Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
1. Sistem Koordinat Tegak Lurus
Sebagaimana layaknya titik pada bidang, letak suatu titik pada ruang juga
dapat dinyatakan dalam urutan bilangan-bilangan tertentu yang lebih dikenal
dengan istilah sistem koordinat.
Suatu system koordinat tegak lurus di dalam ruang ditentukan dengan memilih
suatu satuan panjang serta tiga buah garis lurus yang masing-masing saling
tegak lurus dan berpotongan di suatu titik, dan ditentukan pula oleh himpunan
semua tripel-tripel terurut dari bilangan-bilang nyata.
Dengan melukis sebarang dua garis XOX dan YOY yang saling tegak lurus,
maka akan tertentu sebuah bidang XOY. Melalui titik O kemudian dilukis
sebuah garis ZOZ yang tegak lurus bidang XOY sedemikian sehingga ketiga
garis tersebut masing-masing saling tegak lurus. Ketiga garis XOX, YOY, dan
ZOZ disebut sebagai sumbu-sumbu koordinat tegak lurus. Selanjutnya
disingkat sebagai sumbu X, Y, dan Z.
Ketiga sumbu diambil sepasang-sepasang , menentukan tiga buah bidang XOY,
XOZ, dan ZOX atau secara singkat ditulis bidang XY, XZ, dan YZ. Masingmasing disebut bidang-bidang koordinat tegak lurus.
Z
R
Y
O
C
Jika diambil salah satu titik sudut dari balok di atas, misalkan titik P. Titik P
merupakan sebarang titik pada ruang. Melalui P dapat dilukis tiga buah bidang
yang masing-masing sejajar dengan bidang koordinat dan tentu akan tegak
lurus dengan sumbu-sumbu koordinat. Misalkan memotong sumbu-X di A,
sehingga OA = x, memotong sumbu-Y di C sehingga OC=y, dan memotong
sumbu-Z di R, sehingga OR = z. Ketiga bilangan x, y, dan z dengan urutan
(x,y,z) disebut koordinat dari titip P dan dapat dituliskan P(x,y,z) dengan x
disebut absis, y disebut ordinat, dan z disebut aplikat.
Oleh karena itu, setiap titik pada ruang dapat diwakili oleh satu dan hanya satu
bilangan-bilangan nyata (x,y,z), begitu juga sebaliknya setiap tripel terurut
bilangan-bilangan nyata (x,y,z) memiliki satu dan hanya satu titik di dalam
ruang. Masing-masing satuan x, y, dan z dapat bernilai positif atau negative
tergantung arah pengukurannya.
Dengan diterapkannya system tegak lurus, maka ruang akan terbagi menjadi 8
bagian. Masing-masing bagian disebut Oktan dan diberi nomor menurut
aturan sebagai berikut:
Oktan I
Q
P
O
O
N
K
M
L
2
Perhatikan bahwa:
LM = |x2-x1|
KL = |y2-y1|
MQ = |z2-z1|
Sehingga, menurut aturan Phytagoras akan diperoleh:
KM2 = LM2 + KL2
= |x2-x1|2 + |y2-y1|2
KQ2 = KM2 + MQ2
= |x2-x1|2 + |y2-y1|2 + |z2-z1|2
Dengan demikian, diperoleh:
KQ =
x2 x1 2 y2 y1 2 z2 z1 2
Jika titik K merupakan titik asal O (0, 0, 0), maka jarak antara titik K dan Q
ditentukan oleh rumus:
KQ =
x2 y 2 z 2
2
Contoh:
1. Tentukan jarak antara dua titik berikut:
a. P(7, 3, 0) dan Q(5, 1, -1)
b. K(0, 0, 0) dan R(4, 3, 0)
Penyelesaian;
a. Jarak antara titik P dan Q, yaitu:
PQ (5 7) 2 1 3 1 0
2
4 4 1
3
16 9 0
5
Q
H
P m
adalah
Y
X
bidang
perpotongan
HRK//LNM.
HPR
z z1 mz2 nz1
m PR HP NR LP
n QR KQ MQ NR
z2 z1
mn
Dengan cara yang analog, maka akan diperoleh:
mx2 nx1
mn
my2 ny1
mn
R 2
,
,
mn
m n
mn
x x y y1 z2 z1
R 2 1 , 2
,
2
2
2
Secara umum, kita tulis perbandingan m : n = k, dimana k boleh positif
ataupun negative. Tanda positif atau negative tergantung apakah R terletang
diantara P dan Q atau pada perpanjanganya. Berikut ini beberapa
ketentuannya:
Jika:
kx x ky y1 kz2 z1
R 2 1 , 2
,
1 k
1 k
1 k
4
dimana k -1
Contoh:
Tentukan koordinat titik R yang membagi ruas garis PQ dengan
perbandingan -4 : 1, dimana P(-4, 5, -6) dan Q(2, -4, 3).
4. Vektor
Vektor didefinisikan sebagai ruas garis lurus yang mempunyai arah.
Notasi: Vektor dituliskan dengan dua huruf kapital serta satu strip atau tanda
panah di atas huruf-huruf tersebut. Huruf pertama menyatakan titik awal dan
huruf kedua menyatakan titik ujungnya. Vektor juga sering diberi nama
dengan hurup kecil yang dicetak tebal.
B
a b
ca b
ca b
c a b
4) m(na) = (mn)a
5) (m + n) a = ma + na
6) m (a + b) = ma + mb
1. Vektor dan Sistem Koordinat
Suatu vektor dikatakan vektor satuan jika panjangnya satu. Sekarang coba
perhatikan sistem koordinat Cartesian berikut;
Z
j
i
X
Vektor di atas dapat dituliskan:
i = 1i + 0j + 0k
j = 0i + 1j + 0k
k = 0i + 0j + 1k
Atau:
i = [1, 0, 0]
j = [0, 1, 0]
k = [0, 0. 1]
Pandang sebarang vektor a yang titik awalnya (0, 0, 0) dan titik ujungnya titik
(a1, a2, a3). Maka menurut metode segitiga diperoleh:
a = a1i + a2j + a3k = [a1, a2, a3].
