Anda di halaman 1dari 11

37

BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1

Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah True Experimental Research. Penelitian

ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat


dengan cara mengadakan intervensi atau mengenakan perlakuan kepada satu atau
lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut
dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (kelompok
kontrol) (Notoatmodjo, 2010).
Desain penelitian ini adalah Posttest Only Control Group Design, yaitu
rancangan eksperimen tanpa ada pengukuran awal (pretest), tetapi hanya posttest
saja. Pada tiap-tiap kelompok telah dirandomisasi, oleh karena itu kelompokkelompok tersebut dianggap sama sebelum dilakukan perlakuan (Notoatmodjo,
2010).
Desain dapat digambarkan sebagai berikut :

Kel. tanpa perlakuan

Kel. eksperimen
Kel. eksperimen

Kel. eksperimen
Kel. eksperimen

C
D
E

Gambar 3.1
The post-test only control group design
Keterangan :
P = Populasi
R = Randomisasi
A = Tanpa perlakuan
B = Kel. Perlakuan 1 : Perlakuan dengan induksi asetaminofen
500mg/200grBB tikus
C = Kel. Perlakuan 2 : perlakuan dengan induksi asetaminofen
500mg/200grBB tikus + jus jeruk manis dosis pertama

37

38

D = Kel. Perlakuan 3 : perlakuan dengan induksi asetaminofen


500mg/200grBB tikus + jus jeruk manis dosis kedua
E = Kel. Perlakuan 4 : perlakuan dengan induksi asetaminofen
500mg/200grBB tikus + Jus jeruk manis dosis ketiga
4.2

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan

di

Laboratorium

Kimia

Universitas

Muhammadiyah Malang pada tanggal 6 Desember 27 Desember 2014.


4.3
Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus novergicus) dewasa
strain wistar.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
novergicus) dengan ciri-ciri jenis kelamin jantan, umur 2-3 bulan dan berat badan
rata-rata 200 gr. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple
Ranndom Sampling.
4.3.3 Besar Sampel
Terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu satu kontrol negatif (tidak diberi jus
jeruk dan asetaminofen), satu kontrol positif (diberi asetaminofen), dan 3
kelompok perlakuan (diberi asetaminofen dan jus jeruk dengan dosis berbeda).
Estimasi besarnya sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
dengan rumus berikut :
(t-1) (p-1) 15
(t-1) (5-1) 15
4 (t-1) 15
4t-4 15
4t 19
t 4,75 = 5

39

Keterangan :
p
= perlakuan
t
= jumlah sampel per perlakuan (Supranto, 2007)
Jadi jumlah sampel keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 25 ekor tikus.
4.3.4

Tehnik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple Random

Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara acak sederhana di tempat


penelitian untuk mengelompokkan tikus putih jantan (Rattus novergicus strain
wistar) pada kelompok perlakuan masing-masing.
4.3.5

Karakteristik Sampel Penelitian


Kriteria inklusi
1. Umur 2-3 bulan
2. Berat badan tikus 200 gram
3. Strain wistar
4. Jenis kelamin jantan
5. Sehat, ditandai dengan gerakannya yang aktif dan bulu yang

tebal dan berwarna putih


Kriteria eksklusi
1. Tikus yang sudah pernah dipakai dalam penelitian.
2. Tikus yang selama penelitian tidak mau makan.
3. Tikus yang selama penelitian kondisinya sakit atau mati.
4.3.6 Variabel Penelitian
4.3.6.1 Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian jus jeruk manis dengan
berbagai dosis.
4.3.6.2 Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar serum SGPT dan
SGOT pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diinduksi asetaminofen.
4.3.6.3 Variabel kontrol

40

Variable kontrol dalam penelitian ini adalah makanan BR 1, minuman


(aquadest), dosis parasetamol yaitu 500mg/200grBB tikus, kandang tikus yang
digunakan untuk memelihara tikus yang berupa bak plastic dengan ditutup kawat,
perawatan yaitu dengan memberikan makan dua kali sehari yaitu pagi dan sore
hari sebanyak 15 g/ekor/hari, serta memberi air minum (aquadest) et libidium
serta mengganti alas (sekam) setiap tiga hari sekali, dan sanitasi kandang guna
menjaga kondisi tikus agar selalu sehat yaitu dengan membersihkan kandang,
menentukan suhu sesuai dengan suhu ruang (27 0C), ventilasi udara cukup dan
tidak lembab.

