Anda di halaman 1dari 1

Rahayu

Bagaimana toleransi beragama yang benar menurut islam dan contohnya


Toleransi beragama yang benar menurut islam ialah adanya pengakuan kita sebagai muslim
terhadap adanya agama lain selain islam dengan segala bentuk system dan tata cara peribadatan masingmasing, tetapi tidak mengakui kebenaran dari agama itu.
Dalam hubungannya dengan orang-orang yang tidak seagama, islam mengajarkan agar umat
islam berbuat baik dan bertindak adil, selama mereka tidak berbuat aniaya terhadap kita. Kita tidak
memaksakan islam kepada mereka begitu juga sebaliknya.
Ajaran Islam tentang toleransi beragama atau hubungan antar ummat beragama ini meliputi lima
ketentuan, yakni :
Pertama, tidak ada paksaan dalam agama, "Tidak ada paksaan dalam agama(karena)
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah." (Q.S. Al-Baqarah : 256).
Kedua, mengakui eksistensi agama lain serta menjamin adanya kebebasan beragama,
sebagaimana digariskan dalam Q.S. Al-Kafirun : Katakanlah : "Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan
menyembah apa yang kalian sembah dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalian agama kalian dan untukku agamaku." (Q.S.
Al-Kafirun 1-6).
Ketiga, tidak boleh mencela atau memaki sesembahan mereka (Q.S. Al-An'am : 108).
Keempat, tetap berbuat baik dan berlaku adil selama mereka tidak memusuhi (Q.S. AlMumtahanah 8-9; Q.S. Fushshilat : 34).
Kelima, memberi perlindungan atau jaminan keselamatan. Pesan Nabi Muhammad SAW,
"Barangsiapa menyakiti orang dzimmi berarti ia menyakiti diriku!"
Dari ayat-ayat di atas, jelaslah bahwa toleransi yang diajarkan Islam bukanlah toleransi yang
pasif -- yang sekedar "menenggang, lapang dada dan hidup berdampingan secara damai" -- tapi lebih luas
lagi; bersifat aktif dan positif, yakni untuk berbuat baik dan berlaku adil.

Anda mungkin juga menyukai