KEPUTUSAN TAKTIS
UNTUK PENGELOLAAN
PERIKANAN DENGAN
PENDEKATAN EKOSISTEM
DI KAWASAN TAMAN
WISATA PERAIRAN
GILI MATRA
Presented by :
Susti Rahayu
Pendahuluan
Kawasan
Konservasi
Perairan
Lamun
Terumbu Karang
Mangrove
Pendahuluan
Penurunan kualitas perairan
dan kerusakan ekosistem
Gili Matra
Penangkapan ikan
tak bertanggung jawab
Limbah
EAFM
Wisata
Ecosystem Aproach
Fisheries Management
Metode
Peta
Lokasi
Penelitian
Metode
Aspek, variabel, sumber, dan analisis yang diperlukan
dalam penelitian
Primer
- Wawancara
- Pengamatan dan
Pengukuran Langsung
Pengambilan
Data
Sekunder
Dinas-Dinas
Terkait
Metode
Analisis
Korelasi
Ekosistem
terumbu karang
Foto Kuadrat
Ikan Karang
UVC
Kualitas
Perairan
Pengamatan dan
Pengukuran Langsung
Kondisi Nelayan
Dan Wisatawan
Wawancara
Analisis kebutuhan
ruang ekologis
perikanan
Menggunakan data
ikan tangkapan
Penilaian kondisi
perikanan
Menggunakan
indikator EAFM
Hasil
Kesesuaian
Daerah
Penangkapan
Ikan
Hasil
Analisis
Korelasi
0.05 km2
18,97
km2
0,87
0,15
- 0,16
sangat kuat
lemah
kenaikan BOD akan menurunkan
presentase penutupan
terumbu karang
Undershoot / Underfishing
artinya pemanfaatan EF (Ecological Footprint)
perikanan masih lebih kecil dari luasan lahan
(BC/Biocapacity) yang tersedia
Hasil
Penilaian kondisi
perikanan
Penilaian Kondisi
Perikanan
di TWP Gili Matra
Indikator
EAFM
Domain
Sumberdaya ikan
Indeks komposit
agregat
indikator EAFM
pada setiap domain
di TWP Gili Matra
Hasil
Strategi Pengelolaan
SDI
Habitat
Teknik
Penangkapan
Ikan
Menjaga trend ukuran ikan tangkapan agar relatif semakin besar dari tahun ke tahun.
Mengontrol proporsi ikan yuwana lebih kecil dari 30%.
Menjaga daerah penangkapan ikan agar semakin mudah.
Mengontrol agar tidak ada ikan tangkapan yang tergolong spesies ETP.
Mengontrol densitas ikan karang agar lebih besar dari 10 ind/m2.
Menjaga agar konsentrasi parameter pencemar berada dibawah baku mutu air laut sesuai
Kepmen LH 2004.
Menjaga agar tutupan lamun lebih besar dari 50%.
Menjaga agar kerapatan mangrove lebih besar dari 1500 pohon/ha.
Menjaga agar tutupan terumbu karang hidup lebih besar dari 50 %.
Mengatur agar implementasi pengelolaan habitat unik berjalan dengan baik.
Meminimalkan dampak perubahan iklim terhadap perairan dan habitat serta mengatur
strategi adaptasi dan mitigasi.
Meminimalkan frekuensi pelanggaran terhadap metode penangkapan ikan yang bersifat
destruktif dan ilegal lebih kecil dari 5 kasus/tahun.
Menjaga ukuran ikan tangkapan di bawah Lm (lenght of first maturity).
Meminimalkan penggunaan alat tangkap yang tidak selektif dibawah 50%.
Hasil
Ekonomi
Strategi Pengelolaan
Sosial
Kelembagaan
Menjaga agar partisipasi pemangku kepentingan terhadap kegiatan perikanan berada diatas
75%.
Meminimalkan agar konflik perikanan hanya terjadi 1 kali dalam setahun.
Meningkatkan penerapan pengetahuan lokasl yang efektif dalam pengelolaan sumberdaya
ikan.
Meminimalkan frekuensi pelanggaran terhadap kebijakan pemerintah lebih kecil dari 2 kasus
dalam setahun.
Menambah jumlah kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan.
Menjaga agar keputusan yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah dapat dijalankan sepenuhnya.
Mengatur rencana pengelolaan perikanan (RPP) agar dapat dijalankan sepenuhnya.
Menjaga agar sinergi antar lembaga berjalan dengan baik.
Peningkatan kapasitas pemangku kepentingan agar dapat difungsikan dengan baik dalam
pengelolaan perikanan.
Hasil
Langkah
Taktis
Hasil
Langkah
Taktis
Kesimpulan
Langkah taktis :
Sosialisasi
pengawasan dan penegakan hukum
perizinan alat tangkap
pelarangan muroami
Referensi
Terima Kasih