4.3.7

Definisi Operasional
1. . Jus jeruk manis adalah minuman sari buah yang diperoleh dari proses
pemerasan mesin juicer sehingga akan diperoleh cairan sari buah jeruk
manis. Bagian tanaman yang digunakan untuk membuat jus jeruk
adalah buah yang segar dan sehat.
2. Kadar SGPT atau Serum Glutamat Pyruvat Transaminase adalah
jumlah enzim SGPT yang terdapat dalam serum darah yang didapatkan
dari hasil analisa dengan metode spektrofotometri. Dalam kondisi
normal kadar dalam darah tikus 4-30 U/I.
3. Kadar SGOT atau Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase adalah
jumlah enzim SGOT yang terdapat dalam serum darah yang
didapatkan dari hasil analisa dengan metode spektrofotometri. Dalam
kondisi normal kadar dalam darah tikus 10-40 U/I.
4. Dosis induksi asetaminofen adalah dosis asetaminofen yang diberikan
selama

hari

pada

tikus

dengan

500mg/200grBB/hari (Recsanti, 2009).

cara

peroral

sebesar

41

4.4
Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat
a. Alat pemeliharaan tikus :
1) Kandang pemeliharaan
2) Tempat makanan
3) Tempat minuman
4) Kawat kasa untuk penutup kandang
b. Alat untuk membuat jus jeruk :
1) Juicer
2) Gelas
3) Pisau
4) Timbangan elektrik
5) Beaker glass 250ml merk pyrex
c. Alat untuk memberikan perlakuan :
1) Sarung tangan
2) Sonde modifikasi
d. Alat untuk memberikan asetaminofen :
1) Syringe
e. Alat untuk mengetahui kadar SGPT dan SGOT :
1) Alat bedah
2) Toples
3) Disposable syringe ukuran 3 ml
4) Kuvet
5) Spektrofotometri
6) Sentrifuge
7) Tabung ependorf
8) Rak tabung reaksi
9) Tabung reaksi diameter 1 cm
10) Mikro pipet
11) Sarung tangan
2. Bahan
a. Bahan pemeliharaan tikus :
1) Bahan pakan (BR-1)
2) Aquadest
b. Bahan untuk membuat jus jeruk manis :
1) Jeruk manis
c. Bahan untuk pemberian perlakuan :
1) Jus jeruk manis
2) Asetaminofen 500mg/200grBB tikus/hari
d. Bahan untuk pengambilan darah tikus :
1) Kloroform untuk membius
2) Kapas
e. Bahan untuk mengetahui kadar SGPT dan SGOT :
1) Serum
2) Reagent 1 (SGPT dan SGOT)
3) Reagent 2 (SGPT dan SGOT)
4.5
Prosedur Penelitian

42

Prosedur penelitian dibagi menjadi 3 tahap yaitu : tahap persiapan, tahap


pelaksanaan dan tahap pengamatan.
4.5.1 Tahap persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan pemeliharaan tikus jantan selama 7 hari.
Tujuan dari pemeliharaan tikus jantan adalah untuk aklimatisasi dan
menghomogenkan terlebih dahulu berat badan tikus sebelum diberi perlakuan.
Memberi makan tikus 2 kali sehari (pagi dan sore hari), sedangkan untuk minum,
tikus menghisap air minum yang sudah disediakan.
4.5.2 Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini terdapat beberapa tahapan yang harus dijalani antara lain :
Tahap I : aklimatisasi
1. Menimbang berat badan tikus kemudian memberi tanda dengan cat
sesuai dengan berat badannya. Pengecatan diberikan pada bagian ekor
tikus agar mudah terlihat sehingga mudah dalam pengambilan,
sedangkan cat yang dipakai adalah cat yang tidak menimbulkan iritasi
pada kulit tikus.
2. Memasukkan tikus dalam kandang yang terbuat dari bahan yang
mudah dibongkar pasang, yaitu dari bak plastik yang ditutup dengan
kawat. Hal ini dimaksudkan agar tikus tampak dari luar, sehingga
mudah dalam mengamati tikus dan mengambil tikus, karena kandang
dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Kandang diberi sekam
sebagai alas tidur tikus, sehingga tikus merasa nyaman. Sekam sebagai
alas tidur untuk tikus diganti setiap tiga hari sekali agar tidak kotor dan
berbau. Kandang yang disiapkan sebanyak 5 tempat dan masingmasing diisi tikus sebanyak 6 ekor. Cara memasukkan yaitu dengan
memegang badan tikus dan memasukkan satu persatu ke dalam
kandang.

43

3. Mengadaptasikan tikus (aklimatisasi) selama 7 hari dan selama masa


ini tikus diberi makan BR1 dalam bentuk konsentrat asli tanpa ada
penambahan bahan lain. Makanan yang diberikan pada tikus sebanyak
15g/kg/hari. Makanan diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore,
jika ada sisa makanan maka sisanya dibuang lalu diganti dengan yang
baru, serta diberi minum aquades.
Tahap II : pengelompokan tikus dalam kelompok perlakuan
1. Tikus yang sudah diaklimatisasi selama 7 hari dikelompokkan untuk
dilakukan perlakuan, dimana pengelompokan dilakukan secara random
(acak), dengan cara mengambil tikus secara acak lalu menaruh pada
kandang-kandang yang sudah disediakan dimana dalam satu kandang
diisi tikus sebanyak 6 ekor dan kandang yang digunakan sebanyak 5
buah. Setelah itu memberi label pada masing-masing kandang sesuai
perlakuan yaitu kontrol, asetaminofen, jus jeruk manis dosis
1ml/200grBB tikus/hari, jus jeruk manis dosis 2ml/200grBB tikus/hari,
jus jeruk manis dosis 4ml/200grBB tikus/hari.
2. Mengelompokkan tikus berdasarkan perlakuan masing-masing yaitu :
A. Tikus jantan kontrol
B. Tikus
jantan
yang
diinduksi
acetaminofen
dosis
500mg/200grBB/hari
C. Induksi acetaminofen dosis 500mg/200grBB/hari + jus jeruk
manis dosis 1ml/200grBB/hari
D. Induksi acetaminofen dosis 500mg/200grBB/hari + jus jeruk
manis dosis 2ml/200grBB/hari
E. Induksi acetaminofen dosis 500mg/200grBB/hari + jus jeruk
manis dosis 4ml/200grBB/hari
Tahap III : pembuatan jus jeruk manis
a. Menimbang buah jeruk manis sesuai kebutuhan dosis
b. Memasukkan jeruk manis ke dalam juicer

44

c. Menampung hasil juicer pada beaker glass


Penentuan Dosis Jus Jeruk Manis
Dosis jus jeruk yang terbukti sebagai hepatoprotektif terdahulu adalah
2ml/kgBB/hari. Pada penelitian ini dosis 2ml/200grBB digunakan sebagai dosis
empiris (DE). Dosis 1ml/200grBB yang digunakan adalah setengah kali dosis
empiris (1/2 DE) yaitu 2ml x 1/2 = 1ml. Dosis 4ml/200grBB yang digunakan
adalah empat kali dosis empiris (2 DE) yaitu 2ml x 2 = 4ml.
Tahap IV : pembuatan larutan asetaminofen
Asetaminofen dihancurkan dengan mortal-martil dan dilarutkan
dengan 2-4 ml aquadest.
Penentuan Dosis Asetaminofen
Dosis parasetamol dipilih berdasarkan dosis hepatotoksiknya terhadap
tikus yaitu 2,5 gr/kgBB/hari (Armansyah TR, 2010). Pada penelitian ini berat
badan tikus jantan adalah 200gr, sehingga parasetamol dosis toksik bagi tiap ekor
tikus jantan adalah :
2,5 gr x 200 gr = X ml x 1000 gr
X
= 2500 mg x 0,2 kg
X
= 500 mg/200gr
Jadi dosis parasetamol yang kita berikan pada penelitian ini adalah 500
mg/200grBB tikus/hari.

Tahap V : pelaksanaan perlakuan penelitian


1. Mengambil tikus yang sudah dikelompokkan bedasarkan perlakuan
secara satu persatu. Pengambilan tikus dilakukan dengan hati-hati dan
perlahan, sehingga tikus tidak takut dan stress. Tikus yang ketakutan
dan stress akan mempengaruhi kerja hormonnya, sehingga akan
berpengaruh pada absorbsi jus jeruk manis di dalam tubuh tikus.
Setelah itu tikus dipegang dengan cara memegang badan tikus dan
menaruh bagian ekor serta menjepitnya pada jari antara kelingking
dengan jari manis, lalu menyilangkan kaki depan tikus dan

45

menjepitnya pada jari antara jari telunjuk dengan jari tengah,


sedangkan posisi kepala agak ditengadahkan sehingga posisi tikus siap
untuk diberi jus jeruk manis.
2. Memberi jus jeruk manis secara peroral dengan sonde setiap hari
selama 14 hari dengan dosis yang sudah ditentukan setiap perlakuan.
Pemberian melalui peroral dilakukan melalui sudut mulut agar tikus
tidak mengigit sonde. Pemasukan sonde dilakukan ketika tikus
melakukan gerakan menelan/ menggerak-gerakkan lidahnya, sehingga
sonde tidak melukai bagian dalam mulut tikus. Setelah sonde masuk
sampai pada bagian oesophagus, jus jeruk manis dimasukkan.
3. Menginduksi acetaminofen setiap hari secara peroral selama 4 hari
dimulai pada hari ke-11 dengan cara sonde.
Tahap VI : analisa (menghitung kadar SGPT dan SGOT)
Pada tahap ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pengambilan serum
darah tikus dan penghitungan kadar SGPT dan SGOT.
a. Melakukan pembiusan pada tikus dengan menggunakan kloroform, caranya
yaitu tikus dimasukkan ke dalam toples yang diberi kloroform yang ditaruh di
kapas, setelah itu tikus dimasukkan dan menutup kembali toplesnya, lalu
membiarkan sampai tikus tidak bergerak, tunggu selama 20 detik, kemudian
b.

tikus diambil lalu dibedah.


Melakukan pembedahan, dengan cara menaruh tikus pada papan bedah
kemudian membentangkan tikus dan menusuk dengan jarum pentul pada
bagian kakinya agar posisi tikus tidak berubah, setelah itu membelah tikus
dengan cara menggunting dengan arah vertical yaitu dari bagian bawah
sampai atas (pangkal leher). Sampai di pangkal leher melakukan pembedahan
secara horizontal, sehingga organ-organ bagian dalam tikus terlihat, utamanya

46

bagian jantung, setelah itu membentang kulit tikus dan menusuk dengan
c.

syringe.
Mengambil darah di bagian jantung sebanyak 2-3 ml dengan menggunakan

d.
e.
f.

syringe ukuran 3 ml yang sudah diberi antikoagulan sebanyak 0,1 ml.


Memasukkan darah ke dalam kuvet.
Memberi label pada masing-masing kuvet.
Dibawa ke rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang untuk dianalisa

SGOT dan SGPTnya.


4.6
Analisa data
Hasil pengukuran kadar SGPT dan SGOT diuji normalitas dan
homogenitas, serta dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varian
ANOVA satu faktor dengan menggunakan SPSS. ANOVA digunakan untuk
mengetahui efek pemberian beberapa dosis jus jeruk terhadap kadar SGPT dan
SGOT yang diberikan pada hewan percobaan. Uji lanjut menggunakan Regresi
untuk mempelajari hubungan dosis jus jeruk manis dan respon (SGPT dan SGOT)
pada hewan percobaan.
1. Uji normalitas
Data yang diperoleh diuji dengan uji normalitas untuk mengetahui apakah
suatu data berdistribusi normal dengan cara membandingkan nilai L hitung
dengan nilai kritis untuk uji liliefors dengan taraf 1%. Jika L hitung < L table
berarti terdistribusi normal. Selain itu data berdistribusi normal apabila taraf
signifikasi pada uji normalitas > 0,05.
2. Uji homogenitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui varians data homogen atau tidak.
Ragam dari semua perlakuan adalah sama atau variasi datanya homogen, jika taraf
signifikansi pada uji homogen > 0,05.
3. Analisis ultivariate : One way ANOVA
Jika data terdistribusi normal dan varian datanya homogen, maka
pengujian dapat dilanjutkan dengan analisis varian 1 jalur. Secara umum, analisis
varian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tiap perlakuan berpengaruh pada

47

hasil. Jika pada analisis varian diperoleh taraf signifikansi < 0,05 atau didapatkan
F hitung > F table pada taraf signifikansi 0,05 yang berarti ada pengaruh berbagai
dosis pemberian jus jeruk manis terhadap kadar SGPT dan SGOT pada tikus putih
yang diinduksi asetaminofen.
4. Uji korelasi
Uji korelasi ini untuk mengetahui adanya hubungan yang bermakna antara
peningkatan dosis jus jeruk manis dengan penurunan kadar SGPT dan SGOT. Uji
korelasi ditentukan nilai R dimana semakin mendekati 1 semakin berkorelasi,
semakin mendekati 0 semakin tidak berkorelasi.
5. Uji regresi linear
Uji regresi linear digunakan untuk menentukan suatu variable (variable
tergantung) berdasarkan suatu variable lain (variable bebas) atau untuk estimasi
hasil suatu input tertentu dengan rumus persamaan y = A | Bx, dimana y = kadar
SGOT dan SGPT, x = dosis jus jeruk manis.
Uji analisis data tersebut menggunakan program SPSS 12.00 for windows
dengan nilai probabilitas 0,01 dan angka kepercayaan 99%.

4.7

Alur Penelitian
Pengumpulan tikus jantan Rattus novergicus

Kelompok 1
Kontrol
- 1
Kelompok
Tanpa
(7 ekor)
Perlakuan

Kelompok 2
Kelompok
Kelompok 4
Seleksi kriteria
inklusi3 dan eksklusi
Kontrol +
Jus jeruk manis
Jus jeruk manis
1ml/200grBB/
2ml/200grBB/
Acetaminofen
Acetaminofen
Acetaminofen
Kelompok 2
Kelompok
3
Kelompok 4
hari
hari
500mg/200gr
500mg/200gr
500mg/200gr
BB/hari
(7 ekor)
(7
ekor)
(7BB/hari
ekor)
BB/hari
Hari
ke 1-14
Hari
ke 1-14
selama
4
hari
selama
4 hari
selama 4 hari

Kelompok 5
Jus jeruk manis
4ml/200grBB/
Acetaminofen
Kelompok
5
hari
500mg/200gr
(7BB/hari
ekor)ke 1-14
Hari
selama 4 hari

Tikus dibedah
Aklimatisasi
padaHari
Analisis
hariPenelitian
ke35
Post
15
data
ekor
test
:utama
tikus
One
kadar
Pengambilan
Way
baik
terhadap
SGOT
pakan
Anova,
dan
35
serum
dan
uji
ekor
SGPT
Tikus
lingkungan
korelasi
darah
tikus
serum
dibedah
wistar
dantikus
selama
ujipada
regresi
7hari
harike Hari
15 ke 11-14
Hari
ke 11-14
Hari
ke
11-14
ke
11-14

Anda mungkin juga menyukai