INC
A.
TINJAUAN TEORI
I.
DEFINISI PERSALINAN
Persalinan adalah Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan/tanpa bantuan (kekuatan sendiri), (Manuaba Ida Bagus Gede, 1998). Persalinan
adalah Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit (APN, 2007).
Jadi persalinan adalah Proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan selaput
ketuban) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain dengan/tanpa bantuan.
II.
JENIS PERSALINAN
Menurut tim obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
(tahun 1983)
Persalinan dibedakan menjadi :
2.1 Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan sendiri.
2.2 Persalinan buatan
1
Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
ransangan.
Macam-macam persalinan :
a. Partus precipitates
Bila persalinan berlangsung sangat cepat (2 jam sejak tanda persalinan janin
sudah lahir).
b. Partus dengan tindakan
Bila persalinan dilakukan dengan bantuan alat .
c. Painless Labor
Merupakan persalinan dengan mengurangi rasa nyeri pada ibu.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan persalinan berdasarkan tuanya umur kehamilan
dan berat badan bayi:
1. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan
2.
3.
4.
III.
TEORI PERSALINAN
SEBAB SEBAB TERJADINYA PERSALINAN
3.1 Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum persalinan terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron, dimana progesteron bekerja sebagai penenang otototot polos rahim dan
2
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his apabila kadar
progesteron menurun.
3.2 Teori plasenta menjadi tua
Yang menyebabkan turunnya kadar progesteron dan estrogen sehingga menyebabkan
kontraksi uterus.
3.3 Teori distensi rahim
Rahim menjadi meregang dan lebar, menyebabkan kontraksi otot-otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
Gagang Laminaria
Beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikale dengan tujuan merangsang
frankenhauser.
b.
c.
IV.
His
His adalah kontraksi uterus yang dapat diraba dan menimbulkan pembukaan
serviks Kontraksi rahim dimulai dari kedua facemaker yang letaknya didekat kornu
uteri, bergerak ketengah secara digital kemudian kebawah kedekat servik.
Kontraksi menjadi sirkuler,penyebab nyeri terjadi karena tekanan pada serat-serat
saraf oleh otot-otot serviks waktu dilatasi dan oleh serat-serat otot rahim waktu
kontraksi. His yang menimbulkan pembukaan servik dengan kecepatan tertentu
disebut his efektif.
a. Ciri-Ciri His Efektif
- Adanya fundal dominan kontraksi uterus pada fundus uteri.
- Kontraksi berlangsung secara sinkron dan hormonis.
- Adanya intensitas kontraksi yang maksimal.
- Adanya fase relaksasi yang maksimal antara his.
5
V.
oksipital. Tulang-tulang ini disatukan oleh sutura membranosa yaitu sutura sagitalis,
lambdoidea, coronalis dan frontalis. Rongga yang berisi membrane ini disebut
fontanella. Fontanella anterior (UUB) berbentuk seperti intan yang terletak pada
pertemuan sutura sagitalis, coronalis dan sutura frontalis. Fontanela posterior (UUK)
berbentuk segi tiga terletak pada pertemuan sutura lambdoidea dan sutura sagitalis.
Sutura dan fontanella membuat tulang tengkorak fleksibel sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan jalan lahir. Tulang-tulang ini dapat saling tumpang tidih
yang disebut moulage. Presentasi janin adalah bagian janin yang pertama kali
memasuki pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan. Letak janin
adalah hubungan antara sumbu panjang janin terhadap sumbu panjang ibu. Sikap
janin adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan yang lainnya. Posisi janin
adalah hubungan bagian terendah janin (presentasi) dengan panggul ibu. (Bobak,
2005). Ukuran kepala bayi terdiri ukuran muka belakang, ukuran melintang, ukuran
melintang. Ukuran muka belakang pada kepala bayi dengan persalinan yang normal
adalah diameter suboccipito-bregmatica dari foramen magnum ke ubun-ubun besar :
9,5 cm. ukuran ini adalah ukuran muka belakang yang terkecil. Ukuran ini melalui
jalan lahir kalau kepala anak sangat hiperfleksi pada letak belakang kepala. Ukuran
melintang pada kepala bayi yaitu diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara
kedua ossa parietalia) : 9 cm pada letak belakang kepala ukuran ini melaui ukuran
muka belakang dari pintu atas panggul (conjugata vera) dan diameter bitemporalis
(jarak yang terbesar antara sutura coronaria kanan kiri) : 8 cm. Ukuran lingkaran pada
kepala bayi untuk persalinan yang normal adalah circumferentia suboccipito
bregmatica yaitu mencapai 32 cm. Persalinan yang normal menggunakan presentasi
belakang kepala.
Ibu melakuakan kontraksi involunter dan volunter untuk mengeluarkan janin dan
plasenta dari uterus. Kontraksi uterus involunter (kekuatan primer) disebut juga his
berasal dari titik pemicu pada penebalan otot uterus bagian atas. Kontraksi involunter
ini menyebabkan pembukaan dan penipisan serviks sehingga bagian terendah bayi
turun dan masuk ke pintu atas panggul. Segera setelah bagian terbawah janin
mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong ke luar.
Wanita merasa ingin mengedan, usaha mendorong ke bawah (kekuatan sekunder).
(Bobak, 2005)
5.5 Penolong
Penolong yang memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup akan bisa
mendeteksi dan mengambil keputusan dalan memberikan asuhan persalinan yang
sesuai. Dengan asuhan yang tepat seorang ibu akan bersalin dengan baik dan cepat
8
dapat
membantu
meringankan
rasa
sakit
dan
dapat
b. Posisi merangkak membuat ibu lebih nyaman untuk meneran dan dapat
membantu ibu dalam mengurangi rasa nyeri punggung saat persalinan serta
mengurangi peregangan perineum.
c. Posisi berbaring miring kiri memudahkan ibu untuk beristirahat diantara
kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga dapat mengurang resiko
terjadinya laserasi perineum. Posisi ini membantu beberapa ibu dalam
perbaikan posisi oksiput yang melintang untuk berputar menjadi posisi
oksiput anterior. Selain itu posisi ini juga baik untuk oksigenasi pada bayi.
d. Posisi jongkok dan berdiri membantu turunnya kepala, mempercepat
kemajuan kala II persalinan dan mengurangi rasa nyeri
5.7 Pendamping
Bukan hanya saat mempersiapkan kelahiran, calon ayah juga bisa terlibat saat persalinan.
Peran pendamping dalam persalinan yaitu memberi dukungan emosional/psikis,
pemberian dukungan fisik seperti membantu ibu memijat punggung, kaki atau kepala ibu
dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya, menyeka muka ibu secara lembut dengan
menggunakan kain yang dibasahi air hangat atau dingin, membantu ibu bernafas secara
benar pada saat kontraksi. Pemberian dukungan instrument seperti, memberikan ibu
makanan ringan dan minuman yang cukup untuk memberikan energi dan mencegah
dehidrasi. Pemberian dukungan informasi seperti mengucapkan kata-kata yang
membesarkan hati dan pujian kepada ibu, dan suami SIAGA (siap antar jaga). (APN,
2008)
VI.
6.3 Fleksi
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagittalis
melintang dan dengan fleksi yang ringan. Bila sutura sagittalis terdapat dalam diameter
anteroposterior dari pintu atas panggul, maka masuknya kepala janin tentu lebih sukar,
karena menempati ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Bila sutura sagittalis
terdapat di tengah-tengah jalan lahir, ialah tepat di antara symphisis dan promontorium,
maka dikatakan kepala dalam synclitismus. Pada synclitismus os parietale depan dan
belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau
agak ke belakang mendekati promontorium, maka disebut asynclitismus. Asynclitismus
posterior ialah apabila sutura sagittalis mendekati symphisis dan os parietale belakang
lebih rendah dari os parietale depan. Asynclitismus anterior ialah kalau sutura sagittalis
mendekati promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale
belakang. Majunya kepala karena kepala mendapat tekanan dari serviks, dinding
panggul atau dasar panggul, fleksi (dagu lebih mendekati dada).Internal Rotation
Bagian terendah janin memutar kedepan, kebawah sympisis merupakan usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan jalan lahir. Hal tersebut terjadi bersamaan dengan
majunya kepala, rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala didasar
panggul.
6.4 Extention
Extention adalah defleksi kepala yang terjadi karena sumbu pintu bawah panggul
mengarah kedepan dan keatas. Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah
symtisis sebagai hipomoclion, maka lahirlah occiput, muka dan dagu.
11
VII.
12
Manajemen :
-
b) Inersia uteri
Tanda dan gejala :
-
Manajemen :
-
Nutrisi cukup
Mobilisasi/ubah posisi
Upayakan kandung kemih/rectum kosong
Rangsang puting susu
Lakukan oksitosin drip.
Jika semua tindakan telah dilakukan dan tetap tidak ada
14
Kontraksi hipotonik
Fetal distress
Manajemen :
-
Infus cairan RL
Rujuk
Manajemen :
- Beri oksigen
- Ibu berbaring miring kiri
- Pantau DJJ tip 15 menit
- Bila dalam 1 jam tidak normal, rujuk
(3) Deteksi pada kesejahteraan ibu
a) Dehidrasi
Tanda dan gejala :
-
Nadi >100x/menit
Manajemen :
15
Istirahat baring
Minum banyak
Kompres untuk menurunkan suhu
b) Infeksi
Tanda dan gejala :
- Suhu > 380C
- Menggigil.
- Nyeri abdomen.
- Cairan ketuban berbau.
Manajemen :
- Baringkan ibu miring kiri.
- Pasang infuse RL.
- Rujuk.
c) Syok
Tanda dan gejala :
- Nadi cepat dan lemah lebih dari 110x/menit.
- TD menurun (sistolik kurang dari 90 mmHg)
- Pucat.
- Berkeringat
- Nafas cepat lebih dari 30x/menit.
- Produksi urine sedikit (kurang dari 30 ml/jam)
Manajemen :
- Baringkan ibu miring ke kiri.
- Jika memungkinkan naikkan kedua kaki
-
ibu
untuk
(3) Sarankan ibu untuk berjalan bila masih mampu dan ketuban belum
pecah.
(4) Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk memijat
16
demikian
juga
dapat
mendeteksi
secara
dini
janin.
dan selama hingga 1 jam pada multipara. Transisi dari kala I ke kala II kerap
kali terjadi dengan sangat cepat pada multipara. Kala II terjadi dengan kontraksi
uterus yang kuat, penggunaan otot abdomen dan diafragma untuk menekan
janin kebawah, pergeseran otot dasar panggul, dilatasi vagina, penipisan dan
pemanjangan perineum, serta penonjolan vulva yang puncaknya adalah dengan
kelahiran bayi.
7.2.2 Tanda dan Gejala Kala II
Tanda dan gejala dari kala II antara lain:
a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi obyektif) yang
hasilnya adalah:
a. Pembukaan serviks telah lengkap.
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
7.2.3 Komplikasi Kala II
a. Tali pusat menumbung
Tanda dan gejala:
-
Manajemen :
-
Bila DJJ +, rujuk dengan posisi terlentang dan kepala janin ditahan
oleh 2 jari penolong dari dalam vagina
Atau Ibu dengan posisi sujud bokong lebih tinggi dari kepala
20
b. Perubahan DJJ
Tanda dan gejala :
-
Manajemen:
-
Beri O2
c. Kelelahan maternal
Tanda dan gejala :
-
Apatis
Dehidrasi
Manajemen :
-
21
d. Dystocia
Sebab-sebab dystocia dapat dibagi dalam 3 golongan besar:
1) Dystocia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak keluar
kurang kuat.
a. Karena kelainan his: inertia uteri atau kelemahan his
merupakan sebab terpenting dari dystocia.
b. Karena kekuatan mengejan kurang kuat, misalnya karena
cicatrix baru pada dinding perut, hernia, diastase musculus
rectus abdominis atau karena sesak nafas.
2) Dystocia karena kelainan letak atau kelainan anak, misalnya letak
lintang, letak dahi, hydrocephalus atau monstrum.
3) Dystocia karena kelainan jalan lahir: panggul sempit, tumortumor yang mempersempit jalan lahir.
e. Partus macet
Adalah tidak adanya kemajuan pada kala II dalam hal :
(1) Penurunan bagian bawah janin
(2) Putaran paksi dalam
(3) His adekuat
7.2.4 Asuhan Kala II
a. Persiapan penolong persalinan
Sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril harus menjadi bagian
dari perlengkapan untuk menolong persalinan dan proses penjahitan.
Sarung tangan harus diganti bilanterkontaminasi, robek, atau bocor.
22
Posisi ibu saat melahirkan dapat dengan posisi apapun kecuali pada posisi
berbaring terlentang.
Pencegahan laserasi.
Melahirkan kepala. Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan
kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 di bawah bokong dan
disiapkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan
bayi. Setelah kepala bayi lahir, memeriksa belitan tali pusat pada leher.
Melahirkan bahu.
23
Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan dengan cara
memberikan bimbingan, menawarkan bantuan kepada ibu, mengurangi
perasaan tegang dan menjawab pertanyaan ibu.
Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan untuk
meneran dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada
his.
Gejala
Perdarahan segera/primer
Gejala penyerta
Pucat
Lemah
Menggigil
Kemungkinan Dx
Robekan jalan lahir
25
Plasenta lengkap
Plasenta belum lahir setelah 30 Tali pusat putus
menit
Inversion uterus
Perdarahan segera
Perdarahan lanjut
Syok neurogenik
Pucat, limbung
Retensio plasenta
Inversion uteri
Nyeri
Perdarahan segera (intra abdomen/ Syok
vagina)
Nyeri tekan
Nadi cepat
Ruptura uteri
26
27
yang
ketinggalan
tanpa
diketahui,
biasanya
menimbulkan
29
(1) Pantau TD (Tekanan Darah), nadi, TFU (Tinggi Fundus Uteri), kandung
kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama
dan setiap 30 menit selama satu jam kedua.
(2) Massage uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15
menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam
kedua kala empat.
(3) Pantau temperatur tubuh setiap jam selama dua jam pertama pasca
persalinan.
(4) Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama
satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat.
(5) Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan
jumlah darah yang keluar dan bagaimana melakukan massage jika uterus
menjadi lembek.
(6) Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bantu ibu untuk
mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu
agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga
agar bayi diselimuti dengan baik, bagian kepala tertutup baik,kemudian
berikan bayi kepada ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi ASI (Air
Susu ibu).
(7) Lengkapi asuhan esensial bagi bayi baru lahir, yaitu:
a. Pencegahan infeksi
b. Penilaian segera setelah lahir
c. Pencegahan kehilangan panas
d. Asuhan tali pusat
e. Inisiasi Menyusu dini
30
f. Manajemen laktasi
g. Pencegahan infeksi mata
h. Pemberian vitamin K
i. Pemberian imunisasi
j. Pemeriksaan BBL
(8) Jangan gunakan kain pembebat perut selama dua jam pertama pasca
nolong untuk persalinan atau hingga kondisi ibu sudah stabil. Kain
pembebat perut menyulitkan penolong untuk menilai kontraksi uterus
secara memadai. Jika kandung kemih penuh bantu ibu untuk
mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan untuk mengosongkan
setiap kali diperlukan. Ingatkan ibu bahwa keinginan untuk berkemih
mungkin berbeda setelah ia melahirkan bayinya. Jika ibu tidak dapat
berkemih, bantu ibu dengan menyiramkan air bersih dan hangat ke
perineumnya. Berikan privasi atau masukkan jari- jari ibu kedalam air
hangat untuk merangsang keinginan berkemih secara spontan. Pastikan
bahwa ia dapat berkemih sendiri dan keluarganya mengetahui bagaimana
menilai kontraksi dan jumlah darah yang keluar. Ajarkan kepada mereka
bagaimana mencari pertolongan jika ada tanda tanda bahaya seperti:
Demam.
Perdarahan aktif
Pusing
Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi
biasa (APN, 2008).
VIII.
secara
klinis
bertujuan
untuk
dapat
secara
tepat
dan
cepat
dari his adekuat 2-3x dalam 10 menit dan bisa dikatakan pembukaanlengkap.
Pada ibu hamil banyak terjadi perubahan,baik fisik maupun psikologis.
Perubahan psikologis selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.
Perubahan psikologis pada kala I. Beberapa keadaan dapat terjadi pada
ibu dalam persalinan, terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai
berikut:
a. Perasaan tidak enak
b. Takut dan ragu akan persalinan yang akan dihadap
c. Sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal
d. Menganggap persalinan sebagai percobaa
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya
f. Apakah bayinya normal apa tidak
g. Apakah ia sanggup merawat bayinya
h. Ibu merasa cemas
Perubahan psikologis dipengaruhi oleh:
a. Pengalaman sebelumnya
b. Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dan sebagainya)
c. Lingkungan
d. Mekanisme koping
e. Sikap terhadap kehamilan
Kecemasan menghadapi persalinan intervensinya: kaji penyebab
kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau tanda vital (tekanan
darah dan nadi), ajarkan teknik-teknik relaksasi, pengaturan nafas untuk
memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus.
Kurang pengetahuan tentang proses persalinan intervensinya: kaji
tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan
persalinan yang akan dilakukan, informed consent.
Kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif)
intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk
selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung.
8.2 Perubahan Psikologis Kala II
a. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, saat bersalin ibu merasakan
nyeri
akibat
kontraksi
uterus
yang
semakin
kuat
dan
semakin
banyak, akibatnya ibu merasa lelah sekali kehausan ketika bayi sudah di
lahirkan karena tenaga habis dipakai untuk meneran.
c. Tidak sabaran, sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya
terganggu. Hal ini disebabkan karena kepala janin sudah memasuki panggul
dan timbul kontraksi-kontraksi pada uterus. Muncul rasa kesakitan dan ingin
segera mengeluarkan janinnya.
d. Setiap ibu akan tiba pada tahap persalinan dengan antisipasinya dan
tujuannya sendiri serta rasa takut dan kekhawatiran. Para ibu mengeluh
bahwa bila mampu mengejan terasa lega. Tetapi ibu lain sangat berat
karena intensitas sensasi yang dirasakan. Efek yang dapat terjadi pada ibu
karena mengedan ,yaitu Exhaustion, ibu merasa lelah karena tekanan untuk
mengejan sangat kuat. Dua, Distress ibu merasa dirinya distress dengan
ketidaknyamanan panggul ibu karena terdesak oleh kepala janin. Tiga, panik
ibu
akan
panik
jika
janinnya
tidak
segera
keluar
dan
takut
persalinannya lama.
secara
klinis
bertujuan
untuk
dapat
secara
tepat
dan
cepat
34
bayi.
Bayi
akan
merapat
pada
payudara
ibu.
Menggenggam satu jari atau seuntai rambut dan terjadilah ikatan antara
keduanya.
2. Eye To Eye Contact ( Kontak Mata )
Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian
dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap
perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai factor
yang penting sebagai hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru lahir
dapat memusatkan perhatian pada suatu obyek, satu jam setelah
kelahiran pada jarak sekitar 20-25 cm, dan dapat memusatkan pandangan
sebaik orang dewasa pada usia kira-kira 4 bulan, perlu perhatian
terhadap factor-faktor yang menghambat proses Mis ; Pemberian salep
mata dapat ditunda beberapa waktu sehingga tidak mengganggu adanya
kontak mata ibu dan bayi.
3. Odor ( Bau Badan )
Indra penciuman bayi sudah berkembang dengan baik dan
masih memainkan peranan dalam nalurinya untuk mempertahankan
hidup. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan seorang bayi, detak
jantung dan pola bernapasnya berubah setiap kali hadir bau yang baru,
tetapi bersamaan makin dikenalnya bau itu sibayipun berhenti
bereaksi.Pada akhir minggu I seorang bayi dapat mengenali ibunya dari
bau badan dan air susu ibunya.Indra Penciuman bayi akan sangat kuat,
jika seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI pada waktu tertentu.
4. Body Warm ( Kehangatan Tubuh )
Jika tidak ada komplikasi yang serius seorang ibu akan dapat
langsung meletakan bayinya diatas perut ibu, baik setalah tahap kedua
dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong.Kontak yang
segera ini memberikan banyak manfaat baik bagi ibu maupun sibayi
kontak kulit agar bayi tetap hangat.
36
5. Voice ( Suara )
Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing orang
tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan tersebut
ibu merasa tenang karena merasa bayinya baik ( hidup ).Bayi dapat
mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan bila ia dapat
mendengar suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir,
meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari terhalang cairan
amniotic dari rahim yang melekat pada telinga.Penelitian memperhatikan
bahwa bayi-bayi baru lahir bukan hanya mendengar secara pasif
melainkan mendengarkan dengan sengaja dan mereka nampaknya lebih
dapat menyesuaikan diri dengan suara-suara tertentu. Daripada yang
lain.Contoh ; suara detak jantung ibu.
6. Entrainment ( gaya bahasa )
BBL menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang
dewasa artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi diatur,
jauh
sebelum
ia
menggunakan
bahasa
dalam
berkomunikasi
IX.
Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dialirkan dari uterus dan masuk ke dalam
system vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung meningkat
10% - 15%.
b. Perubahan Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (systole rata-rata naik 15
mmHg, diastole 5-10 mmHg), antara kontraksi tekanan darah kembali
normal pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan
meningkatkan tekanan darah.
c. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob akan meningkat secara berangsur disebabkan
karena kecemasan dan aktifitas otot skeletal. Peningkatan ini ditandai dengan
adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan
cairan yang hilang.
d. Suhu Tubuh
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat
selama persalinan. Peningkatan ini jangan melebihi 0.5C sampai dengan
1C.
e. Detak Jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara
dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit
meningkat dibandingkan sebelum persalinan.
f.
Perubahan Pernapasan
Peningkatan aktivitas fisik dan pemakaian oksigen, terlihat dari peningkatan
frekuensi
pernapasan.
Hyperventilasi
dapat
menyebabkan
alkalosis
Sistem mengalami stress selama persalinan. Nyeri punggung dan nyeri sendi
(tidak berkaitan dengan posisi janin) terjadi sebagai akibat semakin
renggangnya sendi pada masa aterm.
i.
j.
Perubahan Pencernaan
Ibu dapat mengalammi diare pada awal persalinan. Mual dan sendawa dapat
terjadi sebagai respon reflek terhadap dilatasi serviks lengkap.
k. Perubahan Endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan. Permulaan persalinan dapat
diakibatkan oleh penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar
estrogen, prostaglandin serta oksitosin.
l.
Perubahan hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1.2 gram/100 ml selama persalinan dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca salin
kecuali ada perdarahan postpartum.
a. Perubahan kardiovaskuler
Terjadinya peningkatan curah jantung sekitar 30-50 % pada tahap kedua
persalinan.
b. Perubahan pernapasan
Pada tahap kedua persalinan, jika wanita tidak diberi obat-obatan, maka dia
akan mengkonsumsi oksigen hampir 2 kali lipat. Kecemasan juga akan
meningkatkan pemakaian oksigen.
39
c. Perubahan integument
Jelas terlihat khususnya pada daya distensibilitas daerah introitus vagina.
Tingkatannya berbeda-beda pada setiap individu. Meskipun daerah itu dapat
meregang namun dapat terjadi robekan-robekan kecil pada kulit sekitar
introitus vagina sekaligus tidak dilakukan episitomy.
d. Perubahan Muskuloskletal
Proses persalinan itu sendiri dan gerakan meluruskan jari-jari kaki dapat
menimbulkan kram kaki.
e. Perubahan Neurologi
Endorphin endogen meningkatkan ambang nyeri dan menimbulkan sedasi.
Selain itu anesthesia fisiologis jaringan perineum, yang ditimbulkan tekanan
bagian presentasi menurunkan persepsi nyeri.
f.
Perubahan Pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernapas melalui mulut,
dehidrasi dan sebagai respon emosi terhadap persalinan. Selama kala II,
motilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan pengosongan lambung
menjadi lambat. Wanita seringkali merasa mual dan memuntahkan makanan
yang belum dicerna setelah bersalin.
X.
10.1
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan Kala I persalinan dan
Oksitoxin
Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan
Kondisi ibu
Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh
Urine (volume, aseton, protein)
XI.
a)
b)
c)
khawatir
5. Dengar dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
6. Berikan dukungan, besarkan dan tenteramkan hatinya serta anggota
keluarganya
7. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan/atau anggota keluarga lain
selama persalinan dan kelahiran bayinya
8. Ajarkan
suami
dan
anggota
keluarga
bagaimana
mereka
44
2)
Partograf, dimana dalam partograf terdapat banyak point yang sangat bermanfaat
untuk mengevaluasi proses persalinan, karena partograf berisi informasi tentang:
kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang sudah diberikan
sehingga komplikasi dan penyulit persalian terdeteksi sedini mungkin dan segera
diambil keputusan klinik.
3)
Teknik dokumentasi yang sering digunakan yaitu dokumentasi SOAP, yang terdiri
dari:
S (data subyektif)
data
bio-psiko-sosial-spiritual
dan
pengetahuan ibu.
O (data obyektif)
A (assesment)
P (planning)
Dokumentasi yang ada juga dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi
petugas kesehatan sehingga dalam pemberian asuhan
dapat berlangsung secara berkesinambungan.
4)
11.5 Rujukan
Persiapan rujukan sebaiknya sudah dilakukan pada waktu asuhan antenatal yang
melibatkan ibbu, keluarga dan masyarakat sekitarnya, sehingga rujukan dapat dilakukan
secara efektif dan efisien sebagai salah satu asuhan sayang ibu dan bayi dalam mendukung
keselamatan ibu dan bayi. Rujukan dilakukan dengan memakai prinsip BAKSOKUDA (Bidan
Alat Keluarga Surat Obat Kendaraan Uang DArah).
B: (Bidan)
Pastikan ibu dan atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten untuk menatalaksana gawat darurat obstetric dan bayi baru
lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
A: (Alat) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk auhan persalinan, masa nifas, dan
bayi baru lahir bersama ibu ke tempat rujukan.
K: (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan atau bayi
47
Kala I
4.1 Pengumpulan Data Dasar
Teknik pengumpulan data ada 3 yaitu observasi, wawancara (anamnesa),dan
pemeriksaan fisik. Data secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu data subjektif
dan data objektif.
a. Data Subjektif Kala I
1. Identitas ibu dan suami
Hal yang perlu dikaji yaitu nama,umur,suku bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat rumah, nomor telepon serta alamat yang mudah
dihubungi.
2. Alasan berkunjung serta keluhan utama
Ibu mengeluh sakit perut hilang timbul dari punggung menjalar ke perut
bagian bawah.
3. Riwayat persalinan ini
Ibu mengatakan sakit perut sejak beberapa jam yang lalu/sehari
sebelumnya, terdapat pengeluaran lendir atau lendir bercampur darah
diikuti dengan/tanpa pengeluaran air ketuban, keadaan air ketuban: bau
amis, warna jernih. Gerakan janin dalam 24 jam masih aktif dirasakan.
48
UK
Jenis
Penolo
umur anak
Persali
ng
Tgl-
Ater
nan
Sponta
Tenaga
(2500gr-
Tidak
Tidak
Bulan-
m/
Pervagi
kesehat
4000gr)/
ada/a
ada/
Eksklusif
Tahun/
tidak nam/tid
an/
(48cm-
da
ada
lama menyusui
yang
52cm)
Umur
ak
Bayi
BB/PB
Komplikasi
Ibu
Bayi
Ket
Laktasi
K
Lama
asi dan
lainnya
5. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT:dapat ditentukan, TP:dalam 3 minggu, gerakan janin dirasakan sejak 4
bulan yang lalu pada primigravida dan 5 bulan yang lalu pada multigravida,
frekuensi dirasakan 10-20 x/hari, pemeriksaan sebelumnya, ibu tidak pernah
mengalami tanda bahaya selama hamil, pemeriksaan penunjang yang pernah
dilakukan.
6. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan ia tidak memiliki riwayat penyakit seperti penyakit jantung.
Hipertensi, asthma, ISK, TBC, hepatitis, epilepsy, TORCH, DM, PMS,
HIV/AIDS dan gangguang jiwa. Dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit seperti penyakit jantung, hipertensi, asthma,
hepatitis, TBC, DM, PMS, HIV/AIDS, gangguang jiwa, dan riwayat
keturunan kembar.
7. Riwayat menstruasi dan KB
Siklus menstruasi teratur, lama haid 3-7 hari, pada primigaravida dapat
menggunakan kontrasepsi atau tidak dan dapat hamil dalam 1 tahun setelah
menikah atau pasca penghentian kontrasepsi dengan melakukan koitus yang
teratur,
pada
miltigravida
memiliki
riwayat
penggunaan
metode/alat
dan volume sesuai kebutuhan atau tidak. Sebelum persalinan ibu cukup tidur
dan istirahat/ tidak, kualitas tidur ibu lelap / tidak , ibu bisa istirahat diluar
kontraksi/ tidak, bagaiman denganpola BABdan BAK, konsistensi lembek/
keras dan BAK beberpa jam lalu, ibu tidak memiliki keluhan/ tridak saat BAK
dan BABbagaiman perasaan ibu pada saat persalianan sekarang, perkawinan
keberapa, lama menikah beberapa tahun, pengambilan keputusan dalam
keluarga, persiapan persalinan yang sudah siap.
9. Pengetahuan, yang perlu dikaji yaitu apakah ibu serta pendamping mengetahui
atau belum tentang Tanda dan gejala persalinan, Teknik mengatasi rasa nyeri,
Mobilisasi dan posisi persalinan, Teknik meneran, Teknik Inisiasi Menyusui
Dini ( IMD ), Peran pendamping, Proses persalinan.
b. Data Objektif
1. Keadaan umum yang dikaji yaitu
Kesadaran
Keadaan emosi
: Stabil/ labil
Berat
Badan
sebelumnya
apakah ada pengeluaran kolostrum, putting susu menonjol, kebersihan payudara, tidak ada
bekas luka operasi, palpasi Leopold :
Leopold I : TFU >3 jari bawah px sampai pusat-px, pada fundus teraba satu bagian besar,
lunak, agak bilat dan tidak melenting
Leopold II : pada sisi kanan/kiri perut ibu teraba bagian datar, memanjang dan ada tahanan,
50
Pemeriksaan penunjang
Golongan darah(A/B/AB/O)
Lain-lain
2. Interpretasi Data Dasar, Menentukan Diagnosa dan Masalah Aktual.
a. Diagnosa kebidanan
GAPAH UK 37-42 mg preskep puka/puki janin tunggal hidup intra uteri partus kala I
fase laten (pembukaan 1-3 cm)/ fase aktif (pembukaan >4 cm 10 cm)
b.
Masalah
-
Potensilnya
terjadinya
masalah
pada
persalinan
akibat
kurangnya
Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah memasuki kala I persalinan
Pantau kemajuan persalinan, kondisi ibu dan kondisi bayi pada lembar observasi
(pada fase laten) atau partograf WHO (pada fase aktif)
II.
Kala II
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subjektif
Ibu mengeluh sakit perut seperti ingin BAB, ingin meneran, ada keluar lendir
52
b. Data Objektif
KU baik, Tanda-tanda vital: suhu :36,5-37,5C, nadi 60-100 x/menit, respirasi
16-24x/menit, TD tidak lebih dari 140/95 dan tidak kurang dari 90/70 mmHg,
Perubahan TD tidak lebih dari 10 mmHg dari sebelumnya. His 3-5 x 10 menit
durasi 20-40 x/menit, serta DJJ : 120-160 x/menit. Perlimaan 3/5-5/5, ada tanda
gejala kala II yaitu vulva membuka, perineum menonjol serta ada tekanan pada
anus. VT : portio lunak, pembukaan 10 cm, penipisan 100%, presentasi kepala,
denominator UUK, posisi depan, moulage O, penurunan H III+, tidak teraba
bagian kecil janin dan tali pusat.
