Anda di halaman 1dari 69

TATA TULIS

PADA PENULISAN TUGAS AKHIR


DI JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

Pedoman tata cara penulisan

ilmiah yang dapat digunakan oleh


mahasiswa untuk membuat tulisan
ilmiah berdasarkan hasil kegiatan
tugas akhir.
Bab tentang tata tulis ini dibagi
menjadi beberapa sub-bab yang
akan dijelaskan kemudian.

Pada umumnya, setiap laporan ilmiah,

termasuk laporan tugas akhir, dibagi


menjadi beberapa bagian.
Setiap bagian mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, dan cara penulisannya
pun diatur menurut persyaratan
tertentu.

Bagian yang selalu ada pada setiap laporan


ilmiah adalah :
ringkasan,
pengantar,
daftar isi,
judul,
pendahuluan,
tubuh utama,
penutup dan
daftar pustaka.

Bagian yang tidak selalu ada dalam laporan

ilmiah antara lain adalah takarir (glossary),


ucapan terima kasih (acknowledgement).

Judul
Penentuan judul untuk tugas akhir mahasiswa mengacu
pada persyaratan sebagai berikut.
1. Harus sesuai dengan topik yang dibahas atau
isi tulisan secara keseluruhan.

2. Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda.


3. Harus jelas dan diusahakan sesingkat mungkin.
4. Ditulis dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris.

Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian atau bab pembuka

dari suatu laporan yang mencerminkan latar


belakang penulisan laporan ilmiah yang sedang
ditulis.
Bab pendahuluan memberikan orientasi kepada
pembaca pada subyek, maksud dan tujuan dari
penulisan dokumen ilmiah.
Oleh sebab itu bab pendahuluan memuat latar
belakang permasalahan, maksud dan atau tujuan
yang hendak dicapai, formulasi masalah yang akan
dipeeahkan serta gambaran umum hasil yang ingin
diperoleh.

TubuhUtama
Tubuh utama buku tugas akhir merupakan

bagian yang paling penting dan mencerminkan


apa yang dilakukan oleh penulis dalam
penelitiannya.
Tubuh utama memuat teori-teori yang
mendasari arah pengamatan, percobaan,
pendugaan dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan penelitian.
Tubuh utama juga memuat apa dan bagaimana
kegiatan penelitian dilakukan.

TubuhUtama
Tata urutan bab-bab dalam tubuh utama

laporan ilmiah bukan merupakan


ketentuan mati yang tidak bisa diubah,
tetapi dapat disesuaikan dengan
kebutuhan untuk mendapatkan kejelasan
laporan.
Berikut ini adalah beberapa contoh tata
urutan bab-bab dalam tubuh utama suatu
laporan ilmiah yang lazim dipakai.

TubuhUtama
1. Laporan tugas akhir berupa percobaan

terdiri dari :
dasar teori,
metodologi percobaan,
hasil pengamatan,
analisis data dan
pembahasan.

TubuhUtama
2. Laporan tugas akhir berupa kegiatan perancangan
terdiri dari :

konsep dasar perancangan,


data dasar perancangan,
program perancangan dan
hasil perancangan.

TubuhUtama
3. Laporan tugas akhir berupa kegiatan
yang bersifat analisis kemungkinan
hanya berisi:
formulasi masalah,
dasar teori untuk analisis,
model pendekatan dan
hasil analisis.

TubuhUtama
4. Laporan tugas akhir studi kelayakan
kemungkinan memuat :
konsep dasar,
studi tentang altematif solusi,
tinjauan ekonomis,
tinjauan dampak lingkungan,
tinjauan teknis,
dan lain-lain.

TubuhUtama
5. Laporan tugas akhir berupa studi
evaluasi kemungkinan akan memuat:
konsep dasar evaluasi,
kondisi obyek,
kriteria dan standar evaluasi,
langkah-langkah pengujian dan
hasil penilaian melalui uji-uji tertentu.