Bilangan-bilangan a1, a2, a3 disebut komponen-komponen dari vektor a. Vektor
a disebut sebagai vektor posisi
a1i
a2j
X
Panjang (besar) vektor a:
a a12 a 22 a32
Jika titik pangkalnya tidak di (0, 0, 0). Misalkan titik pangkalnya pada titik P
(p1, p2, p3) dan titik ujungnya pada titik Q (q1, q2, q3), maka vektor PQ = [(q1p1),( q2-p2), (q3 p3)]
2. Perkalian Titik (Dot Product)
Jika a dan b vektor, adalah sudut antara vektor a dan vektor b dengan
0 , maka hasil kali titik antara vektor a dan vektor b memenuhi:
a . b a b cos
a b
j
j 1
5) a.a = a1 + a2 + a3 = |a|2
6) a.b = 0 (a 0, b 0) a tegak lurus b
Contoh:
Tentukan a.b dan cosinus sudutnya jika diketahui a = [3, 4, 6] dan b = [-1, 4,
8].
Solusi:
a.b = (3)(-1) + (4)(4) + (6)(8)
= -3 + 16 + 48
= 61
|a| =
32 4 2 6 2
9 16 36
61
|b| =
12 4 2 8 2
1 16 64
81
=9
Cos
a. b
=
a .b
61
61 (9)
a .x b a b sin u
Dimana u adalah vektor satuan yang tegak lurus bidang (a,b).
Vektor a dan vektor b juga memenuhi operasi:
1) a x b = -b x a
9
2) a x (b + c) = a x b + a x c
3) m (a x b) = ma x b = a x mb = (a x b) m
4) i x i = j x j = k x k = 0
i x j = k,
j x k = i,
kxi=j
a2
axb=
b2
i
= a1
b1
a3 a3
,
b3 b3
j
a2
b2
a1 a1 a2
,
b1 b1 b2
k
a3
b3
Contoh:
1 Persamaan 5x + 2y + 4z = 0 menyatakan permukaan bidang datar
2 Persamaan x2 + y2 + z2 = 9 menyatakan suatu permukaan yang berbentuk
bola.
5. Proyeksi Garis Lengkung Pada Bidang Koordinat
Jika pada garis lengkung c: f(x, y, z) = 0 dan g(x, y, z) = 0 salah satu
variabelnya dieliminasi (misalnya variabel z) maka akan diperoleh persamaan:
F (x, y) = 0 merupakan silinder yang garis pelukisnya sejajar sumbu Z serta
melalui c, berarti merupakan silinder proyektor dari garis lengkung c ke bidang
XOY. Jadi proyeksinya mempunyai persamaan F (x,y) = 0 ; z = 0. Untuk
proyeksi ke bidang YOZ dan XOZ dapat dijelaskan analog dengan cara di atas.
Contoh:
Tentukan proyeksi garis lengkung (lingkaran) perpotongan bola-bola:
x2 + y2 + z2 = 1(1)
x2 + (y 1)2 + (z 1)2 = 1..(2)
ke bidang XOY!
Penyelesaian:
Kita tentukan silinder proyektor dengan mengeliminasi z dari persamaan (1)
dan (2), diperoleh: z = 1 y (3)
Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (1) atau (2), diperoleh:
x2 + y2 2y = 0 merupakan persamaan silinder proyektor.
Jadi persamaan proyeksi: x2 + y2 2y = 0
z=0
11
1 2
x 2 ( y 2)
yang dapat dijabarkan menjadi:
1, z 0 merupakan persamaan
1
1
2
4
12
1
1
2 dan
2
2
II
Bidang Rata Dan Garis Lurus
2.1
Suatu bidang rata akan tertentu apabila diketahui tiga buah titik (yang tidak
segaris) yang terletak pada bidang rata tersebut.
Misalkan diketahui tiga titik pada bidang rata V:
P (x1, y1, z1)
Q (x2, y2, z2)
R (x3, y3, z3)
PQ = [x2 x1, y2-y1, z2-z1]
PR = [x3-x1, y3-y1, z3-z1]
Untuk setiap titik sebarang X (x, y, z) pada bidang rata V berlaku:
PX = PQ + PR ; (- << ; - << )
Perhatikan gambar:
Terlihat jelas bahwa: OX = OP + PX
Atau:
[x, y, z] = [x1, y1, z1]+ [x2 x1, y2-y1, z2-z1] + [x3-x1, y3-y1, z3-z1] (1)
Persamaan (1) disebut persamaan Vektoris bidang rata yang melalui tiga
buah titik yaitu: P (x1, y1, z1), Q (x2, y2, z2), R (x3, y3, z3). PR dan PQ masingmasing disebut sebagai vektor arah bidang.
Persamaan bidang rata yang diketahui melalui satu titik P (x1, y1, z1) dan
kedua vektor arahnya: a = [xa, ya, za] dan b = [xb, yb, zb] adalah:
[x, y, z] = [x1, y1, z1] +[xa, ya, za] + [xb, yb, zb]
..(2)
(3)
y = y1 + ya + yb
(4)
z = z1 + za + zb
(5)
Persamaan (3), (4), dan (5) disebut persamaan parameter bidang rata
13
2.2
Jika dan di eliminasi dari persamaan (3) dan (4) akan diperoleh:
yb ( x x1 ) xb ( y y1 )
C
x ( y y1 ) ya ( x x1 )
a
C
xa
xb
ya
..(6)
yb
Dimana C 0
Kemudian, jika dan di atas disubstitusikan ke persamaan (5) maka akan
diperoleh:
C (z z1) za {yb ( x x1) xb (y y1)}- zb{xa(y y1) ya(x x1)} = 0
C (z z1) zayb( x x1) + zaxb (y y1)- zbxa(y y1) + zbya(x x1) = 0
C (z z1) zayb( x x1) + zbya(x x1) + zaxb (y y1)- zbxa(y y1) = 0
(yazb zayb)( x x1) + (zaxb - xazb) (y y1) + C (z z1)= 0
(yazb zayb) x (yazb zayb) x1 + (zaxb - xazb)y (zaxb - xazb) y1 + C z C z1=
0
(yazb zayb) x + (zaxb - xazb)y + Cz (yazb zayb) x1 (zaxb - xazb) y1 C z1=
0 (7)
Jika:
yazb zayb =
ya
yb
za
=A
zb
zaxb - xazb =
za
zb
xa
=B
xb
..(8)
14
[A, B, C] =
ya
yb
i
= xa
xb
za
z
i a
zb
zb
j
ya
yb
xa
x
j a
xb
xb
ya
k
yb
k
za
zb
=axb
Merupakan vektor yang tegak lurus pada bidang rata yang dibentuk oleh a dan
b, dalam hal ini bidang rata V: Ax + By + Cz + D = 0
n = [A, B, C] disebut vektor normal dari bidang rata V = 0 tersebut.
