Anda di halaman 1dari 33

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II

DISUSUN OLEH
TIM KIMIA DASAR

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016

KATA PENGANTAR

Kimia Dasar sebagai ilmu dasar telah menjadi tuntutan dalam banyak jurusan di perguruan
tinggi, karena ilmu ini akan menunjang ilmu-ilmu lain yang akan diikuti mahasiswa pada
semester berikutnya. Ilmu kimia pada hakekatnya adalah ilmu yang bersifat eksperimental, maka
percobaan adalah salah satu langkah penting dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan
kimia. Buku penuntun Praktikum Kimia Dasar ini disusun untuk memenuhi harapan tersebut.
Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa harus memahami tujuan kerja pada setiap
percobaan, karena dengan telah melakukan praktikum akan dapat lebih memahami teori yang
telah dipelajari sebelumnya.
Dalam buku penuntun praktikum ini telah diberikan beberapa aturan yang harus di taati
oleh mahasiswa yang akan mengikuti Praktikum Kimia Dasar, hal ini bertujuan agar pratikum
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat dalam menjalankan pratikum di Laboratorium
Kimia Dasar sehingga apa-apa yang ditargetkan pada materi kuliah ini dapat tercapai. Terima
kasih.
Pekanbaru, Februari 2016
Ka. Lab Kimia Dasar
FMIPA UNRI

Ds. Akmal Mukhtar, SU

TATA TERTIB LABORATORIUM


A. UMUM
1. Praktikum dimulai pada jadwal yang telah ditetapkan. Praktikan yang datang terlambat tidak
dibenarkan mengikuti praktikum kecuali ada alasan sah yang dapat dipertimbangkan.
2. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus memberi tahu secara tertulis kepada
Dosen atau Asisten pembimbing atau kepada Kepala lab.
3. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum tiga kali berturut-turut tanpa alasan sah tidak
dibenarkan mengikuti praktikum selanjutnya (dinyatakan gagal) dan harus mengulangi pada
tahun berikutnya.
4. Selama kegiatan praktikum, praktikan harus memakai jas praktikum berwarna putih.
5. Selama kegiatan praktikum berlangsung, praktikan harus bersikap sopan, tidak dibenarkan
merokok, memakai sandal, atau melakukan kegiatan lain yang dapat mengganggu kelancaran
jalannya praktikum.
6. Praktikum yang sudah menyelesaikan tugas praktikumnya hanya dibenarkan meninggalkan
ruangan praktikum (pulang) jika telah diizinkan oleh dosen/asisten pembimbing.
B. KHUSUS
1. Setiap praktikan harus memiliki penuntun praktikum (dapat dihubungi laboran).
2. Sebelum melakukan praktikum pelajarilah terlebih dahulu penuntun praktikum yang
berhubungan dengan objek percobaan yang akan anda lakukan.
3. Laporan lengkap praktikum dikerjakan pada blanko laporan yang telah disediakan labor
(dapat dihubungi laboran).
4. Praktikum hanya dibenarkan melanjutkan praktikum berikutnya setelah menyerahkan laporan
lengkapnya dari minggu sebelumnya.
C. LAIN-LAIN

1. Praktikan yang merusak atau memecahkan alat-alat laboratorium diwajibkan mengganti


dengan alat yang sama, sebelum ujian praktikum dilaksanakan.
2. Praktikan hanya dibenarkan mengikuti ujian praktikum setelah seluruh sangkut paut dengan
laboratorium diselesaikan.
3. Praktikan harus berhati-hati pada waktu melakukan pemanasan, mengambil, menuangkan
zat-zat berbahaya dan beracun. Untuk ini minta petunjuk kepada dosen atau asisten
pembimbing.
4. Pada waktu pemanasan tabung reaksi, mulut tabung jangan dihadapkan pada diri atau kepada
teman anda. Bila reaksi mungkin memercik atau reaksinya sangat keras, lebih baik lakukan
di lemari asam dengan mulut tabung reaksi dihadapkan kepada dinding lemari.
5. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur lebih lanjut oleh kepala lab
dalam bentuk pengumuman tersendiri.

DAFTAR ISI
Halaman :
KATA PENGANTAR............................................................................................

TATA TERTIB LABORATORIUM.......................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

PERCOBAAN I

Reaksi Oksidasi Reduksi......................................................

PERCOBAAN II

Termokimia..........................................................................

PERCOBAAN III

Reaksi Dapat Balik.............................................................. 12

PERCOBAAN VI

Reaksi Senyawa Organik..................................................... 14

PERCOBAAN V

Unsur-Unsur Golongan II-B................................................

17
PERCOBAAN VI

Sistem Koloid....................................................................... 19

PERCOBAAN VII Kesetimbangan Kimia.......................................................... 22


PERCOBAAN VIII Kinetika Kimia..................................................................... 25
PERCOBAAN IX

Elektrolisa........................................................................... 27

PERCOBAAN X

Elektrolit.............................................................................. 30

PERCOBAAN I
REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
Tujuan Percobaan
Memperkenalkan beberapa reaksi redoks dan menentukan zat yang bertindak sebagai
oksidator dan reduktor.
Teori
Reaksi oksidasi reduksi ( Redoks) adalah reaksi pengikatan dan pelepasan elektron.
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron sedangkan reaksi reduksi adalah penerimaan /
penyerapan elektron oleh suatu zat kimia. Pelepasan dan penerimaan elektron terjadi secara
simultan artinya jika suatu senyawa kimia melepaskan elektron berarti ada senyawa kimia lain
yang menerima elektron. Reaksi redoks ditandai dengan perubahan bilangan oksidasi pada saat
pereaksi berubah menjadi hasil reaksi atau pada oksidasi terjadi penambahan bilangan oksidasi
sedangkan pada reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi.
oksidasi
Cl (aq)

MnO2 (s)

Cl2 (g)

2+

Mn (aq)

(suasana asam)

reduksi
2 Cl (aq) + MnO2
(s)

+4

(aq)

1. Reaksi Redoks Pada Senyawa Organik


Reagen kimia :

Alkohol 50%

Cl2

(g)

2+

Mn (aq)

2 H 2O

H2SO4 pekat

Larutan K2Cr2O7 0,1M

Peralatan :

Tabung reaksi

Gelas ukur

Gabus

Lampu spritus

Kawat kasa, kaki tiga

Beaker gelas

Cara kerja

Kedalam tabung reaksi masukkan 1 ml K2Cr2O7

Kemudian secara perlahan-lahan masukkan 0,5 ml H2SO4 pekat.

Selanjutnya tabung reaksi dimasukan ke dalam beaker yang telah berisi air
dan Dibiarkan beberapa menit.

Setelah dingin tambahkan perlahan-lahan alkohol

Amati warna yang terbentuk dan bau yang terjadi, dan bandingkan dengan
alkohol.

2. Hidrogen Peroksida Sebagai Oksidator dan Reduktor


Bahan-bahan yang digunakan :

Larutan CrCl3 0,1 M

Larutan NaOH 1 M

Larutan H2O2 3%

Larutan KMnO4 0,05 M

Larutan H2SO4 2 M

Alat-alat yang digunakan :

Tabung reaksi beserta rak

Gelas ukur

bau

Pipet tetes

Cara kerja

Ambil dua tabung reaksi ( A dan B)

Masukkan kedalam tabung reaksi A

larutan CrCl3 sebanyak 1 ml dan kemudian

tambahkan 1 ml larutan NaOH, selanjutnya tambahkan 2 ml larutan H2O2, amati


perubahan yang terjadi.

Masukkan kedalam tabung reaksi B larutan KMnO 4 sebanyak 1 ml dan kemudian


tambahkan 1 ml larutan H2SO4. Selanjutnya kedalam tabung ini tambahkan 2 ml larutan
H2O2, amati perubahan yang terjadi.

PERCOBAAN II
TERMOKIMIA
Tujuan Percobaan
Mencari panas netralisasi pada reaksi 1 mol HCl dengan 1 mol NaOH
dengan alat sederhana.
Teori
Termodinamika adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perubahan
energi secara kimia atau fisis. Dalam percobaan ini, kita akan menyelidiki
perubahan energi dalam bentuk kalor, yang mengiringi reaksi kimia
(termokimia).
Menurut hukum termodinamika, perubahan energi yang menyertai
perubahan wujud dinyatakan dalam rumus:
E = Q W
dimana

Q = kalor yang diserap oleh sistem


W = kerja yang dilakukan oleh sistem

Kebanyakan reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap. Kerja


dirumuskan dengan dengan persamaan: W = P V, dimana P = tekanan gas
dan V = perubahan volume untuk sistem gas.
Oleh karenanya pada tekanan tetap E = Q P V
Bila V = 0 maka E = Q. Kuantitas kalor yang diserap pada tekanan
tetap disebut entalpi (H), untuk reaksi kimia H adalah kalor reaksi.
H suatu reaksi kimia dapat ditetapkan dengan mengukur perubahan
suhu yang mengiringi reaksi sejumlah reagen tertentu, lalu dikoreksi dengan
kalor yang diserap oleh kalorimeter (tetapan Kalorimeter).