Penutup
Bagian penutup suatu laporan ilmiah dapat

berdiri sendiri di luar tubuh utama atau


sebagai bab terakhir.
Bagian penutup berisi temuan yang menjadi
maksud dan tujuan kegiatan penelitian.
Dengan demikian, bagian penutup dapat
berisi kesimpulan atau temuan dari suatu
kegiatan ilmiah.
Kesimpulan merupakan hasil inn dari topik
yang dibahas.

Abstrak
Abstrak suatu laporan ilmiah berisi latar

belakang, tujuan, cakupan, cara yang


digunakan dan hasil penelitian.
Abstrak tidak mencantumkan :
acuan,
nukilan,
bagian seperti bab,
ucapan terima kasih,
daftar dan diagram.

Abstrak
Pada umumnya penulisan abstrak dibatasi

oleh persyaratan mengenai jumlah kata.


Panjang abstrak laporan tugas akhir di
Jurusan Teknik Sipil ditetapkan maksimum
300 kata dan dapat ditulis dalam maksimum
3 paragraf.
Abstrak ditulis dalam spasi tunggal (1 spasi).
Pada akhir abstrak disajikan kata-kata kunci.

Ringkasan
Bagian tulisan yang tidak selalu dijumpai di

dalam laporan teknik adalah ringkasan dan


ikhtisar.
Isi suatu ringkasan dan ikhtisar sebenamya
sepadan atau setara.
Perbedaan yang ada terletak pada selera
orang, yaitu ada yang lebih menyukai
penggunaan istilah ringkasan dan ada yang
menyukai ikhtisar.

Ringkasan
Berbeda dengan abstrak, ringkasan atau ikhtisar

merupakan hasil pemadatan sebuah naskah.


Dengan demikian di dalamnya masih dapat
dikenali semua unsur dasar pembentuk laporan.
Pada hakikatnya, ada kesejajaran antara
ringkasan atau ikhtisar dan isi naskah secara
keseluruhan.
Oleh sebab itu membuat ringkasan atau ikhtisar
sangat mudahjika seluruh naskah telah selesai.

Ringkasan
Perbedaan yang lain antara abstrak dan

ringkasan atau ikhtisar adalah menyangkut


panjangnya tulisan.
Ringkasan atau ikhtisar pada umumnya lebih
panjang daripada abstrak.
Pada laporan baku, panjang penulisan
ringkasan atau ikhtisar sering mencapai
sekitar satu halaman atau bahkan lebih.

Pengantar
Pengantar berfungsi 'mengantarkan' laporan kepada

pembaca.
Pengantar terletak di bagian depan laporan.
Jika penulis laporan adalah orang lain, bukan
penulis atau penyusun sendiri, maka laporan tidak
memerlukan adanya pengantar.
Berbeda dengan pengantar, prakata ditulis oleh
penyusun naskah.
Prakata menampung semua ihwal yang tak
tertampung dalam pendahuluan.
Ucapan terima kasih biasanya disampaikan oleh
penyusun laporan di dalam prakata.

Daftar Isi dan Daftar Lain


Daftar isi diperlukan pada buku tugas akhir untuk

memudahkan mencari bagian atau bab tulisan dengan


segera.
Daftar isi memuat semua bab, pasal hingga ayat, sampai
pada tingkat sub-sub bab ketiga.
Apabila laporan mempunyai sejumlah lampiran, maka
daftar lampiran harus tertera di dalam daftar isi.
Walaupun bukan suatu keharusan, daftar lampiran yang
tercantum di dalam daftar isi akan sangat menolong
pembaca.
Pada laporan tugas akhir, daftar notasi harus dicantumkan
di dalam daftar isi, sedangkan daftar gambar, daftar tabel
dan yang sejenisnya boleh tidak ada.

Takarir (glossary)
Takarir adalah daftar istilah dengan definisi

secara singkat.
Takarir dapat membantu meningkatkan
pemahaman buku tugas akhir.
Istilah yang dipakai dalam buku tugas akhir
harus dipilih di antara sejumlah istilah yang
digunakan.
Pemilihan istilah didasarkan pada pertimbangan
bahwa tidak semua calon pembaca paham akan
makna istilah yang bersangkutan.

