Pendahuluan
STABILITAS KUALITAS
Dengan berbagai cara obat dapat mengalami penguraian
dan akan berakibat pada kualitas, efektifitas, dan keamanan
dari obat tersebut,
Ketika suatu obat (zat berkhasiat) mengalami penguraian
maka masalah yang akan muncul adalah:
Obat terurai menjadi metabolit (produk penguraian)
yang toksik
keamanan
Konsentrasi obat berkurang dosis tidak tepat
efektifitas obat berkurang
Definisi
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu
produk obat untuk bertahan dalam batas spesifikasi
yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan
dan penggunaan untuk menjamin identitas,
kekuatan, kualitas dan kemurnian obat tersebut.
Sediaan obat yang stabil adalah suatu sediaan yang
masih berada dalam batas yang dapat diterima
selama periode penyimpanan dan penggunaan,
dimana sifat dan karakteristiknya sama dengan yang
dimilikinya pada saat dibuat.
Definisi
Expiration date : waktu yang tertera pada
kemasan yang menunjukkan batas waktu
diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi
karena
diharapkan
masih
memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan
Shelf-life (waktu simpan): adalah periode
penggunaan dan penyimpanan yaitu waktu
dimana suatu produk tetap memenuhi
spesifikasinya jika disimpan dalam wadahnya
yang sesuai dengan kondisi penjualan di pasar
Jenis Spesifikasi
Spesifikasi release: Spesifikasi yang harus
dipenuhi pada waktu pembuatan, misalnya
95%-105%
Spesifikasi waktu simpan atau spesifikasi
umur produk adalah spesifikasi yang harus
dipenuhi sepanjang waktu/masa simpannya,
misalnya 90 % - 110 %
Kepentingan pasien
Reputasi Produsen
Sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan
Membuat data base yang penting untuk
formulasi produk lain
Uji Stabilitas
cGMP 1972
FDA Maret 1984; revisi FDA 1987
FDA guidance for Industry 1998
ICH (International Conference on Harmonization)
ICH QIA September 1994
WHO 1996
CPMP (The Committee for Propietary Medicinal
Products)
Macam Stabilitas
Stabilitas Kimia
Stabilitas Fisika
Stabilitas Mikrobiologi
Stabilitas Farmakologi
Stabilitas Toksikologi
Stabilitas Kimia
Mempertahankan keutuhan kimiawi dan
potensi zat aktif yang tertera pada etiket
dalam batas yang dinyatakan dalam
spesifikasi.
Stabilitas Kimia
Reaksi Hidrolisis
Reaksi Oksidasi
Reaksi Isomerisasi
Reaksi fotolisis / fotokimia
Reaksi polimerisasi
Hidrolisis
Penguraian oleh air yang dapat dikatalisis
oleh ion hidrogen (asam) atau ion hidroksil
(basa)
Sering dialami oleh obat yang mengandung
gugus fungsi esterm amida, laktam, imida.
Oksidasi
Merupakan reaksi penguraian obat yang meliputi
terjadinya:
1. Hilangnya suatu atom elektronegatif, radikal atau
elektron.
2. Penambahan suatu atom elekronegatif, atau radikal.
Autooksidasi: minyak/lemak tak jenuh oleh udara
Obat yang mudah teroksidasi: as askorbat, adrenalin,
ergotamin, hidrokarbon, morfin, penisilin, prednison,
vitamin A, D, E
Fotolisis
Zat terurai karena dipengaruhi oleh
cahaya/sinar
Contoh zat yang mengalami fotolisis:
fenotiazin, hidrokortison, prednison, metil
prednisolon
Isomerisasi
Reksi perubahan suatu zat kimia menjadi
isomer optis atau geometrisnya. Komposisi
kimia dari obat tetap sama akan tetapi
aktivitas biologisnya berbeda atau bahkan
mungkin menjadi tidak mempunyai
aktivitas biologis sehingga rekasi perubahan
ini dianggap sebagai suatu penguraian.
Contoh isomerisasi
Larutan adrenalin pada pH rendah (3-4)
akan membentuk L-adrenalin yang
merupakan isomer yang kurang efektif,
maka usaha untuk meningkatkan
stabilitasnya dengan membuat sediaan yang
mengandung adrenalin pada pH stabilnya
(dapat dilakukan dengan menambahkan
buffer)
Polimerisasi
Terjadi bila obat bergabung membentuk molekul
polimer yang rumit/kompleks strukturnya yang
diikuti oleh hilangnya aktivitas biologis.
Contoh: Larutan pekat dari golongan
aminophenicillin akan mengalami polimerisasi
selama penyimpanan, dan aktivitasnya berkurang
karena terputusnya cincin beta laktam dan akibat
selanjutnya bisa menimbulkan reaksi alergi.
Stabilitas Fisika
Mempertahankan sifat fisika awal dari suatu
sediaan: penampilan, kesesuaian,
keseragaman, disolusi, dan kemampuan
untuk disuspensikan.
Stabilitas Mikrobiologi
Sterilisasi atau resistensi terhadap
pertumbuhan mikroba dipertahankan sesuai
dengan persyaratan yang tertera.
Zat antimikroba yang ada mempertahankan
efektifitas dalam batas yang ditetapkan
Stabilitas terapi/farmakologi
Efek terapi tidak berubah selama waktu
simpan (shelf life) sediaan.
Stabilitas Toksikologi
Tidak terjadi peningkatan toksisitas yang
bermakna selama waktu simpan.
Misalnya tidak terbentuk senyawa anhidro
dalam suspensi tetrasiklin.
Uji Stabilitas
Fisika: Pemerian sediaan, keseragaman
sediaan(volume/bobot), kejernihan sediaan
untuk sediaan cair, kemasan (kebocoran
wadah)
Kimia: identifikasi zat aktif, penetapan
kadar, pH, disolusi
Biologi: sterilitas, endotoksin