NaOH(aq)

+ HCl(aq)

NaCl(aq)

+ H+

H2O

H2O

H =

Atau
OH-

H =

1. Menentukan Harga Air Gelas Kimia


Alat-alat yang digunakan:

Gelas kimia 150 ml dan 250 ml

Gelas ukur

Batang pengaduk

Thermometer
Bahan-bahan yang digunakan :

Air suling

Serbuk gergaji
Cara kerja :
1. Ukur 40 mL air suling dengan gelas ukur.
2. Tuangkan ke dalam Kalorimeter.
3. Tutuplah kalorimeter yang telah dilengkapi dengan termometer dan
alat pengaduk, catat suhu (Td).
4. Ukur lagi 40 mL air suling degan gelas ukur.
5. Tuangkan ke dalam gelas piala kering dan panaskan air ini sampai 60 o
70oC.
6. Ukur suhu air panas dengan tepat (Tp) dengan termometer yang sama.
7. Dengan hati-hati dan cepat pindahkan cairan (6) ke kalorimeter (3),
dan tutup kembali. Cata suhu setiap 15 detik sambil mengaduk
campuran.
8. Suhu larutan akan segera mencapai maksimum, lalu perlahan-lahan
turun. Bila mulai turun, catatlah suhu setiap 1 menit sampai tidak ada
lagi perubahan suhu.
9. Tentukanlah tetapan kalorimeternya.

Dengan menganggap bobot 40 mL air suling adalah 40 g dan kalor jenis


air adalah 4,184 J/goC, maka tetapan kalorimeter dapat dihitung dari
persamaan:
C Mp (Tp - Tm) = c Md (Tm Td) + W (Tm Td)
Dimana

= kalor jenis air, 4,184 J/goC

Mp

= bobot air panas

Md

= bobot air dingin

Tp

= suhu air panas sebelum bercampur

Td

= sebelum bercampur

Tm

= suhu campuran

= tetapan kalorimeter, J/oC

2. Menentukan Panas Netralisasi


Alat alat yang digunakan :

Gelas kimia 150 dan 250 ml

Gelas ukur

Batang pengaduk

Thermometer
Bahan-bahan yang digunakan :

Larutan asam klorida, HCl 1M

Larutan natrium hidroksida, NaOH 1M


Cara kerja :
1. Keringkan kalorimeter dengan seksama.
2. Ukurlah 40 mL larutan NaOH 1 M masukkan ke dalam kalorimeter.
3. Ukurlah 40 mL larutan HCl 1 M ke dalam gelas piala 150 mL dan
letakkan di dekat kalorimeter.
4. Ukurlah suhu larutan asam tersebut. Bilas termometer, keringkan dan
kembalikan ke dalam kalorimeter.

5. Ukurlah suhu larutan basa. Suhu kedua larutan tidak boleh berselisih
lebih dari 0,5oC. Bila tidak sama, sesuaikan suhu larutan asam dengan
cara

menghangatkan

gelas

piala

dengan

telapak

tangan

atau

merendamnya dengan air dingin.


6. Bila suhu sudah sama masukkan larutan asam cepat-cepat ke dalam
kalorimeter, aduk dan catat suhu maksimum, seperti pada prosedur
(1).
7. Tentukanlah H netralisasi reaksi HCl dan NaOH di atas.
Kalor netralisasi diperoleh dari:
Q = c M (Tf Ti) + W ( Tf Ti)
Q = (4,184 J/goC (80 g) (Tf Ti) + W (Tf Ti)
Dimana Tf

= suhu campuran

Ti

= suhu pereaksi sebelum dicampur

= kalor yang diserap oleh sekeliling

H dinyatakan dalam J/mol, karena tekanannya tetap maka H dicari


dengan mebagi Q oleh jumlah mol yang bereaksi (0,0401 x 1,0 mol/L) =
0,040 mol
Hreaksi