Daftar Acuan
Daftar acuan adalah daftar yang menunjukkan

acuan-acuan yang digunakan penulis untuk


menyusun laporan ilmiahnya.
Oleh sebab itu, pustaka yang ditulis dalam daftar
acuan harus pustaka yang benar-benar diacu saja.
Dengan kata lain, pustaka yang ditulis di dalam
naskah harus tercantum di dalam daftar acuan,
atau sebaliknya pustaka yang ditulis di dalam
daftar acuan harus pernah disebut di dalam
naskah.

Daftar Acuan
Pustaka yang dibaca untuk menambah

bekal wawasan dalam mendalami


masalah yang dikaji tidak harus
dicantumkan di dalam buku tugas akhir
asal tidak disebut di dalam naskah.
Kualitas sebuah buku tugas akhir tidak
ada korelasi dengan jumlah pustaka yang
digunakan sebagai acuan.

Susunan yang Disarankan


Tata cara penulisan suatu karya ilmiah pada

dasamya memiliki kebebasan tersendiri.


Namun demikian dalam menulis laporan
ilmiah teknik terdapat konsensus yang secara
luas telah digunakan.
Susunan bagian-bagian buku tugas akhir
yang menjadi konsensus pada Jurusan Teknik
Sipil FT UNS adalah sebagai berikut.

1. Lembar pengesahan
2. Abstrak
3. Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Notasi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar

8. Bab 1. Pendahuluan
9. Bab 2. Tubuhutama
10. Bab... Tubuhutama
11. Bab n. Tubuh utama
12. Babn+l.Penutup
13. Daftar Acuan
14. Lampiran

Susunan dan urutan bab-bab di dalam

tubuh utama dapat dikonsultasikan


dengan dosen pembimbing.
Namun demikian harus berisi:
tinjauan pustaka,
metode penelitian,
hasil penelitian dan
pembahasan.

Ejaan dan Tanda Baca


Penyampaian gagasan secara lisan atau tatap muka

lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada


penyampaian secara tertulis.
Dalam bahasa lisan, faktor gerak-gerik, mimik,
intonasi, irama, jeda, serta unsur-unsur non-bahasa
lainnya ikut memperlancar penyampaian gagasan.
Unsur-unsur non-bahasa tersebut tidak terdapat di
dalam bahasa tulis, sehingga terkadang menyulitkan
komunikasi dan memberikan peluang untuk terjadi
kesalah-pahaman.

Ejaan dan Tanda Baca


Oleh sebab itu, penggunaan ejaan dan

pungtuasi (pemotongan kata atau


kalimat dengan tanda baca) dapat
membantu, sampai batas-batas tertentu,
dalam menggantikan beberapa unsur
non-bahasa yang diperlukan untuk
memperjelas gagasan atau pesan.

Ejaan dan Tanda Baca


Penggunaan tanda baca pada buku tugas

akhir harus secara sungguh-sungguh


mendapat perhatian mahasiswa dan
pembimbing.
Acuan resmi yang digunakan dalam
penulisan buku tugas akhir Jurusan Teknik
Sipil adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan.

Pemakaian Huruf dan Penulisan Huruf

Mengacu pada buku :

Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia Yang Disempurnakan,
Bagian II tentang
"Penulisan Huruf.
a

Penulisan Kata
Mengacu pada buku :

Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia Yang Disempurnakan,
Bagian III tentang
"Penulisan Kata".
a

Penulisan Unsur Serapan


Mengacu pada buku :

Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia Yang Disempurnakan,
Bagian III tentang
"Penulisan Unsur Serapan".
a

Tanda Baca
Penggunaan tanda baca mengacu

pada buku :
Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan,
bagian III tentang "Tanda Baca".
w

Tanda Baca Pemula dan Pengakhir


Tanda baca pemula dan pengakhir

hanya ada empat macam, yaitu :


huruf besar,
titik,
tanda tanya dan
tanda seru.

