Stability Tower

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

III.4.5.

Perancangan Stabilitas dari Menara (Tall Tower Elasticity Design)


Data data fisik dari bejana tekan absorber
Data bobot mati (dead weight) dari absorber:
Berat bejana absorber dalam kondisi operasi
(baru / belum terkorosi)

: 94.600 kg

Berat vessel kosong, dalam kondisi terkorosi : 46.527 kg


Berat vessel kosong dalam kondisi baru

: 49.400 kg

Kondisi test hidrostatik:


Berat vessel baru, pada saat test hidrostatik : 206.300 kg
III.4.5.1. Perhitungan Beban Momen Angin dan Gempa
Perhitungan beban angin terhadap tall vessel absorber, mengacu pada Freeze,
C.E. (1959)
-

Sebagai hasil dari beban / pengaruh angin, tall tower mengalami vibrasi

Periode getaran untuk vertical vessel harus dibatasi, karena vibrasi alami yang
besar dapat mengakibatkan kegagalan dari vessel (fatique failure)

Maximum allowable period dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Ta 0,80

WH
Vg
(3.29)

H
T 0,0000265

wD
t
..(3.30)

Dengan:
T = periode getar dari vessel, detik
Ta = periode getar maksimum yang diizinkan pada vessel, detik
D = diameter luar dari vessel, ft
g = percepatan gravitasi bumi, 32,20 ft/detik2

t = ketebalan dari dinding skirt pada dasar vessel, inchi


V = beban geser total yang bekerja pada vessel, lbf
= CW.(3.31)
C = koefisien numerik, yang harganya dihitung sebagai berikut:
0,067
T
=

(3.32)
C tidak boleh lebih dari 0,12

W= berat / bobot keseluruhan dari vessel, lb


w = berat vessel per satuan tinggi vessel, lb/ft
Data data di pabrik untuk menghitung beban gempa:
W = 206.300 kg = 206.300 x 2,205 lb = 454.891,50 lb
(Pada saat kondisi test hidrostatik)
H = 19.210 mm = 19,21 m = 19,21 x 3,208 ft = 61,62 ft
w = ( W/H ) = 7382,20 lb/ft
D = 2.842 mm = 2.842 x 3,208 ft = 9,117 ft
t = 15 mm = 0,5905 inchi
Perhitungan stabilitas:
a). Periode getar:

H
T 0,0000265

wD
t
.(3.33)

= 000265 x 45,68 x 337,605


= 0,408 detik
Seismic factor untuk zone gempa:
Kode desain gempa Indonesia, digolongkan untuk daerah Serang termasuk zone 4
Dimana:

V = Cd x W..(3.34)
Cd = C x I x K = 0,1..(3.35)
0,067
T
C

(3.36)

= (067 / 0,639)
= 0,105
Karakteristik tempat (zone gempa) untuk waktu getar (Ts) tidak diketahui, maka dipakai
S = 1,50 (karena T < 2,50 detik)
C x S = 0,105 x 1,50 =0,1575
Dipakai harga maksimum CS: 0,14 ( Freeze , 1959 )
V = Z x I x K x (CS) x W.(3.37)
Z = 1 (untuk zone 4)
= Cd x W..(3.38)
Dengan:
Cd = Z x I x K x (CS).(3.39)
Untuk daerah Serang:
Cd

= 0,10 (data dari pabrik)

= Gaya geser (karena gempa) dihitung sebagai berikut.

= Cd x W

Pada kondisi test hidrostatik:


W=454.891,50 lb
V = 0,10 x 454891,50 = 45.489,10 lb
Fs = seismeic force yang bekerja pada puncak vessel kearah horizontal, dihitung:
Fs = 0,77 x T x V(3.40)
(Fs tidak boleh melebihi 0,25 x V)
Fs = 0 jika T < 0,70
Dipakai Fs = 0 (karena T terhitung: 0,408 detik)
b). Momen maksimum

Dihitung pada dasar vessel, H = 0 ft, dihitung sebagai berikut:


M = { Fs x H + ( V Fs ) ( 2H/3)}(3.41)
= V x 2 x H/3
= 45.489,10 x 2 x (61,62 /3)
= 1.868.692,20 lb ft
c). Tebal plat ( pada saat terkorosi ) yang diperlukan, t :
t

12 xM
3,14 xR 2 xSvxE
(3.42)
12 x1.868.692,20
3,14 x 4,588 2 x1,00 x 23.226,3

x ( 1/ 144 )