Dari persamaan (7) di atas, suatu bidang rata yang diketahui melalui satu
titik
..(9)
D
, 0, 0), memotong sumbu Y pada titik
A
D
D
,0), dan memotong sumbu Z pada titik (0, 0,
)
B
C
15
Penyelesaian:
Persamaan vektoris:
[x, y, z]= [1, 2, 2]+ [2-1, 4-2, 5-2]+ [1-1, 2-2, 6-2]
=[1, 2, 2] + [1, 2, 3] + [0, 0, 4]
Persamaan parameternya:
x=1+
y = 2 + 2
z = 2 + 3 + 4
Persamaan Linier (umum):
Untuk menentukan persamaan Liniernya, dapat dilakukan dengan mencari
vektor normalnya terlebih dahulu:
[A, B, C]= [1, 2, 3] x [0,0,4]=[(2)(4)-(0)(3), (3)(0)-(4)(1), (1)(0)-(0)(2)] = [8,
-4, 0]
Sehingga persamaan bidang yang melalui titik P (1, 2, 2) dengan vektor
normal [8, -4, 0] yaitu:
8 (x -1) + (-4)(y -2) + 0 (z 2) = 0
8x 8 4y + 8 = 0
8x 4y = 0
2x y = 0
Dengan melakukan manipulasi aljabar dari persamaan (7) maka:
1. Persamaan bidang rata yang melalui titik P(x1, y1, z1) dengan vektor arah a
= [xa, ya, za] dan b = [xb, yb, zb] dapat ditentukan dengan rumus:
x x1
xa
xb
y y1
ya
yb
z z1
za 0 .(10)
zb
16
2. Persamaan bidang rata yang diketahui melalui tiga titik yang berbeda P (x1,
y1, z1), Q (x2, y2, z2), R (x3, y3, z3), yaitu:
x x1
x2 x1
x3 x1
y y1
y2 y1
y3 y1
z z1
z2 z1 0 ..(11)
z3 z1
3. Empat buah titik P (x1, y1, z1), Q (x2, y2, z2), R (x3, y3, z3), dan S(x4, y4, z4)
akan sebidang jika dan hanya jika:
x2 x1
x3 x1
x4 x1
y2 y1
y3 y1
y4 y1
z2 z1
z3 z1 0 .(12)
z4 z1
Contoh:
Tentukan Persamaan Linier bidang rata yang melalui titik-titik: (2, -1, 1), (3, 2,
1), dan (-1, 3, 2).
Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (11) diperoleh:
x x1
x2 x1
x3 x1
y y1
y2 y1
y3 y1
z z1
z2 z1 0
z3 z1
x 2 y 1 z 1
3 2 2 1 11 0
1 2 3 1 2 1
x2
1
3
y 1 z 1
3
0 0
4
1
menggunakan
aturan
A
n
Cos =
B
n
Cos =
C
n
..(13)
[ A, B, C ] n
..(14)
n
n
Vektor n = [cos, cos , cos ] disebut vektor cosinus dari bidang H, atau
disebut juga vektor normal yang panjangnya satu.
Misalkan p adalah jarak antara titik O(0. 0. 0) ke bidang H (tentu p 0),
dan X (x, y, z) sebarang titik pada bidang H maka p adalah proyeksi OX pada
n , sehingga:
atau:
x cos + y cos + z cos = p
. (15)
persamaan
ini
dapat
diubah
ke
persamaan
normal
dengan
D
= p positif sehingga:
n
Contoh:
1. Tentukan persamaan Normal dari bidang rata H: 6x + 3y 2z - 6 = 0.
Penyelesaian:
Diketahui D =- 6 (negatif)
Vektor normal dari H: n = [6, 3, -2] maka n = 36 9 4 7
Jadi persamaan normalnya:
6
3
2
6
x y z
7
7
7
7
cos
n1 . n2
A1A2 B1B 2 C1C 2
.(17)
2
n1 n2
A1 B 21 C12 . A22 B 22 C22
Contoh:
19
n1 n2
4 11. 9 16 1
6 26
156
Catatan:
1. Jika dua bidang rata V1 dan V2 sejajar, maka n1 sama dengan n2 atau
berkelipatan. Dengan kata lain [A1, B1, C1] = [A2, B2, C2] dengan 0
2. Jika dua bidang rata V1 dan V2 saling tegak lurus maka hasil kali titik
dari vektor normalnya sama dengan nol. Dengan kata lain n1.n2 = A1A2
+ B1B2 + C1C2 = 0
Contoh:
1. Tentukan persamaan bidang rata yang melalui titik P (1, 2, -1) dan
sejajar dengan bidang rata 2x + 3y + - 10 = 0
Penyelesaian:
2. Tentukan persamaan bidang rata yang melaui O (0, 0, 0) dan P (1, 2, 3)
serta tegak lurus dengan bidang rata 2x + 3y + 4z 10 = 0
Penyelesaian:
2.6
Jarak Antara Sebuah Titik dan Sebuah Bidang Datar dan Jarak
ditentukan jarak sebuah titik sebarang R(x1, y1, z1) ke bidang V1. Langkah
pertama, lukislah sebuah bidang V2 sejajar dengan bidang V1. Dengan
demikian, vector normal dari bidang V1 dan V2 sama. Disisi lain, jarak V2 ke
titik asal koordinat O (0,0,0) adalah pd (tergantung letak V1 dan V2 terhadap
titik O.