a. Huruf besar
1. Huruf besar atau huruf kapital harus digunakan
pada awal sebuah kalimat.
2. Huruf besar digunakan untuk menulis nama diri
seperti Ahmad dan rakyat Indonesia.
3. Huruf besar dapat digunakan untuk awal kata yang
lazimnya ditulis dengan huruf biasa.
Misalnya, bila hendak memberi makna khusus
kepada kata 'bumi'; maka menuliskannya 'Bumi'.
Kata kimia, teknik sipil sebagai nama jenis jika
keduanya hendak diberi makna khusus ditulis
menjadi Kimia, Teknik Sipil; fakultas teknik menjadi
Fakultas Teknik, dst.

a. Huruf besar
4. Huruf pertama kata sapaan dalam tulisan ditulis
dengan huruf besar: Bapak, Saudara, Anda.
5. Huruf pertama gelar juga ditulis dengan huruf besar:
Dr. (doktor), M.Sc. (master of science), S.S. (sarjana
sastra); tetapi untuk kependekan profesi ditulis dengan
huruf kecil, misal: ir. (insinyur) dan dr. (dokter).
6. Huruf besar juga digunakan jika menulis kependekan
satuan seperti volt (V) dan newton (N), tetapi
kependekan seperti kilogram dan kilometer tidak boleh
ditulis dengan huruf besar (kg, km).

b. Titik (.)
1. Titik umumnya digunakan untuk menyatakan
selesainya sebuah kalimat.
Misalnya: Beban penggerak P dianggap bekerja
vertikal ke bawah, sedang balok AB terletak
mendatar.
2. Titik tidak perlu dicantumkan untuk judul
karangan, artikel dan sebagainya.
Misalnya: Sistem Informasi Pengadaan Tenaga
Listrik Bagi Daerah Sumatera Selatan dan Lampung.

b. Titik (.)
3. Titik digunakan di belakang singkatan yang terdiri
tiga huruf atau lebih. Sdr. (Saudara) dsb. (dan
sebagainya) daml. (di atas muka laut)
Pada singkatan yang terdiri dari dua huruf,
titik mengikuti kata yang disingkat.
y.l. (yang lalu) a.n. (atas nama)
4. Pada singkatan dengan huruf besar, tidak perlu
digunakan titik. misalnya : ITB DPR DPRD

b. Titik (.)
5. Titik tidak digunakan pada penulisan lambang kimia,
satuan ukuran, dan mata uang.
misalnya Fe (ferum), km (kilometer), Rp (rupiah)
6. Pada penulisan waktu, titik memisahkan jam dari
menit, juga menit dan detik.
Misalnya : 10.30 (pukul sepuluh lewat tiga puluh menit)
10.30.10 (pukul sepuluh lewat tiga puluh
menit sepuluh detik)

c. Tanda tanya (?)


1. Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat
tanya. Pernyataan : 'la meninggal kemarin'
Kalimat tanya : 'la meninggal kemarin?
2. Tanda tanya juga digunakan sebagai isyarat
kesangsian akan suatu ucapan, pernyataan,
atau keterangan.
Sarjana itu hidup antara 1724 (?) dan 1824.
Umur batuan itu berkisar antara Eosen Atas
(?) dan Miosen.

d. Tanda seru (!)


1. Tanda seru ditempatkan di belakang kalimat,
pernyataan, atau isyarat perintah.
Awas!
Berbahaya!
Jangan lupa membawa bekal!
2. Tanda seru digunakan jika ada pernyataan
yang dianggap janggal, tidak layak, atau
menyimpang dari kebenaran.
la selalu membanggakan diri sebagai
nasionalis (!), tetapi tindakannya sering
menyeleweng.
a

Tanda Baca Penting


Tanda baca penting dalam bahasa Indonesia

adalah :
koma,
koma berpasangan,
tanda hubung,
kurung,
kurung siku,
tanda petik atau tanda kutip,
titik tiga atau elipsis, dan
garis miring.

