Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, kami sampaikan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan makalah ini.
Merupakan suatu kehormatan bagi kami, karena diberikan kesempatan untuk
meyajikan makalah yang telah diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Sistem Ekonomi
Indonesia, ibu DIAH SITI UTARI, SE, M. SI. Makalah yang kami susun ini bertema
Sistem Ekonomi Pancasila .
Semua yang kami sajikan dalam rangka memberi pengetahuan dan pemahaman
tentang bagaimana perkembangan sistem ekonomi pancasila itu dan kaitannya
pada sistem ekonomi kerakyatan.
Apabila dalam penyusunan makalah in masih banyak kekurangan, kami mohon
kritik dan saranya untuk perbaikan tugas-tugas makalah kami selanjutnya.
Harapan kami, semoga makalah ini menjadi referensi penting bagi anda untuk
menambah wawasan tentang sistem ekonomi yang beralku di Indonesia.

Tanjungpinang, 18 Oktober 2014


Reza Hijjulbaet NIM (21511a0063)
PENYUSUN

BAB I

PENDAHULUAN
Panggung ekonomi Indonesia tidak pernah sepi dari hiruk pikuk peristiwa
dramatis. Sejak kemerdekaan, krisis ekonomi datang silih berganti. Tahun 1945
s.d 1966 masa pancaroba perekonomian karena sebagian besar kegiatan
domestik ditindih oleh krisis politik yang tidak pernah bosan hadir di tengahtengah masyarakat. Tahun 1966 ekonomi ambruk, yang ditandai dengan inflasi
nyaris tanpa batas, penggangguran tak terbendung dan kemiskinan kian
menyeruak.
Kemerdekaan yang diproklamasikan pada tahun 1945 telah memberikan
kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-citanya Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam wadah negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila .
Tata ekonomi Indonesia selalu ditekankan berdasarkan Pancasila. Ini bukan
hanya suatu ungkapan bagus, yang setiap kali harus dikatakan, tetapi dimaksud
sebagai pedoman arah dasar bagi tata susunan ekonomi nasional dan sikap
mental yang mendasarinya. Idealnya sistem ekonomi Indonesia adalah suatu
tata ekonomi yang dijiwai oleh ideologi pancasila, suatu ekonomi nasional yang
merupakan usaha bersama dan yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan di bawah pimpinan pemerintah.
Memang, mungkin sistem ini secara finansial tidak begitu menguntungkan,
tetapi lebih bersifat manusiawi karena mengutamakan unsur sosial, keadilan,
dan persaudaraan, atau dapat disebut tata ekonomi yang bermoral. Inilah citacita kita, pedoman yang normatif , tetapi sayangnya belum menjadi kenyataan.
Jika kita kaitkan sistem ekonomi pancasila sangat berkaitan dengan sistem
ekonomi kerakyatan, yang didalam sistem ekonomi pancasila itu digali dan
dibangun dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Beberapa
prinsip dasar yang ada dalam sistem ekonomi pancasila tersebut antara lain
berkaitan dengan prinsip kemanusian, nasionalisme ekonomi, demokrasi
ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan.
Namun, sistem ekonomi pancasila ini hanya sebuah impian yang tidak realistis
dan tidak mungkin dapat tercapai, hal ini dikarenakan jauh dari kenyataan
kehidupan sehari-hari dan menyimpan dari gambaran ideal tersebut.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari penulisan makalah ini, sistem ekonomi pancasila ini dikembangkan
berdasarkan pemikiran dari bangsa Indonesia, yang konsep dasarnya jelas sesuai
dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari masyatakat Indonesia. Padahal konsep
ekonomi pancasila ini merupakan konsep ekonomi yang berorientasi kerakyatan.
Nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila merupakan ketahanan diri bahwa
Indonesia tidak dapat ditaklukkan pada kepentingan-kepentingan kapitalistik.
Tujuan Penyusuanan makalah ini disajikan untuk melihat sejauh mana
perkembangan dan berjalannya sistem ekonomi ini di Indonesia pada waktu itu.
Apakah konsep ekonomi pancasila pada waktu itu berjalan sebagaimana
mestinya. Dan kenapa konsep ekonomi pancasila ini sangat sulit diterapkan di
Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN SISTEM EKONOMI INDONESIA
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara indonesia adalah sistem
perekonomian pancasila,ini berarti sitem perekonomian yang dijalankan
diindonesia harus berpedoman oleh pancasila sehingga secara normatif
pancasila dan uud 1945 adalah landasan idil sistem perekonomian diindonesia.
Sistem ekonomi indonesia adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur
perilaku masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk meraih suatu
tujuan,sistem perekonomian disetiap negara dipengaruhi oleh beberapa
faktor,antara lain ideologi bangsa,sifat dan jati diri bangsa dan struktur ekonomi.