= 8,6 / 144 ft
= 059 ft
= 0,78 inchi
= 1,798 cm = 17,98 mm
Terpakai t plat untuk shell: 24 mm, jadi cukup aman

d). Perhitungan beban tegangan maksimum akibat gempa


Dihitung pada bagian dasar tower
(Dengan ketebalan plat dipakai = ketebalan plat untuk skirt)
Data di pabrik, tebal skirt, ts = 15 mm (0492 ft )
Dipakai tebal nominal: 10/16 nominal
Seismic stress pada dasar, SS, dihitung dengan rumus (Brownell & Young,
1959)

SS

M SB
3,14 xR 2 (ts c)

.(3.43)
Dengan c = corrosion allowance untuk skirt material (data dipakai pabrik: c = 1,60 mm =
05248 ft)
SS

1.868.692,20
3,14 x 4,588 2 (0,0492 0,005248)

= 643.267,47 lb/ft2
e). Perhitungan beban angin terhadap vessel
Data data perancangan:
1. Pada perancangan ini, perhitungan wind load (beban karena angin)
dihitung berdasarkan pada ANSI A 58.1-1982
2. Wind pressure yang dirancang ditentukan untuk sembarang ketinggian
terhadap ground level, dihitung berdasarkan rumus:

P q b xCq xCe
..(3.44)
Dengan:
P = design wind pressure, lb/sft
qb
Wind stagnation pressure pada ketinggian standard yaitu 30 ft (dari ground
level), dicari dari tabel 3.1dibawah:
Tabel 3.1. Kecepatan angin dan tekanan stagnant
Kecepatan angin

70

80

90

100

110

120

130

(basic wind speed), mph


Tekanan stagnant,

13

17

21

26

31

37

44

qb
, Psf

Cq
= Shape factor (pressure coefficient)
Untuk round / elliptical vessel / tower = 0,80

Cq
Jika pada vessel ditempelkan berbagai jenis attachment, maka

, diambil 0,90

Ce
= Koefien gabungan antara ketinggian, vessel exposure dan gust coefficient, dicari
dari tabel 3.2

Tabel 3.2. Hubungan ketinggian dan koefisien gabungan pada vessel


Height

Ce
Coeficient
Exposure C

Exposure B

0-20
20-40
40-60

1.2
1.3
1.5

0.7
0.8
1.0

60-100

1.6

1.1

100-150
150-200
200-300

1.8
1.9
2.1

1.3
1.4
1.6

(above
ground
level), ft.

300-400

2.2

1.8

At height, ft

qb

Ce

Cq

0-20
20-40
40-60
60-100

26
26
26
26

0.7
0.8
1.0
1.1

0.8
0.8
0.8
0.8

14.56
16.64
20.80
22.88

Perhitungan untuk angin:


1. Kecepatan angin di daerah pabrik (data dari pabrik) = 109,61 m/jam (176,40 kph)
2. Perhitungan beban angin didasarkan pada standard ASA A58.1-1955
3. Wind pressure, tekanan yang disebabkan oleh kecepatan angin pada sisi menara,
dihitung didasarkan pada ketinggian standar, yaitu 30 ft diatas dasar / ground
level, dengan rumus :

Pw 0,0025 xVw

.(3.45)
Dengan:
Pw = tekanan yang ditimbulkan, lb/ft
Vw = kecepatan angin, mph
Pw = 025 x 109, 61x 109,61 lb/ft
= 303 lb/ft
Luasan yang terkena beban angin pada sisi menara (projected area), dihitung sebagai
berikut:
A = Fs x D x H.(3.46)
Dengan:
Fs = shape factor, untuk silinder yang pada permukaannya dipasangkan
attachment, dipakai Fs = 0,85
D = diameter tower absorber, ft
= 2.842 mm = 2.842 x 3,208 ft = 9,117 ft
H = ketinggian tower absorber,

= 19.210 mm = 19,21 m = 19,21 x 3,208 ft = 61,62 ft


A = 0,85 x 9,117 x 61,62 ft2
= 477,52 ft2
f) Momen pada dasar vessel / absorber:

Momen yang bekerja pada bagian dasar tower absorber, Mt, dihitung sebagai
berikut:
Gaya geser, V, dihitung dengan rumus:
V AxPw
(3.47)
= 477,52 x 303 lb
= 14.342,73 lb
Ketinggian skirt = 4,00 m (data pabrik)
hT = 4 , 00 x 3,28 ft
= 13,12 ft
Momen geser, M, dihitung dengan rumus:

M Vxh1

(3.48)

Dengan:

h1

Lengan Gaya geser yang bekerja pada permukaan absorber

= H/2
= 61,62 /2
= 30,81 ft
M = 14.342,73 x 30,81 lb ft
= 441.898,59 lb-ft
Momen yang bekerja (geser) pada dasar tower, MT , dihitung sebagai berikut:
M T M hT (V 0,50 xPw xD1 xhT )
.(3.49)
Dengan:

D1

Lebar dari vessel yang termasuk isolasi panas

= 60,62 ft

M T 441.898,59 13,12(14.342,73 0,50 x30,03x 60,62 x13,12)


= 441.898,59 13,12 x 2.400,78
= 410.400,35 lb-ft

g) Tegangan bahan karena angin (Wind Load stress)

Perhitungan stress yang diakibatkan oleh angin (wind load stress),


dihitung dengan persamaan:
M
Sw 2
R x3,417 xt
..(3.50)
Dengan:
t = tebal plat terpasang = 24 mm = 0787 ft
R = jari jari rerata dari absorber, (Ro + Ri )/2
Davg = (2.842 + 2.800) /2 = 2.821 mm (terpasang)
R = 2.821 /2 = 1.410,50 mm = 4,628 ft

Sw

441.8898,59
4,628 2 x3,417 x0,0787
.(3.51)

= 76.721,34 lb/ft2
h) Pengecekan pengaruh angin saja:
Pengecekan tebal didasarkan pada pengaruh angin saja:
Tebal plat yang diperlukan: tr, dihitung dengan rumus:

tr

12 xM
R x3,14 xSxE
2

(3.52)
Dengan:
S = tergangan maksimum yang diizinkan oleh material
E = joint effisiensi = 0,85
i) Beban bobot mati (dead weight stress)
Dari data pabrik diketahui bahwa berat bejana absorber, sangat tergantung pada
kondisi pemakain absorber

Data sebagai berikut:


Berat vessel absorber dalam kondisi operasi
(baru / belum terkorosi )

: 94.600 kg

Berat vessel kosong dalam kondisi terkorosi

: 46.527 kg

Berat vessel kosong dalam kondisi baru

: 49.400 kg

Berat vessel baru, pada saat test hidrostatik

: 206.300 kg

Bobot mati (dead weight) dari vessel pada berbagai keadaan operasi, dapat dilihat pada
tabel 3.3
Tabel 3.3 Bobot mati vessel pada berbagai kondisi operasi
Kondisi

Berat / bobot Berat / bobot

pemakaian

mati

vessel
Kosong

vessel, kg
49.400

vessel, lb
108.927,0

(baru)
Kosong

46.527,0 kg

102.592,03

(terkorosi)

dari mati

dari

Operasi/dipaka

94.600

142.443,0

i
Test hidrostatik

206.300

454.891,15

J) Tegangan bahan karena bobot mati (Dead weight stress):


Stress bobot mati (dead weight stress) dihitung dengan rumus:
S dw

W
xDxt

(3.53)

Dengan:
t = tebal plat yang dipakai , ft
W = bobot mati absorber sampai dengan dasar, lb
D = diameter vessel, ft
Diameter vessel (outside) dari absorber
= 2 x 4,628 ft
= 9,256 ft
Tebal plat terpakai,
t = 0787 ft

3,14 xDxt

3,14 x 9,256 x 0786 ft2


= 2,2844 ft2

Perhitungan stress bobot mati (basis pada bagian bawah absorber), dapat dilihat pada
tabel 3.4
Tabel 3.4 Dead weight stress vessel pada kondisi operasi
Kondisi

Berat / bobot

Dead weight stress,

pemakaian

mati dr vessel,

S dw

vessel
Kosong

lb
108.927,0

47.682,98

(baru)
Kosong

102.592,03

46.223,09

(terkorosi)

, (lb/ft2)

S ap

Operasi/absorbe

SS

142.443,0

r dipakai dipakai
Test hidrostatik 454.891,15

62.354,667
199.129,378

(dengan air)

S dw

Sw

SS

Sw

k) Perhitungan stress gabungan yang bekerja pada absorber


Arah angin (wind direction)

S ap

S dw

Gambar 3.2 Stress gabungan yang bekerja pada scrubber


Up wind side:

Netto stress yang bekerja kearah atas, berupa tensile stress.


Tensile stress ke atas nilai positif
Dead weight stress arahnya selalu ke bawah, nilai negatif

Netto stress yang bekerja untuk ketebalan plat yang terpakai:


Sup-wind = (Sw + Sap + Ss) - Sdw(3.53)
Down wind side:

Netto stress yang bekerja pada down-wind side, adalah tegangan tekan (compressive
stress), dengan arah kebawah nilainya positif:
Sdown-wind = (Sdw + Sw + Ss - Sap)..(3.55)

Perhitungan tegangan (stress) yang bekerja:


Plat yang dipakai oleh absorber di pabrik akan aman (safe in operation), jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
Sup-wind < S allowable dari material.
Sdown-wind < Sc allowable (= compressive stress)
Dari perhitungan stress secara individual diatas, yaitu dari a k, maka stress yang bekerja
pada bagian dinding / sisi vessel absorber, dapat ditulis seperti pada tabel 3.5
Keterangan: dari stress yang bekerja, terlihat bahwa beban yang bekerja pada dinding
vessel yang paling besar adalah pada saat menara dilakukan test hidrostatik
(case B), sehingga pengkajian stabilitas vessel didasarkan pada case B.