20
V2
cos -p| yang merupakan jarak antara titik R(x1, y1, z1) ke bidang V1
+ y cos + z cos = p.
Jika bidang datar V1 dinyatakan dalam persamaan Ax + By + Cz + D = 0,
maka jarak titik R(x1, y1, z1) ke bidang V1 dirumuskan sebagai berikut:
..(18)
A2 B 2 C 2
Contoh:
Hitunglah jarak titik R (1, 2, 4) dengan bidang 2x + 3y + 6z + 3!
Penyelesaian:
Diketahui: x1 = 1, y1 = 2, z1 = 4, A = 2, B = 3, C = 6, dan D = 3, sehingga:
d
2 6 24 3 35
7
7
4 9 36
Untuk mencari jarak dua bidang V1 dan V2 yang sejajar, maka pilih sebarang
satu titik pada V2 kemudian hitung jarak titik tersebut ke bidang V1 dengan
menggunakan rumus yang telah disajikan sebelumnya.
Contoh: Hitunglah jarak antara bidang V1 x 2y + 3z -6 = 0 dan dengan
bidang V2 x 2y + 3z + 12 = 0 !
Penyelesaian:
Ambil sebarang titik pada V2, misalkan titik P(0,0,-4). Dengan demikian,
menghitung jarak bidang V1 dengan V2 analog dengan menghitung jarak
antara bidang V1 dengan titik P, sebagai berikut:
21
2.7
0 0 24 6 30 30 41
41
1 4 36
41
Jika diketahui dua buah bidang V1 = A1x + B1y + C1z + D1 dan bidang V2 = A2x
+ B2y + C2z + D2 yang saling berpotongan menurut sebuah garis lurus, maka
setiap titik yang terdapat pada garis tersebut akan memenuhi persamaan 1V1
+ 2V2 = 0 (dengan 1 dan 2 merupakan sebuah parameter). Persamaan di ats
merupakan himpunan bidang-bidang yang melalui garis potong V1 dan V2. Bila
1 0, dapat dituliskan V1 +
2
V2 = 0, atau dapat dituliskan dalam bentuk: V1
1
Contoh:
Tentukan persamaan bidang rata V yang melalui titik (0, 0, 0) serta melalui
garis potong bidang-bidang:
V1 = 2x + 3y + 24 = 0
V2 = x y + 2z = 12
Jawab:
Misalkan bidang yang diminta adalah V dengan persamaan: V1 + V2 = 0, oleh
karena itu diperoleh:
2x + 3y + 24 + (x y + 2z - 12) = 0
2x + 3y + 24 + x y + 2z - 12 = 0
(2 + )x + (3 - )y + 2z + (24-12)= 0
Karena V melalui titi (0, 0, 0), maka:
(2 + )(0) + (3 - ) (0) + 2(0) + (24-12)= 0
-12 = -24
22
=2
Jadi persamaan bidang yang diminta adalah: V 4x y + 4z = 0.
2.8
.(19)
Sebuah garis lurus akan tertentu jika dikatahui dua titik pada garis tersebut.
Misalkan titik P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2, z2) terletak pada garis lurus g, maka:
OP = [x1, y1, z1]
23
(20)
persamaan (20) merupakan persamaan Vektoris garis lurus melalui dua titik
P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2, z2).
Vektor PQ ataupun vector lain 0 yang terletak pada garis g disebut vector
arah garis lurus. Jadi, jika garis lurus melalui titik P(x1, y1, z1) dengan vektor
arah [a, b, c] persamaannya: [x, y, z] = [x1, y1, z1] + [a, b, c]
Z
P
Q
x
Y
Contoh:
1. Tentukan persamaan garis lurus yang diketahui melalui titik P(3, 5, -4) dan
Q (-3, 2, 6)!
2. Tuliskan persamaan garis lurus melalui titik (-1, -1, 4) dengan vektor arah
[1, 2, -3]!
Penyelesaian:
1. Persamaan vektoris garis lurus yang melalui titik P(3, 5, -4) dan Q (-3, 2,
6), yaitu:
[x, y, z] = [3, 5, -4] + [-6, -3, 10].
2. Persamaan vektoris garis lurus yang melalui titik (-1, -1, 4) dengan vektor
arah [1, 2, -3], yaitu:
[x, y, z] = [-1, -1, 4] + [1, 2, -3].
Persamaan di atas dapat juga dituliskan dalam bentuk:
x = x1 + a
y = y1 + b
z = z1 + c
24
.(21)
x x1
y y1
z z1
jika a 0, b 0, dan c 0
,
,
a
b
c
atau:
x x1 y y1 z z1
a
b
c
.(22)
merupakan persamaan garis yang diketahui melalui titik P (x1, y1, z1)
dengan vektor arah [a, b, c].
Dengan mensubstitusi a = x2 x1, b = y2 y1, c = z2 z1 diperoleh
persamaan:
x x1 y y1 z z1
x2 x1 y 2 y1 z2 z1
..(23)
Adalah persamaan garis yang diketahui melalui P(x1, y1, z1) dan Q(x2, y2,
z2).
Contoh:
Tentukan persamaan garis yang diketahui melalui titik (3, 2, -2) dan (4, -2,
-1)!