a. Koma (,)
1. Koma adalah tanda pemisah yang terdapat dalam
kalimat.
2. Koma digunakan untuk menghindari salah baca, jadi juga
untuk menghindari salah tangkap.
Pada kalimat panjang, koma memiliki tugas lain, yaitu
untuk mengatur pernapasan pada waktu pembacaan.
Hasil

analisis air Sungai Bengawan Solo


menunjukkan kadar best yang tinggi, sebesar 9
bagian perjuta.
Ordinat pada garis pengaruh ini disebut ordinat
pengaruh dan bidang yang dibatasi oleh garis
pengaruh, sumbu absis dan ordinat pertama serta
terakhir, disebut bidang pengaruh.

a. Koma (,)
3. Koma juga digunakan untuk maksud lain, di antaranya
yang lazim ialah pada angka persepuluhan, termasuk
bilangan uang; pada penulisan pustaka; pada alamat
yang semua unsurnya ditulis berturut-turut; pada
penulisan tanggal di belakang nama tempat.

Rp 30,50
Tisna Amidjaja, D.A., 1964
Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesa 10,
Bandung
Bandung, 10 Juli 1973

b. Koma berpasangan (,...,)


1. Koma berpasangan dianggap sebagai satu tanda.
2. Bagian kalimat yang terdapat di antara kedua koma
itu secara tata bahasa tidak merupakan sesuatu
yang mutlak harus ada, meskipun unsur itu dapat
mengubah maksud kalimat secara kesuluruhan.
Sesuai dengan rencana, berdasarkan hasil
esplorasi pada akhir 1972, Koba Tin dalam
tahun 1973 membangun tambang percobaan di
Nibung, Pulau Bangka.

c. Koma titik (;)

Koma titik, atau disebut juga titik koma,


digunakan jika dua unsur atau lebih dalam
kalimat yang sebenarnya berdiri sendiri,
dipersatukan dalam satu kalimat.
Selama tahun 1976, dalam bidang
pertambangan umum tercatat sebanyak
285 kecelakaan; ringan, 202; berat, 62
kali; dan yang hingga menimbulkan
kematian, 21 kali.

d. Titik dua (:)

1. Titik dua digunakan dalam kalimat yang


terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama adalah bagian yang pokok,
dan bagian kedua di belakang titik dua
memberikan penjelasan.
Semua peserta ujian diharuskan membawa
surat keterangan berikut: salinan ijazah,
keterangan kesehatan, dan keterangan
kelakuan baik.

d. Titik dua (:)

2. Tanda titik dua juga dimanfaatkan untuk tujuan


lain, misalnya penulisan nisbah atau perbandingan
pada peta; menimjukkan surat dan ayat dalam kitab
suci; penulisan pustaka yang dipakai orang pada
suatu karangan.
Peta topografi skala 1: 50.000

Al Qur'an 3 : 200
Cullingworth, J.B., 1970: Regional and Urban
Studies, London, Alien & Unwin.

e. Garis pisah tunggal ()


1. Garis pisah tunggal digunakan dalam hal
kebalikan dengan titik dua.
Bagian kalimat di depan garis pisah dapat
lebih mem-perjelas bagian kalimat yang ada
di belakangnya.
Ahmad, Mohammad, dan Mahmud
tiga orang mahasiswa tingkat satu
yang menjuarai perlombaan karangmengarang.

e. Garis pisah tunggal ()


2. Tanda garis pisah tunggal digunakan juga
di antara bilangan atau waktu; dalam hal ini
yang dimaksudkan adalah 'sampai pada'.
Jika ditempatkan di antara dua nama kota
atau tempat, yang dimaksud ialah 'ke' atau
'sampai'.
19961974
Bandung Jakarta

f. Garis pisah berpasangan (... )