=-Q

sekeliling

0,040

PERCOBAAN III
REAKSI DAPAT BALIK
Tujuan Percobaan
Menunjukkan Reaksi-reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah.
Teori
Reaksi dapat balik adalah perubahan kimia yang dapat berlangsung dalam dua arah. Dengan
menambahkan pereaksi tertentu maka suatu senyawa dapat berubah menjadi senyawa lain, dan
dapat lagi dikembalikan menjadi zat semula. Hal ini disebabkan karena terjadi suatu
kesetimbangan reaksi. Kesetimbangan reaksi dapat dipengaruhi oleh temperatur, ion sejenis,
kosentrasi dan penambahan garam
1. Perubahan K2CrO4 menjadi K2Cr2O7 dan kembali menjadi K2Cr2O4
Bahan-bahan yang digunakan :

Larutan K2Cr2O4 0,5 M

Larutan H2SO4 2 M.

Larutan KOH 3 M.

Alat-alat yang digunakan

Tabung reaksi

Gelas ukur.

Pipet tetes.

Cara kerja:

Kedalam sebuah tabung reaksi dimasukkan 1 mL larutan K2Cr2O4, perhatikan warna


larutan.

Kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan H2SO4, sehingga terjadi perubahan warna
larutan.

Selanjutnya kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan beberapa tetes larutan KOH
sambil dikocok-kocok, sehingga warna larutan kembali menjadi warna larutan asalnya.

2. Perubahan CuSO4 menjadi Cu(OH)2 dan kembali menjadi CuSO4.


Bahan-bahan yang digunakan:

Larutan CuSO4 0,1 M.

Larutan NaOH 0,1 M.

Larutan H2SO4 0,1 M.

Alat-alat yang digunakan:

Tabung reaksi

Gelas ukur.

Pipet tetes.

Cara kerja:

Diisi sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan CuSO4.

Kemudian ditambahkan 2 mL larutan NaOH, amati perubahan yang terjadi.

Selanjutnya dituangkan kedalam tabung reaksi tersebut 1 mL larutan H2SO4, amati


perubahan yang terjadi.

PERCOBAAN IV
REAKSI SENYAWA ORGANIK
Tujuan Percobaan
Mengenal sifat fisik dan kimia beberapa senyawa organik, dan meninjau reaksi adisi, reaksi
esterifikasi, dan reaksi redoks.
Teori
Sifat fisik dari suatu senyawa organik dapat diamati melalui bau, warna , gas yang terbentuk,
suhu dan terjadinya endapan. Sedangkan sifat kimia dapat dianalisis melalui suatu reaksi kimia
antara lain reaksi iodoform, adisi, esterifikasi dan reaksi oksidasi=reduksi.
Senyawa-senyawa organik dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsinya. Contohnya adalah:
Alkohol dapat dibedakan menjadi tiga golongan karena berbedaan letak gugus fungsinya, yaitu
alkohol primer, sekunder dan tersier. Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan
menggunakan suatu oksidator menjadi aldehid dan keton.
Senyawa ester dapat dibuat dengan mereaksikan suatu asam karboksilat dan alkohol. Ester
biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang khas, seperti bau bunga dan buah-buahan.

1. Reaksi Iodoform
bahan-bahan yang digunakan :

alkohol 50 %

larutan Iodium (I2)0,2 M

larutan NaOH 1 M

Alat- lat yang digunakan :

tabung reaksi

gelas ukur

pipet tetes

lampu spritus

kaki tiga dan kawat kasa

beaker gelas

Cara kerja :

Diisi tabung reaksi dengan 2 ml I2 dan 2 ml alkohol.

Kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 M sampai larutan berwarna
kuning pucat

Tutup tabung reaksi dengan gabus dan letakkan kedalam beaker gelas yang berisi air
panas selama beberapa menit

Dinginkan dan amati perubahan yang terjadi. Cium bau larutan

2. Reaksi Adisi
Bahan-bahan yang digunakan ;

Aseton

NaHSO3 40%

Alkohol

Alat-alat yang digunakan :

Tabung reaksi

Gelas ukur

Pipet tetes

Cara kerja

Kedalam sebuah tabung reaksi masukkan 1 ml aseton dan 3 ml larutan NaHSO3

Kemudian tambahkan 2 tetes alkohol dan goyang tabung reaksi, amati perubahan yang
terjadi

Jika terbentuk senyawa padat encerkan dengan aquades 3 ml, amati perubahannya.