Penyelesaian:
a. Persamaan Vektoris: [x, y, z] = [3, 2, -2] + [1, -4, 1]
b. Persamaan parameter: x = 3 + , y = 2 -4 , z = -2
c. Persamaan dalam bentuk lain:
x 3 y 2 z 2
1
4
1
2.10 Ciri Khusus dari Garis Lurus dengan Vektor Arah [a,b,c]
Berikut ini adalah beberapa sifat khusus dari persamaan garis:
25
1. Garis lurus melalui titik asal (0, 0, 0) akan berbentuk [x, y, z]= [a, b, c]
atau
x y z
a b c
2. Jika a = 0, vektor [0, b, c] terletak pada bidang rata yang sejajar bidang
YOZ
Jika b = 0, garis lurus sejajar bidang XOZ
Jika c = 0, garis lurus sejajar bidang XOY
Dalam hal ini, jika salah satu bilangan arah sama dengan nol (misalkan a =
0) persamaan garis lurus menjadi [x, y, z] = [x1, y1, z1] + [0, b, c] x =
x1, y = y1 + a, z = z1 + c. dengan mengeliminasi , diperoleh dua
persamaan:
x x1 ,
y y1 z z1
x 1 y 3
, z 2,
4
6
2. Selidiki apakah garis lurus [x, y, z] = [2, 3, -2] + [0, 4, 0] sejajar denga
sumbu x, y, atau z serta tuliskan persamaanya!
Penyelesaian:
Karena a = c = 0, berarti garis yang diketahui sejajar dengan sumbu Y.
Oleh karena itu dapat dituliskan dalam bentuk persamaan: x = 2, z = -2
yang berlaku untuk setiap y.
26
Contoh:
Persamaan: x 2y + z = 7
3x y + 5z = 6
merupakan persamaan garis lurus yang merupakan perpotongan bidangbidang x 2y + z = 7 dan 3x y + 5z = 6 .
Setiap garis lurus memiliki vector arah. Oleh karena itu, garis yang merupakan
perpotongan dua buah bidang datar juga memiliki vektor arah. Untuk
menentukan vector arah dari garis lurus perpotongan dua buah bidang datar,
perhatikan gambar berikut:
V2 = 0
V1 = 0
n2
n1
g
g
n1 = [A1, B1, C1] dan n2 = [A2, B2, C2]. Jika vektor a merupakan hasil kali silang
vektor n1 dan n2, maka diperoleh:
27
i
= A1
A2
j
B1
B2
k
B
C1 = 1
B
C2 2
C1 C1
,
C2 C2
A1 A1
,
A2 A2
B1
B2
x x1 y y1 z z1
a
b
c
diperlukan sebuah titik koordinat (x1, y1, z1) yaitu titik sebarang yang terletak
pada perpotongan kedua bidang (garis lurus). Untuk itu, ambil sebarang titik
potong dengan salah satu bidang berkoordinat, misalkan sejajar bidang XOY,
sehingga z = 0. Dengan demikian, diperoleh:
A1x + B1y + D1 = 0
A2x + B2y + D2 = 0
Melalui manipulasi aljabar, akan diperoleh:
D1 B1
D2 B2
x
,
A1 B1
A2 B2
A1 D1
A D2
y 2
A1 B1
A2 B2
Contoh:
Tentukan persamaan garis lurus yang merupakan titik potong antara bidang x
2y + z = 1 dan 3x y + 5z = 8!
Penyelesaian:
B1
Vektor arah garis: [a, b, c]=
B2
C1 C1
,
C2 C2
A1 A1
,
A2 A2
B1
B2
2 1 1 1 1 2
,
,
=
= 9, 2, 5
1
5
5
3
3
1
8
Ambil z = 0 x
1
3
2
1 15
3, y
2 5
1
1
3
1
3
1
8 5
1
2 5
1
Jadi persamaan garis yang diminta mempunyai vector arah [-9, -2, 5] dan
melalui titik (3, 1, 0), yaitu:
[x, y, z]= [3, 1, 0] + [-9, -2, 5]
28
a1 b1 c1
a 2 b2 c2
disamping syarat di atas, kedua garis berimpit jika: [x2-x1, y2-y1, z2-z1]=
[a1, b1, c1]
Contoh:
Diketahui dua buah garis g1: [x, y, z]= [2, 4, 3] + [5, -1, -2] dan g2: [x,
y, z]= [1, 3, -4] + [10, -2, -4]. Apakah kedua garis tersebut saling sejajar
atau berimpit?
Penyelesaian:
n1 = [5, -1, -2] dan n2 = [10, -2, -4] [10, -2, -4] = 2 [5, -1, -2]. Oleh
karena itu, kedua garis yang diketahui sejajar. Tetapi kedua garis tidak
saling berimpit karena:
[1-2, 3-4, -4-3]= [-1, -1, -7][5, -1, -2]
b. Jika garis g1 dan g2 tidak sejajar, berarti kedua garis berpotongan pada
satu titik atau bersilangan. Jika berpotongan, misalkan titik potongnya (x0,
y0, z0) berarti tendapat 1 sedemikian sehingga [x0, y0, z0]= [x1, y1, z1] +
1[a1, b1, c1] dan terdapat 2 sedemikian sehingga [x0, y0, z0]= [x2, y2, z2] 2[a2, b2, c2]. Dengan demikian, berarti:
[x1, y1, z1] + 1[a1, b1, c1]= [x2, y2, z2] - 2[a2, b2, c2]
1[a1, b1, c1]+ 2[a2, b2, c2]= [x2, y2, z2] - [x1, y1, z1]
1a1+ 2a2= x2 - x1
1b1+ 2b2= y2 - y1
1c1+ 2c2=z2 - z1
Berdasarkan teori persamaan linier, nilai 1 dan 2 ada jika determinan:
29
a1
b1
c1
a2
b2
c2
x2 x1
y 2 y1 0
z 2 z1
yang sekaligus merupakan syarat dua garis saling berpotongan pada satu
titik tertentu. Sedangkan persamaan bidang yang memuat kedua garis g1
dan g2 tersebut adalah:
a1 a 2
b1 b2
c1 c2
x x1
y y1 0
z z1
Jika persamaan diatas tidak berlaku, berarti kedua garis saling bersilangan.
Contoh:
Tunjukkan bahwa garis g1:
garis g2:
( x 4) ( y 3) ( z 1)
berpotongan dengan
1
4
7
x 1 y 1 z 10 .