2. Interpretasi Data Dasar, Menentukan Diagnosa dan Masalah Aktual
a. Diagnosa kebidanan
GAPAH UK 37-42 minggu preskep puka/puki janin tunggal hidup intra uteri
partus kala II
b. Masalah
Lakukan episiotomy
Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah memasuki kala II persalinan
53
III.
Anjurkan ibu untuk mengambil posisi sesuai pilihan atau kenyamanan ibu
Kala III
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan senang setelah melihat bayinya dalam keadaan sehat namun ibu
masih merasakan sakit pada perutnya.
b.
Data Objektif
KU baik, Tanda-tanda vital: suhu :36,5-37,5C, nadi 60-100 x/menit, respirasi
16-24x/menit, TD tidak lebih dari 140/95 dan tidak kurang dari 90/70 mmHg,
Perubahan TD tidak lebih dari 10 mmHg dari sebelumnya, kontraksi +, TFU
sepusat, kandung kemih kosong, jumlah perdarahan 50- <200 cc, anogenital tali
pusat memanjang, ada semburan darah secara tiba-tiba dan singkat.
Keadaan bayi : Lahir spontan belakang kepala pukul..tanggal., segera
menangis, warna kulit kemerahan, gerak aktif
2. Interpretasi Data Dasar, Menentukan Diagnosa dan Masalah Aktual
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa actual pada kala III yaitu:
Diagnosa ibu
GAPAH UK 37-42 minggu partus kala III
Diagnosa Bayi
Bayi aterm lahir spontan belakang kepala segera setelah lahir dengan
(vigerous baby/masalah penyerta lainnya)
atonia uteri
syok hipovolemik
54
Lakukan KBI/KBE
Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu sudah memasuki kala III serta keadaan
bayi
IV.
Lakukan IMD
Kala IV
b.
Data Objektif
Keadaan Ibu : KU baik, Tanda-tanda vital: suhu :36,5-37,5C, nadi 60-100
x/menit, respirasi 16-24x/menit, TD tidak lebih dari 140/95 dan
tidak kurang dari 90/70 mmHg, Perubahan TD tidak lebih dari 10
mmHg dari sebelumnya, kontraksi +, plasenta lahir lengkap tidak
lebih dari 30 menit, diameter plasenta 15-20 cm, berat plasenta
500 cc, insersi tali pusat sentralis/parasentralis. Pada vulva dan
vagina ada/tidak laserasi, jika ada laserasi grade I/II , jumlah
perdarahan <500 cc.
Keadaan bayi : kulit kemerahan, tangis kuat, gerak aktif, reflek hisap +, reflek
menelan+
2. Interpretasi Data Dasar, Menentukan Diagnosa dan Masalah Aktual
a. Diagnosa kebidanan
55
Diagnosa ibu
Bayi aterm lahir spontan belakang kepala segera setelah lahir dengan
vigerous baby
b. Masalah
Potensial HPP
Reposisi, bebaskan jalan nafas, pasang oksigen, pasang infuse RL, manual
plasenta
Jelaskan paba ibu dan keluarga bahwa ibu sudah memasuki kala IV persalinan
Ajarkan ibu serta keluarga cara melakukan massase fundus serta cara menilai
kontraksi uterus
Pantau kondisi ibu selama 2 jam yaitu 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit
pada 1 jam kedua
V.
Berikan salep mata dan vitamin K pada bayi setelah 1 jam lahir.
Data Subjektif
56
b.
Data Objektif
Keadaan Ibu : KU baik, Tanda-tanda vital: suhu :36,5-37,5C, nadi 60-100
x/menit, respirasi 16-24x/menit, TD tidak lebih dari 140/95 dan
tidak kurang dari 90/70 mmHg, Perubahan TD tidak lebih dari 10
mmHg dari sebelumnya, kontraksi +. Pada vulva dan vagina
tidak ada oedema, jumlah perdarahan
Keadaan Bayi : wajah bayi cerah, menyusui dengan frekuensi beberapa kali ,
lama menyusui beberpa menit, reflek hisap+
2.
Diagnosa ibu
P (aterm, premature, abortus, jumlah anak hidup) partus spontan belakang
kepala post partum 2 jam
Diagnosa Bayi
Bayi aterm lahir spontan belakang kepala umur 2 jam dengan vigerous
baby/masalah penyerta lainnya
3.
Masalah
potensial HPP
potensial infeksi
57
DAFTAR PUSTAKA
Barri, Syaiffudin Abdullah, dkk. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo.
Bobak, Jensen. 2005. Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Hidayat, Asri, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan persalinan. Yogyakarta : nuha medika
Mandriwati. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu hamil. Jakarta : EGC
Manuaba. 2002. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencan untuk
pendidikan bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.
Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO. 2003. Asuhan Intrapartum
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan, Yogyakarta : Pustaka Rihama
58