Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
Tinjauan Pustaka
Pendidikan
Menurut UU No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan Negara.
Pendidikan bisa diperoleh baik secara formal dan nonformal.
Pendidikan formal diperoleh saat kita mengikuti progam-program yang
sudah dirancang secara terstruktur oleh suatu intitusi, departemen atau
kementerian suatu negara. Pendidikan non formal adalah pengetahuan yang
didapat manusia (peserta didik) dalam kehidupan sehari-hari (berbagai
pengalaman) baik yang dia rasakan sendiri atau yang dipelajarai dari orang
lain (mengamati dan mengikuti).Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232,
tentang Pengertian Pendidikan, yang berasal dari kata didik, Lalu kata ini
mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.
Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO adalah Dalam upaya
meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui
peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations,
Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat
pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1)
learning to know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to
live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan
tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara
langsung atau tak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui
indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). (Notoatmodjo,
2005)
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah
Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S Al Mujadalah : 11)
pengetahuan
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang Maha Mulia.
Yang mengajar (manusia) dengan pena.
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo(2007), tingkat pengetahuan secara garis
besarnya dibagi dalam 6 tingkat yaitu:
1
Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau
mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaanpertanyaan.
Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan / atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
Sintesis (Synthesis)
Sintesis
menunjukkan
suatu
kemampuan
seseorang
untuk
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya
pendidikan
yang
kurang
akan
menghambat
Pekerjaan
Umur
Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun.Perkembangan umur meliputi perkembangan fisik, kognitif,
dan psikososial. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan berfikir
abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah,
ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan,
pendidikan difokuskan untuk persiapan ke pendidikan yang lebih
tinggi dan meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual,
hubungan dengan orang tua baik, pergaulan dengan teman sebaya
berdampak positif atau negatif.
Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang
berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
Sosial Budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang
akan
melakukan.
6
Media Massa
bertambah
pengetahuannya
walaupun
tidak
Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best
teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan
persoalan yang dihadapi pada masa lalu.
kebenaran
pengetahuan,
manusia
telah
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.Wawancara dilakukan dengan bercakap-cakap
secara langsung (berhadapan muka) dengan responden atau tidak
berhadapan langsung dengan responden (misalnya melalui telepon).Angket
berupa formulir yang berisi pernyataan dan diajukan secara tertulis pada
sekumpulan orang untuk mendapatkan keterangan. Sedangkan kualitas
ASI Eksklusif
1
Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0
6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Menurut ahli
kesehatan, bayi pada usia tersebut sudah terpenuhi gizinya hanya dengan
ASI saja. Manfaat ASI eksklusif yaitu agar bayi kebal terhadap beragam
penyakit pada usia selanjutnya (Depkes, 2007).
Pendapat yang dikemukakan oleh Utami Roesli (2004), ASI
eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubuk susu, biscuit, bubur nasi dan tim.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini
mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan
makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan.
Setelah itu diberi makanan padat pendamping yang cukup dan sesuai.
sedangkanASI tetap diberikan sampai usia 2 tahun atau lebih
(Sripurwanti Hubertin, 2005).
Memberikan ASI secara eksklusif berarti keuntungan untuk
semua, bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan
lebih sehat dan menarik. Perusahaan, lingkungan dan masyarakat pun
lebih mudah mendapatkan keuntungan (Utami Roesli, 2005).
ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada
bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih, 1997). ASI merupakan
sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang sangat seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi karena ASI adalah
makanan bayi yang paling sempurna, baik secara kualitas maupun
kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 6 bulan
(Khairuniyah, 2004).
Menurut (Azrul Anwar, 2004), ASI eksklusif sangat penting
untuk meningkatkan SDM kita dimasa yang akan datang, terutama dari
segi kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial
kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrisi
yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan
kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan
otak bayi agar tmbuh optimal (Utami Roesli, 2004).
Berdasarkan hal tersebut diatas, WHO-UNICEF membuat
deklarasi yang dikenal dengan deklarasi innocent pada tahun1990.
Dimana dalam deklarasi ini bertujuan untuk melindungi,
mempromosikan dan memberi dukungan pada pemberian ASI. Deklarasi
yang juga ditandatangani Indonesia ini memuat hal hal berikut.
Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu
makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI
eksklusif dan semua bayi diberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai
berusia 4-6 bulan. Setelah itu bayi diberi makanan pendamping yang
benar dan tepat sehingga ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau
lebih. Pemberian makanan bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai
dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan
sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif.
Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat
kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi
resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha
pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu
lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker
payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu
yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena
ibu tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih
praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan
lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan
bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat
memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).
Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu
formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti
keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan,
penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif,
jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga
keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu
akan air. Hindmilk mengandung lemak empat sampai lima kali lebih
banyak dari foremilk (Olds et all, 2001; Roesli, 2004).
Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk
setiap waktu menyusui, dengan jumlah berkisar antara 450 1200 ml
dengan rerata antara 750 850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal
dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah
100 200 ml per hari. ( Hendarto dan Pringgadini, 2008 ).
4
5
1
Kondisi kesehatan
Model kontinum sehat-sakit (Neuman, 1991) dalam
(potter & perry, 2006) mendefinisikan sehat sebagai sebuah
keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai
dengan adaptasi seseorang terhadap berbagai perubahan yang ada
dilingkungan internal dan eksternalnya. Adaptasi penting
dilakukan untuk menghindari terjadinya perubahan dan
penurunan dibanding kondisi sebelumnya. Adaptasi terjadi untuk
mempertahankan kondisi fisik, emosional, intelektual, sosial,
perkembangan dan spiritual yang sehat (potter & perry, 2006).
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan perilaku paling sederhana dalam
urutan perilaku kognitif. Seseorang dapat mendapatkan
pengetahuan dari fakta atau informasi baru dan dapat di ingat
kembali. Selain itu pengetahuan juga diperoleh dari pengalaman
hidup yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam
mempelajari informasi yang penting (DeLaune & Ladner 2003;
Potter dan Perry, 2005).
Informasi maupun pengalaman yang didapat seseorang
terkait pemberian ASI eksklusif dapat mempengaruhi perilaku
orang tersebut dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini telah
dibuktikan oleh (Yuliandarin, 2010) dalam penelitiannya yaitu ibu
yang memiliki pengetahuan yang baik berpeluang 5,47 kali lebih
Persepsi
Persepsi negatif yang sering ditemukan pada ibu, menurut
(Siregar, 2005), yaitu sindroma ASI kurang. Pada kasus sindroma
ASI kurang ibu merasa ASI yang ia produksi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayinya. Ibu sering merasa payudara sudah
tidak memproduksi ASI karena ketegangannya berkurang. Hal ini
telah dibuktikan dalam penelitian (William Et Al, 2012) yang
menyebutkan ibu yang memiliki bayi berusia tiga sampai enam
bulan berhenti menyusui bayinya karena khawatir dengan
persediaan ASI yang ia miliki.
Salah satu penyebab munculnya persepsi negatif ini
karena bayi sering menangis saat minta disusui (Siregar, 2005).
Hal tersebut terjadi karena semakin bertambahnya usia bayi,
kebutuhan cairan bayi meningkat, sehingga bayi lebih sering
minta disusui, selain itu ASI cepat dicerna sehingga perut bayi
cepat menjadi kosong. Hal tersebut membuat ibu beranggapan
bayi perlu diberi minuman tambahan bahkan dikenalkan dengan
makanan padat (Siregar, 2005; William, dkk, 2012).
Faktor eksternal
Faktor eksternal yang berhubungan dengan pemberian ASI
eksklusif dibagi menjadi beberapa dimensi yang menjadi intitusi,
sosial, dan sosial demografi (William et al, 2012). Dimensi institusi
yaitu fasilitas kesehatan sosial yaitu, dukungan orang terdekat dan
promosi susu formula dan sosial demografi seperti pendidikan dan
1
pekerjaan.
Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan
kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama
dalam pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik
Status pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya
(Nursalam, 2001). Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat
mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam
memberikan ASI eksklusif. Pengetahuan responden yang bekerja
lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang
tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja
diluar rumah (sector formal) memiliki akses yang lebih baik
terhadap berbagai informasi tentang pemberian ASI eksklusif
(Depkes RI, 1999).
Seorang ibu yang bekerja akan mempunyai tambahan
pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
Apabila ia tidak bekerja maka tidak dapat memenuhi kebutuhan
pokok keluarganya, bekerja untuk perempuan seringkali bukan
pilihan akan tetapi karena pendapatan suami tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya (Novaria, 2000).
Menurut (Utami Roesli, 2005), bekerja bukan alasan
untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama
paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan,
meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang
benar tentang menyusui, adanya perlengkapan memerah ASI, dan
dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap
memberikan ASI secara eksklusif. Menurut hasil penelitian
(Andryani, 2005) diperoleh bahwa sebanyak 52,5 % ibu yang
bekerja mempunyai pengetahuan menyusui dengan baik dan
47,5% ibu bekerja memiliki pengetahuan kurang baik tentang ASI
eksklusif.
2.
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antaraTingkat Pendidikan dan Pengetahuan dengan
Pemberian ASI Ekslusif di Desa Balokang Kecamatan Banjar Kota Banjar Tahun
2015
H : Ada hubungan antaraTingkat Pendidikan dan Pengetahuan dengan
Pemberian ASI Ekslusif di Desa Balokang Kecamatan Banjar Kota Banjar Tahun
2015