Anda di halaman 1dari 1

Prioritaskan Warga Bantul, Jangan Investor Luar

Beroperasinya jalur jalan lintas selatan (JJLS) di pesisir selatan diyakini bakal membawa
sejumlah dampak. Baik positif maupun negatif. Tetapi, dampak positif proyek pemerintah pusat
ini juga bisa jadi berubah menjadi bumerang bagi warga. Itu jika pemkab tak segera mengambil
langkah dengan menyusun perencanaan beragam aspek.Karena ada banyak hal di kawasan
selatan yang perlu ditata dan direncanakan dengan matang, terang anggota Komisi A DPRD
Bantul
Sapta
Sarosa
di
kantornya,
kemarin
(8/5).
Politikus Partai Nasdem ini mencontohkan, salah satu dampak positif keberadaan JJLS adalah
menggeliatnya roda perekonomian. Ada beragam jenis usaha yang bakal menjamur di sekitar
JJLS. Namun, Sapta meyakini para pemilik modal, baik dari Bantul maupun luar juga sudah
melirik terbukanya peluang ini. Tak tertutup kemungkinan para pemilik modal besar lah yang
akan menguasai perekonomian di sekitar JJLS. Terlebih, bandara baru diproyeksikan bakal
berdiri di wilayah Kulonprogo.Terutama di JJLS wilayah Srandakan. Karena akan menjadi
salah satu akses utama dan dekat dengan bandara. Saya yakin investor besar mengincar wilayah
barat
(Srandakan)
ujarya.
Nah, berangkat dari analisa itu, bekas lurah Sendangsari, Pajangan ini pun meminta pemkab
untuk segera pasang badan melindungi warganya. Pemkab diminta memprioritaskan pnduduk di
sekitar JJLS dan warga Bantul untuk menciptakan beragam usaha baru. Harus ada simbiosis
mutualisme. Jangan sampai penduduk setempat terluka dua kali, tandasnya.
Ya, realisasi pryek pemerintah pusat ini menyebabkan para penduduk melepaskan tanahnya.
Meskipun pemerintah juga memberikan ganti rugi kepada warga yang tanahnya berada di garis
perencanaan
JJLS.
Dia berpendapat pembangunan JJLS sebuah keniscayaan. Proyek ini bertujuan untuk kelancaran
akses transportasi di sepanjang pulau Jawa. Mengingat, jalur pantura tak mampu lagi mengurai
kemacetan kendaraan, baik dari arah barat maupun timur. Namun demikian, lagi-lagi Sapta juga
mewanti-wanti agar pemkab segera menata kawasan selatan. Khususnya, sejumlah objek
pariwisata. Belum juga ada JJLS, tetapi kita kalah dengan Gunungkidul, ulasnya.
Kalah menterengnya objek pariwisata di Bantul lebih karena tak adanya inovasi. Bertahun-tahun
objek pariwisata, seperti Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Depok, hingga Pantai
Baru Srandakan dibiarkan begitu saja. Tak ada peningkatan signifikan.Keberadaan praktik
prostitusi
di
Parangkusumo
kalau
ditata
kan
lebih
baik,
paparnya.
Penataan ini, Koordinator Bapilu DPD Partai Nasdem Bantul ini menegaskan, bukan untuk
melarang praktik yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini. Tetapi, lebih pada penataan
kawasan. Tujuannya, agar titik-titik strategis di kawasan selatan Bantul dapat memberikan
pemandangan yang menarik bagi wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai