Anda di halaman 1dari 3

Unsur Gas Mulia

Unknown at 11:38 AM
Sobat Materi Kimia SMA golongan unsur utama yang akan sobat pelajari di kelas XII
sekarang adalah unsur gas mulia.

Kelimpahan Gas Mulia di Alam


Pada 1892, Lord Rayleight menemukan bahwa massa jenis gas nitrogen yang diperoleh dari
udara (1,2561 g L1) lebih besar dari yang diperoleh dari hasil penguraian senyawa nitrogen
di laboratorium (1,2498 g L1). Dia menyimpulkan gas nitrogen dari udara mengandung gas
lain. Untuk mengetahui gas tersebut, Rayleight bersama-sama illiam
Ramsay melakukan penyelidikan dengan cara mereaksikan gas nitrogen dari udara dengan
magnesium pada suhu tinggi menjadi padatan Mg3N2 dan gas sisa yang tidak reaktif. Gas sisa
selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung hampa udara dan dilewatkan muatan listrik
bertegangan tinggi hingga terpancar sinar yang berwarna merah-hijau.
Ramsay dan Rayleight menyimpulkan bahwa gas sisa adalah unsur baru, disebut argon
(dalam bahasa unani argos, artinya malas). Mereka menduga bahwa argon termasuk dalam
kolom unsur baru pada tabel periodik, terletak antara halogen dan logam alkali.
Setelah ditemukan gas argon, gas mulia yang lain ditemukan. Ramsay menemukan bahwa di
udara juga terdapat gas mulia lain yang merupakan komponen utama matahari sehingga gas
tersebut dinamakan helium ( unani, helios, artinya matahari). Gas mulia berikutnya yang
ditemukan Ramsay adalah gas neon (neos, artinya baru), kripton (kryptos, artinya
tersembunyi), dan xenon ( enos, artinya asing).

Sifat-Sifat Unsur Gas Mulia


Pada pembahasan Ikatan Kimia di Kelas X , gas mulia dianggap stabil karena memiliki
konfigurasi elektron yang terisi penuh:
He: 1s2
Ne: 1s2 2s2 2p6
Ar: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Xe: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6
Selama beberapa tahun, pandangan tersebut dijadikan acuan pada pembentukan ikatan kimia.
Menurut teori Lewis, gas mulia tidak reaktif sebab memiliki konfigurasi oktet.
Gas Mulia EI(kJ mol1)
He
Ne

2377
2088

Ar
Kr
Xe
Rn

1527
1356
1176
1042

Ketidakreaktifan gas mulia juga dapat dilihat dari data energi ionisasinya. Makin besar energi
ionisasi, makin sukar gas mulia membentuk senyawa. Gas helium dan neon hingga saat ini
belum dapat dibuat senyawanya.
Gas mulia merupakan gas monoatomik, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Argon, kripton, dan xenon sedikit larut dalam air akibat terjebak di antara molekul air.
Helium dan neon tidak dapat larut dalam air, sebab jari-jari atomnya terlalu kecil hingga
dapat meninggalkan air.
Pada tekanan normal, semua gas mulia dapat dipadatkan, kecuali helium. Gas helium hanya
dapat dipadatkan pada tekanan sangat tinggi, di atas 25 atm. Oleh karena gas helium
merupakan gas yang memiliki titik leleh dan titik didih paling rendah maka gas tersebut dapat
digunakan sebagai pendingin untuk mempertahankan suhu di bawah 10 K. Pada 4 K, gas
helium menunjukkan sifat super fluida tanpa viskositas disebut super konduktor, yaitu zat
yang memiliki daya hantar listrik tanpa hambatan dan menolak medan magnet. Daya hantar
listrik helium pada 4 K, 800 kali lebih cepat dibandingkan kawat tembaga.