a.

Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalis)

Sistem ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana ekonomi


diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi liberal
merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan seutuhnya dalam
segala bidang perekonomian kepada setiap orang untuk memperoleh
keuntungan yang seperti dia inginkan. Sistem ekonomi liberal banyak dianut
negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Ciri-ciri :
Menerapkan sistem persaingan bebas
Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
Peranan pemerintah dibatasi
Peranan modal sangat penting
Kelebihan :
Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri
Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan
Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat
Kualitas barang lebih terjamin
Kekurangan :
Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
Rentan terhadap krisis ekonomi
Menimbulkan monopoli
Adanya eksploitasi

b.

Sistem Perekonomian Perencanaan (Etatisme / Sosialis)

Sistem ekonomi etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana ekonomi


diatur negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi
tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomia ini yang
menjadi dasar adalah Karl Marx , dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan
pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelaskelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut
sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
Ciri-ciri :
Hak milik individu tidak diakui.
Seluruh sumber daya dikuasai negara.
Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.
Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan :
Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan :
Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.
c. Sistem ekonomi campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan campuran atau perpaduan antara sistem
ekonomi liberal dengan sistem ekonomi sosialis. Pada sistem ekonomi campuran
pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian,
namun pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan
kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin mereka jalankan.
Ciri-ciri :
Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak
merugikan kepentingan umum.
Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan
pendapatan.
Ada persaingan, tetapi masih ada kontrol pemerintah
Kelebihan :
Kestabilan ekonomi terjamin
Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha
menengah dan kecil

Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu


Kekurangan :
Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan
pemerintah dan swasta
Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh
pemerintah dan swasta

Setiap negara menganut sistem ekonomi yang berbeda-beda terutama


Indonesia dan Amerika serikat , dua negara ini pun menganut sistem ekonomi
yang berbeda. Awalnya Indonesia menganut sistem ekonomi liberal, yang mana
seluruh kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Akan tetapi karena
ada pengaruh komunisme yang disebarkan oleh Partai Komunis Indonesia, maka
sistem ekonomi di Indonesia berubah dari sistem ekonomi liberal menjadi sistem
ekonomi sosialis.
Pada masa Orde Baru, sistem ekonomi yang dianut oleh bangsa Indonesia diubah
kembali menjadi sistem demokrasi ekonomi. Namun sistem ekonomi ini hanya
bertahan hingga masa Reformasi. Setelah masa Reformasi, pemerintah
melaksanakan sistem ekonomi yang berlandaskan ekonomi kerakyatan. Sistem
inilah yang masih berlaku di Indonesia. Berikut sistem ekonomi yang dianut oleh
Indonesia dari masa Orede Baru.

d.

Sistem Ekonomi Demokrasi

Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem


perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan
UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan
untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem
demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi
lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa.
Selain itu, negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan
mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama
dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Ciri-ciri positif pada sistem ekonomi demokrasi :
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki
serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan
sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Ciri-ciri negatif pada sistem ekonomi demokrasi:


Sistem free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling
menghancurkan dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan
bangsa lain sehingga dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi
nasional.
Sistem etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat
dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit
ekonomi di luar sektor negara.
Persaingan tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok
dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
e. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional Indonesia
yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan
menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat.
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi kerakyatan dengan
mengeluarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang menyatakan
bahwa sistem perekonomian Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan.
Sistem ekonomi ini berlaku sejak tahun 1998. Pada sistem ekonomi kerakyatan,
masyarakatlah yang memegang aktif dalam kegiatan ekonomi, sedangkan
pemerintah yang menciptakan iklim yang bagus bagi pertumbuhan dan
perkembangan dunia usaha. Ciri-ciri sistem ekonomi ini adalah :
1.
Bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan dengan prinsip
persaingan yang sehat.
Memerhatikan pertumbuhan ekonomi, nilai keadilan, kepentingan sosial, dan
kualitas hidup.
Mampu mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
Menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.
Adanya perlindungan hak-hak konsumen dan perlakuan yang adil bagi seluruh
rakyat.
f. Sistem Ekonomi Indonesia dalam UUD 1945
Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal
33 setelah amandemen
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi


dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undangundang.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang
berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa
konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih
mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan
dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan
lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Guru Besar, FE UGM (alm) Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi
kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan
rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat
Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi
jejaring (network) yang menghubung-hubungkan sentra-sentra inovasi, produksi
dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi
informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan
pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing
dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem
manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga lembaga
bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan koperasi
dan publik. Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma ekonomi
konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian Ekonomi
kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi
sebagai faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu sendiri.
Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas
menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-sentra
kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat, skala
besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam
bentuk yang sering disebut dengan pembeli .
Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya
berhenti pada tingkat wacana, sejumlah agenda kongrit ekonomi kerakyatan
harus segera diangkat kepermukaan. Secara garis besar ada lima agenda pokok
ekonomi kerakyatan yang harus segera diperjuangkan. Kelima agenda tersebut
merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan menjadi titik masuk (entry
point) bagi terselenggarakannya sistem ekonomi kerakyatan dalam jangka
panjang, yaitu :
1. Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi
praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya
2.Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme, persaingan
yang berkeadilan (fair competition).
3. Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah
daerah,
4. Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani
penggarap.
5. Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai
bidang usaha dan kegiatan.
Yang perlu dicermati peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi
kerakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada

paradigma fondasi. Artinya, peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada


dominasi pemerintah pusat, modal asing dan perusahaan konglomerasi,
melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang berkeadilan,
usaha pertanian rakyat sera peran koperasi sejati, yang diharapkan mampu
berperan sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat.
Strategi pembangunan yang memberdayakan ekonomi rakyat merupakan
strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua
untuk semua dan dibawah pimpinan dan pemilikan anggota-anggota
masyarakat. Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran
orang seorang. Maka kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap
kebijakan dan program pembangunan harus memberi manfaat pada mereka
yang paling miskin dan paling kurang sejahtera. Inilah pembangunan generasi
mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang paling
miskin dan tertinggal.
Yang menjadi masalah, struktur kelembagaan politik dari tingkat Kabupaten
sampai ke tingkat komunitas yang ada saat ini adalah lebih merupakan alat
kontrol birokrasi terhadap masyarakat. Tidak mungkin ekonomi kerakyatan di
wujudkan tanpa restrukturisasi kelembagaan politik di tingkat Distrik. Dengan
demikian persoalan pengembangan ekonomi rakyat juga tidak terlepas dari
kelembagaan politik di tingkat Distrik. Untuk itu mesti tercipta iklim politik yang
kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat. Di tingkat kampung dan Distrik
bisa dimulai dengan pendemokrasian pratana sosial politik, agar benar-benar
yang inklusif dan partisiporis di tingkat Distrik untuk menjadi partner dan
penekan birokrasi kampung dan Distrik agar memenuhi kebutuhan
pembangunan rakyat.
Syarat mutlak berjalannya sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan
sosial adalah :
v Berdaulat di bidang politik
v Mandiri di bidang ekonomi
v Berkepribadian di bidang budaya
Yang mendasari paradigma pembangunan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan
sosial, meliputi :
1. Penyegaran nasionalisme ekonomi melawan segala bentuk ketidakadilan
sistem dan kebijakan ekonomi
2. Pendekatan pembangunan berkelanjutan yang multidisipliner dan
multikultural
3. Pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi
Adapun tujuan yang diharapkan dari penerapan Sistem Ekonomi Kerakyatan
adalah untuk Membangun Indonesia yang berdikiari secara ekonomi, berdaulat
secara politik, dan berkepribadian yang berkebudayaan, Mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, Mendorong pemerataan
pendapatan rakyat, serta meningkatkan efisiensi perekonomian secara nasional.
Ekonomi kerakyatan dicirikan dari keberpihakan terhadap kepentingan rakyat
banyak. Pemanfaatan sebesar-besarnya sumber daya alam, sumber daya
teknologi, sumber daya pemodalan, dan sumber daya manusia untuk
kesejahteraan rakyat keseluruhan.
Pembangunan ekonomi yang berpihak kepada rakyat diindikasikan dari beberapa
ciri berikut:

1. Alokasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran


pendapatan dan belanja daerah (APBD) minimal 51% untuk program dan
kegiatan yang mensejahterakan rakyat banyak.
2. Keuntungan yang diperoleh negara dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) minimal 51% dialokasikan untuk
kesejahteraan rakyat banyak.
3. Distribusi dana tersebut menyebar kesetiap desa di seluruh wilayah NKRI
dengan variasi antar desa tidak lebih dari 10%.
4. Mulai dialokasikan anggaran khusus untuk mengantisipasi peningkatan
resiko gagal para petani akibat climate change yang mulai terjadi saat ini
dengan terdistribusi keseluruh desa di Indonesia berupa Jaminan Keberhasilan
Berusaha.
5. Peningkatan proporsi Jaminan Sosial kepada Manula, Anjal, Orang Cacat,
Pengemis, Gelandangan, Pemulung dan tenaga kerja yang belum mendapat
kesempatan bekerja.
6. Menerapkan pemberdayaan partisipatif yang lebih intensif.
7. Luasan kepemilikan lahan untuk rakyat keseluruhan dengan variasi tidak
lebih dari 10%.
Ciri-ciri diatas yang terangkup dalam suatu pembangunan ekonomi menjadikan
pembangunan ekonomi tersebut disebut sebagai pembangunan ekonomi yang
berpihak kepada rakyat atau disebut juga Ekonomi Kerakyatan. Ciri lebih lanjut
dari penerapan pembangunan ekonomi kerakyatan adalah rendahnya prosentase
masyarakat yang tergolong miskin atau berpendapatan kurang dari $ 2 per hari,
yaitu nilai prosentase masyarakat miskinnya kurang dari 5%.
Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dimaksudkan untuk penggalian potensipotensi kemandirian dan pengembangan ekonomi Rakyat melalui pemberdayaan
dan pengembangan ekonomi strategis dalam Pengelolaan Sumber Daya
Alam/Agraria secara Adil dan Berkelanjutan, yang berlandaskan pada subtansi
yang dimaknai bahwa Pengembangan Ekonomi Kerakyatan berlandaskan pada
Alat Produksi/Faktor Produksi dan Proses Produksi tetap berada dalam
penguasaan, kontrol dan pengelolaan rakyat.
Mengembangkan ekonomi strategis berbasis potensi lokal berdasarkan akar
budaya/local wisdom kearifan lokal masyarakat.
Menumbuhkembangkan model-model pengembangan ekonomi berbasis
rakyat atas dasar keswadayaan dan kemandirian.
Penguatan penguatan institusi dan kelembagaan ekonomi masyarakat dalam
rangka menumbuhkan sistem perekonomian kolektif dan penguatan permodalan
secara swadaya dan mandiri.

STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN DALA PENGUATAN EKONOMI


LOKAL

Masalah Pokok dalam Pembangunan Daerah terletak pada penekanan terhadap


kebijakan Kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang
bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi SDM,
kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah).Orientasi ini

mengarah pada pengambilan inisiatif yang berasal dari daerah dalam proses
pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja bary dan merangsang
peningkatan kegiatan ekonomi.
Pembangunan Ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencangkup
pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan
kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih
baik, identifikasi pasar, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan
perusahaan baru.Tujuan Utama setuap upaya pembangunan ekonomi daerah
adalah meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja bagi masyarakat daerah
dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Daerah bersama
masyarakatnya harus mengambil inisiatif pembangauan daerah.Oleh Karena Itu
Pemerintah Daerah dengan dukungan partisipasi masyarakatnya harus mampu
menaksir potensi sumber daya yang ada dan diperlukan untuk merancang dan
membanguan perekonomian daerah.
Dalam pemberdayaan masyarakat, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),
Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki
potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Peran UMKM
yang besar ditunjukkan oleh kontribusinya terhadap produksi nasional.
Dengan perspektif peran seperti: meningkatnya produktivitas UMKM,
meningkatnya proporsi usaha kecil formal, meningkatnya nilai ekspor produk
usaha kecil dan menengah, berfungsinya sistem untuk menumbuhkan wirausaha
baru berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatnya kualitas
kelembagaan dan organisasi koperasi sesuai dengan jati diri koperasi. Arah
kebijakan mengembangkan, memperkuat dan memperluas usaha kecil dan
menengah (UKM). Dengan berbagai progam-progam pembangunan.
Berbagai program tersebut antara lain, Program Penciptaan Iklim Usaha bagi
UMKM, yang bertujuan untuk memfasilitasi terselenggaranya usaha yang efesien
secara ekonomi, sehat dalam persaingan, dan non-dikriminatif bagi
kelangsungan dan peningkatan kerja usaha UMKM, sehingga dapat menggurangi
beban administrasi, hambatan usaha dan biaya usaha maupun meningkatkan
rata-rata skala usaha, mutu layanan perijinan usaha, dan partisipasi stakeholder
dalam pemgembangan kebijakan UMKM.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Ekonomi Kerakyatan pada dasarnya adalah visi kedepan dalam pencapain
kemandirian ekonomi yang dilihat dari beberapa pencapaian dengan hasil yang
merupakan basis dari Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di setiap. Pada
negara berkembang, UMKM adalah pengarah utama inovasi, kewirausahaan dan
ketenaga-kerjaan. Membangun suatu campuran yang sehat antara usaha
besar berkwalitas dengan UMKM, penting untuk memperkuat dan
memperluas basis ekonomi. Ini dilakukan dengan membangun kapasitas
usahawan lokal dan menanamkan modal dalam pelatihan yang memastikan
suatu kekuatan pekerja trampil akan mengembangkan atau membangun
perekonomian lokal.

Dengan melihat kondisi di masyarakat, ekonomi kerakyatan dan berbagai


program UMKM, dapat menjadi strategi yang tepat agar pengembangan ekonomi
kerakyatan dengan basis ekonomi lokal dapat berkelanjutan dan berkembang
dalam pembangunan ekonomi masyarakat.

3.2. SARAN
Seharusnya pemnbangunan di proritaskan ke pedesaan dan daerah, sementara
itu, pembangunan perkotaan lebih diarajkan mendukung perekonomian daerah
maupun pedesaaan. sehingga dapat mengembangkan kapasitas SDM pedesaan
secara instenm dalam peningkatan produktivitas masyarakat melalui teknologi
dan pemerataan penguasaan alat produktif, dalam pengembangan industrialisasi
melaui pasar domestik maupun pasar luar. Dan yang paling penting adalah
seberapa besar masyarakat bisa mengadaptasi perubahan-perubahan cepat
yang terjadi akibat perencanaan pembagunan pemerintah daerah dalam
pengembangan ekonomi kerakyatan.

DAFTAR PUSTAKA
http://windasirumapea.wordpress.com/2013/07/07/perkembangan-ekonomirakyat-di-indonesia/
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2014/02/sistem-ekonomi-diindonesia.html
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=35&

Anda mungkin juga menyukai