3. Reaksi Esterifikasi
Bahan-bahan yang digunakan :

Alkohol 50 %

Larutan CH3COOH 6M

H2SO4 pekat

Alat-alat yang digunakan :

Tabung reaksi

Pipet tetes

Gelas ukur

Beaker gelas

Lampu spritus, kawat kasa dan kaki tiga

Cara kerja :

Diisi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml alkohol

Kemudian ditambahkan dengan 1 ml larutan asam asetat, dan 5 tetes H2SO4 pekat

Panaskan tabung reaksi ini pada penangas air selama beberapa menit

Tuang larutan ini kedalam tabung reaksi yang sudah berisi 1 ml air, dan cium bau larutan
tersebut.

PERCOBAAN V
UNSUR-UNSUR GOLONGAN II-B
Tujuan Percobaan
Mengenal beberapa reaksi terhadap seng (Zn) dan raksa (Hg).
Teori
Unsur-unsur yang termasuk golongan II-B adalah logam-logam Zn, Cd, Hg. Seng adalah
logam berwarna putih kebiruan. Logamnya yang murni melarut sangat lambat dalam larutan
asam dan dalam larutan alkali.
Raksa adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada suhu kamar. Raksa tidak
bereaksi dengan asam klorida atau asam sulfat encer, tapi mudah bereaksi dengan asam nitrat.
Analisis kaulitatif dalam satu golongan dapat dilakukan dengan penambahan senyawa kimia
tertentu dimana masing-masing unsur diatas akan mnenghasilkan senyawa baru dengan warna
spesifik.

1. Reaksi Pengenalan Senyawa Seng ( Zn ).


Bahan-bahan yang digunakan:

Larutan ZnSO4 0,1 M.

Larutan (NH4)2S 0,5 M.

Larutan NaOH 1 M.

Larutan NH4OH 1 M.

Alat-alat yang digunakan:

Tabung reaksi.

Gelas ukur.

Pipet tetes.

Cara kerja:

Diambil 2 tabung reaksi (A dan B) masing-masing diisi dengan 1 mL larutan ZnSO4.

Kemudian pada tabung reaksi A ditambahkan 1 mL larutan (NH4)2S, dan amati


perubahan yang terjadi.

Pada tabung reaksi B ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH, amati perubahan yang
terjadi. Kemudian sambil dikocok, ditambahkan lagi beberapa tetes larutan NaOH
sehingga larutan kembali menjadi bening. Catat berapa tetes larutan NaOH yang terpakai.

3. Reaksi Pengenalan Senyawa Raksa (Hg).


Bahan-bahan yang digunakan:

Larutan HgCl2 0,1 M.

Larutan NaOH 1 M.

Larutan SnCl2 0,2 M.

KI 0,1 M.

Alat-alat yang digunakan:

Tabung reaksi

Gelas ukur.

Pipet tetes.

Cara kerja:

Diambil 3 buah tabung reaksi (A, B dan C) masing-masing diisi dengan 2 mL larutan
HgCl2.

Ke dalam tabung reaksi A ditambahkan 1 mL larutan NaOH, amati perubahan yang


terjadi.

Ke dalam tabung reaksi B ditambahakan 1 mL larutan SnCl2 dan amati perubahan yang
terjadi.

Ke dalam tabung reaksi C ditambahkan 1 mL larutan KI, kemudian amati perubahan


yang terjadi. Selanjutnya sambil dikocok, tambahkan lagi 2 mL larutan KI. Amati
perubahan yang terjadi.

PERCOBAAN VI
SISTEM KOLOID
Tujuan Percobaan
Untuk memperlihatkan beberapa cara pembuatan koloid dan mengenal beberapa sifatsifatnya.
Teori
Sisitim koloid adalah suatu senyawa kimia yang tedisperst dalam suatu pelarut dimana
ukuran partikelnya lebih besar dari ukuran partikel larutan dan lebih kecil dari ukran partikel
suspensi dimana ukuran partikelnya adalah antara 1 m-100 m. Contoh sistem koloid adalah
larutan kanji yang sangat encer.
1.

Pembuatan Koloid Dengan Sistem Emulsi.


Bahan-bahan yang digunakan.

Minyak tanah.

Deterjen.

Alat-alat yang digunakan:

Tabung reaksi.

