Anda di halaman 1dari 6

PERANAN DIGITAL FORENSIK DALAM PENGUNGKAPAN KASUS

AGU 29
Posted by sahabatforensikku

Peranan digital devices yang ditemukan dalam banyak kasus menurut Angus
McKenzie Marshall dalam bukunya berjudul Digital Forensics: Digital Evidence
in Criminal Investigations adalah sebagai berikut:
1.

Witness

Witness atau saksi adalah pengamat pasif suatu aktivitas. Witness tidak memiliki
kontak langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu kasus, tetapi bisa saja
mendeskripsikan aktivitas, kondisi lingkungan, dan pihak-pihak yang terlibat dalam
kasus tersebut. Witness dalam konteks digital (digital witness) adalah sistem yang
dapat mengamati sesuatu yang berkaitan dengan insiden yang sedang diinvestigasi.
Sebagai contoh adalah CCTV dan perangkat jaringan yang dapat merekam trafik
yang melaluinya.

2.

Tool

Tool atau alat dalam konteks digital dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
mempermudah suatu aktivitas, tetapi bukan yang utama. Tool dapat berupa
sebuah software, sebuah device, atau perangkat jaringan yang kompleks.
3.

Accomplice

Accomplice atau kaki tangan/komplotan adalah pihak yang memiliki peran penting
dalam keberhasilan suatu aktivitas. Sistem digital tidak dapat membedakan mana

yang baik dan buruk dan juga tidak mengerti hukum. Namun sistem digital dapat
berperan sebagai accomplice mana kala terlibat kontak langsung dengan pelaku.
Seperti jika pelaku menemukan suatu celah atau kelemahan pada sistem digital, dia
dapat mengeksploitasi celah tersebut untuk menanamkan malware (virus, trojan, dll.)
kepada sistem tersebut. Hal ini membuat sistem digital yang terinfeksi malware
tersebut menjadi accomplice dari si pelaku.

4.

Victim

Victim atau korban adalah target dari serangan. Dalam konteks sistem digital, jarang
ditemukan kondisi di mana sistem adalah murni target serangan. Serangan pada
sistem biasanya digunakan sebagai alat untuk menyerang sebuah organisasi atau
individu yang terkait dengan sistem. Dalam prakteknya, harus diteliti lebih lanjut
untuk melihat apakah victim ini dapat menjadi accomplice juga atau tidak.
5.

Guardian

Sebuah kejahatan hanya dapat terjadi ketika penyerang yang termotivasi dan korban
yang cocok bertemu tanpa adanya penjagaan yang sesuai. Dalam konteks
digital, digital devices dapat berfungsi sebagai penjaga atau pelindung dari serangan.
Untuk dapat mempelajari lebih lanjut mengenai 5 peran digital devices tersebut, akan
dijabarkan sebuah contoh kasus yang melibatkan digital devices.

CONTOH KASUS
Pembobolan rekening nasabah lewat Automatic Teller Machine (ATM) yang
melibatkan komplotan warga negara asing berhasil dibongkar oleh Direktorat Tindak
Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri.
Salah seorang pelaku yang diduga terlibat, Iliana Tzevetanovc (IT), berasal dari
negara Bulgaria. Sementara dua WNA lainnya berhasil kabur. Dia (pelaku) diduga
menerima uang hasil kejahatan dan membantu kejahatan yang dilakukan
sindikatnya, kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Mabes Polri Brigadir
Jenderal Victor Simanjuntak di Mabes Polri, Senin (20/4).
Kejahatan terbongkar setelah kepolisian menerima salah satu bank swasta soal
adanya aktifitas mencurigakan yang terekam CCTV pada beberapa lokasi ATM di

Bali yang dilakukan oleh beberapa orang Warga Negara Asing. Setelah beberapa
minggu melakukan penyelidikan, akhirnya pada 7 Februari 2015 penyidik Sub
Direktorat dari Cyber Crime Bareskrim Polri menangkap IIT.
Saat ditangkap, pelaku IT tengah bersama 6 orang WN Bulgaria lainnya yang terdiri
dari 4 orang wanita dan 2 orang lakilaki. Oleh penyidik dua orang lakilaki WN
Bulgaria ini diserahkan kepada Direktorat Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian
Ditjen Imigrasi karena melakukan pelanggaran keimigrasian.
IT telah tinggal di Bali selama kurang lebih dua tahun, dia dan kelompoknya
diketahui berulang kali keluar masuk Bali, papar Victor. Sindikat kejahatan pelaku
lainnya diketahui melarikan diri dari Bali sesaat penangkapan IIT. Mereka melarikan
diri ke NTT kemudian menyeberang ke Timor Leste dan meninggalkan negara
tersebut menuju Singapura.
Kelompok ini telah melakukan kejahatan pencurian uang dengan modus operadi ATM
skimming dan terdapat 560 korban sindikat ini yang berasal dari hampir seluruh
negara Eropa yang pernah berlibur ke Bali.
Berdasarkan data Europol, diketahui sindikat ini pernah melakukan kejahatan serupa
di beberapa negara Eropa dan Amerika, serta pernah menjalani hukuman penjara. Dan
diduga sindikat ini menjadikan Bali sebagai lokasi pencurian identitas nasabah dan
lokasi penarikan uang hasil kejahatan. Uang yang diambil pelaku tidak banyak,
ratarata kurang dari 300 Euro dari setiap korbannya, namun karena korbannya banyak
sekali maka keuntungan yang diraih sindikat ini menjadi sangat besar.
Pada penggerebekan yang dilakukan, penyidik Cyber Polri menyita ribuan kartu palsu
(white card) yang berisikan data magnetic stipe nasabah yang identitasnya telah
dicuri. Selain itu disita peralatan komputer, magnetic card write, uang dalam berbagai
bentuk mata uang seperti USD, Euro, Rial, SGD, RM, HKD, Lira, RMB stara kurang
lebih Rp 500 juta.
Aksi kejahatan warga asal Bulgaria ini tidak menggasak rekening warga Indonesia
meskipun dilakukan di Bali. Yang dibobol adalah rekening warga negara asing
lainnya. Aksi itu dilakukan agar kejahatan mereka tidak tercium oleh aparat
keamanan di Indonesia