2
karena determinanya 0, maka kedua garis berpotongan pda satu titik. Titik
potong bisa ditentukan dari persamaan:
1+ 22=-3
-41 - 32= 2
71+ 82=-9
Dengan mengambil dua persamaan, diperoleh 1=1 dan
2= -2. Dengan
30
[x0, y0, z0] = [4, -3, -1] + 1 [1, -4, 7] = [5, -7, 6]. Jadi titik potongnya (5, -7,
6). Selanjutnya akan ditentukan persamaan bidang yang memuat kedua
garis lurus, sebagai berikut:
1
2 x4
4 3 y 3 0 11x 6 y 5z 67 0
7
8
z 1
Jika dua garis saling berpontongan, maka akan membentuk sudut. Sudut
antara dua garis lurus analog dengan sudut antara vektor-vektorarah [a1, b1,
c1] dan [a2, b2, c2], yaitu:
cos
a1 , b1 , c1 a2 , b2 , c2
a1 , b1 , c1 a2 , b2 , c2
b1 c1 a2 b21 c2
2
Dan kedua garis akan saling tegak lurus jika cos 0 , dengan kata lain:
a1 , b1 , c1 . a2 , b2 , c2 0
a1a 2 b1b2 c1c2 0
( 2)( 2) ( 4)(3) ( a )(8) 0
4 12 8a 0
8 8a 0
8a 8
a 1
Jadi, a = 1.
2.13 Kedudukan Garis Lurus dan Bidang Datar
Jika diketaui sebuah garis lurus g=0 dan sebuah bidang datar V=0, maka
terdapat tiga kemungkinan kedudukan antara garis g dan bidang V yaitu
sejajar, tegak lurus, atau garis g seluruhnya terletak pada bidang V (berimpit).
31
g1
aA + bB + cC = 0
g2
2. Garis lurus g tegak lurus dengan bidang V jika dan hanya jika vektor arah
garis sama atau berkelipatan dengan vektor normal
bidang.
g1
g2
a b c
A B C
3. Garis lurus g terletak seluruhnya pada bidang datar V jika dan hanya jika
hasil kali titik vektor arah garis g dengan vektor normal bidang V benilai nol
dan untuk sebarang titik P pada g juga terletak pada V.
Contoh:
Selidiki mana pasangan garis lurus dan bidang datar di bawah ini yang sejajar,
saling tegak lurus, dan berimpit:
a. g:
( x 2) ( y 3) ( z 6)
b. g:
( x 2) ( y 3) ( z 1)
dan V 7x - 2y 8z = 0
2
5
3
c. g:
( x 5) ( y 1) ( z 4)
dan V -2x - 3y 4z = -6
2
3
4
Penyelesaian:
a. Diketahui a = [3, -2, -1] dan n = [-2, 4, -14]. Vektor arah tidak
berkelipatan dengan dengan vektor normal, berarti garis dan bidang tidak
32
saling tegak lurus. Akan diselidiki apakah hasil kali titik kedua vektor
bernilai nol.
[3, -2, -1]. [-2, 4, -14] = (3)(-2) + (-2)(4) + (-1)(-14) = - 6 -8 + 14 = 0.
Selanjutnya diselidiki apakan sebarang titik P(2, -3, 6) pada g terletak juga
pada bidang V:
V -2x + 4y 14z -7 = 0 -2(2)+ 4(-3)-14(6)-7 = -4 -12 84 - 7 = -107
0.
Karena a.n = 0, tetapi untuk sebarang titik P pada g tidak terletak pada V,
berarti garis g sejajar bidang V .
b. Diketahui a = [-2, 5, -3] dan n = [7, -2, -8]. Vektor arah tidak berkelipatan
dengan dengan vektor normal, jadi garis dan bidang tidak saling tegak
lurus. Akan diselidiki apakah hasil kali titik kedua vektor bernilai nol.
[-2, 5, -3]. [7, -2, -8] = (-2)(7) + (5)(-2) + (-3)(-8) = - 14 -10 + 24 = 0.
Selanjutnya diselidiki apakah sebarang titik P(2, 3, 1) pada garis g juga
terletak pada bidang V:
V 7x - 2y 8z = 0 7(2)- 2(3)-8(1) = 14 -6 8 = 0.
Karena a.n = 0 dan untuk sebarang titik P(2, 3, 1) pada g terletak juga
pada V, berarti garis g terletak sluruhnya pada bidang V (berimpit)
c. Diketahui a = [2, 3, 4] dan n = [-2, -3, -4]. Karena vektor arah garis lurus
g berkelipatan dengan vektor normal bidang V, yaitu [2, 3, 4] = -1[2, 3, 4]
berarti garis g saling tegak lurus dengan bidang V.
2.14 Garis Lurus Memotong Dua Garis Lurus Lainnya
Jika g1: V1 = 0 = V2 dan g2: U1 = 0 = U2 maka persamaan umum garis lurus g
yang memotong g1 dan g2 adalah:
V1 + V2 = 0 = U1 + U2
..(24)
Contoh:
Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik (2, -1, 1) dan memotong
garis-garis lurus g1: 2x + y -4 = 0 = y + 2z dan g2: x + 3z = 4, 2x + 5z = 8.
33
Penyelesaian:
Garis lurus 2x + y 4 + (y + 2z) = 0 = x +3z 4 + (2x + 5z 8) (*)
selalu memotong garis g1 dan g2 untuk setiap nilai dan . Garis yang diminta
diketahui melalui titik (2, -1, 1), sehingga diperoleh -1 + = 0 = 1 dan 1
+ = 0 = -1. Dengan mensubstitusi nilai = 1 dan = -1 ke persamaan
(*), diperoleh:
x + y + z 2 = 0 = x + 2z 4 merupakan persamaan garis yang diminta.
2.15 Jarak Antara Dua Garis Lurus
1. Jika g1 dan g2 sejajar, langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
menghitung jarak antara g1 dan g2 sebagai berikut:
a. Pilih sebarang titik P(x0, y0, z0) pada g1
b. Buat bidang datar V yang melalui titik P(x0, y0, z0) dan tegak lurus g1
dan tentu V akan tegak lurus dengan g2.
c. Tentukan titik Q (x1, y1, z1) yang merupakan titik tembus g2 pada
bidang V
d. Hitung panjang PQ yang merupakan jarak antara g1 dan g2.