Case B: Vessel pada Kondisi Test hidrostatik

Tabel 3.5 Tabel perhitungan tegangan yang bekerja pada vessel saat test hidrostatik
Seismic stress,

Up-wind side
+ 643.267,47

Down wind side


+ 643.267,47

lb/ft2 **)
Wind load stress,

+ 76.721,34

+ 76.721,34

lb/ft2
Internal working

+ 224.587,26*)

- 224.587,26*)

lb/ft2
Dead weight

- 199.129,378

+ 199.129,378

stress, lb/ft2
Stress (netto)

668.725,34

617.809,60

pressure stress,

lb/ft2
*) Dapat dilihat pada hitungan tebal shell dari absorber (Actual stress = 153
MPa = 224.587,26 lb/ft2)
**) Mengacu pada Paul Buthod (Pressure vessel Handbook), seismic stress
diperhitungkan untuk pengecekan ketebalan plat (stabilitas absorber),
karena lebih besar dibanding wind load
***) Tegangan tarik (tensile stress) diijinkan (data pabrik):
St = 6088.8*1.2
= 7306.56 psi (50.37696 MPa)
= 1.052.144,6 lb/ft2
Tegangan kompresi (compressive stress) diijinkan
Sc = lebih kecil dari St, Sb
= 7306.56 psi (50.37696 MPa)
= 1.052.144,6 lb/ft2
a.) Pada saat test hidrostatik, beban gempa (momen puntir) yang bekerja pada
shell absorber (dari hitungan gempa di depan) = 1.868.692,20 lb ft

b.) Pada saat test hidrostatik, beban angin yang bekerja pada shell absorber (momen
lengkung / bending momen) = 441.898,59 lb-ft
c.) Jadi pada saat tes hidrostatik, beban yang berpengaruh adalah seismic load (beban
gempa)
Karena: M seismic > M wind load
Dari tabel 3.5, terlihat bahwa dengan memakai:
Tebal skirt (untuk penyangga shell) t nominal = 10/16 (15 mm) dan
Tebal plat shell, t nominal = 15/16 (24 mm),
Dapat disimpulkan:
1.

Netto stress yang bekerja pada up wind side masih


dibawah allowable stressnya.

2.

Netto stress yang bekerja pada down-wind side masih


dibawah allowable stressnya.

Stress (netto), lb/ft2 (up wind) < 1.052.144,6 lb/ft2


(Tensile stress allowable)
Stress (netto), lb/ft2 (down wind) < 1.052.144,6 lb/ft2
(Compressive stress allowable)
Jadi dapat disimpulkan menara absorber aman pada saat tes hidrostatik

l) Perhitungan tegangan yang bekerja pada vessel pada berbagai penggunaan:


Untuk mengetahui apakah vessel yang terancang itu juga aman jika dipakai untuk
tugas yang lain, misalnya saat vessel beroperasi, ataupun saat vessel selesai didirikan
(tetapi belum terpakai), maka stress yang bekerja (dari hasil perhitungan) dapat dilihat
pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Besar stress pada vessel untuk berbagai penggunaan


Kondisi

Berat / bobot Dead weight

Seismic

Wind stress,

pemakaian

mati

stress, Ss,

Sw *)

vessel

vessel, lb

stress,

(lb/ft2)

(lb/ft2)

Kosong

108.927,0

(lb/ft2)
47.682,98

154.035,08

76.721,34

(baru)
Kosong

102.592,03

46.223,09

(terkorosi)
Operasi/absorbe

142.443,0

62.354,667

294.973,83

76.721,34

199.129,378

643.267,47

76.721,34

dari

r dipakai
Test hidrostatik 454.891,15

S dw
,

(dengan air)
*) Tegangan yang ditimbulkan oleh beban angin, berdasarkan rumus yang dipakai, tidak
dipengaruhi oleh bobot mati absorber, sehingga untuk kondisi absorber apapun wind
load stress tetap
Demikian juga untuk internal working pressure, pada saat tower berdiri (kosong =
belum dipakai), maka internal pressure stress = 0
Sedangkan saat tower itu dipakai, tegangan karena internal working pressure sesuai
dengan tekanan kerjanya. Tegangan yang bekerja sebagai berikut:
Test hidrostatik: 155 MPa (224.587,26 lb/ft2),
Tekanan kerja = 2,382 MPa
Saat operasi: 101 MPa (146.343,96 lb/ft2)
Tekanan kerja = 1,410 MPa

Anda mungkin juga menyukai