RINGKASAN KASUS

Kasus : Pembobolan rekening nasabah lewat ATM di Bali


Pelaku : Komplotan WNA (melibatkan WN Bulgaria)
Pelapor : Salah satu bank swasta

Isi Laporan :
Adanya aktivitas mencurigakan yang terekam kamera CCTV pada beberapa lokasi
ATM yang dilakukan oleh beberapa WNA.

Modus Operandi :
1. Menggunakan alat penyadap semacam router yang dipasang di belakang
mesin ATM untuk membaca lalu lintas transaksi perbankan dari setiap kartu
ATM. Alat tersebut merekam data nasabah. Dengan data itu, pelaku
menggandakan kartu ATM dan mengambil uang nasabah.
2. Memasang penutup palsu di atas tombol PIN ATM yang dipasangi kamera
tersembunyi dan memori internalnya untuk mengintip PIN saat korban
memasukkan PIN.

Barang bukti elektronik/digital yang dapat diperoleh :

Rekaman CCTV di ATM.

Kartu palsu (white card) berisi data magnetic stripenasabah yang identitasnya
telah dicuri.
Peralatan komputer.
Magnetic card writer.
Rekaman video dari kamera tersembunyi pada penutup tombol PIN ATM.

ANALISIS PERAN DIGITAL DEVICES


Keenam barang bukti yang yang telah disebutkan tadi dapat dianalisis menurut
perannya. Berikut penjabarannya:

1. Rekaman CCTV di ATM


Rekaman CCTV dapat dikategorikan sebagai witness karena tidak terlibat langsung
dengan kasus dan dapat mengamati sesuatu yang berkaitan dengan insiden yang
sedang diinvestigasi. Dalam hal ini, CCTV merekam kejadian saat WNA melakukan
aktivitas mencurigakan di beberapa lokasi ATM.
2. Router
Router dapat dikategorikan sebagai accomplice karena sebagai alat utama dalam
modus operandi pembobolan rekening nasabah via ATM ini. Router merekam trafik
data ATM nasabah yang dengan data itu, pelaku dapat menggandakan kartu ATM
milik nasabah yang datanya telah dicuri.
3. White card
White card dapat dikategorikan sebagai tool karena bukan sebagai alat utama dalam
kasus ini. White card ini hanya untuk menggandakan kartu ATM nasabah yang
datanya telah dicuri.
4. Peralatan komputer
Peralatan komputer dapat dikategorikan sebagai tool untuk membantu proses
pembacaan data nasabah yang dicuri dan proses penggandaan kartu ATM.
5. Magnetic card writer
Magnetic card writer dapat dikategorikan sebagai tool untuk membantu proses
penggandaan kartu ATM.
6. Rekaman video dari kamera tersembunyi
Rekaman video dari kamera tersembunyi untuk mengintip PIN ATM nasabah dapat
dikategorikan sebagai witness dan accomplice. Rekaman video ini sangat berguna
untuk mengetahui berapa saja nomor PIN dari setiap nasabah yang
menggunakan ATM tersebut.
Masih ada satu digital device lagi yang memiliki peran namun tidak termasuk barang
bukti yang disita yaitu mesin ATM yang dipasangi router. Mesin ATM ini dapat
dikategorikan sebagai victim sekaligus accomplice karena selain sebagai mesin
target, mesin ATM ini juga menjadi alat utama dalam kasus kejahatan pembobolan
rekening nasabah via ATM.

SUMBER

Marshall, A. M.(2009). Digital forensics: digital evidence in criminal


Retrieved from https://books.google.co.id/books?
id=toOpy1j4fVQC&pg=PA13&lpg=PA13&dq=digital+device+roles+by+angus
+mackenzie
+marshall&source=bl&ots=sowvF7XVWY&sig=mEC7TmNv87neiUv7mMF
UifP5hxU&hl=id&sa=X&ei=R

_9TVbGpF-S7mwX5xIHoDg&redir_esc=y#v=onepage&q=digital%20device
%20roles%20by
%20angus%20mackenzie%20marshall&f=false
Priatmojo, D., & Syaefullah. (2015). Polri Bekuk WN Bulgaria Pembobol
ATM di Bali. Retrieved May 4, 2015,
from http://nasional.news.viva.co.id/news/read/616207-polri-bekuk-wnbulgaria-pembobol-atm-di-bali
Rahman, A. (2015). Bareskrim Ungkap Pembobolan ATM oleh WN Bulgaria.
Retrieved May 4, 2015, from http://www.gresnews.com/berita/hukum/20214bareskrim-ungkap-pembobolan-atm-oleh-wn-bulgaria/

Anda mungkin juga menyukai