Garis pisah berpasangan dipakai jika kita menyisipkan ke
dalam kalimat sebuah unsur kalimat yang mungkin
berlainan sama sekali.
Pertambahan penduduk Jakarta yang luar biasa cepatnya
dalam tahun 1930, 533000 jiwa; 1961, 2971100 jiwa; 1971,
4676000 jiwa; 1986, 8776800 jiwa menimbulkan
berbagai masalah sosial yang pemecahannya memerlukan
studi mendalam.
Populasi apa pun dalam suatu daerah binatang
mengerat, nyamuk, atau manusia adalah hasil tiga
faktor: kelahiran, kematian, dan perpindahan.

f. Garis pisah berpasangan (... )


Garis pisah berpasangan dipakai jika kita menyisipkan ke
dalam kalimat sebuah unsur kalimat yang mungkin
berlainan sama sekali.
Pertambahan penduduk Jakarta yang luar biasa cepatnya
dalam tahun 1930, 533.000 jiwa; 1961, 2.971.100 jiwa; 1971,
4.676.000 jiwa; 1986, 8.776.800 jiwa menimbulkan
berbagai masalah sosial yang pemecahannya memerlukan
studi mendalam.
Populasi apa pun dalam suatu daerah binatang
mengerat, nyamuk, atau manusia adalah hasil tiga
faktor: kelahiran, kematian, dan perpindahan.

g. Tanda hubung (-)

1. Tanda hubung digunakan untuk


menyambung suku kata yang terpisah
karena pergantian baris.
a

Pasir besi ini mengandung kadar besi tinggi


(59 persen), dapat diperoleh dengan cara
penggilingan dan merupakan bahan yang baik untuk dijadikan gentel besi.

g. Tanda hubung (-)


2. Tanda hubung digunakan untuk
menyambung kata ulang, dan pada kata
tertentu untuk menghindari salah tafsir.
Berulang-ulang Sudut geser-dalam
a

3. Tanda hubung juga digunakan untuk


menuliskan tanggal, jika yang dipakai
bukan nama bulan.
11-12-1974

h. Kurung ( )

1. Kurung digunakan untuk menempatkan unsur kalimat yang secara tata


bahasa tidak merupakan bagian dari
kalimat.
Analisis kimia terhadap air sungai itu
menunjukkan (lihat Lampiran A) bahwa
kadar besi air buangan pabrik itu terlalu
tinggi.

h. Kurung ( )
2. Tanda kurung juga dipakai jika ingin menarik
perhatian pembaca, hendak memberi tekanan
khusus, meragukan suatu pernyataan atau mungkin
bahkan tidak mempercayainya, atau ingin agar
pembaca bersikap kritis. Dalam hal yang terakhir ini,
unsur yang disisipkan itu bertanda-tanya atau
bertanda-seru.
la pada dasarnya memang kalah (bukan
mengalah!), dan melihat semua kejadian itu
terpaksa diam saja,
la tidak mau berbuat apa-apa (atau memang tidak
bisa?), dan bahkan meninggalkan tempat itu tidak
lama kemudian.

i. Kurung siku [ ]
1. Kurungsiku jarang digunakan. Kurungsiku hanya
digunakan sesekali, yaitu jika hendak menempatkan
keterangan tambahan pada keterangan yang ada di
antara kurung.

Kadar klorida berkisar antara 145370 ppm, meskipun


ada pula beberapa yang menyimpang (lihat Tabel 3 [lit. 4
dan 7]).

2. Tanda kurung siku lebih banyak dijumpai dalam


matematika. Tetapi ketentuan dalam bidang
matematika berbeda, yaitu kurung siku ada di luar
kurung biasa

i. Kurung siku [ ]

3. Tanda kurung siku juga digunakan


jika menyisipkan suatu unsur pada
kutipan yang naskah aslinya tidak ada.
Menurut Roehjati [Joedodibroto] dan
Alaudin (1966)...
Data lebih banyak lagi diperlukan untuk
menyelesaikan [masalah] kependudukan

j. Tanda petik atau tanda kutip ("...")


