Anda di halaman 1dari 12

Manajemen Stratejik

Kelompok 1

Evaluasi Sistem Pengukuran Kinerja Karyawan


dan Kinerja Proyek

Target yang diberikan oleh direksi sebelumnya adalah mendapatkan


profit margin sebesar tertentu untuk setiap proyek. Tidak ada indikator
lain yang digunakan untuk menilai keberhasilan proyek. Setelah di
evaluasi seharusnya selain melihat profit margin, perusahaan juga
melihat waktu penyelesaian pekerjaan proyek. Dengan keberhasilan
menyelesaikan proyek tepat waktu, perusahaan dapat memuaskan klien
sehingga diharapkan klien tersebut memakai jasa perusahaan kembali
dalam mengerjakan proyek sejenis maupun proyekproyeknya yang lain.

Evaluasi Sistem Pengendalian

Analisis terhadap sistem pengendalian yang diterapkan di perusahaan


ini menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Simons, yakni empat
perangkat pengendalian (levers of control) yang terdiri dari; belief
systems, boundary systems, diagnostic control systems, dan interactive
control systems.

Belief System

Belief systems adalah nilai inti perusahaan yang merupakan kepercayaan


individu yang kuat, berasal dari pendiri atau CEO perusahaan. Nilai-nilai ini
tercermin dalam tingkah laku sehari-hari dari para karyawan.:

Belief systems perusahaan secara eksplisit tercermin dalam visi dan misi
perusahaan. Visi PTSI adalah Menjadi mitra terdepan dalam bidang survey,
inspeksi, konsultasi, dan jasa terkait dengan mengembangkan kompetensi
tinggi untuk berkiprah di pasar global.
Karena perubahan peraturan pemerintah maka misi perusahaan berubah
menjadi:

Memberikan nilai tambah terbaik bagi stakeholders dengan menyediakan


solusi secara total, layanan yang khas dan berstandar internasional serta
berbasis integritas, inovasi, dan teknologi agar tercipta loyalitas pelanggan.

Menciptakan iklim kerja yang mampu mendorong peningkatan kompetensi,


profesionalisme, inovasi, pengembangan karir, dan kesejahteraan pegawai.

Visi dan misi perusahaan merupakan nilai inti serta panduan untuk
mencapai tujuan perusahaan sehingga harus diketahui dengan baik oleh
seluruh bagian dalam perusahaan. Visi dan misi ini harus
disosialisasikan secara kontinyu agar seluruh bagian perusahaan
mempunyai panduan yang sama dalam mencapai tujuan perusahaan
melalui strategi bisnisnya.

Evaluasi terhadap pelaksanaan belief systems menunjukkan bahwa


seharusnya SBU IPE mengkomunikasikan nilai-nilai inti perusahaan
kepada semua karyawannya. Sosialisasi ini seharusnya dikomunikasikan
baik kepada karyawan tetap, karyawan kontrak maupun karyawan
lapangan. Kondisi yang terjadi saat ini, karyawan kontrak yang sedang
mengerjakan suatu proyek yang pada umumnya hanya bekerja selama
beberapa bulan, tidak mendapat sosialisasi mengenai nilai-nilai inti
perusahaan. Hal ini bisa mengakibatkan karyawan tersebut dapat
berperilaku di luar budaya dan nilai inti yang ada di perusahaan. Apabila
hal ini terjadi maka bisa merugikan nama baik perusahaan karena
kepercayaan klien terhadap perusahaan bisa menurun.

Boundary System

Batasan ruang lingkup usaha yang tercantum di Surat Ijin Usaha


Perusahaan (SIUP) menjadi boundary systems yang berlaku untuk
perusahaan. Seluruh aktivitas dan pengembangan jasa yang diberikan
harus sesuai seperti tertera di Surat Ijin Usaha Perusahaan tersebut.

kondisi
sebelumnya pada beberapa tender yang diikuti, terutama
tender-tender dari pemerintah target profit marjin tertentu tersebut
tidak bisa dipenuhi. Namun demikian, tender tetap diikuti dengan alasan
prestise yang di dapat apabila bisa melakukan pekerjaan di
pemerintahan. Dari kondisi di atas, sebaiknya apabila memang ingin
mencapai tujuan perusahaan tender-tender di pemerintahan tetap harus
diusahakan semaksimal mungkin mendapatkan profit margin minimal
seperti yang tertuang pada boundary control systems, dikarenakan
masih ada kemungkinan tender dimenangkan walaupun harga
penawaran bukan paling rendah. Hal ini dapat terjadi apabila evaluasi
tender lebih mementingkan nilai evaluasi teknis dibandingkan nilai
evaluasi harga.

