ABSTRAK
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam pembuatan AMDK (air minum dalam kemasan), pengendalian
persediaan bahan baku kemasan pada CV. Jarwo Tirta Murni merupakan hal yang sangat penting guna
menjaminnya lancarnya proses produksi. Terdapat dua jenis persediaan yang sering terjadi stock out pada
perusahaan ini, yaitu bahan baku kemasan karton dan gelas. Pengolahan data dilakukan dengan
peramalan pemakaian bahan baku selama 24 bulan mendatang dan selanjutnya dilakukan perhitungan
dengan menggunakan Metode Least Unit Cost, Silver Meal dan perusahaan. Berdasarkan hasil
pengolahan data dan analisa diperoleh pada bahan baku kemasan karton terpilih Metode Least Unit Cost
dengan sepuluh kali frekuensi pemesanan dalam 24 periode. Dimana pemesanan pertama sebanyak 1.415
ikat karton, pemesanan kedua sebanyak 1.521 ikat karton, pemesanan ketiga sebanyak 1.573 ikat karton,
pemesanan keempat sebanyak 1.462 ikat karton, pemesanan kelima sebanyak 1.414 ikat karton,
pemesanan keenam 1.105 ikat karton, pemesanan ketujuh sebanyak 1.470 ikat karton, pemesanan
kedelapan sebanyak 1.280 ikat karton, pemesanan kesembilan sebanyak 1.437 ikat karton dan pemesanan
kesepuluh sebanyak 1.716 ikat karton dengan total biaya sebesar Rp 105.152.187,50. Pada bahan baku
kemasan gelas terpilihlah Metode Silver Meal dengan sebelas kali frekuensi pemesanan dalam 24 periode.
Dimana pemesana pertama sebanyak 542 dus gelas, pemesanan kedua sebanyak 320 dus gelas,
pemesanan ketiga sebanyak 613 dus gelas, pemesanan keempat sebanyak 454 dus gelas, pemesanan
kelima sebanyak 342 dus gelas, pemesanan keenam sebanyak 537 dus gelas, pemesanan ketujuh
sebanyak 419 dus gelas, pemesanan kedelapan sebanyak 556 dus gelas, pemesanan kesembilan sebanyak
484 dus gelas, pemesanan kesepuluh sebanyak 542 dus gelas dan pemesanan kesebelas sebanyak 647 dus
gelas dengan total biaya sebesar
Rp 121.895.333,10.
ABSTRACT
As a company engaged in the manufacture of bottled water, inventory control of raw materials packaging
on the CV. Jarwo Tirta Murni is very important in order for the fluently production process. There are
two common types of inventory stock out on the company, which is the raw material of cardboard and
glass packaging. Data processing was done by forecasting the use of raw materials during the next 24
months and then performed calculations using the Least Unit Cost, Silver Meal and companies method.
Based on the results of data processing and analysis was obtained on the cardboard packaging materials
chosen Least Unit Cost method with ten times the frequency of ordering in 24 periods, that the first order
as many as 1.415 fastens of cardboard, a second order as many as 1.521 fastens of cardboard, third order
as many as 1.573 fastens of cardboard, fourth order as many as 1.462 fastens of cardboard, fifth order as
many as 1.414 fastens of cardboard, sixth order as many as 1.105 fastens of cardboard, seventh order as
many as 1.470 fastens of cardboard, eight order as many as 1.280 fastens of cardboard, ninth order as
many as 1.437 fastens of cardboard and the tenth order as many as 1.716 fastens of cardboard,with a
total cost of Rp 105.152.187,50. Glass packaging materials chosen Silver Meal method with eleventh
times the frequency of ordering in 24 periods, that the first order as many as 542 dus of glass, the second
order many as 320 dus of glass, the third order as many as 613 dus of glass, the fourth order as many as
454 dus of glass, the fifth order as many as 342 dus of glass, the sixth order as many as 537 dus of glass,
the seventh order as many as 419 dus of glass and the eighth order as many as 556 dus of glass, the
nineth order as many as 484 dus of glass, the tenth order as many as 542 dus of glass, and the eleventh
order as many as 647 dus of glass with a total cost of Rp 121.895.333,10.
Keywords: Stock Out, Bottled Drinking Water, Cardboard, Glass, Least Unit Cost, Silver Meal
I.