Pembuatan dan Kegunaan Unsur Gas Mulia


Secara komersial, semua gas mulia, kecuali helium dan radon diperoleh melalui distilasi
bertingkat udara cair. Perbedaan titik didih yang tinggi memungkinkan gas-gas mulia di udara
dapat dipisahkan. Gas mulia banyak dipakai sebagai gas pengisi lampu pijar dan neon.
Hampir semua gas mulia berwarna terang jika loncatan bunga api listrik dilewatkan ke dalam
tabung berisi gas mulia. Neon berwarna merah, argon berwarna merah muda, kripton
berwarna putih-biru, dan xenon berwarna biru.
Sumber helium adalah gas alam. Helium memiliki titik didih paling rendah sehingga banyak
dipakai sebagai pendingin. Gas mulia juga dipakai sebagai pelarut gas oksigen bagi para
penyelam dan sebagai udara atmosfer bagi pesawat ruang angkasa.
Oleh karena tabung yang berisi gas mulia menghasilkan cahaya berwarna terang jika
dilewatkan loncatan bunga api listrik maka gas mulia banyak digunakan dalam alat penerang.
Lampu neon dari gas mulia banyak digunakan dalam papan reklame. Helium dan nitrogen
digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar.
Dalam bola lampu, campuran gas tersebut mengkonduksi panas dari filamen tungsten. Gas
mulia juga digunakan dalam sejumlah sinar laser. Laser dari neonhelium pertama kali
dioperasikan sebagai gas laser yang kontinu. Laser tersebut memancarkan cahaya merah
dengan panjang gelombang 632,8 nm.

Argon merupakan gas mulia terbanyak di udara, diperoleh dengan cara pemanasan udara
kering dengan CaC2. Menurut cara ini, gas O2 dan N2 bereaksi dengan CaC2 dan menyisakan
gas argon. Persamaan kimianya: Udara + 3 CaC2 CaCN2 + 2CaO + 5 C + Ar

Senyawa Gas Mulia


Neil Bartlett, orang pertama yang membuat senyawa gas mulia. Dia mengetahui bahwa
molekul oksigen dapat bereaksi dengan platina heksafluorida, PtF6 membentuk padatan ionik
[O2+][PtF6]. Oleh karena energi ionisasi gas xenon (1,17 103 kJ mol1) tidak berbeda jauh
dengan molekul oksigen (1,21103 kJ mol1), Bartlett menduga bahwa xenon juga dapat
bereaksi dengan platina heksafluorida.
Pada tahun 1962, Bartlett berhasil mensintesis senyawa xenon dengan rumus XeF6 berwarna
jingga-kuning. Selain itu, xenon juga dapat bereaksi dengan fluor secara langsung dalam
tabung nikel pada suhu 400C dan tekanan 6 atm menghasilkan xenon tetrafluorida, berupa
padatan tidak berwarna dan mudah menguap. Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)
Sejak saat itu banyak senyawa gas mulia yang dibuat dengan unsur-unsur yang
keelektronegatifan tinggi, seperti fluor dan oksigen.
Di antara semua unsur gas mulia, baru kripton dan xenon yang dapat dibuat senyawanya.
Mengapa kedua gas mulia ini dapat membentuk senyawa?
Hal ini berkaitan dengan jari-jari atom gas mulia. Pada tabel periodik, jari-jari atom gas mulia
makin ke bawah makin besar. Akibatnya, gaya tarik inti terhadap elektron valensi makin
berkurang sehingga atom-atom gas mulia seperti xenon dan kripton lebih reaktif
dibandingkan gas mulia yang lain. Radon dengan jari-jari paling besar juga dapat bereaksi
dengan oksigen atau fluor, tetapi karena radon merupakan unsur radioaktif menjadikan
senyawa yang terbentuk sukar dipelajari.
Jika senyawa-senyawa fluorida dari xenon direaksikan dengan air akan terbentuk senyawa
xenon yang lain. Persamaan kimianya:
2XeF2 + 2H2O 2Xe + O2 + 4HF
6XeF4 + 12H2O 2XeO3 + 4Xe + 3O2 + 24HF
XeF6 + H2O XeOF4 + 2HF
Xenon trioksida, XeO3 merupakan oksida xenon yang paling utama. XeO3 memiliki bentuk
padat berwarna putih dan bersifat eksplosif. Akan tetapi, jika dilarutkan dalam air, sifat
eksplosif XeO3 akan hilang sebab terbentuk senyawa asam ksenat, H2XeO4, yang bersifat
oksidator kuat.
Xenon trioksida dapat juga bereaksi dengan suatu basa, seperti NaOH membentuk garam
ksenat dan garam perksenat. Persamaan kimianya:
XeO3 + NaOH NaHXeO4 (natrium ksenat)
4NaHXeO4 + 8NaOH 3Na4XeO6 + Xe + 6H2O

Anda mungkin juga menyukai