Diagnostic Control System

Diagnostic control systems yang dimiliki perusahaan sebelumnya sudah


cukup dapat mengakomodir kebutuhan perusahaan untuk memonitor
hasil aktual dengan perencanaan yang ada. Namun demikian, seperti
diketahui bahwa saat ini perusahaan hanya menjadikan indikator
keuangan (profit margin) yang diperoleh dari suatu proyek saja dalam
pengukuran kinerja dan sistem insentif bagi karyawan. Perusahaan
kurang memperhatikan faktor krusial lain. Faktor non keuangan yang
perlu diperhatikan perusahaan adalah tingkat kreatifitas dan
pembelajaran karyawan serta tingkat kepuasan pengguna jasa. Faktorfaktor inilah yang sebenarnya dapat turut mempengaruhi kelangsungan
profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.

Interactive Control System

Interactive control system dimulai dengan mengukur risiko strategi


perusahaan. Risiko stratejik (strategic uncertanity) meliputi kejadian
yang tidak terduga yang secara signifikan mempengaruhi kemampuan
manajer mengimplementasikan strategi bisnis atau strategi bersaing
yang dimaksud. Risiko stratejik mempengaruhi kecukupan dari sistem
pengendalian dalam implementasi strategi bisnis tersebut.

Oleh karena itu, interactive control system bertujuan untuk


memfokuskan perhatian perusahaan terhadap strategic uncertainty dan
mendorong munculnya inisiatif dan strategi baru. Perusahaan bisa
mengelola sumber ketidakpastian
stratejik (strategic uncertainty)
tersebut.

Interactive Control System

Interactive control system dimulai dengan mengukur risiko strategi


perusahaan. Risiko stratejik (strategic uncertanity) meliputi kejadian
yang tidak terduga yang secara signifikan mempengaruhi kemampuan
manajer mengimplementasikan strategi bisnis atau strategi bersaing
yang dimaksud. Risiko stratejik mempengaruhi kecukupan dari sistem
pengendalian dalam implementasi strategi bisnis tersebut.

Oleh karena itu, interactive control system bertujuan untuk


memfokuskan perhatian perusahaan terhadap strategic uncertainty dan
mendorong munculnya inisiatif dan strategi baru. Perusahaan bisa
mengelola sumber ketidakpastian
stratejik (strategic uncertainty)
tersebut.

Evaluasi Sistem Pengendalian Merchant

Evaluasi Sistem Pengendalian Merchant

Batasan Perilaku (Behavioral Constraint)

A. Batasan Fisik (Physical Constraint)


B. Batasan administrasi
Tinjauan Pra-Tindakan (Pre-Action Review)
Pertanggungjawaban Tindakan (Action Accountability)
A. Membuat laporan mingguan oleh manajer proyek tentang
perkembangan proyeknya kepada kepala SBU
B. Membuat laporan bulanan tentang laporan keuangan (neraca proyek)
oleh manajer proyek kepada kepala SBU dan manajer dukungan usaha.

Pengulangan (Redudancy)

Kebijakan lain yang dimiliki perusahaan untuk memonitor tindakan


karyawan adalah mengharuskan bahwa setiap pekerjaan tidak boleh
tergantung kepada satu karyawan tertentu saja. Harus ada rekan kerja
atau karyawan lain yang mengerti dan mampu menjalankan pekerjaan
tersebut apabila ada karyawan yang berhalangan kerja atau berhenti
kerja. Hal ini juga dilakukan agar ada kontrol terhadap semua pekerjaan
yang dilakukan para karyawan agar tetap sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.

Penutup

Kesimpulan

Saran

Anda mungkin juga menyukai