi
matematika siswa Indonesia pada TIMSS 2007 adalah 379 berada
pada peringkat 36 dari 49 negara. Dan rerata prestasi matematika
siswa Indonesia pada PISA 2000 adalah 367 berada pada peringkat
39 dari 41 negara peserta. Rerata prestasi matematika siswa
Indonesia pada 2003 adalah 360 berada pada peringkat 38 dari 40
negara peserta. Rerata prestasi belajar matematika siswa Indonesia
pada PISA 2006 adalah 391 berada pada peringkat 50 dari 57
negara peserta (Tiro, M. A, 2011).
Kita perlu sadari bahwa walaupun berbagai upaya telah
dilakukan dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
seperti baiknya kurikulum, lengkapnya sarana, cakapnya guru
mengelola proses pembelajaran, tidak akan berarti bila peserta
didik tidak bersungguh-sungguh di dalam kegiatan belajarnya.
Kesungguhan peserta didik dalam belajar sangat ditentukan oleh
berbagai factor.
Banyaknya faktor yang bersumber dari dalam dan luar diri
peserta didik yang berpengaruh terhadap hasil belajar matematika
dan juga keterbatasan penulis dalam berbagai hal seperti biaya,
waktu, dan kemampuan. Maka penulis hanya membatasi diri dalam
kajiannya, yaitu Sikap dan persepsi siswa pada matematika serta
motivasi belajar sebagai faktor internal yang menpengaruhi hasil
belajar matematika peserta didik.

Rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian


ini sebagai berikut.
1. Seberapa besar pengaruh sikap siswa pada matematika baik
cecara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil belajar
matematika melalui motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri
Se-Kecematan Kolaka?
2. Seberapa besar pengaruh persepsi siswa pada matematika baik
cecara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil belajar
matematika melalui motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri
Se-Kecematan Kolaka?
3. Seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri Se-Kecematan Kolaka?
B. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar Matematika
Menurut Hamalik (2009:30) bahwa hasil belajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku seseorang dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan, pengertian,
kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,
jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Ratumanan (2004: 5)
mengemukakan bahwa hasil belajar kognitif adalah hasil belajar
yang berkaitan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan
masalah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif adalah
hasil yang diperoleh siswa setelah mempelajari materi yang
disajikan dalam proses belajar mengajar. Berarti hasil belajar
matematika (domain kognitif) merupakan hasil dari proses belajar
matematika, yang dapat dinyatakan dalam nilai ujian semester atau
nilai hasil tes matematika.
2. Sikap Siswa Pada Matematika
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksikan atau merespon (response
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,
barang, dan sebagainya (Muhibbin Syah, 2007: 149). Dimyati dan
Mudjiono (2006: 239)
berpendapat bahwa sikap merupakan
kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang
membawa diri sesuai denagn penilaian. Adanya penilaian tentang
sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau
mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan belajar, akan tetapi

siswa dapat menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan


belajar itu. Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang yaitu komponen kognitif (cognitif), komponen afektif
(affectif), dan komponen konatif (conatif).
3. Persepsi Siswa Pada Matematika
Branca dalam Bimo Walgito (2010: 100) mengemukakan
bahwa
persepsi
itu
merupakan
pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga
merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang
integrated dalam diri individu. Karena itu, dalam penginderaan
orang akan mengaitkan dengan objek. Dengan persepsi individu
akan menyadari tentang keadaan di sekitarnya dan juga keadaan
diri sendiri. Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated
dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut
aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam
persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan
berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam
mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan
berbeda antara individu satu dengan individu lain.
Berdasarkan bahasan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
Persepsi adalah tanggapan gambaran atau kesan tentang suatu
obyek yang diperoleh oleh individu melalui panca indera, kemudian
diorganisasi, di interpretasi, dan dievaluasi, sehingga memperolah
makna (arti) tentang suatu obyek.
4. Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai (Sardiman, 2011: 75). Menurut Uno (2012: 23)
motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku pada umumnya.
C. Hipotesis Penelitian
Berikut ini adalah hipotesis yang digunakan dalam penelitian
ini :
a. Hipotesis menyangkut prediksi langsung:
1. Sikap siswa pada matematika berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hasil belajar matematika baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui motivasi belajar.

2. Persepsi

siswa pada matematika berpengaruh positif dan


signifikan terhadap hasil belajar matematika baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui motivasi belajar.
3. Motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil
belajar matematika.

D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian ex-post facto yang bersifat
kausalitas. Peneliti dalam hal ini akan menelusuri hubungan sebab
akibat (kausal) dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya yaitu: sikap dan persepsi siswa pada matematika dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Negeri di Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka tahun pelajaran
2013/2014, sebanyak 3 sekolah yaitu SMP Negeri 1 Kolaka, SMP
Negeri 2 Kolaka, SMP Negeri 3 Kolaka dengan jumlah keseluruhan
siswa dari masing-masing sekolah tersebut khususnya kelas VII
adalah 571 siswa. Metode pengambilan sampel yang digunakan
untuk memperoleh sampel acak dan dapat merepresentasikan
karakteristik populasi sesuai tujuan penelitian ini adalah
menggunakan teknik proportional cluster random sampling dengan
jumlah sampel penelitian ini adalah 227 siswa.
3. Tekhnik Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala
pengukuran yang terdiri dari skala sikap siswa pada Matematika,
skala persepsi siswa pada matematika, dan skala motivasi belajar.
Alternatif jawaban pada skala yang digunakan terdiri dari Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RG), Tidak Setuju (TS), Sangat
Tidak Setuju (STS) (Widoyoko, 2012: 106). Pemberian skor pada
skala ini berkisar dari 1 4 berdasarkan item yang favorable dan
yang unfavorable. Untuk item yang favorable skor jawaban SS=5,
S=4, RG=3, TS=2, STS=1. Untuk item yang unfavorable skor
jawaban SS=1, S=2, RG=3, TS=4, STS=5.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah statistik
deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif diperlukan untuk
mendeskripsikan data dari variabel-variabel penelitian yang
diajukan meliputi mean, median, variansi, skewness, kurtosis,
minimum, maksimum, dan analisis prosentase. Statistik inferensial
dimaksudkan untuk analisis dan validasi model yang diusulkan serta

pengujian hipotesis. Oleh karena itu, digunakan teknik analisis jalur


dengan menggunakan paket program AMOS (Analysis Of Moment
Structure) IBM versi 20.0 dan SPSS IBM versi 20.0.
E. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh bahwa
secara umum rata-rata skor yang diperoleh siswa kelas VII SMP
Negeri di kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka adalah: skor ratarata sikap siswa pada sebesar 67,17 yang berada dalam kategori
baik, skor rata-rata persepsi siswa pada matematika sebesar
65,07 yang berada dalam kategori baik, dan skor rata-rata
motivasi belajar sebesar 68,68 yang berada dalam kategori tinggi
serta skor rata-rata hasil belajar matematika sebesar 75,57 yang
berada dalam kategori tinggi.
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan
bahwa sikap siswa pada matematika berpengaruh positif dan
signifikan secara langsung
terhadap hasil belajar matematika
dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,31, nilai p = 0,001 =
0,005 atau memberikan kontribusi sebesar 17%, dan secara tidak
langsung (melalui motivasi belajar) dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,13,
nilai p = 0,001 = 0,005 atau memberikan kontribusi sebesar 23%. Hal ini
Sejalan dengan pendapat yang diungkapkan Aunurrahman (2009:
179) Sikap belajar siswa akan terwujud dalam bentuk perasaan
senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju terhadap hal-hal
tersebut. Perasaan senang atau tidak senag inilah yang akan
membangun motivasi siswa dalam belajar, sehingga siswa yang
memiliki sikap menerima atau ada kesediaan emosional untuk
belajar maka motivasi belajar siswa tersebut akan tinggi pula.
Sikap seperti ini akan berpengaruh terhadap motivasi hasil belajar
yang dicapainya. Sesuatu yang menimbulkan rasa senang,
cenderung akan diulang.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan
bahwa persepsi siswa pada matematika berpengaruh positif dan
signifikan secara langsung terhadap hasil belajar matematika siswa
dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,41, nilai p = 0,001 = 0,005 atau
memberikan kontribusi sebesar 23%. dan secara tidak langsung (melalui
motivasi belajar) dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,16, nilai p = 0,001 =
0,005
atau memberikan kontribusi sebesar 25%. sejalan juga dengan
pendapat Thoha (2002: 155) mengemukakan bahwa motivasi yang
ada dalam diri seseorang akan menentukan bagaimana persepsi
seseorang dalam menyikapi objek atau situasi yang bersangkutan,

persepsi mempunyai pengaruh yang besar pada motivasi dan


sebaliknya motivasi juga dapat mempengaruhi persepsi.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan
bahwa motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri di Kecamatan
Kolaka Kabupaten Kolaka dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,42, nilai p =
0,001 = 0,005 atau memberikan kontribusi sebesar 29%. Sejalan dengan
pendapat Travers (Ratumanan, 2004: 85) mengemukakan bahwa
motivasi dapat mengakibatkan seseorang melakukan suatu
aktivitas, dapat mendorong adanya perubahan fisik, perubahan
emosional, perubahan perceptual dan perubahan kognitif
seseorang. Sementara itu, Ratumanan (2004: 87) mengemukakan
bahwa dalam belajar dan pembelajaran, motivasi dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha belajar dan pencapaian hasil belajar yang
lebih baik.
G. Kesimpulan
1. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sikap siswa pada
matematika dan persepsi siswa pada matematika berada
dalam kategori baik serta motivasi belajar berada dalam
kategori tinggi dari lima kategori yang ditetapkan. Begitu juga
dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri di
kecamatan Kolaka kabupaten Kolaka berada dalam kategori
tinggi dari lima kategori yang ditetapkan.
2. sikap siswa pada matematika berpengaruh positif dan
signifikan secara langsung terhadap hasil belajar matematika
dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,31, nilai p = 0,001 =
0,005 atau memberikan kontribusi sebesar 17%, dan secara
tidak langsung (melalui motivasi belajar) dengan nilai koefisien
jalur sebesar 0,13, nilai p = 0,001 = 0,005 Persepsi siswa
pada matematika berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri di kecamatan
Kolaka kabupaten Kolaka. Besarnya pengaruh langsung
persepsi siswa pada matematika terhadap motivasi belajar
sebesar 23%.
3. persepsi siswa pada matematika berpengaruh positif dan
signifikan secara langsung terhadap hasil belajar matematika
siswa dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,41, nilai p = 0,001
= 0,005 atau memberikan kontribusi sebesar 23%. dan
secara tidak langsung (melalui motivasi belajar) dengan nilai
koefisien jalur sebesar 0,16, nilai p = 0,001 = 0,005 atau
memberikan kontribusi sebesar 25%.

4. motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap


hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri di
Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka dengan nilai koefisien
jalur sebesar 0,42, nilai p = 0,001 = 0,005
atau
memberikan kontribusi sebesar 29%.
Daftar Pustaka
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Ratumanan, Tanwey Gerson. 2004. Belajar Dan Pembelajaran. Edisi
ke-2.
Unesa: University Press.
Sardiman, A.M. 2011.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Thoha, Miftah. 2002. Prilaku Organisasi; Konsep Dasar dan
Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tiro, M A. 2011. Daya Saing Internasional Siswa Indonesia di antara
Negara Jepang, Korea Selatan, dan Thailand dalam Mata
Pelajaran Matematika. Makalah disajikan pada Simposin
Nasional di Bali.
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V
Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai