Anda di halaman 1dari 8

Akhlak Dan Takwa

I.

Akhlak
a. Makna akhlak
Akhlak adalah bentuk jamak (plural ) dari kata khuluk, yang berarti
perangai, tabiat dan adat. Khuluq berasal dari kata khalq yang berarti
kejadian, buatan dan ciptaan. Secara bahasa akhlak diartikan sebagai
perangai, adat istiadat, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat.
Secara istilah( terminologis ) Imam Al-Ghazali mendefinisikan, bahwa
akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam jiwa yang menimbulkan
bermacam-macam
perbuatan
dengan
gampang/mudah
tnpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Akhlak dibedakan menjadi dua yaitu akhlak yang baik /terpuji ( alakhlaak al-mahmuudah ) dan akhlak buruk atau tercela ( al-akhlaak almadzmumah ).
b. Sumber Akhlak
Di dalam islam untuk menguji akhlak itu baik atau buruk ukuran atau
rujukannya adalah al- quran dan as-sunnah. Perbuatan apa saja yang
diperintahkan dann dianjurkan dalam al-quran dan as-sunnah
merupakan akhlak yang baik. Perbuatan apa saja yang dilarang dalam
al-qur;an dan as-sunnah adalah termasuk akhlak yang tidak baik.
Berbeda dengan etika, ia juga merupakan ilmu yang mempelajari
tentang adat istiadat atau perilaku manusia. Namun, jika melihat dari
asal kata etika, yakni dari bahasa yunani ethos, maka sumber
rujukannya adalah pemikiran atau filsafat, bukan wahyu. Dengan
demikian, maka penilaian di lapangan akan berbeda. Suatu perbuatan
dianggap baik menurut ilmu etika, belum tentu dianggap baik menurut
akhlak islam. Sebaliknya, suatu perbutan dianggap baik menurut
akhlak islam belum tentu dianggap baik menurut ilmu etika.
Akhlak dalam agama islam bukan sekedar persoalan penilaian baik
atau tidak baik, terpiji atau tercela saja, tetapi memiliki tanggung
jawab spiritual ( ilahiah). Yakni manusia diciptakan oleh allah swt untuk
mengabdi kepada-NYA ( QS. Adz-dzariat : 56 ) dan untuk menjadi
khalifah-Nya. Di muka bumi ini (QS. Al-Baqarah(2): 30). Membangun
akhlak mulia merupakan kewajiban setiap muslim, dan setiap
kewajiban itu bernilai ibadah.

QS.

Adzdzariat : 56

Rasuluallah SAW bersabda: setiap kamu adalah pemimpin dan setiap


kamu kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah di
akhirat ini atas kepemimpinannya. (H.R. Bukhari dan muslim).
c. Keutamaan Akhlak
Yang dimaksud akhlak dalam hal ini adalah akhlak yang baik. Akhlak
yang baik (akhlaqul kharimah) memiliki banyak keutamaan. Karena
tidak akan keluar dari seseorang yang memiliki akhlak mulia itu kecuali
sikap dan perilaku yang baik, terpuji dan banyak membawa manfaat.
Tentang keutamaan akhlak, Rasuluallah SAW bersabda orang mukmin
yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan
sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya (H.R
Turmuzi). Tiada suatu yang lebih berat dalam timbangan seorang
mukmin diakhir kiamat, selain dari pada kebaikan akhlak. Dan allah
benci kepada orang yang keji mulut dan kelakuan (H.R Turmuzi).
d. Akhlak Nabi dan Tujuan Nabi Diutus Allah
Rasulullah saw adalah manusia terbaik akhlaknya, karena akhlaknya
terbaik itulah beliau diutus oleh Allah swt membawa risalah-Nya untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia, sebagai pedoman hidup
mereka dalam membangun akhlakul karimah.
Keagungan Nabi Muhammad saw. Tidak hanya disebut dalam Al-Quran
saja, tetapi juga disaksikan oleh para sahabatnya. Mereka
memperhatikan akhlak nabi mereka rekam jejak hidupnya, kemudian
mereka ceritakan kepada para pengikut mereka ( para tabiin ),
kemudian diceritakan kepada para pengikutnya lagi hingga perjalanan
beliau ditulis dalam bentuk hadist dan menjadi sumber ajaran kedua
dalam islam.
e. Hubungan Akhlak dengan Tauhid dan Syariah
Antara akhlak, tauhid, dan syariah tidak bisa dipisahkan, masingmasing akan hilang maknanya jika yang satu dengan yang lain
dipisahkan. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh. Tauhid
yang baik akan membuahkan syariah yang baik, dan syariah yang baik
akan membuahkan akhlak yang baik pula. Demikain pula akhlak yang
baik karena buah dari syariah yang baik, dan syariah yang baik karena
buah dari tauhid yang baik ( QS. Ibrahim ayat 24-27 ).
f.

Ruang Lingkup Akhlak


Ruang lingkup akhlak dalam islam ada tiga yakni mencakup akhlak
manusia dengan Allah swt, akhlak manusia dengan sesama manusia,
dan akhlak manusia dengan makhluk lain. Diantara tiga cakupan
akhlak tersebut, maka akhlak dengan Allah swt merupakan akhlak

yang paling pokok dan ukuran bagi yang lain. Akhlak dengan Allah
mencakup segala ketaatan kepada-Nya, yakni taat menjalankan segala
perintahnya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Jika akhlak
dengan Allah swt baik, pasti akhlak dengan sesama manusia dan
dengan makhluk lainnya akan baik pula. Jika seseorang akhlaknya
dengan orang lain dan dengan alam lingkungannya tidak baik, maka
akhlaknya dengan Allah swt sudah pasti belum baik ( QS. Ali Imran
3:112 ).
Akhlak Terhadap Allah swt.
Adapun akhlak manusia kepada Allah swt antara lain adalah :
1) Beriman kepada Allah ( QS. Ali Imran 3: 179).
2) Beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya ( QS. AnNisaa 4:36 dan QS. Ali Imran 3:132 ).
3) Ikhlash ( QS. Al-Bayyinah 98:3 ).
4) Bersyukur atas segala karunia-Nya dan Qanaah ( QS. AlBaqarah 2:172).
5) Tadharru ( QS. Al-Araaf 7:55 ).
6) Doa dan berharap hanya pada Allah ( QS. Al-Araaf7:56 ).
7) Sabar dan tidak mengenal putus asa (QS. Az-zumar 39:53 ).
8) Menerima takdir Allah ( HR. Ibnu Wahab ).
9) Husnuzh-zhan (HR. Muslim ).
10)
Tawakkal ( QS. Ali-Imran 3:159 ).
11)
Malu kepada Allah swt ( HR. Muslim ).
12)
Taubat dan istighfar ( QS. At-tahriim 66:8 ).
Akhlak Terhadap Sesama Manusia
1) Akhlak terhadap diri sendiri. Menjaga kesucian diri. Baik
kesucian batin maupun lahir. Suci batin ialah bersih dari segala
bentuk keyakinan yang musrik, dari penyakit dengki, buruk
sangka dan penyakit hati lain. Bersih lahir ialah suci dari hadas
kecil dan besar (QS. At-taubah 9 : 08).
2) Memelihara kerapihan (HR Muslim).
3) Berlaku tenang dan istiqomah (QS. Al-Furqan 25 : 63 dan QS.
Fushilat 41 : 30).
4) Disiplin, yakni pandai menggunakan waktu sebaik mungkin ( QS.
Al-Ashr 103 : 1-3).
5) Selalu menambah pengetahuan (QS. Al- mujaddilah 58 :11).
6) Tidak melemparkan dirinya ke dalam kehancuran (QS. Al
Baqarah : 195).
Akhlak terhadap keluarga
1) Berlaku baik terhadap keluarga (HR. Tarmizi).
2) Menunaikan hak dan kewajiban dalam keluarga (HR. Bukhari dan
Muslim)
3) Mengasuh dan mendidik anak (HR Ibnu Najjar).
4) Berbakti kepada orang tua (QS. Al Israa 17 : 23 dan HR
Tabrani).

5) Membangun silahturahim, baik kepada keluarga, tetangga


maupun kepada masyarakat luas (QS. An-Nisa 4 : 1).
6) Akhlak terhadap tetangga dan masyarakat luas.
a. Berlaku baik terhadap tetangga (HR Bukhari dan Muslim)
b. Memberikan apa yang menjadi hak tetangga. Hak tetangga
yaitu Kalau ia ingin meminjam, hendaklah engkau pinjami
(HR Abu Syaikh)
- Kalau ia minta tolong hendaklah engkau tolong (HR Abu
Syaikh)
- Kalau ia sakit hendaklah engkau jenguk ia (HR Abu
Syaikh)
- Kalau ia ada keperluan, hendaklah engkau beri kepadanya
(HR Abu Syaikh)
- Kalau ia jatuh miskin, hendaklah engkau berikan bantuan
kepadanya (HR Abu Syaikh)
- Kalau ia mendapat kesenangan, hendaklah engkau
ucapkan selamat kepadanya (HR Abu Syaikh)
- Kalau ia ditimpa kesusahan hendaklah engkau hibur ia
(HR Abu Syaikh)
- Kalau ia meninggal dunia, hendaklah engkau antarkan
jenazahnya (HR Abu Syaikh)
- Janganlah engkau membangun rumah lebih tinggi dari
rumahnya,kecuali kau meminta izin kepadanya, karena
hal itu akan menghalangi dia dari angin (HR Abu Syaikh)
- Jangan engkau ganggu ia dengan bau masakanmu,
kecuali engkau beri masakan itu (HR Abu Syaikh)
- Jika engkau membeli buah-buahan hendaklah engkau
hadiahkan juga kepadanya dan kalau engkau tidak
memberi, bawalah masuk ke dalam rumahmu secara
sembunyi sembunyi(HR Abu Syaikh)
- Dan janganlah sampai anakmu keluar membawa buah
buahan itu karena nanti anak (tetangga )nya sedih karena
menginginkan buah itu (HR Abu Syaikh)
c. Memberi hadiah (HR Muslim)
7. Berbuat baik kepada semua orang (QS. An-Nisa 4 : 36)
8. Hormati guru (HR Thabrani)
9. Menjaga pergaulan (QS. AN Nur 24 : 30)
10.Menjaga tali persaudaraan (QS. Al Hujurat 49 : 11 13)
11.Kewajiban sesama muslim. Enam kewajiban kepada sesama
muslim :
a. Bila bertemu mengucap salam
b. Apabila diundang maka penuhilah
c. Apabila minta nasihat maka nasihatilah
d. Apabila bersin lalu memuji Allah maka ucapkanlah
yarhamukallah
e. Apabila ia sakit maka jenguklah

f.

II.

Apabila ia meninggal maka antarkan jenazahnya ke


kubur

Takwa
A . Pengertian Takwa
Takwa secara harfiah berasal dari kata kerja waqa-yaqi-wiqiyah, yang
berarti terjaga/terpelihara. Dalam arti sempit takwa berarti takut kepada
Allah Swt, terpelihara/terjaga dari siksa api neraka. Allah Swt berfirman:
Takutlah kamu/peliharalah dirimu dari api neraka yang disediakan untuk
orang-orang yang kafir (Q.S Ali Imran (30):131)
Jadi terpeliharanya seseorang dari neraka itu dikarenanakan patuh dan
tunduk pada Allah Swt, yang berangkat dari rasa takut kepada-Nya.
Adapun makna/arti kata islam sebagai agama adalah taat dan patuh
kepada Allah Swt. Dan tunduk kepada perintah dan larangan-Nya tanpa
membantah. Dan bila membantah atau ingkar/ kafir itu dikarenakan
kebodohannya dan kdangkalan pikirannya. Inilah kaitan makna takwa
dengan arti Islam.
Berdasarkan firman Allah Swt, QS Al-Baqarah (2):2-4, QS Ali Imran (3):
133-135, ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa hakikat takwa adalah
memadukan secara integral aspek iman, Islam, dan Ihsan dalam diri
seseorang sehingga orang bertakwa berarti orang yang dalam waktu
bersamaan menjadi mukmin, muslim dan mukhsin.
B. Hakikat Takwa
Hakikat takwa adalah melaksanakan perintah Allah swt yang bila
dijalankan berdampak positif, baik untuk dirinya dan untuk orang lain dan
menjauhi larangan Allah swt, yang bila dilanggar mempunyai risiko bagi
yang melakukan, dan bila berkembang maka orang lain juga merasakan
akibatnya. Ciri manusia yang telah mencapai takwa dijelaskan dalam AlQuran QS. Al-Baqarah 2 : 3-4 yang artinya ( yaitu ) mereka yang
beriman, kepada yang goib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagian rejeki, yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka
yang beriman kepada kitab ( Al-Quran ) yang telah diturunkan kepadamu
dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya ( kehidupan ) akhirat.
Perilaku takwa dilatar belakangi oleh akidah/kepercayaan pada hari
pembalasan. Aqidah disebut juga iman merupakan lawan dari kufur yang
berarti menutupi atau menyelubungi. Artinya menutupi fitrah dan
menyelubunginya dengan kebodohan dan kepicikan. Aqidah disini sebagai
konsep moral dengan menempatkan semua kegiatan untuk menuju ridho

Allah SWT. Berorientasi kepada kegiatan yang terprogram untuk hari-hari


mendatang dan menempatkan kebersamaan diatas segala galanya,
serta menjaga diri dari segala sesuatu yang membahayakan dirinya
sendiri dan orang lain ( QS. Al- Hasyir(59): 18).
C. Hikmah Taqwa
Hikmah taqwa baik di dunia maupun di akhirat:
1. Mendapat sikap furqon, yaitu sikap tegas dalam membedakan antara
yang benar dan yang salah, halal dan haram, terpuji dan tercela ( QS.
Al- Kahfi: 29)
2. Mendapatkan limpahan berkah di langit dan di bumi ( QS. Al Araf :
96 )
3. Mendapatkn jalan keluar dalam kesulitan ( QS. Ath- Thalaq : 2 )
4. Mendapatkan rezeki tanpa di duga-duga ( QS. Ath- Thalaq : 3 )
5. Mendapatkan kemudahan dalam segala urusan ( QS. Ath- Thalaq :4)
6. Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan
pahala yang besar ( QS. Al- Kahfi : 29 )

:
:




(2162 ) .
Terjemah Hadis:
bersabda: ia berkata: Rasulullah Dari Abu Hurairah
terhadap sesama muslim itu ada enam, yaitu:

Hak seorang muslim

1. jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam,


2.

jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya,

3. jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat,


4. jika ia bersin dan mengucapkan: Alhamdulillah maka doakanlah ia dengan
Yarhamukallah (artinya = mudah-mudahan Allah memberikan rahmat
kepadamu),
5. jika ia sakit maka jenguklah dan
6. jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya. (HR. Muslim, no. 2162).

Dalam riwayat yang lain, disebutkan dengan lafadz

sebagai ganti dari

. Menggunakan huruf syiin sebagai pengganti siin.


Redaksi Hadis:
Hadis ini diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dengan menyebutkan 5
hak muslim terhadap muslim lainnya. Lafalnya sebagai berikut:
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim juga disebutkan dengan lafadz, 5 kewajiban:



Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima: (1) Menjawab salam, (2)
menjenguk orang sakit, (3) mengantar jenazah, (4) memenuhi undangan, dan (5)
mendoakan yang bersin. (HR. Bukhari, no. 1240, dan Muslim no. 2162)
Di tempat lain di Shahih Muslim, diriwayatkan juga dengan redaksi yang sedikit
berbeda:

Lima perkara yang wajib ditunaikan seorang muslim terhadap saudaranya yang
muslim: (1) Menjawab salam, (2) mendoakan yang bersin, (3) memenuhi undangan,
(4) menjenguk orang sakit, dan (5) mengantar jenazah. (HR. Muslim, no. 2162).
Jadi riwayat yang menyebutkan 5 hak muslim terhadap muslim yang lain, terdapat
di Shahih Bukhari dan Muslim. Sedangkan yang menyebutkan 6 hak, hanya terdapat
di Shahih Muslim saja.
Hadis ini juga diriwayatkan oleh beberapa imam penyusun kitab hadis seperti Imam
Ahmad dan Imam Baihaqi. Tapi kita cukupkan dengan Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim.
Hadis pertama yang terdapat dalam Kitab Al Jaami di Bulughul Maram,
menyebutkan 6 hak muslim terhadap muslim lainnya. Sedangkan di Riyadhush
Shalihin, kedua hadis ini (yang menyebutkan 5 dan 6 hak) disebutkan keduaduanya.

Anda mungkin juga menyukai