BLOK 18
Nama:Khairinnisa
NIM:04011381320012
Kelas B tahun 2013
I. Analisis Masalah:
1. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : GCS 15
Tanda vital : TD 130/80 mmHg, nadi 82x/menit, RR 20x/menit, Temp 37,2 C
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks : simetris, retraksi tidak ada
-
Jantung :batas jantung normal, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising
Umun:
GCS 15
TD 130/80 mmHg
Nilai Normal
GCS 14-15:
compos mentis
120/80 mmHg
(130/80mmHg:
nadi 82x/menit
RR 20x/menit
Temp 37,2 C
Kepala :
prehipertensi)
60-100x/menit
16-24x/menit
36,5-37,5 C
konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak
ikterik
Thoraks : simetris,
retraksi tidak ada
- Jantung
jantung
:batas
normal,
bunyi
jantung
normal,
bising
jantung
tidak ada
Interpretasi
Normal
Mekanisme
Abnormal
-
suara
vesikuler
normal
Abdomen : datar,
lemas, nyeri tekan
(-)
dan
defans
Nilai Normal
Pemeriksaan
Nervus kraniales
Interpretasi
Mekanisme Abnormal
Normal
otot
Kekuatan otot
ekstremitas
atas
5/5
4/5,
ekstremitas
Sedikit
bawah 4/5
perubahan
hambatan
ringan
yang Perubahan
pada
system
Refleks fisiologis
ekstremitas positif
Normal
Sjostrom, 1988:275-294).
-
normal
Refleks patologis
Normal
negative
3. Bagaimana WD dan definisi?
Tn.Apriyanto 69 tahun, mengalami normal pressure hydrocephalus (NPH) et cause
perdarahan subarachnoid.
Definisi: Normal Pressure Hydrocephalus (NPH) adalah sindroma klinis yang
ditandai gangguan gaya berjalan, demensia, inkontinensia urin dan berhubungan
dengan adanya
ventrikulomegali
tanpa
disertai
peningkatan
tekanan
cairan
serebrospinal (CSF).
4. Komplikasi ?
Berhubungan dengan progresifitas hidrosefalus
Perubahan Visual
Oklusi dari arteri cerebral posterior akibat proses skunder dari transtentorial herniasi
kronik papil edema akibat kerusakan nervus optikus.
Dilatasi dari ventrikel ke tiga dengan kompresi area kiasma optikum.
Disfungsi cognitive dan inkontunensia
Berhubungan dengan pengobatan
Electrolit imbalance
Metabolic acidosis
Berhungan dengan terapi bedah. Tanda dan gejala dari peningkatan tekanan intracranial dapat
disebabkan oleh gangguan pada shunt:
Subdural hematoma atau subdural hygroma akibat skunder dari overshunting. Nyeri kepala
diagnosa patologi. Perdarahan ini kebanyakan berasal dari perdarahan arterial akibat
pecahnya suatu aneurisma pembuluh darah
yang rupture, di samping juga ada sebab- sebab lainnya. Perdarahan yang menumpuk
dalam ruang subarachnoid
dapat
mencetuskan
terjadinya
hipertensi.
Lokasi
tersering
lateral
arteri
karotis
interna
(pada tempatnya
berasalnya arteri oftalmika atau arteri komunikans posterior (30%)) dan basillar
tip (10%). Aneurisma pada lokasi lain, seperti pada tempat berasalnya
PICA, segmen P2 arteri serebri posterior, atau segmen perikalosal arteri serebri
anterior, jarang ditemukan. Aneurisma dapat menimbulkan defisit neurologis
dengan menekan struktur di sekitarnya bahkan sebelum ruptur. Misalnya
aneurisma
pada
arteri
komunikans
posterior
dapat
menekan
nervus
diplopia).
Aneurisma fusiformis. Pembesaran pembuluh darah yang memanjang
(berbentuk gelondong) disebut aneurisma fusiformis. Aneurisma tersebut
umumnya melibatkan segmen intrakranial arteri karotis interna, trunkus utama
arteri serebri media, dan arteri basilaris. Struktur ini biasanya disebabkan oleh
aterosklerosis dan/atau hipertensi, dan hanya sedikit yang menjadi sumber
perdarahan. Aneurisma fusiformis yang besar pada arteri basilaris dapat
menekan batang otak. Aliran yang lambat di dalan aneurisma fusiformis dapat
intra-aneurismal,
terutama
pada
sisi-
serebral.
