dibawahnya. Cabang ini turun bersama dengan a.interosea anterior dan memasok darah ke
otot-otot profunda kompartemen fleksor lengan bawah kecuali pada setengah bagian
ulnaris m.fleksor digitorum profunda. Di lengan bawah n.medianus terletak diantara
fleksor digitorum superfisialis dan fleksor digitorum profunda dan mensyarafi seluruh
fleksor sisanya kecuali m.fleksor karpi ulnaris. Sedikit di atas pergelangan tangan nervus
ini muncul dari sisi lateral m.fleksor digitorum superfisialis dan bercabang menjadi cabang
kutaneus palmaris yang membawa serabut sensoris pada kulit diatas eminensia tenar.
Di pergelangan tangan n. Medianus lewat dibawah retinakulum muskulorum leksorum
manus (melalui kanalis karpi) di garis tengah dan disisi terbagi menjadi cabang-cabang
terminal:cabang rekuren menuju otot-otot eminensia tenar (namun tidak ke m.adduktor
polisis), cabang menuju mm.lumbrikalis ke-1 dan ke-2, dan persarafan kutaneus menuju
kulit telapak jempol, telunjuk, jari tengah, dan setengah lateral jari manis. Akibat trauma :
misalnya penekanan seperti pada sindrom kanalis karpi.
a. Defisit motoris-kelemahan dan pegecilan otot-otot tenar.
b. Defisit sensoris-melibatkan kulit diatas bagian lateral telapak tangan dan bagian lateral tiga
jari. Defisit ini sangat beragam karena adanya tumpang tindih.
Pemeriksaan Nervus Radialis :
1. Siku difleksikan dengan membentuk sudut 90 , cek : apakah ada drop wrist, nilai apakah
ada atrofi otot-otot lengan bawah, dan atrofi otot triceps.
2. Tes extensor : Siku tetap difleksikan membentuk sudut 90 lengan bawah pronasi, lalu
ekstensikan jari-jari dan pergelangan tangan
3. Tes supinator : Tangan kiri pemeriksa menahan siku pasien, tangan kanan pemeriksa
memegang tangan pasien seperti berjabat tangan, lalu di coba untuk men-supinasi lengan
bawah dengan tangan kiri pemeriksa sebagai tahanannya.
4. Tes brachio-radialis : Posisi tangan kiri pemeriksa seperti diatas, tangan kanannya
dipergelangan tangan pasien. Lengan bawah difleksikan tetep dengan posisi pronasi. Lihat
dan rasakan kontraksi otot.
5. Test triceps : Ekstensikan lengan atas pasien, tangan kiri pemeriksa sebagai penahanannya.
Tangan kanan pemeriksa dipergelangan tangan pasien dan mencoba untuk
mengekstensikan lengan bawah dengan menarik lengan bawah pasien ke arah lateral.
6. Tes sensorik : goreskan lidi/ jarum di punggung ibu jari.
(Pemeriksa memegang pergelangan tangan penderita kemudian minta supaya ia mengangkat
pergelangan tangannya ke belakang sepenuhnya. Pemeriksa mendorong punggung tangan
penderita perlahan untuk menguji ketahanan otot. Interpretasi: jika ada tahanan berarti nervus
radialis baik)
3. Cek apakah ada ulnar claw hand dengan memfleksikan jari manis dan kelingking secara
bersamaan.
4. Tangan pasien diluruskan, nilai apakah ada cubiti valrus/ vagus oleh karena fraktur, dan
nilai apakah ada atrofi otot-otot medial lengan bawah.
5. Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan tangan pasien lalu siku difleksikan dan
diekstensikan secara bergantian dan tangan kanan pemeriksa diletakkan di siku pasien,
raba : jika n. Ulnaris teraba lebih dari medial epicondylus = traumatic ulnar neuritis.
6. Interossei : Meminta pasien untuk menjepit kertas yang diletakkan diantara jari manis dan
kelingkingnya. Jari2 harus benar2 ekstensi.
7. First dorsal interossei : telapak tangan pasien dlm posisi pronasi. Jari pemeriksa berusaha
mengabduksi telunjuk pasien dan pasien berusaha untuk menahan, sebaliknya saat
pemeriksa berusaha untuk mengadduksi telunjuk pasien, pasien juga berusaha untuk
menahan dari arah berlawanan.
8. Abductor digiti minimi : sama seperti diatas hanya dilakukan di kelingking pasien.
9. Adductor pollicis : meminta pasien untuk menjepit kertas yang diletakkan diantara ibu jari
dan telunjuknya.
10. Flexor carpi ulnaris :
Pergelangan tangan pasien pada posisi fleksi lalu meminta pasien
untuk melakukan tahanan saat tangan pemeriksa mencoba untuk
mengekstensikan pergelangan tangan pasien. Rasakan kontraksi dari
tendonnya.
Tangan diletakkan di tempat yang datar dengan posisi supinasi lalu
meminta pasien untuk melakukan tahanan saat pemeriksa
mengabduksi/ mengadduksi kelingking dan jari manis pasien. Rasakan
kontraksi tendonnya.
11. Tes sensorik : goreskan lidi/ jarum di kelingking dan jari manis pasien.
(Pemeriksa memegang ketiga jari penderita (jari ke II sampai ke IV) dalam posisi supinasi
dengan lurus. Penderita diminta untuk merapatkan jari kelingking. Jika penderita dapat
merapatkan kelingking, taruhlah kertas diantara kelingking dan jari manis. Penderita diminta
menahan kertas. Kemudian kertas ditarik perlahan untuk mengetahui ketahanan otot.
Interpretasi: jika kertas tidak mudah ditarik berarti nervus ulnaris baik.)
Pemeriksaan Nervus Medianus :
1. Nilai apakah ada atrofi otot- otot tenar.
2. Pergelangan tangan pasien pada posisi fleksi, pemeriksa berusaha mengekstensikan dan
pasien menahannya. Raba nervusnya diantara flexor carpi radialis longus dan palmaris
longus.
3. Abductor pollicis brevis : Meminta pasien untuk melakukan abduksi dan adduksi ibu jari
secara bergantian.
4. Flexor pollicis longus& flexor digitorum profundus : meminta pasien untuk mengekstensi
dan memfleksikan ruas pertama ibu jarinya.
5. Pronator teres : ekstensikan tangan pasien, tangan kiri pemeriksa di siku pasien, tangan
kanan pemeriksa menjabat tangan pasien lalu lakukan pronasi.
6. Tes sensorik : goreskan lidi/ jarum di telapak tangan ( ibu jari, telunjuk, jari tengah dan
medial jari manis).
(Pemeriksa memegang tangan penderita dalam posisi keempat jari (jari II sampai jari V)
rapat. Penderita diminta mengangkat ibu jari ke atas. Perhatikan pangkal ibu jari, apakah
benar-benar bergerak ke atas dan jempolnya lurus. Jika penderita melakukannya, kemudian
dorong ibu jari pada bagian pangkal, bukan pada kukunya. Interpretasi: jika penderita mampu
mengangkat ibu jari ke atas dan ada tahanan sewaktu didorong berarti nervus medianus baik
(belum ada kelemahan).)