LATAR BELAKANG
Persediaan bahan baku yang tidak diperhitungkan dengan cermat tentu akan membawa persoalan didalam
perusahaan tersebut. Apabila persediaan bahan baku terlalu sedikit tentu hal ini akan sangat berpengaruh
pada proses produksi yang akan menimbulkan resiko terhambat bahkan mungkin terhentinya proses
produksi itu sendiri karena persediaan bahan baku yang tidak mencukupi. Apabila persediaan terlalu
banyak maka resiko yang ditimbulkan adalah biaya penyimpanan yang semakin besar yang sebanding
dengan kuantitas bahan baku yang dipesan atau jumlah rata-rata persediaan bahan baku yang semakin
tinggi pada gudang penyimpanan. Sehingga diharapkan dengan adanya pengelolaan persediaan yang
optimal, maka dapat terjaminnya suatu kelancaran proses produksi perusahaan tersebut demi pemenuhan
permintaan konsumen. CV. Jarwo Tirta Murni adalah salah satu perusahaan produksi air minum dalam
kemasan (AMDK) di Samarinda dengan merk produk Ancless. Menurut kondisi di lapangan, terdapat
permasalahan utama mengenai persediaannya. Dimana sering terjadi kehabisan bahan baku kemasan,
entah itu karton, gelas, penutup gelas (lidcup), layer dan sedotan. Sehingga tidak jarang perusahaan harus
menghentikan proses produksi akibat terjadinya stockout pada salah satu persediaan tersebut. Tentu hal
ini memberikan kerugian bagi perusahaan. Kerugian tersebut antara lain terhentinya proses produksi,
distribusi produk jadi ke distributor menjadi terhambat, serta adanya biaya yang tetap harus dikeluarkan
perusahaan walaupun tidak berproduksi seperti gaji karyawan, biaya listrik dan sebagainya. Bahan baku
kemasan yang sering terjadi kehabisan adalah gelas dan karton, maka dalam penelitian ini yang akan
dilakukan perhitungan perencanaan dan pengendalian persediaan dua bahan baku kemasan tersebut demi
kelancaran proses produksi air minum dalam kemasan (AMDK) pada perusahaan. Sehingga dalam
penelitian ini akan membandingkan antara Metode Least Unit Cost, Silver Meal dan metode perusahaan
demi tercapainya ukuran lot pemesanan yang optimal dengan biaya total persediaan yang rendah.
d.
Biaya kekurangan bahan (shortage cost), yaitu biaya yang timbul apabila persediaan tidak
mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya yang termasuk sebagai biaya kekurangan bahan adalah
kehilangan penjualan, biaya pemesanan khusus dan ekspedisi, serta biaya selisih harga.
No
1
2
3
4
Persediaan
No
1
2
Tabel 4
Perhitungan
Bahan Baku
DT
(lembar)
Cakupan Periode
Ukuran Lot
(lembar)
Biaya Pesan
12.725
12.725
637
Rp 7.323.000,00
Biaya Simp
Rp 0
7.886
1.2
20.611
1.031
Rp 7.323.000,00
Rp 895.061,00
7.677
1.2.3
28.288
1.415
Rp 7.323.000,00
Rp 2.637.740,
7.436
1.2.3.4
35.724
1.787
Rp 15.623.000.00
Rp 5.169.698,
7.436
7.436
372
Rp 7.323.000,00
Rp 0
9.274
4 .5
16.710
836
Rp 7.323.000,00
Rp 1.052.599,
13.704
4.5.6
30.414
1.521
Rp 7.323.000,00
Rp 4.163.407,
8.895
4.5.6.7
39.309
1.966
Rp 15.623.000.00
Rp 7.192.154,
8.895
8.895
445
Rp 7.323.000,00
Rp 0
9.929
7.8
18.824
942
Rp 7.323.000,00
Rp 1.126.941,
12.621
7.8 .9
31.445
1.573
Rp 7.323.000,00
Rp 3.991.908,
10
11.218
7 . 8 . 9 . 10
42.663
2.134
Rp 15.623.000.00
Rp 7.811.637,
10
11.218
10
11.218
561
Rp 7.323.000,00
Rp 0
11
12.432
10 . 11
23.650
1.183
Rp 7.323.000,00
Rp 1.411.032,
12
5.574
10 . 11 . 12
29.224
1.462
Rp 7.323.000,00
Rp 2.676.330,
13
16.016
10 . 11 . 12 . 13
45.240
2.262
Rp 15.623.000.00
Rp 8.129.778,
13
16.016
13
16.016
801
Rp 7.323.000,00
Rp 0
14
12.258
13 . 14
28.274
1.414
Rp 7.323.000,00
Rp 1.391.283,
15
11.703
13 . 14 . 15
39.977
1.999
Rp 15.623.000.00
Rp 4.047.864,
15
11.703
15
11.703
586
Rp 7.323.000,00
Rp 0
16
10.383
15 . 16
22.086
1.105
Rp 7.323.000,00
Rp 1.178.470,
17
11.890
15 . 16 . 17
33.976
1.699
Rp 15.623.000.00
Rp 3.877.500,
17
11.890
17
11.890
595
Rp 7.323.000,00
Rp 0
18
17.499
17 . 18
29.389
1.470
Rp 7.323.000,00
Rp 1.986.136,
Tabel 4
DT
Cakupan Periode
Ukuran Lot
Biaya Pesan
19
11.608
17 . 18 . 19
40.997
2.050
Rp 15.623.000.00
Rp 4.621.152.
Biaya Simp
19
11.608
19
11.608
581
Rp 7.323.000,00
Rp 0
20
13.976
19 . 20
25.584
1.280
Rp 7.323.000,00
Rp 1.586.276,
21
13.126
19 . 20 . 21
38.710
1.936
Rp 15.623.000.00
Rp 4.565.878,
21
13.126
21
13.126
657
Rp 7.323.000,00
Rp 0
22
15.598
21 . 22
28.724
1.437
Rp 7.323.000,00
Rp 1.770.373,
23
14.548
21 . 22 . 23
43.272
21.634
Rp 15.623.000.00
Rp 5.072.769,
23
14.548
23
14.548
728
Rp 7.323.000,00
Rp 0
24
19.758
23 . 24
34.306
1.716
Rp 15.623.000.00
Rp 2.242.533,
Tabel 5
0
D
OH
PO receipt
PO release
28.288
2
7.886
7.677
3
7.677
4
7.436
22.978
30.414
5
9.274
13.704
30.414
Tabel 5 Kebijakan Inventori Karton dengan Metode Least Unit Cost (lanjutan)
6
13.704
31.445
7
8.895
22.550
31.445
9.
12
13
16.016
12.258
28.274
D
OH
PO receipt
PO release
14
12.258
15
11.703
10.383
22.086
22.086
16
10.383
17
11.890
17.499
29.389
29.389
18
17.499
19
11.608
13.976
25.584
25.584
20
13.976
2
13
15
28
28.724
Tabel 6
Periode
DT
(buah)
Cakupan Periode
Ukuran Lot
(buah)
Biaya Pesan
610.012
610.012
245
Rp 7.323.000,00
Rp 0
377.629
1,2
987.641
396
Rp 7.323.000,00
Rp 2.092.064,66
367.247
1,2,3
1.354.888
542
Rp 7.323.000,00
Rp 6.161.161,42
355.326
1,2,3,4
1.710.214
685
Rp 7.323.000,00
Rp 12.066.679.54
355.326
355.326
143
Rp 7.323.000,00
Rp 0
442.771
4,5
798.097
320
Rp 7.323.000,00
Rp 2.452.951.34
663.993
4,5,6
1462090
585
Rp 7.323.000,00
Rp 9.809.993.78
663.993
663.993
266
Rp 7.323.000,00
Rp 0
423.886
6,7
1.087.879
436
Rp 7.323.000,00
Rp 2.348.328,44
442.761
6,7,8
1.530.640
613
Rp 7.323.000,00
Rp 4.905.791,88
600.398
6,7,8,9
2.131.038
853
Rp 7.323.000,00
Rp 14.884.406,64
600.398
600.398
241
Rp 7.323.000,00
Rp 0
10
533.195
9 , 10
1.133.593
454
Rp 7.323.000,00
Rp 2.953.900,30
11
590.434
9 , 10 , 11
1.724.027
690
Rp 7.323.000,00
Rp 9.495.909,02
11
590.434
11
590.434
237
Rp 7.323.000,00
Rp 0
12
264.485
11 , 12
854.919
342
Rp 7.323.000,00
Rp 1.465.246,90
13
759.481
11 , 12 , 13
1.614.400
646
Rp 7.323.000,00
Rp 9.880.296,38
13
759.481
13
759.481
304
Rp 7.323.000,00
Rp 0
14
580.836
13 , 14
1.340.317
537
Rp 7.323.000,00
Rp 3.217.831,44
15
554.126
13 , 14 , 15
1.894.443
758
Rp 7.323.000,00
Rp 9.357.547,52
15
554.126
15
554.126
222
Rp 7.323.000,00
Rp 0
16
491.329
15 , 16
1.045.455
419
Rp 7.323.000,00
Rp 2.721.962,66
17
562.263
15 , 16 , 17
1.607.718
644
Rp 7.323.000,00
Rp 8.951.836,70
17
562.263
17
562.263
225
Rp 7.323.000,00
Rp 0
Tabel 6
Biaya Simpan
Periode
DT
(buah)
Cakupan Periode
Ukuran Lot
(buah)
Biaya Pesan
18
826.971
17 , 18
1.389.234
556
Rp 7.323.000,00
Rp 4.581.419,34
19
548.170
17 , 18 , 19
1.937.404
775
Rp 7.323.000,00
Rp 10.655.142,94
19
548.170
19
548.170
220
Rp 7.323.000,00
Rp 0
20
659.622
19 , 20
1.207.792
484
Rp 7.323.000,00
Rp
21
619.111
19 , 20 , 21
1.826.903
731
Rp 7.323.000,00
Rp 10.514.055,76
Biaya Simpan
3.654.305,88
21
619.111
21
619.111
248
Rp 7.323.000,00
Rp 0
22
735.303
21 , 22
1.354.414
542
Rp 7.323.000,00
Rp
23
685.387
21 , 22 , 23
2.039.801
816
Rp 7.323.000,00
Rp 11.667.666,58
23
685.387
23
685.387
275
Rp 7.323.000,00
Rp 0
24
930.358
23 , 24
1.615.745
647
Rp 7.323.000,00
Rp
Tabel 7
0
D
OH
PO receipt
PO release
D
OH
PO receipt
PO release
TIC
13
759.481
845.321
5.154.183,32
2
377.629
367.247
1.354.888
Tabel 7