Rak tabung.

Pipet tetes.

Gelas ukur.

Spatula.

Batang pengaduk

StopWatch

Cara kerja:

Masukkan kedalam sebuah tabung reaksi 5 mL larutan minyak tanah dan 10 mL air, lalu
dikocok.

Catat waktu yang diperlukan untuk pemisahan larutan tersebut.

Kedalam tabung reaksi tersebut, ditambahkan sedikit bubuk deterjen.

Kocok larutan tersebut. Kemudian catat waktu yang diperlukan untuk pemisahan larutan
tersebut.

Bandingkan waktu yang diperkirakan untuk pemisahan dengan hasil pemisahan tanpa
ditambahkan deterjen.

2. Pembuatan Koloid Dengan Cara Hidrolisa.


Bahan-bahan yang digunakan:

Larutan FeCl3 1 M.

Alat-alat yang digunakan:

Beaker gelas.

Gelas ukur.

Pipet tetes.

Kaki tiga dan kawat asbes.

Lampu spritus.

Cara kerja:

Diisi sebuah beaker gelas dengan 50 mL air suling yang mendidih.

Kemudian ditambahkan kedalamnya 5 mL FeCl3, dinginkan larutan dan amati koloid


yang terbentuk.

Pembuatan Gel
Bahan-bahan yang digunakan:

Alkohol

Larutan jenuh Ca(CH3COO)2

Alat-alat yang digunakan:

Beaker gelas

Gelas ukur

Pipet tetes.

Cara kerja:

Sediakan dua buah beaker gelas ( A dan B).

Ke dalam beaker gelas A diisi dengan 5 ml alkohol.

Ke dalam beaker gelas B diisi dengan 1 ml larutan (CH3COO)2Ca

Kemudian dituangkan larutan pada beaker gelas A ke dalam beaker gelas B

Tuang kembali Campuran larutan tersebut ke beaker gelas A.

Teruskan sampai terjadi perubahan.


4. Efek Tyndall
Bahan-bahan yang dipakai :

Larutan K2Cr2O7 0,1 M

Larutan koloid Fe(OH)3 0,1 M

Alat-alat yang digunakan :

tabung reaksi

rak tabung reaksi

lampu senter

karton yang berlubang

gelas ukur

pipet tetes

Cara Kerja

Isi Tabung reaksi A dengan 5 ml larutan K2Cr2O7

isi tabung reaksi B dengan 5 ml larutan koloid Fe(OH)3

kemudian sorotkan cahaya sumber kepada tabung reaksi A

amati larutan yang terkena cahaya tersebut

lakukan hal yang sama untuk tabung reaksi B

PERCOBAAN VII
KESETIMBANGAN KIMIA
Tujuan Percobaan
Mempelajari pengaruh penambahan zat pada suatu reaksi kesetimbangan
Teori
Jika pada suatu reaksi yang berlangsung dalam dua arah, bila kecepatan reaksinya dalam dua
arah sama besarnya maka tercapailah suatu keadaan kesetimbangan. Penambahan zat-zat tertentu
dapat menggeser letaknya kesetimbangan.
A

Kecepatan suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh suhu, penambahan ion senama dan tekanan
konstan, dimana kecepatan suatu reaksi kimia pada suhu konstan adalah sebanding dengan hasil
kali konsentrasi zat-zat yang bereaksi.

Ksp AxBy = [Ay+]x [Bx-]y


1. Pengaruh Penambahan Ion Asetat Pada Reaksi Kesetimbangan Asam Asetat
Bahan-bahan yang digunakan :

Larutan CH3COOH 0.1 M

Larutan CH3COONa 1 M

Metil Orange

Alat-alat yang digunakan :

Tabung Reaksi

Gelas ukur

Pipet tetes

Cara Kerja
Isi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan CH3COOH
Kemudian ditambahkan 1 tetes larutan metil orange, catat warna larutannya.
Ditambahkan tetes demi tetes larutan CH 3COONa sambil dikocok sampai warna larutan
berubah.

2. Pengaruh Penambahan Ion NH4+ Pada Reaksi Kesetimbangan NH4OH


Bahan-bahan yang digunakan :

Larutan NH4OH 0,1 M

Larutan NH4Cl 1 M

Indikator PP

Alat-alat yang digunakan :

Tabung Reaksi

Gelas ukur

Pipet tetes

Cara Kerja

Ke dalam sebuah tabung reaksi dimasukkan 1 ml larutan NH4OH

Kemudian ke dalam tabung tersebut ditambahkan 1 tetes indikator PP, catat warna
larutan.

Kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan NH4Cl sambil dikocok sampai warna
larutan berubah warna. Catatlah warna larutannya.

3. Menggeser Letaknya Kesetimbangan Ferritiosianat


Bahan-bahan yang digunakan :

Laruatan FeCl3 0,1 M

Larutan KCNS 0,1 M

Larutan KCl 0,1 M

Alat-alat uang digunakan :

Tabung Reaksi

Gelas Ukur

Pipet Tetes

Beaker gelas

Cara Kerja :

Diisi sebuah tabung reaksi dengan 2 ml larutan FeCl3

Kemudian ditambahkan 2 ml larutan KCNS, perhatikan warna larutan

Pindahkan campuran ini kedalam beaker gelas dan encerkan dengan aquades, sehingga
warna larutan berubah menjadi merah muda.

Sediakan 4 tabung reaksi (A, B, C, dan D), masing-masing tabung diisi dengan 1 ml
larutan tersebut.

Ke dalam tabung reaksi A ditambahkan 1 ml larutan FeCl3

Ke dalam tabung reaksi B ditambahkan 1 ml larutan KCNS

Ke dalam tabung reaksi C ditambahkan 1 ml larutan KCl

bandingkan warna larutan-larutan di atas dengan warna larutan yang terdapat dalam
tabung reaksi D.

PERCOBAAN VIII
KINETIKA KIMIA

Tujuan Percobaan
Mengamati pengaruh suhu dan katalis pada laju reaksi.
Teori
Pengukuran laju reaksi merupakan bidang kimia yang menakjubkan. Laju reaksi kimia
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor: konsentrasi pereaksi, suhu dan katalis. Pengukuran laju
biasanya dilakukan di bawah kondisi percobaan yang tetap, dengan satu faktor tetap sedangkan
faktor lain diragamkan. Bila pengaruh faktor ini terhadap laju telah ditentukan, faktor ini dibuat
tetap dan faktor lain diragamkan.
1. Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

Pada percobaan ini dilakukan reaksi antara asam oksalat dengan KMnO4 dalam suasana
asam.
Bahan-bahan yang digunakan :

Larutan H2C2O4 0,1 N

Larutan H2SO4 6 N

Larutan KMnO4 0,1 N


Alat-alat yang digunakan :

Tabung reaksi

Gelas ukur

Pipet tetes

Gelas piala

Termometer
Cara Kerja :

diambil 6 buah tabung reaksi, diisi masing-masing dengan 8 mL asam oksalat 0,1 N dan 2
mL H2SO4 6 N.

Disiapkan 3 gelas piala, isi separuhnya dengan air, gelas piala pertama didihkan, gelas
piala kedua panaskan hingga 50oC, sedangkan gelas piala ketiga tidak dipanaskan.

Dimasukkan 2 tabung reaksi ke dalam setiap gelas piala.

Setelah 10 menit, ke dalam setiap tabung raeksi ditambahkan 3 tetes KMnO 4 0,1 N.
perhatikan perubahan warna dan catat waktu dari reaksi dalam setiap tabung.

2. Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi


Bahan-bahan yang digunakan :

Larutan H2C2O4 0,1 N

Larutan H2SO4 1 N

Larutan KMnO4 0,1 N


Alat-alat yang digunakan :

Tabung reaksi

Gelas ukur

Pipet tetes
Cara kerja :

Diambil 6 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 6 mL larutan asam oksalat.

Tabung 1 dan 2 masing-masing ditambah 2 mL H2SO4 1 M.

Tabung 3 dan 4 masing-masing ditambah 1 mL H2SO4 1 M.

Tabung 5 dan 6 masing-masing ditambah 4 mL air.

Ke dalam setiap tabung ditambahkan 3 tetes KMnO4. Perhatikanlah perubahan warna dan
catat waktu reaksinya.