Q
P
g2
g1
dan g2.
g1
34
Contoh:
Diketahui garis-garis lurus berikut:
g1 : [x, y, z] = [1, 2, 3] + [-1, 5, -2]
g2 : [x, y, z] = [-8, 0, 2] + [1, -5, 2]
g3 : [x, y, z] = [-3, 4, 7] + [0, 2, 4]
Hitunglah:
a. Jarak antara g1 dan g2
b. Jarak antara g1 dan g3
c. Jarak antara g2 dan g3
Penyelesaian:
a. Vektor arah g1 berkelipatan dengan vektor arah g2, yaitu [-1, 5, -2] = -1[-1, 5,
-2] berarti kedua garis sejajar. Persamaan bidang yang melalui P (1, 2, 3) pada
g1 dan tegak lurus g1:
V -1 (x-1) + 5 (y-2) 2 (z-3) = 0 -x + 5y 2z -3 = 0 ..(**)
Untuk mencari titik Q(x1, y1, z1) yaitu titik tembus g2 terhadap bidang V,
nyatakan
g2
dalam
persamaan
parameter
kemudian
substitusikan
ke
7
30
Sehingga Q (
233 35 74
,
,
)
30 30
30
1
233 30 35 60 74 90
78.450
30
30
30 30
2
PQ =
35
III
B o l a
3.1 Tempat Kedudukan di Dalam Ruang
Tempat Kedudukan (TK) adaah himpunan titik-titik yang memenuhi syaratsyarat yang ditentukan. TK mungkin hampa (), satu titik, berupa kurva
(garis lengkung/lurus), berupa permukaan (surface/bidang), ataupun ruang.
Dalam menghadapi masalah TK, terdapat beberapa cara-cara penyelesaian
sebagai berikut:
A. Menjalankan titik (x0, y0, z0)
Mengambil titik (x0, y0, z0) sebarang pada TK, lalu mencari hubunganhubungan yag diperoleh. Variabel-variabel x, y, z dieliminasi sehingga
didapat hubungan-hubungan antara x0, y0, z0 saja. Dengan menghapus
indeks nol dari hubungan tersebut (dikatakan: menjalankan titik (x0, y0,
z0)) diperoleh TK yang ditanyakan.
Contoh 1:
Tentukan TK titik-titik yang berjarak 3 dari bidang XOZ dan jumlah
kuadrat jaraknya ke titik-titik (2, 1, 0) dan (-2, -1, 0) adalah tetap = 40!
Penyelesaian:
Ambil sembarang titik P(x0, y0, z0) pada TK.
Berjarak 3 dari bidang XOZ (y = 0), berarti:
y0 = 3 dan y0 = -3
(1)
kuadrat jarak P(x0, y0, z0) ke (2, 1, 0)adalah:(x0-2)2 + (y0-1)2 + (z0-0)2
kuadrat jarak P(x0, y0, z0) ke (-2, -1, 0) adalah: (x0+2)2 + (y0+1)2 + (z00)2
Sehingga jumlah kuadrat jarak titik P(x0, y0, z0) ke (2, 1, 0)dan (-2, -1,
0), yaitu:
(x0-2)2 + (y0-1)2 + (z0-0)2 + (x0+2)2 + (y0+1)2 + (z0-0)2 = 40
(x02 -4x0 + 4)+ (y02 -2y0 + 1)+ (z02)+ (x02 +4x0 + 4)+ (y02 +2y0 +
1)+ (z02)= 40
x02 -4x0 + 4+ y02 -2y0 + 1+ z02+ x02 +4x0 + 4+ y02 +2y0 + 1+ z02= 40
x02 + 4+ y02 + 1+ z02+ x02 + 4+ y02 + 1+ z02= 40
2x02 + 2y02 + 2z02+ 10 = 40
2(x02 +y02 + z02) = 30
x02 + y02 + z02 = 15 (2)
Dengan menjalankan titik P dan mengambil kuadrat dari persamaan (1)
diperoleh TK sebagai berikut:
y2 = 9
36
x2 + y2 + z2 = 15
Dengan notasi himpunan, TK dapat dituliskan:
TK = {{(x, y, z)|y2=9}{(x, y, z)| x2 + y2 + z2 = 15}
yang merupakan sepasang lingkaran di Ruang.
B. Pelenyapan parameter-parameter
Adanya/mnculnya parameter. Dengan mengeliminasi parameterparameter tersebut diperoleh TK yang ditanyakan. Kalau terdapat (n +
1) hubungan dengan n buah parameter maka TK merupakan permkaan.
Kalau (n + 2) hubungan dengan n buah parameter maka TK merupakan
kurva.
Contoh 2:
Tentukan TK titik-titik dengan vektor posisi: a = [x, y, z]= [t2, t, 1]
dimana t suatu parameter!
Penyelesaian:
[x, y, z]= [t2, t, 1] x = t2, y = t, dan z = 1
Dengan melenyapkan/eliminasi parameter t, diperoleh:
z=1
x=y2
C. Pengambilan titik sembarang (x0, y0, z0) pada TK disamping parameter
yang ada/muncul. Pelenyapan parameter dan menjalankan titik (x0, y0,
z0) tersebut menghasilkan TK yang ditanyakan.
Contoh 3:
Sebuah garis lurus (l) digerakan sejajar bidang y = 0 dan selalu
memotong kurva-kurva:
xy = 4
y2= 8z
C1:
C2:
Tentukan TK-nya!
z=0
x=0
Penyelesaian:
Ambil P(x0, y0, z0) pada TK tersebut. Jika [a, b, c] merupakan arah garis
l yang diputar, maka diperoleh persamaan parameter dari garis, yaitu:
x = x0 + a
y = y0 + b
(3)
z = z0 + c
Dengan suatu parameter. Karena garis l memotong c1 dan c2 , maka:
(x0-az0/c)(y0-bz0/c) = 4 .(4)
(y0-bx0/a)2= 8(z0-cx0/a) ..(5)
Karena l sejajar y = 0, berarti b = 0.