4.073.578,62
3
367.247
4
355.326
442.771
798.097
798.097
5
442.771
6
663.993
866.647
1.530.640
7
423.886
442.761
1.530.640
8
442.76
1.133.5
1.607.718
15
554.126
1.053.592
1.607.718
16
491.329
562.263
17
562.263
2.034.763
18
826.971
1.207.792
2.034.763
19
548.170
659.622
20
659.622
2.039.801
21
619.1
1.420.
2.039.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengolahan data dan analisa yang telah selesai dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal terkait dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk bahan baku kemasan karton, Metode Least Unit Cost terpilih sebagai metode persediaan
bahan baku kemasan karton yang paling ekonomis karena menghasilkan total biaya keseluruhan yang
paling kecil dengan total biaya persediaan sebesar Rp 105.152.187,50. Sedangkan untuk bahan baku
kemasan gelas, Metode Silver Meal terpilih sebagai metode persediaan bahan baku kemasan gelas
yang paling ekonomis karena menghasilkan total biaya keseluruhan yang paling kecil dengan total
biaya persediaan sebesar Rp 121.895.333,10.
2. a. Pemesanan optimal untuk bahan baku gelas selama 24 periode kedepan dihitung dalam jumlah
satuan dus, dimana satu dus berisi 2.500 buah gelas. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 8
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Cakupan Periode
1 sampai 3
4 sampai 6
7 sampai 9
10 sampai 12
13 sampai 14
15 sampai 16
17 sampai 18
19 sampai 20
21 sampai 22
23 sampai 24
Yang dipesan
1.415 ikat
1.521 ikat
1.573 ikat
1.462ikat
1.414 ikat
1.105 ikat
1.470 ikat
1.280 ikat
1.437 ikat
1.716 ikat
b. Pemesanan optimal untuk bahan baku gelas selama 24 periode kedepan dihitung dalam jumlah
satuan dus, dimana satu dus berisi 2.500 buah gelas. Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 9
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Cakupan Periode
1 sampai 3
4 sampai 5
6 sampai 8
9 sampai 10
11 sampai 12
13 sampai 14
15 sampai 16
17 sampai 18
19 sampai 20
21 sampai 22
23 sampai 24
Yang dipesan
542 dus
320 dus
613 dus
454 dus
342 dus
537 dus
419 dus
556 dus
484 dus
542 dus
647 dus
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Arman Hakim Nasution., 2004, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Guna Widya, Jakarta.
Arman Hakim Nasution., 2006, Manajemen Industri, Guna Widya, Jakarta.
Freddy Rangkuti., 2007, Manajemen Persediaan, Cipta Prakarsa, Jakarta.
Hari Purnomo., 2004, Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hayzer Jay & Render Barry., 2004, Operation Management, Salemba Empat, Jakarta.
Hendra Kusuma., 2009, Manajemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi, ANDI, Yogyakarta.
Indriyo Gitosudarmo., 2007, Manajemen Produksi, BPFE, Yogyakarta.
Lalu Sumayang., 2003, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta
Murfidin Haming & Mahfud Nurmajuddin., 2011, Manajemen Produksi Modern Operasi
Manufaktur dan Jasa, Bumi Aksara, Jakarta.
10. Pardede M. Pontas., 2003, Manajemen Operasi dan Produksi (Teori, Model dan Kebijakan), ANDI,
Yogyakarta.
11. Senator Nur Bahagia., 2006, Sistem Inventori, ITB, Bandung.
12. Spyros Makridakis., 1994, Metode-metode Peramalan untuk Manajemen, Binarupa Aksara, Jakarta.