PERCOBAAN IX
ELEKTROLIT
Tujuan Percobaan
Membedakan laritan elektrolit dan non elektrolit.
Teori
Zat yang dalam pelarut air dapat menghantar arus listrik disebut
elektrolit. Ada pula zat yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut
non elektrolit. Percobaan ini bertujuan untuk membedakan larutan-laruatan
elektrolit dan non elektrolit. Untuk memperlihat perbedaan ini dipakai bola
lampu yang akan menyala bila arus listrik dialirkan kedalam larutan
elektrolit. Adakalanya larutan elektrolit yang diperiksa tidak cukup kuat

untuk menyalakan lampu, tetapi disekitar anoda dan katoda dapat dilihat
terjadinya suatu reaksi kimia. Hal ini dapat juga dipakai untuk menentukan
suatu elektrolit. Bola lampu tidak akan menyala jika dialirkan ke larutan non
elektrolit.
Alat-alat yang digunakan :

Tabung plastic yang berdiameter 4 cm

Elektroda karbon

Kabel

Tempat baterai

Bola lampu 6 volt

Batu baterai 1,5 volt


Bahan-bahan yang digunakan :

Aquades

Larutan HCl 1M

Larutan CH3COOH 1M

Larutan H2SO4 1M

Larutan NaOH 1M

Larutan NaCl 1M

Larutan gula 10%

Larutan alkohol 10%


Gambar 1
Rangkaian Peralatan Elektrolit

elektroda

bola lampu

sumber arus

larutan elektrolit atau non-elektrolit

Cara kerja :
Siapkan alat-alat yang dipakai dan susun seperti gambar. Sebagai
tempat larutan yang akan diperiksa dipakai tabung plastik dengan diameter
4 cm. Pinggir tutup tabung ini dibuat 2 lubang untuk meletakkan elektroda
karbon. Sebagai elektroda karbon dapat dipakai sumbu bekas batu baterai.
Ambil 2 buah kabel yang masing-masing panjangnya 25 cm. Sambung kedua
kabel ini dengan baterai. Ujung kabel pertama diberi jepit buaya, dan ujung
kabel ke dua diberi bola lampu 6 volt. Isi tabung plastik dengan akuades.
Pada kedua lubang tutup tabung plastik masukkan elektroda-elektroda
karbon dan letakkan tutup tabung ini di atas tabung plastik. Jepitkan kabel
pertama pada salah satu elektroda dan pada elektrodanya kedua letakkan
bola lampu. Amati apa yang terjadi. Ulangi percobaan di atas dengan
larutan-larutan :

HCl 1 M

CH3COOH

H2SO4 1M

NH4OH 1M

NaOH 1M

NaCl 1M

Larutan gula 10%

Larutan alkohol 10%

PERCOBAAN X
ELEKTROLISA

Tujuan Percobaan
Memperlihatkan beberapa reaksi elektrolisa.
Teori
Elektrolisa adalah peristiwa peruraian suatu zat dengan bantuan arus listrik.
Yang dapat dielektrolisa adalah larutan elektrolit.
Alat-alat yang digunakan :

Pipa U

Elektroda karbon

Elektroda tembaga

Batu baterai

Kabel-kabel

Standard

Klem

Gelas ukur

Pipet tetes

Bahan-bahan yang digunakan :

Larutan NaCl 0,5M

Larutan CuSO4 0,5M

Larutan KI 0,5M

Larutan amilum (kanji)

Kertas lakmus merah dan biru

Phenolphtalein (pp)

1. Elektrolisa Larutan NaCl 0,1M


Cara kerja :
Pasang alat seperti gambar. Isi pipa U dengan 25 ml larutan NaCl 0,1M.
Masukkan elektroda-elektroda karbon ke dalam pipa U ini. Sambungkan
kedua kutub elektroda ini dengan baterai dan tentukan anoda dan

katodanya. Biarkan selama 5 menit. Setelah itu keluarkan kedua elektroda .


kedalam larutan pada kedua kaki pipa U masukkan masing-masing sepotong
kertas lakmus merah dan biru. Catat perubahan warna kertas lakmus.
Setelah itu masukkan pula masing-masing 5 tetes larutan pp dan amati
perubahan yang terjadi.
2. Elektrolisa larutan CuSO4 0,5M
Cara kerja :
Isi puipa U dengan 25 ml larutan CuSO4 dan masukkan elektrodaelektroda karbon. Sambungkan kedua kutub elektroda dengan batu baterai
dan tentukan anoda dan katodanya. Biarkan selama 5 menit. Keluarkan
kedua elektroda dan amati keadaan kedua elektroda tersebut.
Rangkaian peralatan elektrolisa

Anda mungkin juga menyukai