Dengan mengeliminasi a, b, dan c dari persamaan (4) dan (5) diperoleh:
y02(4-x0y0) = 32z0
37
(6)
Yang merupakan persamaan Bola dengan pusat (a, b, c) dan jari-jari r.
Dengan melakukan operasi aljabar pada persamaan (6) diperoleh:
(x-a)2+(y-b)2+(z-c)2=r2
x2 2ax + a2 + y2 -2by + b2 + z2 2cz + c2 = r2
x2 + y2 + z2 2ax -2by 2cz + a2+ b2 + c2 - r2= 0
x2 + y2 + z2 2ax -2by 2cz + (a2+ b2 + c2 - r2)= 0
x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0
38
x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0
.(7)
1
1
1
pusat A, B, C dan jari-jari =
2
2
2
1 2 1 2 1 2
A B C D
4
4
4
x + y + z 4x + 8y 2z + 4+ 16 + 1 - 36= 0
x + y + z - 4x + 8y - 2z - 15 = 0
1 2 1 2 1 2
1 2 1 2 1 2
A B C D =
6 4 2 (50) =
4
4
4
4
4
4
9 4 1 50 = 8
1
1
1
(8) 2 (12) 2 22 28 = 16 36 1 28 5
4
4
4
berikut A (2, -1, 8), B(-3, -1, 3), C(2, 4, 3), dan D(2, 2, -1)!
Penyelesaian:
Misalkan persamaan umum bola yang akan ditentukan adalah:
S x2 + y2 + z2+ Ax + By + Cz + D = 0
(1)
39
40
Contoh:
Bagaimanakah kedudukan bola S x2 + y2 + z2 + 2x + 4y + 4z 16 = 0
dan bidang x + 2y + 2z = 0?
Jika berpotongan, tentukan pusat dan jari-jari lingkaran perpotongannya!
Penyelesaian:
S x2 + y2 + z2 + 2x + 4y + 4z 16 = 0
41
3
1 4 4
9
M
N
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa perpotongan antara bola dan
bidang berbentuk lingkaran dengan pusat N (x, y, z) dan jari-jari NO.
Perhatikan segitiga MNO. Dengan menggunakan teorema phytagoras,
diperoleh:
NO 2 MO 2 MN 2
NO 2 r 2 d 2
NO 2 25 9
NO 4
Ruas garis MN tegak lurus dengan bidang V sehingga arah garis MN =
vektor normal bidang V, yaitu: MN = [1,2, 2]. Dengan demikian, persamaan
vektoris dan persamaan parameter garis MN adalah sebagai berikut:
(x, y, z) = (-1, -2, -2) + [1, 2, 2] atau x = -1 + , y = -2 + 2, z = -2 +
2..(*)
Titik N(x,y,z) terletak pada ruas garis MN dan bidang V= x+ 2y + 2z = 0,
sehingga:
x+ 2y + 2z = 0
(-1 + ) + 2 (-2 + 2)+ 2(-2 + 2) = 0
-1 + -4 + 4 - 4 + 4 = 0
9 = 9
= 1
Substitusi = 1 ke persamaan (*), diperoleh x = 0, y = 0, dan z = 0.
Jadi pusat lingkaran: N (0,0,0).
Persamaan Bidang singgung di N (x1, y1, z1) pada Bola.
Diketahui sebuah bola S x2 + y2 + z2 + Ax + By + Cz + D = 0
1
1
1
dengan pusat M( A, B, C ) titik singgung N(x1, y1, z1), maka
2
2
2
persamaan bidang singgung dapat diturunkan sebagai berikut:
42
MN = x1 A, y1 B, z1 C
2
2
2
n x1 A, y1 B, z1 C
2
2
2
arah
Bidang V=0 melalui titik N(x1, y1, z1) dengan vektor arah n, sehingga
persamaannya adalah:
1
1
1
x1 A x x1 y1 B y y1 z1 C z z1 0
2
2
2
1
1
1
1
1
1
x1 x x12 Ax A x1 y1 y y12 Ay A y1 z1 z z12 Az A z1 0
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
1
x1 x y1 y z1 z Ax B y Cz Ax1 By1 Cz1 x12 y12 z12 x1 By1 Cz1 0..(1)
2
2
2 2
2
2
Perhatikan bahwa titik N(x1, y1, z1) selain terletak pada bidang V=0 juga
terletak pada bola S0, sehingga:
x12 y12 z12 x1 By1 Cz1 D 0
x12 y12 z12 x1 By1 Cz1 D....(2)
Dengan mensubstitusi persamaan (3) ke persamaan (2) diperoleh persamaan (3)
yang merupakan persamaan bidang yang diharapkan:
x1 x y1 y z1 z
1
1
1
A( x x1 ) B ( y y1 ) C ( z z1 ) D 0..(3)
2
2
2
Contoh 1:
Tentukan persamaan bidang singgung pada bola S x2 + y2 + z2 - 4x + 2y 6z- 11 = 0 di titik N (2,4,3)
Penyelesaian:
Diketahui bola dengan persamaan:
S x2 + y2 + z2 - 4x + 2y - 6z- 11 = 0 dan titik N (2,4,3) pada bola,
sehingga:
A = -4, B = 2,
C= -6,
D= -11
43
x1 = 2, y1 = 4, z1 = 3
Persamaan bidang yang diharapkan memenuhi persamaan berikut:
1
1
1
x1 x y1 y z1 z A( x x1 ) B ( y y1 ) C ( z z1 ) D 0..(*)
2
2
2
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai A = -4, B = 2,
C= -6,
D=-11,
x1=2, y1=4, z1=3
ke persamaan (*), diperoleh persamaan bidang singgung sebagai berikut:
1
1
1
2 x 4 y 3z (4)( x 2) (2) ( y 4) (6)( z 3) 11 0
2
2
2
2 x 4 y 3z 2( x 2) ( y 4) 3( z 3) 11 0
2 x 4 y 3z 2 x 4 y 4 3z 9 11 0
5 y 20 0
44