Aneurisma mikotik. Dilatasi aneurisma pembuluh darah intrakranial kadangkadang disebabkan oleh sepsis dengan kerusakan yang dimiliki oleh bakteri
pada dinding pembuluh darah. Tidak seperti aneurisma sakular dan fusiformis,
aneurisma mikotik umumnya ditemukan pada arteri kecil otak. Terapinya terdiri
dari terapi infeksi yang mendasarinya. Aneurisma mikotik kadang- kadang
mengalami regresi spontan, struktural ini jarang menyebabkan perdarahan
B. GAMBARAN KLINIS
Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukkan gejala nyeri kepala
mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat disertai fotofobia, mual, muntah,
dan tanda-tanda meningismus (kaku kuduk dan tanda kernig). Kesadaran dapat
terganggu segera atau dalam beberapa jam pertama.
Pada perdarahan yang lebih berat, dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial
dan gangguan kesadaran. Pada funduskopi dapat dilihat edema papil dan perdarahan
retina.
Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai akibat dari :
Efek lokalisasi palsu dari peningkatan tekanan intrakranial.
Perdarahan intraserebral yang terjadi bersamaan.
Spasme pembuluh darah, akibat efek iritasi darah, bersamaan dengan iskemia.
Gambaran sistemik meliputi bradikardia, hipertensi dengan peningkatan tekanan
intrakranial dan mungkin terjadi demam yang disebabkan kerusakan oleh
hipotalamus. Kadang-kadang, perdarahan subarakhnoid dapat berhubungan dengan
edema paru dan aritmia jantung.
Skema grading yang diajukan oleh Hunt dan Hess pada tahun 1986 masih berguna
pada praktek klinis, dan memberikan gambaran kasar pada prognosis pasien.
GRADE
1
GAMBARAN KLINIS
Asimtomatik atau sakit kepala ringan dan iritasi meningeal
Sakit kepala sedang atau berat (sakit kepala terhebat seumur hidupnya),
Koma, deserebrasi
C. TERAPI
Aneurisma dapat diterapi dengan operasi pembedahan saraf berupa penutupan
leher aneurisma dengan metal clip. Dengan demikian, aneurisma terekslusi dari
sirkulasi secara permanen, sehingga tidak dapat berdarah lagi. Bentuk terapi ini adalah
terapi definitif, tetapi kerugiannya adalah terapi ini memerlukan operasi kepala
terbuka (kraniotomi) dan manipulasi pembedahan saraf di sekitar dasar otak yang
dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Pembedahan sebaiknya dilakukan dalam
72 jam pertama setelah perdarahan subarakhnoid, yaitu sebelum periode dengan
resiko terbesar terjadinya vasospasme. Pembedahan dini diketahui memperbaiki
prognosis pasien dengan SAH grade 1, 2, atau 3 pada Hunt dan Hess. Tindakan ini
merupakan bentuk terapi terpenting untuk mencegah perdarahan ulang.
Selain itu, bentuk terapi yang lebih tidak invasif adalah mengisi aneurisma
dengan metal coils (coiling, suatu prosedur yang menjadi bidang neuroradiologi
intervensional). Coil dihantarkan dari ujung
kateter
angiografik
khusus,yang
kemungkinan
Gangguan sirkulasi dan/atau resorpsi LCS, jika terjadi, timbul sangat cepat setelah
munculnya SAH. Hipertensi intrakranial yang disebabkannya sering menurunkan
kesadaran pasien dan juga dapat menimbulkan defisit neurologi fokal. Hidrosefalus
dapat diterapi secara efektif dengan drainase ventrikular eksternal. Drainase lumbal
jarang digunakan.
Vasospasme
Terjadi beberapa hari kemudian, kemungkinan melalui efek zat vasoaktif yang
terkandung di dalam darah subarakhnoid yang mengalami ekstravasasi. Resiko
vasospasme dapat dikurangi dengan pengangkatan darah subarakhnoid sebanyak
mungkin dengan pembedahan, dan dengan hipertensi yang diinduksi secara
terapeutik. Cara ini biasanya cukup untuk mencegah perkembangan infark
vasospastik, komplikasi yang sangat ditakuti. Vasospasme adalah penghambat
SAH
awal,
perdarahan
aneurisma
ulang
belum
diobliterasi.
Tidak