1. Tanda petik atau tanda kutip cukup banyak digunakan

dalam naskah. Tanda tersebut digunakan jika ingin


menyisipkan dalam naskah kutipan langsung yang berasal
dari tulisan dalam buku, majalah atau lainnya.
Tanda ini juga dipakai untuk menyajikan ucapan seseorang.
Weiskopf(1975) dalam tulisannya mengemukakan
"...specialization has made a rational method a profession
and not an avocation ..."
"Aku, yakin akan kebenaran data yang telah dikumpulkan",
kata AH.

2. Tanda petik juga dipakai jika hendak memberi arti


khusus kepada suatu kata atau ungkapan.
Ada pula beban yang lebih berat, yang disebabkan oleh berbagai
jenis pajak liar, komisi, "ongkos administrasi", dan lain sebagainya.

j. Tanda petik atau tanda kutip ("...")


3. Judul buku, nama majalah atau harian kerapkali
ditempatkan di antara tanda kutip.
John Kenneth Gailbraith dalam bukunya "The Effluent
Society" mengemukakan bahwa Marx sedikit-banyak menang
terhadap musuhnya yang terkutuk, yaitu kaum kapitalis.
la penyumbang tetap majalah "Tempo" dan sesekali menulis
dalam harian "Kompas".

4. Tanda petik dapat pula ditulis ('. . .'). Ini terutama


terjadi jika dalam kutipan terdapat kutipan yang
lain.
Kata Ahmad, "Saya benar-benar heran mendengar ucapan
'bangsat' dari mulutnya".

j. Tanda petik atau tanda kutip ("...")


5. Dewasa ini ada kecenderungan orang lebih banyak
menggunakan tandapetik ('. . .') sebagai pengganti
tanda petik yang lazim ("...").
Ini temtama dijumpai pada kutipan, pada kata atau
ungkapan yang diberi tekanan khusus, dan nama
atau judul terbitan.
Ada anggapan bahwa tanda petik ini tidak terlalu
'ramai' atau terlalu 'padat'.
6. Tanda petik biasanya digunakan sebagai ragam lain
garis bawah.

k. Titik tiga atau elipsis (...)

Titik tiga atau elipsis dipakai pada


kutipan yang menggunakan hanya
sebagian dari keterangan atau
pernyataan aslinya.
R.J, Anderson (1966) menyatakan bahwa "... it
would be very costly and probably hazardous to
attempt the construction of a major reservoir
project, because of recent fault activity and the
probability of continued earth movement."

l. Garis miring (/)

1. Garis miring sering digunakan sebagai


pengganti 'dan', 'atau', 'juga', 'setiap'
atau 'per'.
Hasil pengamatan/penelitian merupakan
bahan yang berharga. Pendaftaran harus
disertai bukti dan/atau keterangan yang
lain. km/jam

l. Garis miring (/)


2. Tanda garis miring dalam sebuah uraian dapat
menimbulkan keragu-raguan, selain kurang sedap
dipandang.
Penggunaan tanda ini menyiratkan seakan-akan penulis
tidak atau belum yakin akan pilihan yang digunakan.
Maka dari itu, dalam perkara yang mengharuskan
ketelitian, tanda ini sebaiknya jangan dipakai atau
penggunaannya dibatasi.
Pada contoh yang menyangkut pendaftaran di atas
(nomor 1) sebaiknya dituliskan:
Pendaftaran harus disertai bukti atau
keterangan lain.

l. Garis miring (/)


3. Pada tabel, umumnya dianggap lebih cocok jika
digunakan cara yang singkat. Jika yang harus dicantumkan lebih dari satu komponen atau parameter, cara
penulisannya dapat dipersingkat.
Misalnya, 'meter' karena alasan pendek dapat juga
ditulis lengkap. 'liter setiap detik' dapat ditulis
'lilter/detik' atau l/dt'
'liter per detik per hektar' ditulis 'liter/detik/hektar
atau l/dt/ha'.
4. Tanda garis miring juga banyak digunakan dalam
ketatausahaan di Indonesia. Misalnya pada nomor surat
dan surat ketetapan ditemukan penulisan berikut:
No. B-143/Pres/10/1970 4872/BA8/00

BERSAMBUNG

Anda mungkin juga menyukai